NovelToon NovelToon
SILAKAN PERGI SUAMIKU

SILAKAN PERGI SUAMIKU

Status: tamat
Genre:Tamat / Nikah Kontrak / Cerai / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Penyesalan Suami
Popularitas:4.8M
Nilai: 4.9
Nama Author: Nita

"Surat nikah mu akan aku tukar dengan sumsum tulang belakangku."

Demi menyelamatkan nama keluarganya, Charllote mengajukan syarat pernikahan sebagai penyelamat Sean Smith yang mengidap penyakit kanker darah, karena Charllote memiliki sumsum tulang yang cocok.

Akankah pernikahan itu akan menjadi cerita bahagia selalu dan selamanya atau sebaliknya, menjadi ajang saling menyakiti?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

KLASIK

Karena emosi, tingkat menghabiskan makanan kedua wanita itu menjadi sangat brutal. Semua yang ada di meja itu telah habis tersapu bersih masuk ke dalam perut mereka berdua. Sambil bersandar Diana berkata, “Apa kesal mu sudah mereda?”

“Eum,” jawab Charlotte seraya mengusap-usap perutnya karena kekenyangan.

“Ayo aku antar kau pulang,” ujar Diana kepada kawan baiknya itu.

Diana meninggalkan Charlotte beristirahat dengan meletakkan segala macam makanan dan minuman di meja nakas. Dia masih memikirkan bagaimana mungkin David tahu jika hari itu dia sedang bersama Sean di hotel di satu kamar yang sama.

“Aku harus menemukan David,” pikir Charlotte.

Beberapa hari memulihkan kakinya, Charlotte tidak pergi ke kantor. Dia sedang mempersiapkan diri untuk pergi ke Swiss. Dia membuat proposal Kerja sama dengan sangat bagus dan keren, berharap setidaknya bisa memikat salah satu investor untuk bisa membangkitkan gairah Quaint Hotel untuk Berjaya kembali seperti dulu.

Seminggu di rumah tanpa melakukan aktivitas berat, sudah membuat kaki Charlotte terasa lebih baik. Dan sudah bisa berjalan tanpa tongkat. Pagi ini manajer hotel mengantarkan segala keperluan dan beberapa berkas pekerjaan kepada Charlotte.

Pagi ini manajer Quaint hotel juga akan mengantarkan bos nya itu untuk ke bandara. Hari ini Sean dan Charlotte akan pergi ke swiss meski pergi secara terpisah.  Demi menghemat, Charlotte membeli tiket kelas standar. Sementara Sean pergi dengan pesawat jet nya, ditemani oleh Katie.

Menempuh beberapa jam perjalanan, Katie melihat ada seseorang yang membawa papan nama yang bertulis kan namanya, ini adalah supir mobil yang disewa oleh manajer hotel untuk menjemput bos nya dan mengantar ke hotel yang terlah di pesankan.

Hotel yang di pesan berjarak beberapa meter dari lokasi hotel tempat acara pertemuan diadakan. Charlotte juga meminta di sewakan kamar yang standar saja. Sementara, Sean dan Katie berada di dalam kamar presidential suite.

Begitu sampai di hotel dan melakukan Check ini, Charlotte segera membuka laptopnya dan mulai meri-set tamu-tamu sekiranya yang bisa diajak bekerja sama. Pertemuan akan diadakan esok malam. Pada pagi harinya dia masih berkutat dengan pekerjaannya. Ketika sore dia baru merasa baju yang dia bawa telah usang, maka Charlotte memutuskan untuk membeli gaun baru yang lebih kekinian.

Dia pergi masuk ke salah satu butik sederhana dan mencari gaun terbaik yang ada di sana. Di dalam butik ini dia disambut oleh pemiliknya langsung, seorang wanita yang sudah tua, “Silakan Nona,” ujar sapa sopan wanita itu.

“Apa sedang mencari gaun?” tanya Wanita tua itu.

