Mbak Gemoy Kesayangan Berondong

Reina terkejut setengah mati dengan ulah pemuda itu. Apalagi saat melihat Erlangga ternyata sudah berada di bawah balkon nya dengan bungkusan plastik makanan dan juga sebuah tangga di tangan nya. Bocah itu tersenyum lebar melihat Reina dari bawah.

"Apa kau gila!!". Pekik pelan Reina berusaha mengontrol teriakan nya agar penghuni rumah yang lain tidak mendengar suara nya.

Erlangga hanya terkekeh tanpa menjawab, pemuda itu malah mendirikan tangga yang dia bawa ke arah dinding balkon. Lalu dengan santai nya dia naik ke balkon kamar Reina. Malam yang sudah sangat larut ini akan dia habis kan bersama wanita yang dia cintai.

"Apa yang kau lakukan malam-malam begini!!". Ucap Reina yang terlihat panik melihat kenekatan Erlangga malam ini.

Bagaimana jika ayah dan ibu nya tau jika pemuda ini datang malam-malam dan bahkan masuk ke dalam kamar nya. Apa lagi jika Reino tau semua nya akan menjadi runyam. Abang nya yang terlalu overprotektif itu kadang tidak bisa menahan emosi nya. Dan pasti akan terjadi keributan yang cukup besar saat ini jika Reino tau.

Erlangga akhirnya berhasil naik ke atas balkon kamar Reina dengan kantong plastik yang cukup besar di tangan kanan nya. Pemuda itu tersenyum lebar melihat wanita yang dia cintai malam ini terlihat cantik walaupun hanya di balut baju tidur berwana biru dengan karakter kartun hewan alien bertelinga besar dan berbadan biru di sisi depan nya.

"Kau bilang tidak selera makan, maka nya aku membawa semua makanan kesukaan mu. Lihat aku juga membawa martabak mang Ujang di depan komplek". Ucap Erlangga dengan menunjukkan satu plastik penuh makanan.

Tanpa di persilahkan masuk Erlangga melangkah ke arah pintu balkon yang menghubungkan kamar tidur Reina. Sementara si pemilik kamar masih terdiam mencerna semua yang telah di lakukan oleh bocah tengil yang selalu menggangu nya di setiap ada kesempatan itu. Saat sadar pemuda itu sudah masuk ke dalam kamar nya dengan santai.

Hingga beberapa detik kemudian Reina sadar dengan apa yang di lakukan oleh Erlangga. Wanita itu langsung masuk dan mencoba menghalangi bocah tengil itu untuk mengganggu diri nya yang akan tidur. Lihat saja saat ini waktu sudah menunjukkan pukul 1.30 malam.

Apa kata orang-orang jika mereka tau di dalam kamar nya ada seorang pemuda. Bisa-bisa mereka akan di gerebek oleh ayah dan ibu nya. Reina tidak bisa membayangkan ini semua. Kehidupan nya yang tenang pasti akan kacau balau jika semua yang sedang dia pikirkan terjadi.

"Kau tidak bisa masuk ke kamar ku sesuka hati mu!! Keluar sekarang". Kesal Reina dengan nada pelan takut penghuni rumah yang lain nya terbangun dan melihat bocah ini.

Erlangga malah duduk di atas ranjang Reina yang cukup empuk, nyaman dan juga wangi. Sejenak Erlangga memejamkan mata nya menikmati aroma wangi tubuh sang wanita pujaan. Bagi Erlangga Reina adalah satu-satunya wanita yang ada di hati nya sejak dulu hingga sekarang dan juga hingga nanti.

"Kamar ini wangi seperti wangi tubuh mbak Gemoy ku". Batin Erlangga yang malah membaringkan tubuhnya di atas ranjang tersebut dengan nyaman.

Tadi setelah Arga keluar dari kamar nya, pemuda itu mendapatkan SMS dari Reina jika wanita subur yang dia anggap pacar sekarang sedang tidak selera makan. Maka dari itu dia langsung keluarga dan membeli semua makanan tersebut dan membawa nya walaupun sudah sangat larut malam.

Sedangkan Reina yang melihat tingkah laku Erlangga semakin kesal. Ranjang kesayangan nya kini sudah di tiduri bocah tengil tersebut.

