Reingkarnasi Gengster Di Tubuh Istri Gendut

HAPPY READING!!!

.

.

.

Tiga hari kemudian…

Sera duduk anggun di ruangan Aleric, kaki disilangkan rapi, jemarinya santai menggulir layar tablet yang menampilkan kabar pernikahan Kael dan Lyra yang kini tersebar di mana-mana.

“Lihat, ucapanku benar, bukan?” ujar Sera dengan nada bangga.

Saat dirinya dihujat habis-habisan oleh netizen akibat video yang disebarkan Kael, Sera justru melarang Aleric membuat klarifikasi apa pun. Ia bahkan meminta Aleric menahan seluruh video promosi yang telah direkam. Baginya, rencana yang ia siapkan jauh lebih menakjubkan dibanding sekadar klarifikasi atau promosi biasa.

“Sudah kubilang, biarkan mereka bersenang-senang dengan rencana busuk itu,” lanjut Sera tenang. “Biarkan mereka merasa puas, merasa menang. Dengan begitu, kota ini akan jauh lebih mudah untuk menyerang mereka.”

Ia kembali melirik layar di tangannya, senyum kecil terukir di bibirnya.

“Lagipula lihatlah, aku sangat baik, bukan? Dengan mood Kael yang sedang di puncak karena merasa menang dariku, dia justru merayakannya dengan pernikahan bersama Lyra.”

Aleric menyipitkan mata. “Kamu sudah memata-matai Lyra atau Kael terlebih dulu tanpa sepengetahuanku, kan?” tuduhnya.

“Bahkan tanpa memata-matai pun aku sudah tahu jalan pikir dua orang itu,” jawab Sera ringan. “Apa kamu lupa? Aku mantan istri Kael. Aku cukup lama hidup dan tinggal bersamanya.”

“Jadi sekarang kamu mengakuinya?” tanya Aleric tajam.

“Lantas kamu mau aku menepisnya?” Sera membalikkan pertanyaan.

Aleric mendecak pelan. “Ck… untuk apa? Bahkan sekarang, tanpa aku mau, aku sudah terlibat dalam permasalahanmu dan Kael. Kamu menjadikanku pion untuk membalaskan dendammu, bukan?”

Sera tidak mengelak sedikit pun. “Aku tidak ingin berbohong, jadi ya—memang itu tujuanku.”

Ia menegakkan punggungnya, tatapannya tegas.

“Aku adalah artismu sekarang. Jadi siapa pun yang menyakitiku atau mencoba menjatuhkan reputasiku, kamu harus terlibat. Mau bagaimanapun, kamu pasti akan terlibat, Aleric. Saingan agensimu adalah Kael. Kecuali kamu pindah pekerjaan ke perusahaan papamu, maka sainganmu akan berbeda.”

Sera tersenyum tipis, lalu melanjutkan, “Tapi meskipun begitu, kamu tetap akan terlibat denganku. Ayahmu adalah rekan bisnis ayahku. Kita memang sudah ditakdirkan menjadi sekutu.”

“Bukan takdir,” sangkal Aleric. “Kamu memang sengaja menyeretku.”

“Dan dengan sangat kebetulan, kamu juga musuh bebuyutan Kael,” sambung Sera santai. “Lagipula kamu aneh. Seharusnya kamu membenci Kael dan Lyra, dan senang mendapatkan sekutu pintar sepertiku untuk membalaskan sakit hatimu.”

Sera menoleh tajam ke arahnya. “Tapi kamu malah menghalangiku. Apa sebegitu besarnya cintamu pada perempuan itu?” tanyanya, benar-benar penasaran.

"Kok bisa dia sesabar itu?. Tidak mungkinkan, jika setan melewatkan hasutan kepadanya begitu saja?" batin Sera.

Aleric menghela napas panjang. “Huh… jangan mempertanyakan kebaikan hatiku. Saat ini kamu sudah mencoba menodai hati suciku ini.”

“Cih…” Sera mengejek. “Ayo cepat. Kita harus segera ke pernikahan Kael. Mungkin saat ini mereka sedang berjalan berdampingan di altar, mengucapkan janji suci.”

Nada suara Sera terdengar ringan, namun sorot matanya mengandung antisipasi ia jelas menantikan puncak pernikahan itu untuk mengacaukannya.

“Kamu hanya akan menjalankan rencana yang sudah kita atur, kan Sera ? Tidak ada hal lain lagi?” tanya Aleric waspada.

“Mungkin,” jawab Sera santai. “Tapi keadaan tidak pernah bisa kita duga, bukan?”

