Baca Aku bukan/hanya bayangan biar faham alurnya...
.
.
Melarikan diri demi melupakan masa lalu, tersakiti dan terhianati, oleh kekasih dan sahabatnya sendiri..
"Aku benci penghianat, dan aku benci kalian..aku membencimu!"
Kanaya Prameswari Sadewo.
Kesalahannya adalah membuat semuanya abu-abu tanpa penjelasan, membiarkan cintanya pergi tanpa tau yang sebenarnya.
"Aku akan mendapatkanmu kembali..dan mengantikan bencimu kembali menjadi cinta dan ya, kita tak pernah putus maka kamu masih kekasihku!"
Bagaskara Nandowijaya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nenah adja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Edward
"Anak mu? tidak, dia anak ku dan mas Bagas,jangan pernah sekalipun berkata bahwa dia anakmu, anak itu sudah mati saat kamu tak mau mengakuinya" Edward menahan Anina yang hendak keluar.
"Apa Bagas tau Queen adalah anakku?"
Anina memalingkan wajahnya. "Tidak.. sekarang lepaskan aku!"
.
.
.
Pulang dari rumah Edward Bagas yang mengantar Anina pulang,Bagas sengaja memerintahkan Roni pulang lebih dulu, karna ada hal yang harus ia bicarakan dengan Anina, tentu saja Bagas harus memastikan rencana nya berjalan dengan baik,Anina masih bungkam sejak keluar dari rumah Edward, tatapan matanya kosong sedang tangannya menepuk pantat Queen yang tertidur lelap di pangkuannya.
Bagas menghentikan mobilnya saat tiba di rumah Anina, ya karna hanya Anina dan Queen yang tinggal disana "Bagaimana?" tanya Bagas saat Anina akan membuka pintu.
Anina menghentikan gerakannya lalu kembali bersandar di kursi "Apa maksud kamu mas?"
"Kamu tau sekali apa maksudku Anina"
"Lalu apa yang mau kamu aku lakukan mas, berkata sebenarnya pada Queen bahwa kamu bukan ayahnya, dan ternyata Ayahnya sama sekali tak menginginkannya bahkan sudah memiliki keluarga yang bahagia" Anina sudah tak bisa menahannya lagi sesak di dadanya sejak tadi minta di keluarkan akhirnya meledak, meski ia harus menahan diri agar tak berteriak karna takut Queen terbangun.
Anina berbohong pada Edward bahwa Bagas tak tau yang sebenarnya, kenyataannya Bagas tau siapa Ayah Queen yang sebenarnya,meski Anina tak pernah mengatakan siapa orang itu,orang yang mengahancurkan nya, tapi Bagas bisa tau dengan mudahnya.
"Kamu egois mas,semua yang terjadi padaku karna kamu.."
"Berhenti menyalahkan ku Anina" sentak Bagas. "Kau bilang aku egois, lalu bagaimana dengan mu, tidak kah kamu berfikir bahwa aku juga tersiksa disini, aku harus kehilangan Naya demi menolongmu.."
"Apa kamu tidak lelah Anina, hidup seperti ini? tak pernah mendapatkan kebahagiaan karna diantara kita akan selalu ada jarak"
"Kamu yang membuat jarak mas, aku sudah berusaha tapi kamu yang tak pernah membuka hati kamu untukku"
Bagas terkekeh "Bagaimana mungkin aku membuka hati jika hati ku sudah hancur,aku bahkan tak yakin didalam sini masih berbentuk" Bagas menepuk dadanya "Yang kurasa hanya mencintainya tanpa bisa memiliki, merindukannya tanpa bisa memeluk"
Anina terpaku melihat Bagas menangis,benarkah ia se egois itu.
"Aku tau aku salah Anina, tapi tak semua itu murni kesalahanku.." Tiba tiba manik Bagas kembali menggelap dan berkata dengan dingin "Ini tidak akan berhasil Anina semua pembicaraan ini akan selalu sia sia, Aku hanya meminta jangan mengusik Naya, dan berkata sesuatu yang bisa membuat dia semakin membenciku!"
Anina sama sekali tak terkejut,sudah pasti Bagas tau jika dirinya menemui Kanaya kemarin.
"Dan satu lagi, aku akan membantu satu kali lagi,, aku akan buat dia menyesal karna menyakitimu, maka setelah itu aku harap kamu bisa melepaskan ku,dan kita impas..sekarang keluarlah" Bagas mengedikkan kepalanya agar Anina segera keluar dari mobilnya, begitu Anina keluar tanpa menunggu lama Bagas kembali memacu mobilnya untuk pulang, pulang kerumahnya.. sendiri.
.
.
.
Edward menyandarkan punggungnya di sandaran ranjang, melihat kearah istrinya yang sudah terlelap, fikiran Edward sejak tadi terganggu dengan kata kata Anina, Edward meremas rambut nya.
Edward berjalan kearah balkon dan menatap jauh kedepan, mengingat malam itu ketika Anina datang padanya dan meminta pertanggung jawabannya.
-3 tahun lalu-
"Aku hamil.." Kata Anina dengan lirih.
Edward berdiri kaku tak bisa bergerak "Bagaimana bisa? kita hanya melakukannya satu kali" Anina mengeryit.
"Apa?"
Edward gelisah mondar mandir "Tidak bisa, aku tidak bisa" Edward meremas rambutnya.
Anina masih menatap bingung kearah Edward, bibirnya masih bungkam.
"Aku akan menikah" jawaban Edward berhasil menohok Anina. "Aku tidak bisa membatalkannya, aku mencintainya kami menjalin hubungan sudah dua tahun,aku tak bisa menyakitinya,dengan fakta ini" Edward terlihat kacau, dengan wajah pias.
"Jadi apa yang harus aku lakukan?" Anina tak mau lagi berharap, cukup memastikan apa yang ada di fikiran Edward, sekarang.
"Gugurkan saja!" Anina membeku, dengan air mata yang menggenang Anina hanya mengangguk.
"Baiklah.. Anggap saja aku tak pernah kemari dan berkata seperti tadi, dimasa depan jangan hiraukan aku, dan semoga kamu bahagia"
Edward sempat terpaku dengan ucapan Anina benarkah semudah itu, namun benar yang dikatakan Anina, Anina tak pernah muncul lagi dan mengusik hidupnya, hingga sekarang mereka baru bertemu kembali itu pun dengan situasi yang tak terduga, Anina sudah menikah, dan benarkah Bagas tak tau jika Queen bukan anak kandungnya sendiri, bagaimana cara Anina bisa menikah dengan Bagas sedang ia saat itu tengah mengandung anaknya. "Anak ku"
Edward merasakan ada desiran aneh, saat mengatakan kata itu, seketika ia teringat wajah lucu dan menggemaskan milik Queen.
______________
Sudah tau...?bisa tebak gak..? apakah Anina menjadi selingkuhan Edward dulu?, hingga dia bisa mengandung anak Edward,sedangkan Edward sudah berpacaran dengan Liza kala itu?
Kita simpan dulu Kanaya, masih akan ada flashbacknya Anina.
Like..
komen..
vote..
🌹🌹🌹☕☕☕