“Hai, Aku Charlotte,” sapa sopan nya juga kepada wanita tua itu.

“Halo, aku Nyonya Grifin,” jawab sapa nya.

“Nyonya adakah gaun yang seukuran tubuhku?” tanya Charlotte seraya memperhatikan jika di butik ini hanya ada Nyonya Grifin seorang.

“Berputar-lah!” ujar Nyonya Grifin kepada Charlotte.

Melihat ukuran tubuh Charlotte maka Nyonya Grifin pun tersenyum, “Tunggu di sini.”

Nyonya Grifin masuk ke dalam, lalu Charlotte melihat-lihat lagi. Di butik ini hanya ada beberapa gaun biasa yang dipajang, bentuk butik ini juga terbilang sedikit kuno. Tak berapa lama Nyonya Grifin pun keluar lalu membawa sebuah kotak.

“Ini sepertinya akan cocok denganmu,” ujar Nyonya Grifin seraya membuka kotak gaun itu.

Charlootte terkagum melihat gaun itu, dia seperti  melihat menonton film-film bertema klasik Inggris.  Bagaimana tidak merasa kagum, ini adalah model gaun dari jaman Victoria. Dan,  di jaman itu, etika berpakaian sangat ketat. Etika berpakaian di zaman ini sangatlah mendetail.

Ada pakaian khusus pesta dansa, makan malam, jalan-jalan, naik kereta, gaun malam, gaun berkabung, dan masih banyak lagi. Bahkan ada aturan ketat soal berapa lama seseorang harus memakai gaun hitam saat berkabung untuk anggota keluarga yang meninggal.

Gaun ini bermodel kerah rendah atau Sabrina ada sentuhan renda-renda yang sering menjadi pilihan para Lady. Walaupun sedikit berat dan ribet, tapi baju yang satu ini sukses menampilkan kesan anggun dan terhormat si pemakai.

Nyonya Grifin pun tersenyum puas ketika gaun itu membalut indah tubuh Charlotte mengusung kerah sabrina membuat tulang selangka Charlotte semakin terlihat indah, “Cantik sekali, akhirnya baju ini menemukan tuannya,” ujar Nyonya Grifin seraya tersenyum.

“Kapan acara nya?” tanya nyonya Grifin.

“Nanti malam?” jawab Charlotte.

Nyonya Grifin melihat jam tangannya lalu menarik Charlotte, “Ayo, gaun ini tidak akan lengkap tanpa tatanan rambut yang indah,” ujar Nyonya Grifin.

Charlotte pun tersenyum berusaha untuk patuh mengikuti arahan Nyonya Grifin, dengan lihai pula nyonya Grifin Ingin menampilkan kesan klasik bak putri bangsawan. Model rambut yang di pilih adalah model belah tengah di depan dan di bagian belakang kepada dibuat sanggul sederhana dari kepangan rambut Charlote sendiri.

Lalu Nyonya Grifin memberikan sentuhan akhir sebuah jepit mutiara yang semakin membuat anggun penampakan Charlotte. Dia pun sudah siap pergi ke perjamuan makan malam untuk para pebisnis itu.

Nyonya Griffin, meletakkan semua barang-barang Charlotte menjadi satu di dalam tas belanja dan menyerahkan kepadanya, “Nyonya ini semua jadi berapa?” tanya Charlotte.

“Cukup dibayar dengan senyum,” ujar Nyonya Grifin yang melihat ketika tadi Charlotte masuk dengan wajah murung.

“Kau akan lebih cantik jika tersenyum,” nasihat Nyonya Grifin.

“Cepatlah, nanti kau bisa terlambat,” ujar nyonya Grifin lagi.

Charlotte pun keluar dari butik dan segera melaju-kan mobil yang disewanya ke hotel tempat acara diselenggarakan. Baju bergaya klasik ini langsung saja memukau orang-orang yang hadir di sana. Charlotte memberikan undangan masuknya, setelah diperiksa barulah dia diperbolehkan masuk.

