Dita terpaksa menikah dengan pria CEO lumpuh dan dikenal impoten, menggantikan kakak nya Dora yang kabur bersama dengan Ricardo, pacarnya.
Dita tidak menyangka kalau suaminya adalah pria tampan dan tidak impoten seperti kabar yang beredar.
Dora menyesal telah kabur bersama dengan kekasih nya setelah mengetahui kalau calon suaminya yang kini menjadi suaminya Dita adalah pria sempurna sesuai kriteria nya.
Ikuti cerita lengkapnya di Novel
WANITA PENGGANTI CEO
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Naim Nurbanah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 13
Makan pagi tiba. Sudah duduk di ruang makan tuan besar Licardo bersama istrinya nyonya Anyelir. Sedangkan Ricardo belum turun dan keluar dari kamarnya.
"Pelayan, tolong panggilkan tuan muda Ricardo. Katakan kalau papa dan mama nya sudah menunggu nya di ruang makan!" perintah tuan Licardo. Salah satu pelayan laki-laki itu menunduk hormat dan berkata.
"Siap, tuan besar!" sahut pelayan laki-laki itu yang usianya kira-kira berkepala empat.
Kini tuan besar Licardo dan Nyonya Anyelir saling pandang. Tatapan mereka menyiratkan kekhawatiran pada putra tunggal nya yang semakin hari selalu saja membuat ulah.
"Kamu tahu, Anyelir? Ricardo telah bikin ulah. Dia sudah berani melarikan seorang wanita yang sebenarnya adalah calon istri dari pengusaha muda ternama yang merupakan salah satu rekan bisnis aku. Video dan foto-foto Ricardo bersama wanita itu pun sudah tersebar di media sosial. Di sana tertulis dengan jelas, putra tunggal tuan Licardo dengan istrinya nyonya Anyelir telah melarikan calon pengantin wanita dari pernikahan tuan Emon Alexandria. Bahkan selama ini Ricardo telah menyembunyikan wanita itu di luar negeri. Berapa banyak uang yang telah Ricardo habiskan demi wanita yang tidak jelas itu?" ucap tuan Licardo. Nyonya Anyelir menyimak semua yang dikatakan oleh suaminya.
"Kalau aku tidak menghentikan dana ke rekening Ricardo, mungkin saja mereka tidak kembali ke tanah air. Benar-benar putra kita ini belum bisa diandalkan," ucap Licardo.
"Sabar, suamiku! Suatu hari nanti Ricardo pasti akan berubah. Bukankah buah jatuh tidak jauh dari pohon nya? Demikian juga halnya dengan kamu dulu, suamiku! Kamu bisa menjadi laki-laki yang tekun, ulet, pekerja keras hingga semua bisnis yang kamu tangani sukses dan berhasil berkembang," sahut nyonya Anyelir.
"Mudah-mudahan Ricardo secepatnya bisa berubah. Aku menunggu saat-saat itu, di mana Ricardo bisa diandalkan dan bisa menggantikan aku memimpin perusahaan," kata Licardo.
"Benar, suamiku! Kita berdoa saja Ricardo secepatnya bisa memiliki tanggung jawab sebuah putra mahkota di keluarga besar kita yang akan menggantikan kedudukan sebagai pimpinan perusahaan," ucap nyonya Anyelir.
*****
Sementara di dalam kamar Ricardo dengan Dora masih tertidur pulas di balik satu selimut tebal di kamar itu. Kedua nya seperti sangat kelelahan setelah melakukan kegiatan Intens penghantar tidur. Namun tiba-tiba saja suara ketukan pintu kamar itu mengagetkan kedua nya. Dengan mengerjap mata, kedua nya duduk.
"Tuan muda! Tuan muda!" suara pelayan laki-laki bersuara sedikit keras seraya mengetuk pintu kamar beberapa kali.
"Ricardo sayang! Buka dulu pintu nya. Siapa tahu penting," kata Dora.
"Paling juga menyuruh makan pagi bersama dengan papa mama," ucap Ricardo malas. Ricardo akhirnya turun dari tempat tidur nya dan berjalan menuju pintu kamarnya. Pintu itu terbuka dan pelayan laki-laki menundukkan kepala dengan hormat.
"Ada apa?" tanya Ricardo dengan ketus.
"Tuan besar sudah menunggu tuan muda di ruang makan! Nyonya Anyelir pun sudah menunggu anda tuan muda," ucap pelayan itu.
"Hem, sebentar lagi aku akan turun," kata Ricardo lalu tanpa basa-basi pintu kamar nya ia tutup dengan keras.
Dora memeluk pinggang Ricardo dari belakang. Dengan mesra mencium punggung Ricardo yang masih bertelanjang dada.
