Perjuangan seorang Nayra Kalista yang menghadapi begitu kerasnya dunia ini, dunia yang tak adil untuk dirinya hidup. Dari kecil menjadi seorang yatim-piatu, hidup di panti asuhan, rela putus sekolah demi menjadi tulang punggung bagi saudaranya di panti asuhan. Sampai akhirnya harta satu-satunya yang dijaga selama ini direnggut oleh pria asing yang Nayra sama sekali tak kenal.
Hidupnya hancur bertubi-tubi. Apakah ia bisa menjalani hidup nya kembali setelah apa yang ia alami selama ini? Apakah Nayra bisa bahagia dengan cobaan yang begitu berat ini?
yuk mampir biar tau perjalanan hidup Nayra!!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon cacil, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
part 13
🍁🍁🍁
Kemudian Andrian melepaskan jas lalu dasinya. Kemudian ia membuka kancing baju atasannya serta melipat lengan bajunya.
"M-mau apa Bapak?" tanya Nayra dengan gugup.
"Sudah saya katakan akan menghukum mu, jadi diam saja dan lihat apa yang saya lakukan."
Andrian pun mendekati Nayra yang keadaannya terduduk di sofa.
"Pak tolong jangan lakukan ini!"
Nayra memejamkan matanya karena tak mau melihat wajah Andrian, tapi bukannya Andrian menghentikan aksinya malah ia tambah lebih dekat dengan wajah Nayra.
Cup!
Andrian tanpa aba-aba langsung menempelkan bibirnya ke bibir Nayra yang mungil serta merah merona itu. Seketika Nayra langsung melototkan matanya ketika Andrian mencium bibirnya.
Bukannya memberontak malah Nayra menikmati perlakuan dari Andrian. Malah tubuhnya merasa panas dengan yang dilakukan Andrian.
Setelah lama mereka berdua mengakhirinya karena nafasnya sudah habis. Tak henti di situ saja Andrian kembali menidurkan Nayra di sofa.
Entah mengapa Nayra hanya diam saja dan mengikuti keinginan Andrian yang gila itu.
"I LOVE YOU!!!"
"hah?! Maksud Bapak apa?" tanya Nayra.
"Aku tau semuanya, dan aku akan mengambil semaunya dari mu!"
Dug!
"Aw..." pekik Nayra yang terjatuh dari tempat tidurnya.
Nayra bangun dari tempat tidurnya tadi lalu menyadari semua yang terjadi tadi hanyalah sebuah mimpi.
"Astaga! Kenapa aku bisa memimpikan seperti itu? Mana lagi aku memimpikan melakukannya dengan laki-laki beregsek itu. Huffftt! Mana lagi di dalam mimpi itu aku hanya diam saja."
Nayra memukul-mukul kepalanya yang berani-beraninya memimpikan hal seperti itu bersama laki-laki yang ia benci. Walaupun hanya mimpi tapi ia tak suka dengan pikirannya itu.
Dia begitu heran kenapa mimpinya begitu random sekali, tapi kenapa mimpinya yang ini bisa ia ingat dengan jelas, bahkan dia begitu ditail melihat wajah Andrian yang begitu dekat dengannya.
"Hiks... Kenapa harus dia sih?" gumam Nayra sambil memikirkan kebodohannya saat ini.
Karena tertidur tadi membuat Nayra kaget karena ini sudah menjelang malam. Mana lagi ia belum melihat anaknya dari tadi. Nayra pun mencari Alden di ruang tamu dan melihat anaknya masih sedang bermain dengan mainannya.
"Huffftt! Aku kira Alden hilang, makannya jangan tidur jam segini Nayra!" gumam Nayra kembali dengan kelakuan bodohnya tidur jam segini. Mungkin mimpinya tadi gara-gara tidur menjelang malam dan banyak setan yang akhirnya merasuki mimpinya.
Setelah malam benar-benar tiba Nayra pun menyiapkan makan malam untuk dirinya dan anaknya. Setelah selesai makan malam Nayra membersihkan bekas makan malam mereka lalu memberikan anaknya buah stroberi untuk jadi camilan malamnya, karena Alden begitu suka dengan stroberi.
Sudah hampir jam sepuluh malam tapi Nayra belum bisa tidur, mungkin karena tadi sore ia sudah tidur, sedangkan Alden sudah berada di alam mimpinya.
Karena bosan Nayra pun akhirnya menonton Drakor di ponselnya sampai larut malam. Walaupun Nayra sudah menjadi ibu-ibu tapi jiwa anak mudahnya belum pudar untuk menonton tontonan anak muda.
