Di nikahi karena hamil anak sang majikan tidak menjamin membuat hidup Kanaya Bahagia. Ia justru semakin menderita dari sebelumnya.
Belum seberapa lama ia menikah, Kanaya harus kembali menelan pil pahit ketika suaminya dengan tega menikah lagi dengan wanita yang di cintainya.
Sakit, lahir dan batin Kanaya rasakan saat Aditya sang suami lebih mengutamakan istri mudanya di bandingkan dirinya.
Terlebih, sebuah fitnah yang datang dari ibu mertua dan madunya membuat Kanaya di usir dalam keadaan hamil muda.
Terpaksa Kanaya Harus merawat anaknya seorang diri dengan penuh ketulusan. Hingga beberapa tahun setelahnya Kanaya bertemu dengan seorang pria Duda beranak dua yang mampu menerima dirinya apa adanya.
Akankah Kanaya bahagia dengan Pria tersebut? Atau Justru sebaliknya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon El Viena2106, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sakit Kembali
Senyum Kanaya tidak luntur sama sekali ketika melihat pergerakan calon bayinya yang berada di layar USG. Wanita itu tersenyum ke arah Bu Ningsih dan Pak Yanto yang sejak tadi menemani Wanita muda sembilan belas tahun itu.
"Lihat, bayinya aktif sekali.. "Ucap Dokter berhijab itu sembari tersenyum manis.
"Kalo boleh tau, Jenis kelaminnya apa ya, dok.."Tanya Pak Yanto, Dokter kembali tersenyum.
"Sudah sedikit kelihatan Pak.. Tapi belum terlalu jelas.. jika dalam prediksi saya sepertinya laki-laki...Tapi itu hanya prediksi saya ya..."Ucap Dokter itu dengan ramah.
"Wah sudah tidak sabar ini.." Ucap pak Yanto.
"Bulan depan Insya Allah sudah terlihat..
"Oh.. begitu...
Setelah sesi USG selesai kini, Kanaya turun dari brankar tersebut dan kembali duduk di kursi yang sudah di sediakan. Sementara Pak Yanto segera keluar dari ruangan tersebut dan menunggu di luar sana.
Dokter pun kembali duduk sembari memberikan catatan dan foto USG tadi.
"Ini resep obatnya ya bu, tolong di tebus setelah ini.. Untuk kandungan Ibu Kanaya saat ini Alhamdulillah sehat, Dan bayi di dalamnya juga sangat aktif. padahal batu empat bulan lo...
"Terimakasih ya dok.. Saya berterima kasih sekali.. "Ucap Kanaya tersenyum senang.
"Banyak-banyak minum air ya bunda.. Makan sayur, Nyemil biskuit atau Eskrim.. serta makanan yang bergizi lainnya. Dan Sering-sering bergerak asal harus di batasi ya bun...
"Baiklah dok.. kalau begitu kami permisi.. "Ucap Bu Ningsih kepada dokter berhijab tersebut.
Kanaya dan bu Ningsih pun keluar dari ruangan tersebut dan menemui pak Yanto yag sedari tadi menunggu.
"Pak.. ayo..
"Eh, udah selesai bu..
"Sudah, yuk kita pulang..
"Yuk..
"Nak, ayo pulang.. ini hampir mal..."Ucapan bu Ningsih terhenti ketika pandangan Kanaya tertuju pada beberapa wanita hamil yang mengantri. Rata-rata semua di temani suami, Kanaya menarik nafas panjang. Mungkin kah hanya dirinya saja yang hamil tanpa seorang suami. Sangat menyedihkan.
"Nduk.. ayo kita pulang.. sudah gak perlu di pikirin.. "Kanaya akhirnya mengangguk. Lagi-lagi ia hanya bisa menarik nafas. Kanaya hanya bisa tersenyum saja walau sebenarnya sakit rasanya.
Bu Ningsih pun berjalan dan menyuruh Kanaya duduk di salah satu kursi disana. Sementara, Pak Yanto sedang mengantri untuk menebus obat vitamin untuk Kanaya.
"Kamu tidak usah berkecil hati. Ibu yakin pria yang telah meninggalkan mu dan menyianyiakan mu pasti akan dapat karmanya.. ibu yakin itu.."Kanaya mengangguk tersenyum, Sungguh ia sangat beruntung.
"Wah.. itu Model terkenal itu kan.. Akhirnya mereka menikah juga..lihat!" Suara seseorang itu mengundang para manusia-manusia yang berada di rumah sakit tersebut melihat ke arah layar televisi yang berada disana. Tak terkecuali Kanaya dan Bu Ningsih kedua wanita beda generasi itu ikut melihat ke arah layar tersebut.
Kanaya berdiri, Wanita hamil tersebut mendekat ke arah siaran langsung yang menampilkan acara pernikahan mewah yang di gelar besar-besaran di salah satu hotel bintang lima di ibu kota.
Sebuah pernikahan Seorang Ceo SN Entertaimen't bersama Sang kekasih yang berprofesi sebagai model terkenal di perusahaan itu siapa lagi jika bukan Aline Iskandar.