"Sayang! Jangan marah dong sayang! Lebih baik kita segera turun ke bawah dan sarapan pagi bersama dengan papa mama kamu, sayang! Bukannya kamu ingin mengenalkan aku dengan papa mama kamu, Ricardo?" ucap Dora sambil mencium punggung Ricardo.
"Sebenarnya aku masih malas dengan papa. Pasti papa kembali menyuruh ku untuk bekerja di perusahaan nya. Sedangkan aku masih malas sekali. Aku maunya bersenang-senang dulu," keluh Ricardo.
"Bekerja di perusahaan? Kenapa tidak Ricardo? Aku bisa membantu kamu dan bekerja di perusahaan keluarga kamu. Bagaimana?" sahut Dora.
"Tidak, tidak Dora! Aku masih belum mau pusing dengan urusan bisnis," kata Ricardo.
"Sayang! Jangan begitu dong! Bukankah kamu ingin membahagiakan aku dan menikahi aku? Kamu harus bekerja, sayang! Masak. selama nya kamu seperti ini terus, minta duit dengan orang tua kamu," ucap Dora. Kini keduanya saling berhadap-hadapan dan kedua netra mereka saling bertemu.
"Bekerja? Dengan kamu?" ucap Ricardo.
"Iya, sayang! Dengan aku. Aku bisa kok menjadi sekretaris kamu. Ini sudah menjadi bidang aku, sayang! Bagaimana?" rengek Dora.
"Hem, baiklah! Aku akan bicarakan ini pada papa. Aku mau bekerja dan mulai terjun di perusahaan keluarga asal kamu juga bisa bekerja di sana mendampingi aku," kata Ricardo. Dora tersenyum lebar mendengar nya.
"Nah, ayo lebih baik kita segera turun ke bawah. Papa mama kamu pasti sudah lama menunggu kamu, sayang!" ajak Dora.
"Sebentar, aku cuci muka dan pakai baju dulu," kata Ricardo. Dora mengikuti Ricardo yang masuk ke kamar mandi untuk mencuci muka dan menggosok gigi.
*****
Ricardo dan Dora menuruni anak tangga dan melangkah menuju ke ruang makan. Tuan besar Licardo dan nyonya Anyelir menatap Ricardo yang berjalan ke arahnya dengan menggandeng seorang wanita. Siapa lagi kalau bukan Dora. Nyonya Anyelir dan tuan besar Licardo saling berpandangan. Keduanya akhirnya sama-sama menarik nafasnya dalam-dalam dan membuangnya dengan kasar.
"Halo papa mama!" sapa Ricardo seraya duduk di kursi itu. Dora sok ramah menyalami mama papa Ricardo.
"Dia Dora, Kekasihku ma pa!" ucap Ricardo. Dora duduk di sebelah Ricardo setelah bersalaman dengan nyonya Anyelir dan tuan besar Licardo.
"Kalian makanlah dulu! Papa mama menunggu kalian di ruang tengah! Ayo istriku!" kata tuan besar Licardo seraya merangkul pundak istrinya dan mengajaknya ke ruangan tengah.
Dora menatap Ricardo dan berbisik.
"Apakah papa mama kamu tidak menyukai aku, sayang?" tanya Dora.
"Itu tidak mungkin sayang! Itu lah akting mereka sebelum menyuruh ku bekerja dan mengurus perusahaan. Percaya deh dengan aku. Ayo lebih baik kita sarapan pagi. Kamu mau makan apa sayang?" ucap Ricardo. Dora melihat beberapa makanan sudah tersaji di meja makan.
"Nasi goreng saja, sayang! Sepertinya kegiatan Kita semalam sudah sangat menguras energi kita," ucap Dora. Ricardo terkekeh mendengar nya.
"Baiklah! Nasi goreng dengan ampela hati dan daging kambing. Ini akan membangkitkan libido kamu nanti sayang," ucap Ricardo seraya memainkan bola matanya.
"Hehehe demi kamu akan akan lebih sering memakan makanan yang diteliti banyak mengandung kandungan afrodisiak. Itu akan menambah dan membangkitkan gairah dan libido kita," kata Dora.
"Hahaha, aku suka kamu yang penuh energi dan vitalitas sayang! Selalu sehat dan tidak lemes. Apalagi kamu agresif," ujar Ricardo.
Ricardo dan Dora kini menikmati sarapan paginya dengan penuh selera. Energi yang sudah terkuras harus mereka pulihkan kembali.
apakah bahagia melihat kehormatan wanita di permalukan kayak gitu dengan alasan dalam otakmu hanya karena dia wanita jahat