NovelToon NovelToon
SUARA UNTUK DILARA

SUARA UNTUK DILARA

Status: tamat
Genre:Tamat / Cinta Seiring Waktu / Identitas Tersembunyi
Popularitas:613.4k
Nilai: 5
Nama Author: Mommy Qiev

Keberanian Dila, seorang gadis tunarungu yang menolong pria tua penuh luka, membawanya pada nasib cinta bagai Cinderella untuk seorang anak pungut sepertinya.

Tuduhan, makian, cacian pedas Ezra Qavi, CEO perusahaan jasa Architects terpandang, sang duda tampan nan angkuh yang terpaksa menikahinya. Tak serta merta menumbuhkan kebencian di hati Dilara Huwaida.

"Kapan suara itu melembut untukku?" batinnya luka meski telinga tak mendengar.

Mampukah Dila bertahan menjadi menantu mahkota? Akankah hadir sosok pria pelindung disekitarnya? Dan Apakah Dila mempunyai cerita masa lalu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mommy Qiev, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 13. MISI MENCARI ALASAN

"Aku...."

Ezra menelan saliva susah payah dihadapkan pada pertanyaan yang diri sendiri pun tidak yakin akan melakukannya.

"Aku ingin berbakti pada Papa, beliau memintaku menjaga Dilara...." jawab Ezra.

"Apakah ada paksaan dari beliau terhadap Nak Ezra?" tanya Yai Sa'id kemudian.

"Tidak, Papa memberikan ku pilihan dan aku memilih ini, Yai, apakah tidak boleh?" kebingungan mulai melanda Ezra.

Kyai Said mengabaikan sejenak pertanyaan Ezra.

"Nak Ezra tahu kondisi Dilara? tidak keberatan dengan keadaannya?" tanya Kyai Said lagi.

Ezra diam, bingung hendak menjawab apa karena sesungguhnya ia tak begitu mengenal gadis yang dalam pandangannya masih belia itu.

"Aku hanya tahu sebagian kecil tentang Dila, namun aku tidak keberatan terhadap kondisinya," jawab Ezra meski terbersit ragu didalam hati.

"Dilara ini belum diketahui siapa orang tua kandungnya, kami sudah berusaha mencari informasi sejak Dila ditemukan hingga tiga tahun lamanya namun nihil. Nak Ezra adalah pria dengan nasab yang jelas juga lingkungan yang bukan dari kalangan biasa. Ana hanya khawatir, Dila akan tertekan dikemudian hari saat masuk ke dunia kalian dengan latar belakang demikian," ujar Yai mengutarakan kegelisahannya.

"Ana bukan walinya tapi berkewajiban melindungi Dila karena kami sayang padanya ... Dila sudah sejak bayi berada di sekitar kami, Nak Ezra. Pikirkanlah kembali, jika ingin ta'aruf silakan dirundingkan dahulu dengan keluarga Nak Ezra ya, sementara ini solusi dari ana," terang Kyai Said lagi seraya menjabarkan satu kisah.

"Sesungguhnya perjodohan dalam islam itu tidak dilarang namun tetap harus ada persetujuan dari kedua belah pihak juga disertai keredhoan dari kedua calon mempelai."

" ... bagai kisah Khansa, shahabiyah di jaman Rosulullah yang dijodohkan oleh ayahnya, saat wanita ini datang pada Rosulullah mengadu tentang perjodohan, Baginda Nabi berkata agar mengikuti perintah ayahnya. Namun ketika Khansa mengutarakan bahwa dirinya telah mencintai seseorang maka jawaban Rosulullah pun berubah, dirinya diperbolehkan menikah dengan lelaki yang dia cintai."

"Islam itu memuliakan wanita Nak Ezra dan ana melihat Nak Ezra masih ragu jadi sebaiknya ditelaah kembali, jangan sampai pernikahan tanpa landasan kasih sayang justru akan saling mendzolimi satu sama lain...." pungkas Yai menjelaskan pertanyaan Ezra yang belum di jawab tentang niatnya untuk berbakti.

Ezra diam, berusaha mencerna setiap kalimat yang keluar dari mulut pria berkharisma di hadapannya.

