NovelToon NovelToon
Tunangan Palsu Sang CEO Dan Pewaris Tersembunyi

Tunangan Palsu Sang CEO Dan Pewaris Tersembunyi

Status: sedang berlangsung
Genre:Obsesi / Nikahmuda / Reinkarnasi / Fantasi Wanita / Nikah Kontrak
Popularitas:471
Nilai: 5
Nama Author: ᴛʜᴇ ꜱᴀᴅɪᴇ

CEO dingin Ardan Hidayat harus bertunangan dalam tiga bulan demi warisan. Ia memilih Risa Dewi, gadis keras kepala yang baru saja menghancurkan kuenya, untuk kontrak pertunangan palsu tanpa cinta. Tapi saat mereka hidup bersama, rahasia keluarga Risa sebagai Pewaris Tersembunyi keluarga rival mulai terkuak. Bisakah kepura-puraan mereka menjadi kenyataan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ᴛʜᴇ ꜱᴀᴅɪᴇ, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pelukan Pemilik dan Api Cemburu

Sore harinya, suasana di Kediaman Hidayat terasa setegang kawat yang ditarik. Risa, mengenakan gaun malam hitam yang sederhana namun berkelas, berdiri di ruang tamu sambil menunggu Ardan. Di balik kesempurnaan penampilannya, jantung Risa berdegup kencang karena dua hal: rahasia besar tentang kakek kandungnya, Pak Jaya, dan pertemuan sosial tingkat tinggi yang menantinya.

Ardan muncul, mengenakan tuksedo gelap yang membuatnya tampak seperti patung pahatan yang dingin. Ia tidak tersenyum.

"Kau terlihat memuaskan," katanya, yang merupakan pujian tertinggi yang bisa diberikan Ardan. Ia mendekati Risa dan mengulurkan lengannya. "Ingat, Risa. Malam ini, kau bukan lagi Risa Dewi si gadis pengantar kue. Kau adalah wanita yang akan menjadi Nyonya Hidayat. Kau adalah ekstensi diriku. Jangan membuatku malu."

Risa mengaitkan lengannya dengan lengan Ardan. Sentuhan kulit mereka yang terhalang kain terasa aneh; sebuah keintiman palsu yang terjalin karena uang.

Pesta makan malam yang diselenggarakan Tuan Dirgantara, anggota dewan tertua Hidayat Group, adalah sebuah pameran kekayaan yang berlebihan. Risa merasa matanya sakit melihat perhiasan berlian dan emas di sekelilingnya.

Saat mereka masuk, Ardan menjadi pusat perhatian. Dengan Risa di sisinya, ia memperkenalkan wanita itu kepada para anggota dewan dan istri mereka. Mereka semua mengamati Risa dengan tatapan curiga, mencoba menemukan kekurangan di balik penampilan barunya.

Bima sudah ada di sana, tersenyum dari sudut ruangan, matanya mengikuti Risa seperti mata seekor elang.

"Sungguh menakjubkan melihat Tuan Ardan akhirnya menemukan cinta," kata Nyonya Dirgantara dengan nada manis yang Risa tahu pasti mengandung racun. "Tapi, Nona Risa, kami belum pernah mendengar tentang keluargamu. Apa pekerjaan Ayahmu?"

Risa tersenyum kaku. Ia teringat janji pada Nenek Wulan. "Keluarga saya lebih suka hidup damai dan terpencil, Nyonya. Saya dan Ardan akan membangun keluarga kami sendiri."

Sebelum Nyonya Dirgantara bisa mendesak lebih jauh, Ardan menyela dengan lancar, "Risa sangat sederhana dan tidak suka membicarakan dirinya sendiri, Nyonya. Itu salah satu hal yang paling saya cintai darinya."

Ardan membawa Risa menjauh. Di sudut yang lebih tenang, Ardan merendahkan suaranya. "Kerja bagus. Tapi jangan biarkan mereka memojokkanmu. Tetaplah dekat denganku."

Risa mengangguk, bersyukur atas intervensi Ardan. Namun, saat Ardan sibuk berbicara dengan seorang bankir, Bima melihat kesempatannya.

Bima mendekati Risa, memegang gelas sampanye di tangannya. "Sendirian, Risa? Tunanganmu meninggalkanmu? Itu tidak romantis."

"Kami sedang beristirahat sebentar," jawab Risa dingin. "Anda terlihat gelisah, Tuan Bima."