"Menjalin hubungan selama tiga tahun, Pengusaha Aditya Alvin Sanjaya dan Seorang model cantik Aline Iskandar Akhirnya keduanya telah melangsungkan pernikahan ...
Mata Kanaya berkaca-kaca. Baru saja ia akan melupakan semuanya dan kini hatinya kembali sakit melihat kenyataan bahwa Pria yang pernah menjadi Kak Didinya itu menikah dengan Wanita lain.
"Nduk.. kenapa?" Tanya Bu Ningsih, Wanita paruh baya tersebut melihat ada perubahan pada Wanita yang sudah ia anggap sebagai putrinya itu.
"Bu... I..itu.."Kanaya menunjuk ke arah layar tenang masih menayangkan acara tersebut. Bu Ningsih pun memandang acara tersebut secara seksama. Sepasang pengantin yang sepertinya tengah melakukan sesi pemotretan dengan begitu sangat romantis.
Kanaya menangis, Wanita hamil itu kembali duduk di kursi tunggu sembari menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya.
Awalnya bu Ningsih bingung. Tapi sedetik kemudian wanita paruh baya tersebut mulai menyadari siapa pria dan wanita yang berada di layar televisi itu.
.
.
.
Di dalam sepanjang perjalanan, Kanaya lebih banyak diam dari biasanya. ingatannya kembali pada sebuah siaran langsung yang menayangkan acara pernikahan antara Aditya dan Aline.
Kanaya tidak menyangka, seorang pemuda yang dulu, pernah ayahnya tolong, seorang pemuda yang pernah mengatakan akan menjemputnya nanti, ternyata semua hanya omong kosong saja.
Andai Kanaya tau jika Aditya adalah kak Didinya. Mungkin ia sudah memberi tahu siapa dirinya sebenarnya saat pertama kali ia datang ke rumah itu. Namun apalah daya, kondisi Kanaya yang pernah mengalami kebutaan membuat ia tidak tau seperti apa wajah kak didinya. Tapi Aditya tidak buta kan? Kenapa Aditya tidak dapat mengenali dirinya? Entah emang lupa atau sengaja di lupakan Kanaya tidak tau.
"Kita sudah nyampek, Ayo turun.."Ucapan pak Yanto membuyarkan lamunan Kanaya, Wanita hamil itu turun tanpa mengatakan apapun. Dengan berjalan sedikit cepat,Kanaya segera masuk ke dalam kamarnya. Wanita itu menangis lagi. Kenapa pria itu sangat tega terhadap dirinya? Ia hidup hamil tanpa seorang suami, sementara Didinya Sedang enak-enakan merayakan pesta besar-besaran sungguh tidak adil..
Bu Ningsih dan pak Yanto masuk, Wanita paruh baya itu ikut duduk di sisi tempat tidur dan membelai rambut kanaya yang kini menangis dalam posisi miring.
"Jadi Pengusaha muda tadi yang tv itu adalah Ayah dari bayi ini?"Kanaya mengangguk, Kanaya sesegukan disana sehingga tak mampu menjawab pertanyaan sang ibu.
"Dan wanita itu adalah wanita yang telah menfitnahmu..."Kanaya mengangguk lagi. Bu Ningsih memandang pak Yanto, sepasang suami dan istri itu terlihat terkejut, Kanaya tidak pernah bercerita siapa pria itu dan sekarang mereka tau jika pria yang pernah menjadi suami Kanaya tersebut bukanlah orang sembarangan.
"Udah gak usah bersedih... Kamu harus melupakan pria itu. Ibu yakin suatu saat kamu akan mendapatkan pria yang lebih baik dari dia.. seorang Pria yang akan bisa menerima kamu apa adanya. Ibu yakin itu...."Kanaya bangkit, Wanita itu duduk sembari menghapus air matanya yang msih menetes dari pelupuk matanya.
"Kanaya cuma gak nyangka aja bu.. Kanaya disini sendiri, dalam keadaan hamil pula, tapi dia justru tanpa rasa bersalah berhura-hura disana bu..."Bu Ningsih memeluk kanaya dengan eratnya. Ia tau kanaya pasti terluka dan sangar sakit hati atas semua itu.
"Dah kamu istirahat. ya.. Gak usah di pikirin. Kasihan anak kamu, pasti ikut sedih juga..
"Bener apa yang di bilang sama ibu Nduk... Biarin dia bersenang-senang disana. Bapak yakin pria seperti itu akan segera mendapat balasan nya bukan hanya pria nya saja tapi wanitanya juga... Ingat Nduk, Allah akan mengabulkan doa orang yang terdzolimi.."Kanaya tersenyum di sela-sela tangisnya. setelah memeluk Bu Ningsih kini kanaya beralih memeluk Pak Yanto, Kanaya memejamkan mata berada di pelukan pria itu seakan-akan ia tengah memeluk ayahnya sekarang.
"Yang sabar ya, Sayang Bunda janji akan menjaga kamu sepenuh hati ..." Kanaya tersenyum ketika bayi itu menendang seakan ikut mengerti apa yang ibunya rasakan.
.
.
.
TBC