Ball room tempat acara diselenggarakan begitu indah. Charlotte berjalan dengan anggun, meski hatinya berdegup kencang karena tidak ada yang dia kenal, namun demi menyelamatkan impian ibunya dia pun mengangkat kepalanya dan bersikap seakan mengenal semua orang yang ada di sana.

Charlotte mengambil segelas meminum dari pelayan, lalu menyesap-nya. Dia pun lanjut melangkah dengan perlahan mencoba mencari orang yang sekiranya bisa dia ajak bicara.  Dia pun berjalan ke arah kursi yang tadi ditunjukan oleh salah satu penyelenggara acara. Baru saja duduk, tak berapa lama Sean dan Katie datang dan duduk di meja sebelah.

Charlotte merasa sedikit canggung, bagaimana pun juga ini pertama kalinya dia melihat suaminya bersama wanita lain, dan hanya duduk bersebelahan saja dengannya. Charlotte mengambil napas panjang-panjang, menyeimbangkan emosi-nya. Sementara katie berpikir bagaimana bisa Charlotte datang ke acara kelas atas seperti ini.

“Sayang, apa kau membantu Charlotte datang ke acara ini?” tanya katie.

Sean menyesap segelas anggur putih sambil sedikit mengangguk, mendengar jawaban itu Katie langsung saja melemparkan tatapan benci kepada Charlotte. Apalagi malam ini wanita yang dulu adalah teman baiknya itu terlihat sangat anggun dan cantik memukau.

Bahkan Katie mendapati terkadang Sean melirik kepada Charlotte, yang sedang dikelilingi para pria hanya untuk berbincang. Hatinya sedikit tercubit-cubit ketika melihat Charlotte membagikan kartu namanya kepada para pria yang mengerumuninya.

Charlotte tidak peduli akan kehadiran Sean dan Katie. Kedatangan dia ke sini demi kebangkitan Quaint hotel jadi sudah tentu dia harus berjualan,  “Tuan-tuan, jika kebetulan sedang ada di dekat hotel kami maka datang dan menginap di sana, kelak aku bisa menjadi asisten pribadi kalian selama kalian menginap di sana,” ujar Charlotte menjelaskan tentang salah satu fasilitas yang ada di hotel mereka.

Daun telinga Sean menangkap perkataan Charlotte yang itu, “Menjadi asisten pribadi untuk tamu?” pikit Sean seraya membayangkan ketika jadi asisten pribadinya, Charlotte pernah mabuk berat dan tidur dengan serampangan.

“Apa dia menganggap dirinya seorang lajang, wanita yang belum menikah?” gumam marah Sean dalam hati.

1
Natalia Savitri
i knew it
Ran Aulia
Luar biasa
sakura
...
Nurul Fitri
Luar biasa
Bundaekhanzasheva
aneh sih..kok tau pelanggannya sean...
maria handayani
/CoolGuy/
meMyra
mending lepasin aja ya kan tu perusahaan dari pada menderita begitu demi membayar hutang
Andriyati
Uwalah sean,, koe di bodohi lo ya,, ndek ne penipu kui,, wis lach sean dak karep mu
Khansa Rafani
pasti tamu nya itu sean.. haha
Raja Rosnenty
Luar biasa
𝒮🍄⃞⃟Mѕυzу​​​᭄
.
Riri Rara
mlm pertama mlh pake bola.....piye2...
Riri Rara
cakeeeep
Riri Rara
udah otorku ceyeng yg ni mlh telat hehehe....
Riri Rara
frezy dimanfaatkan sodara tiri...semoga cepat Sadar.....dan berbalik melawan....
Riri Rara
sean dengarkan kata istrimu selidiki frezy...
Riri Rara
bagus❤️❤️❤️❤️
Anie Moe
Luar biasa
Shisiel Afwan
semangaat thoor
Cis Siu
oalah
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!