"Bangkit dari tempat tidur ku bocah tengil!! Jika tidak aku akan berteriak dan memanggil ayah dan ibu ku". Ancam Reina sambil berkacak pinggang mencoba mengusir Erlangga dari kamar nya.

Bukan nya takut Erlangga malah duduk dan kini tersenyum lebar. Melihat wajah kesal Reina adalah hal yang dia sukai. Lebih bagus melihat nya kesal dari pada melihat nya menangis seperti waktu itu. Erlangga tidak mau melihat Reina menangis lagi.

"Sini sayang peluk". Ujar Erlangga dengan nada manja menatap nakal dan menggoda ke arah Reina.

"Keluar dari kamar ku sekarang bocah mesum!!". Balas Reina yang wajah nya kini sudah memerah entah karena marah atau malah karena malu dengan ucapan pemuda tersebut.

Erlangga bangkit dari duduk nya dan berjalan mendekat ke arah Reina yang masih mempertahankan posisi berdiri nya dan juga wajah kesal nya. Pemuda itu tersenyum menggoda dan semakin mendekat kan diri ka arah Reina.

"Sayang jika kau mengusirku maka aku akan keluar dari pintu depan. Dan membiarkan ayah dan ibu mu melihat kita berada di kamar ini. Dan aku yakin mereka akan menikah kan kita". Ucap Erlangga yang malah mengelus rambut Reina yang berwarna hitam dan tergerai indah.

Reina menghela nafas panjang, dia tau tidak akan mudah mengusir Erlangga dari kamar nya sekarang. Apalagi jika ayah dan ibu nya tau maka masalah ini akan berbuntut panjang.

"Baiklah!! Apa yang kau inginkan? Agar kau pergi dari kamar ku!!".

"Aku sebenarnya ingin sebuah ciuman tapi hal tersebut pasti mbak Gemoy nggak akan memberikan nya. Jadi lebih baik kita makan semua makanan yang sudah ku beli. Aku tidak ingin pacar ku sakit dan menderita karna diet". Ujar Erlangga yang kini berjalan ke arah bungkusan plastik yang cukup besar di atas meja.

"Aku diet karna aku ingin sehat dan cantik. Jadi kau membawa makanan ini malah akan membuat ku sakit". Balas Reina yang masih kesal dengan Erlangga namun dia cukup tergoda dengan harum makanan yang keluar dari bungkusan plastik tersebut.

"Mbak, diet bukan nya tak makan. Jika mbak Rein kesayangan ku ini mau sehat maka pacar mu ini bisa kok membantu. Lagi pula mbak Gemoy sudah cantik bahkan wanita yang paling cantik ya g pernah ku temui selain mama Hera".

"Baiklah!! Aku akan memakan makanan yang kau bawa tapi jangan makan di dalam kamar ku. Lebih baik makan di kursi balkon". Ujar Reina yang akhirnya menyerah dengan apa yang sudah di ucapkan oleh Erlangga.

Lagi pula akan sangat mubazir jika membuang semua makanan tersebut. Reina cukup tergoda dengan apa yang ada di dalam bungkusan plastik yang cukup besar itu.

Akhirnya mereka berdua kini duduk di meja yang ada di balkon. Erlangga dan Reina kini sedang menikmati beberapa potong pizza di malam yang semakin larut.

Hingga semua makanan di habisi mereka berdua, baru lah Reina mengusir pemuda itu.

"Aku sudah menghabiskan semua nya. Jadi sekarang pulang lah. Aku akan segera tidur".

Erlangga yang mendengar nya hanya tersenyum sambil melihat ke arah wajah Reina yang semakin cantik di mata pria itu.

"Baiklah aku akan pulang. Tidur yang nyenyak ya sayang".

Cup

Satu kecupan singkat kini mendarat di bibir Reina. Sekali lagi pemuda itu mencuri ciuman dari nya. Reina yang terkejut hanya mengedipkan mata nya berulang kali. Hingga beberapa detik barulah Reina tersadar dan sudah melihat Erlangga tersenyum lebar ke arah nya.

Erlangga kini mengelus lembut rambut Reina lalu membisikkan kata-kata yang hampir membuat wanita 24 tahun itu malu.

"I love you calon istri ku".