“SERA!” teriak Aleric kesal.

___

Begitu hendak turun dari mobil yang dikemudikan Rayhan, Sera dengan sengaja melontarkan pertanyaan, tepat sebelum rencana yang telah mereka susun dijalankan.

“Rayhan, kamu tidak lupa membawanya, kan?” tanya Sera santai.

Pertanyaan itu membuat Rayhan kebingungan. Aleric yang duduk di samping Sera pun langsung menoleh dengan sorot curiga.

“Kamu menyuruh Rayhan membawa apa lagi selain kamera, Sera?” tanya Aleric waspada.

Sera sama sekali tidak menghiraukan Aleric. Pandangannya tetap tertuju pada Rayhan.

“Kamu membawanya?” ulang Sera, nadanya menekan.

Rayhan menelan ludah. “I-iy… aku membawa kamera yang kamu minta, Nona.”

“Bukan itu,” potong Sera. “Tapi pisau lipat.”

Pelototan tajam langsung mengarah padanya.

“Mungkin saja setelah aku masuk, aku berubah pikiran,” lanjut Sera dengan senyum yang mengintimidasi. “Menjadikan Lyra janda juga terdengar menarik, bukan?”

“Rayhan, jangan dengarkan dia!” bentak Aleric sambil mendorong pintu mobil dan turun dengan cepat.

Rayhan ikut keluar dan segera membukakan pintu untuk Sera.

“Kenapa tidak?” sahut Sera ringan. “Itu juga akan menggemparkan media sosial.”

“Tidak dengan rencana gilamu itu, Sera!” tolak Aleric tegas.

Namun Sera justru menoleh ke arah Rayhan.

“Kamu bisa melakukannya untukku, kan, Rayhan?” ucapnya, nada suaranya seolah bercanda memang sengaja, hanya untuk mencairkan suasana agar mereka tidak terlalu tegang.

Rayhan menghela napas, lalu berkata pelan, “Nona, sepertinya kita tidak perlu melakukannya. Lagipula, Nona tidak akan puas jika hanya membunuhnya begitu saja. Bukankah menyiksanya pelan-pelan akan jauh lebih seru dan menantang nyali Nona?”

“Hahaha…” Sera tertawa puas. “Kamu memang lebih tahu apa yang kuinginkan dibandingkan dia.”

Dengan langkah berlenggok penuh percaya diri, Sera melewati keduanya menuju gedung tempat Kael dan Lyra melangsungkan pernikahan mereka.

Di pintu masuk pemeriksaan undangan, Sera langsung menunjukkan undangan yang ia miliki, begitu pula Aleric dan Rayhan. Tentu saja, itu bukan undangan dari Kael melainkan undangan yang mereka beli dari orang lain.

Begitu masuk, Sera segera melangkah anggun, matanya mencari MC pernikahan. Sepertinya sesi pengucapan janji suci telah selesai dan acara telah memasuki sesi ramah tamah.

Dengan tenang, Sera menghampiri MC dan meminta izin mengambil mikrofon. Setelah diizinkan, ia melangkah ke tengah aula. Aleric dan Rayhan sudah bersiap dengan kamera.

Dengan suara yang jernih dan penuh penghayatan, Sera menyanyikan lagu

Nothing’s Gonna Change My Love for You karya George Benson.

Begitu musik dan suara itu menggema, aula seketika sunyi. Para tamu terdiam, larut dalam suara merdu yang memenuhi ruangan. Namun saat mereka menyadari siapa penyanyinya, bisik-bisik langsung bermunculan.

Itu Sera artis pendatang baru dari agensi saingan Kael. Artis yang beberapa hari terakhir dihujat karena masa lalunya.

Namun suara Sera yang indah justru membangkitkan kekaguman. Berbanding terbalik dengan Kael dan Lyra yang menatapnya dengan wajah jengkel Sera berdiri manis di pesta pernikahan mereka, bernyanyi seolah memberi restu.

Saat lagu berakhir, tepuk tangan dan sorakan langsung menggema.

“Sera! Apa maksudmu menyanyikan lagu itu di pernikahanku?” bentak Lyra sambil berjalan ke tengah aula dengan gaun pengantinnya.

“Tentu saja untuk memberi selamat,” jawab Sera tenang. “Pada mantan suamiku yang baru satu bulan bercerai denganku, Lyra. Apa kamu tidak menyukainya? Padahal tamu undanganmu sangat menikmatinya.”

“Bagaimana bisa kamu datang ke pernikahanku dan Lyra?” sela Kael marah.