Ketika menonton Drakor Nayra terlihat seperti orang gila, dia terlihat menangis kadang-kadang dia terlihat tertawa, kadang-kadang dia teriak-teriak ketika melihat adegan di Drama Korea itu. Untung saja Alden tak terbangun dengan suara Nayra yang cukup besar.
***
"Mama bangun! Mama..." teriak Alden di depan telinga Nayra.
"Hm..."
Nayra masih belum sepenuhnya sadar dari tidurnya. Semalam ia begadang menonton Drakor hampir sampai jam 3 pagi. Untung saja hari ini ia dapat izin untuk tidak masuk kerja.
"Mama bangun!!!" teriak lagi Alden sambil menggoyangkan tubuh mamanya.
"Ada apa sih? Mama masih ngantuk nih."
"Alden mau sekolah."
Seketika Nayra langsung terlonjak dari tidurnya ketika mengingat kalau Alden sekolah.
"Bukannya Alden libur hari ini?" Nayra mengingat bahwa hari ini Alden juga libur karena di sekolahnya ada acara jadi libur untuk hari ini.
"Masak sih?" Alden kembali berpikir apakah dia libur hari ini atau tidak, karena dia tak mengerti dengan apa yang dikatakan gurunya kemarin.
"Yasudah kalau Alden libur hari, Mama mau lanjut tidur lagi. Kalau Alden mau tidur lagi, Mama nggak akan marah," ujar Nayra dengan nyawa yang masih belum terkumpul.
Beberapa detik kemudian Nayra pun langsung terlelap tidur dan mungkin sudah berada di alam mimpinya. Sedangkan Alden hanya bingung kenapa Mamanya tak memarahinya untuk tak sekolah.
Karena melihat mamanya tidur dengan begitu nyenyaknya Alden pun kembali ikut tertidur di samping mamanya tidur.
Jam sudah menunjukkan 11 siang. Nayra bangun dari tidur panjangnya itu. Ia melihat sekitarnya untuk mencari Alden anaknya tapi Nayra tak menemukannya.
Padahal ia tadi melihat anaknya sedang tertidur di sampingnya.
"Di mana bocah itu? Jangan-jangan..."
Dengan cepat Nayra langsung turun dari tempat tidurnya lalu mencari Alden ke semua sudut rumah. Ia khawatir kalau anaknya itu hilang dan kenapa-kenapa.
Semua penjuru rumah Nayra sudah ia cari tapi Alden tak ditemukan. Nayra tambah khawatir kalau anaknya itu kenapa-napa, apalagi Alden masih kecil untuk memahami segala sesuatu.
"Ya Tuhan di mana Alden saat ini? Di mana aku harus mencarinya hiks..." Nayra ingin menangis karena tak menemukan Alden sampai saat ini. Sudah hampir setengah jam Nayra mencarinya ke sana ke mari tapi tak ketemu-ketemu juga.
"Kenapa aku sebodoh ini jadi orang? Aku nggak pantas disebut Ibu bila belum menjaga anak sendiri."
Nayra menggerutu menyalahkan dirinya sendiri karena kelalaiannya dalam menjaga anaknya.
Nayra kembali mencoba mencari anaknya ke luar rumah, tapi tetap saja Nayra tak menemukannya.
"Alden...."
"Alden di mana kamu Nak?"
"Di mana kamu Sayang?"
teriak Nayra di sekitar komplek kontraknya. Nayra tak henti-hentinya menangis mencari anaknya.
"Eh Nayra, kamu kenapa nangis kayak gitu?" tanya ibu-ibu yang ada di komplek itu.
"Anak saya hilang Buk, saya cari ke mana-mana tapi nggak ketemu-temu."
"Tadi saya lihat Alden anak Ibu sedang main bersama anak-anak komplek sini di lapangan."
"Ibu serius?" tanya Nayra begitu semangatnya.
"Baru saja saya lewat depan lapangan tadi dan saya lihat Alden juga ada di sana."
"Terima kasih Buk atas informasinya, kalau gitu saya permisi dulu Buk."
Nayra mempercepat langkahnya menuju ke lapangannya. Hatinya merasa begitu lega mendengar anaknya ada di lapangan.
Sesampainya di lapangan Nayra melihat anaknya seperti sedang menangis di pojokan dan terlihat teman-temannya menjauhinya.
"Alden kamu kenapa Sayang?" Nayra menghampiri anaknya yang masih sedang menangis itu.
"Mama... Hiks... hiks..." Alden langsung memeluk mamanya dengan erat.
See you again...
LIKE DAN KOMEN YA! KALAU IKHLAS BOLEH DI VOTE JUGA ^_^
typoo yaaaa