"Baik Yai, aku akan datang kembali kemari jika telah yakin. Bolehkah aku meminta nomer ponsel Yai?" Ezra bertanya ragu.

"Tafadhol Nak, 0821xxxx ... jangan sungkan apabila ingin bertanya sesuatu yang menjadi ganjalan di hati," ujar Yai.

"In sya Allah Yai. Kalau begitu, aku pamit dahulu ... Assalamu'alaikum."

Ezra menarik diri dari kursi yang dia duduki diikuti oleh Rolex yang mendadak menjadi pendiam sejak Yai masuk ke ruangan itu.

Mereka berdua pamit menyalami pria pemilik pondokan Assalam seraya keluar diantar oleh beliau.

"Wa'alaikumussalam, fii amanillah Nak," pesannya sebelum mereka menghilang dari pandangan menuju parkiran didepan Aula, dimana mobilnya berada.

"Lex, kerumah Dila," pinta Ezra saat telah duduk dalam mobil yang hanya muat dua penumpang itu.

"Baik, Bos." Rolex lugas menjawab.

Sang Aspri memundurkan Porsche Baxter milik majikannya, lalu memutar stir kekiri dan perlahan melaju melewati gerbang pesantren menuju kediaman Dilara.

Lima belas menit kemudian.

"Bisa masuk mobil padahal, kenapa kalian selalu parkir di ujung jalan sana?" tanya Ezra tak habis pikir terhadap drivernya kemarin.

"Ini kan cuma muat satu lajur Bos, kalau ada motor papasan kan meped meski masih ada celah sedikit ... sport jantung intinya, daripada resiko yaa parkir di depan gang saja," terang Rolex menganalisa jalan.

"Lah kamu masuk? merasa keren ya?" sindir Ezra.

"Kan tadi Bos yang minta aku masuk," jawab Rolex tak mau kalah.

"Siapa? kapan?" Ezra berkelit.

"Aku rekam loh perintah Bos tadi, kalau record missed, aku traktir boba nanti. Kalau recordnya ada, Bos harus kasih bonus isi bahan bakar motor sport aku selama sebulan, gimana? " kekeh Rolex merasa berada diatas awan.

Glek.

"Curang, ga aple to aple ... eh, itu ibunya Dila kan? berhenti disini saja Lex, aku jalan, kamu cari parkiran deh ya," ujar Ezra turun begitu saja meski mobil masih melaju pelan.

"Bos, lah curang, pergi ... Bos," seru Rolex tak dihiraukan Ezra.

"Assalamu'alaikum, Ibu," tegur Ezra saat dirinya telah berada dalam jangkauan jarak wanita itu.

Wanita paruh baya yang merasa dirinya ditegur seorang pria, berbalik badan menghadap sumber suara.

"Wa'alaikumussalam, Nak Ezra ya?" tanya Ibu memastikan penglihatannya yang sedikit kabur.

"Benar Bu, baru pulang?"

"Iya, pulang cepat sebab Dila demam ga tega ninggalin lama-lama," ujar Ruhama sembari melanjutkan perjalanan menuju rumah yang tak jauh dari tempatnya kini.

"Demam?"

"Sejak pagi, itu biasa, masalah wanita Nak," imbuhnya lagi.

"Masalah wanita? tentang apa ya Bu?" merasa ambigu, Ezra kembali bertanya.

"Pe-em-es, jika ingin haid," cicit Ibu pelan, sungkan mengutarakan maksud sebenarnya namun ia tak ingin lelaki itu justru menaruh khawatir pada mereka.

Uhuk. "Oh, aku kira kenapa." Balas Ezra datar.

"Ada perlu dengan Ibu, Nak Ezra?" Wanita paruh baya ini merasa aneh seorang pria kaya mencarinya.

"Bu, aku tahu ibu sedang sakit, baiknya istirahat dirumah hingga pulih," ucap Ezra to the point

Degh.

Langkah Ruhama terhenti saat jarak menuju terasnya tersisa beberapa langkah.

"Ibu baik saja, Nak Ezra lihat kondisi ibu sekarang kan? sehat tuh," kilah Ruhama lagi.

"Aku akan menjaga Dila, izinkan ya Bu ... agar aku juga leluasa merawat Ibu," Ezra berusaha membujuk.