Aleric segera mendekat, berdiri di sisi Sera seperti tameng.

“Oh iya, aku lupa,” Sera tersenyum tipis. “Kamu memang tidak mengundangku.”

Ia maju selangkah. “Kael, aku tidak bermaksud apa-apa. Aku hanya ingin menyumbangkan suara emasku untuk menghibur tamu undanganmu.”

"Dan aku ingin melihat bagaiamana mantan suamiku akhirnya bisa bahagia dengan wanita yang di cintainya. " ucap Sera dengan mata berkaca - kaca,suaranya redup,sayup- sayup menahan tangisan.

Bisik-bisik kembali terdengar di antara para tamu.

“Sera, apa yang kamu mainkan?” bisik Kael tajam.

Sera tak menjawab. Ia justru mengulurkan tangannya.

“Selamat atas pernikahanmu, Kael,” ucapnya lantang.

“Bersama jalang murahan ini,” bisiknya pelan.

Plak!

Lyra refleks menampar Sera. Sera sengaja menjatuhkan diri dengan dramatis hingga terhempas ke lantai, meski tamparan itu sebenarnya tidak terlalu keras.

Para tamu langsung terkejut. Ponsel-ponsel terangkat, merekam setiap detik.

Air mata Sera langsung bercucuran. Ia memegangi pipinya yang memerah.

“Hiks… hiks…” Aleric segera membantunya.

“Lyra, aku hanya ingin memberi selamat padamu dan mantan suamiku,” ucap Sera tersedu. “Aku tidak mengacaukan acara kalian. Aku bahkan bernyanyi untuk pernikahan kalian. Hiks… kenapa kamu menamparku seperti ini?”

Bisik-bisik berubah menjadi komentar tajam. Tatapan sinis mulai mengarah pada Lyra.

“Aku akan pergi jika kamu tidak menyukai keberadaanku,” lanjut Sera lirih. “Maafkan aku… jika babu sepertiku berani-beraninya menginjakkan kaki di pernikahanmu.”

Kael dan Lyra tampak kebingungan hingga Sera berdiri dan menatap mereka dengan senyum sinis.

“Permainan kita imbang, Kael,” bisiknya. “Bersiaplah menerima hujatan.”

Kesadaran itu membuat wajah Kael memerah.

“Kurang ajar!” bentaknya sambil hendak memukul Sera.

Namun Aleric dengan cepat menghalanginya.

Namun bukannya menghindar dan tetap diam di belakang Aleric Sera justru maju dan menarik lengan Kael dan dengan gerakan cepat,Sera menghempaskannya ke lantai. Aula sontak gempar terkejut sekaligus takjub.

“Harusnya aku melakukannya sejak tadi,” gumam Sera dingin.

Tanpa menoleh lagi, ia melangkah keluar dari pesta pernikahan itu, meninggalkan kekacauan yang sengaja ia ciptakan.

Aleric dan Rayhan sama-sama tertegun menyaksikan aksi Sera. Namun keterkejutan itu tak berlangsung lama. Keduanya segera tersadar dan buru-buru mengikuti Sera keluar dari aula.

Di tengah perjalanan menaiki lift, ponsel Sera tiba-tiba berdering.

Ia menatap layar.

Bibik is calling.

Tanpa ragu, Sera langsung mengangkatnya.

📞"Nona.. non ada orang - orang bertubuh besar datang menyerang mansion mereka sangat sangar dan menakutkan. tolong kami nona.. tolong bapak di ikat dan di bawa kemobil. "

Suaranya gemetar dan ketakutan setengah berbisik dari sebrang telfon membuat Sera langsung panik.

📞"YAAA"

Teriakan kasar dari laki- laki terdengar lantang.

📞"AAAAAKKKH"

Bibik itu berteriak dan kemudian sambungan telfon terputus.

"Bik... bibik!. "ucap Sera berteriak panik menunggu jawaban yang telah terputus.

.

.

.

💐💐💐Bersambung💐💐💐

Semanis -manisnya ahjumma Kesangaran nya keluar juga ya, tapi puas banget ai Kael bukan cuma dapet pembalasan tapi juga coba nyium lantai dong😫😅

Lanjut Next Bab ya guys😊

Lope lope jangan lupa ya❤❤

Terima kasih sudah membaca bab ini hingga akhir semuanya. jangan lupa tinggalkan jejak yaa, like👍🏿 komen😍 and subscribe ❤kalian sangat aku nantikan 🥰❤

Nantikan update setiap jam 13.00 dan 19.00 guys ☺