Bima tertawa sinis. "Aku? Aku hanya khawatir. Amplop yang kuberikan padamu... Apakah kau sudah menanyakannya pada nenekmu? Teman lama nenekmu adalah orang yang sangat berpengaruh, Risa. Bayangkan, seorang gadis miskin tiba-tiba memiliki seorang kakek yang sekuat Pak Jaya. Itu akan membuat Ardan terlihat seperti badut, bukan?"

Rasa dingin menyelimuti Risa. Bima tahu! Ia tidak hanya menduga, ia tahu tentang Pak Jaya.

Risa mencoba mempertahankan ekspresi netralnya, tetapi Bima melihat sedikit kedutan di matanya. "Aku tidak tahu apa yang Anda bicarakan, Tuan Bima. Tolong jangan ganggu saya."

"Oh, kau tahu," bisik Bima, membungkuk lebih dekat, wajahnya berjarak beberapa inci dari wajah Risa. "Dan cepat atau lambat, Ardan akan tahu. Saat itu terjadi, kau akan menjadi alasan kehancurannya. Dan Konglomerat Jaya Sakti akan senang hati menyambut pewaris yang hilang."

Sebelum Risa bisa menjawab, sebuah tangan yang kuat mencengkeram lengan Bima. Itu adalah Ardan. Ekspresi Ardan gelap, matanya berkilat marah.

"Minggir, Bima," Ardan memerintahkan, suaranya pelan dan mengancam, tetapi cukup keras untuk menarik perhatian beberapa tamu di dekatnya.

Bima menyeringai. "Aku hanya menyambut calon anggota keluarga kita, sepupu. Kau terlalu posesif."

"Aku memang posesif terhadap milikku," balas Ardan. Ia menarik Risa, mendekatkannya ke tubuhnya, dan merangkul pinggangnya dengan erat, seolah menegaskan kepemilikan. "Pergilah. Sekarang."

Bima, merasa malu karena dipermalukan di depan umum, mundur. "Baiklah, nikmati malam kalian. Tapi pertunjukan ini akan berakhir, Ardan. Dan ketika itu terjadi, aku yang akan tertawa terakhir."

Ketika Bima pergi, Ardan membawa Risa ke teras balkon yang sepi. Risa masih terkejut dengan ancaman Bima dan pelukan posesif Ardan.

"Apa yang dia katakan padamu?" tuntut Ardan.

"Dia... dia hanya mengancam untuk mengungkap pekerjaan pengantaranku lagi," Risa berbohong, rasa bersalahnya mencekiknya.

Ardan menghela napas, kemarahannya sedikit mereda. Ia menatap Risa yang gemetar. Dalam gaun mewahnya, Risa terlihat seperti seorang putri, tetapi matanya memancarkan ketakutan yang nyata.

Tanpa diduga, Ardan melepaskan satu tangannya dari pinggang Risa dan menyentuh pipinya dengan lembut. "Dengar. Kau di sini untuk satu tahun. Hanya satu tahun. Jangan takut pada Bima. Aku akan melindungimu. Selama kau tidak melanggar kontrak, tidak ada yang bisa menyentuhmu."

Sentuhan itu—sentuhan yang tulus, tidak palsu, tidak untuk kamera—membuat jantung Risa berdesir tak keruan. Matanya bertemu dengan mata gelap Ardan, dan untuk pertama kalinya, ia melihat kelelahan dan mungkin, sedikit kesepian, di balik topeng CEO yang dingin itu.

"Mengapa Anda begitu baik pada saya barusan?" bisik Risa, suaranya serak.

Ardan menarik tangannya, ekspresi dingin kembali. "Aku tidak baik. Kau adalah investasiku. Aku tidak membiarkan investasi berharga jatuh ke tangan Bima. Itu saja."

Ia membalikkan badan, memandang pemandangan lampu kota. Risa tahu itu adalah kebohongan. Ada sesuatu yang lebih dari sekadar investasi. Pelukan Ardan barusan, ciuman di konferensi pers, itu semua terasa seperti lapisan tipis emosi yang nyata, yang mereka berdua coba hindari.

Malam itu, di tengah kemewahan dan intrik, Risa menyadari bahaya terbesarnya bukan lagi Bima atau rahasia keluarganya, tetapi kenyataan bahwa ia mulai merasakan sesuatu yang seharusnya tidak ada dalam kontrak ini: perasaan yang sebenarnya untuk tunangan palsunya.

1
....
penulis yang bagus, pertahankan dia /Chuckle/
....
ini menjadi menarik /Hey/
....
aku penasaran apakah mereka akan berakhir bersama /Shame/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!