Ruhama terdiam ditempatnya. Batinnya bergemuruh merasakan perasaan lega, takut, sekaligus cemas dalam waktu yang bersamaan. Satu sisi dia bersyukur ada lelaki yang mau menjaga Dila, disisi lain justru takut Dila akan tersiksa sebab kondisi serta latar belakangnya.

"Jangan bilang sama Dila. Terimakasih atas segala niat baik Nak Ezra pada kami, tapi Ibu masih mampu ko, kami tak ingin jadi beban orang lain juga tak ingin dikasihani ... permisi Nak Ezra, Assalamu'alaikum." Ruhama melanjutkan sisa langkahnya tanpa mengajak Ezra masuk kekediamannya.

Wanita itu terlalu terkejut mengetahui fakta bahwa kondisinya yang kian buruk diketahui oleh orang lain yang bukan sanak saudara.

Dila, Ibu harus bagaimana...

Setelah penolakan secara terang-terangan dari Ibu Dilara, Ezra mematung ditempatnya hingga Rolex datang menyusul dan menepuk lengannya pelan.

"Bos, udahan? cepet amat," tegur Rolex pelan.

"Lex, balik yuk," ajak Ezra, seraya langsung meninggalkan Rolex di sana.

Dalam perjalanan pulang, pikirannya kembali kusut. Dengan cara apakah dia meyakinkan kubu Dilara?.

Tadi pagi aku tanpa sengaja mendengar Leon memberikan laporan pada Papa tentang kondisi Ibu Ruhama. Pantas saja wanita itu sesekali terlihat gemetar, rupanya dia sedang menderita suatu penyakit yang lumayan kronis.

Mungkin saat itu, dia tengah menahan rasa sakit yang datang menyergapnya.

Sejujurnya tak ada sedikitpun rasa pada gadis itu terlebih kondisinya demikian. Mau dikemanakan mukaku, seakan tak mampu mencari wanita pengganti selevel Cheryl.

Dilema, apa yang harus aku lakukan. Tak ku kira serumit ini.

"Bos ... besok jangan lupa konferensi pers jam sembilan pagi. Eldo juga sudah mengkonfirmasi kehadiran kita ke lokasi project Kementerian Pariwisata, slide presentasi telah disiapkan oleh Jhonson," Rolex menegur sang tuan muda yang sejak masuk kedalam mobil hanya diam seribu bahasa seakan tengah memikirkan sesuatu yang rumit.

"Haruskah konferensi pers?" suara sang bos kembali terdengar.

"Iya, karena identitas Dilara di singgung, dan itu mencoreng nama Anda," sambung Rolex.

"What the...."

.

.

..._____________________...

1
Novie Achadini
pd bermusuhan ya
Novie Achadini
cheryl mati
Novie Achadini
ceritanya bagus pelajaran agama nta subhanallah jadi belajar dr sini
Novie Achadini
lope lope rokex
Novie Achadini
dilara salah jg
Novie Achadini
jagat nuh anaknta sanjaya
Novie Achadini
dilara anak sanjata
Novie Achadini
iya noh nggak ngerti siapa yv disiksa masalah nta apa
Novie Achadini
apaan sih? siapa yg mau dilenyapkan? adik kecil siapa?
Novie Achadini
pebinor sakit jiwa
Istiqomah
luar biasa/Good//Good/
Sumintiari Widiastuti
Luar biasa
Novie Achadini
karya mimny luar biasa penyampauan agama bta bagua bgt.makin sukses ya mommy
Nay Nayla
nicee
sakura
...
🪱ᵘᵄᵟᵘᵎᵓᵄᵓ𝐀⃝🥀🍾⃝ᴄʜͩᴀᷞɪͧʀᷠᴀ
LUAR BIASA⭐⭐⭐⭐⭐
𝕮𝖎ҋ𝖙𝖆 ℝ𝔸 ᴄʜᴀɪʀᴀ
luar biasa
⭐⭐⭐⭐⭐
Ummu Ayyas
MasyaaAllah luar biasa muantap
Ummu Ayyas
MasyaaAllah 😭😭😭
Ummu Ayyas
MasyaaAllah terharu ayah emery 😢😢
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!