NovelToon NovelToon
Become The Billionaire'S Wife

Become The Billionaire'S Wife

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Tamat
Popularitas:7.6M
Nilai: 5
Nama Author: Sujie

Namanya Elisa, dia terlahir sebagai putri kedua dari keluarga Hanggara, namun hal itu tak membuat nasibnya bagus seperti kakaknya.

Dia bahkan dikenal sebagai perempuan arogan dan sangat jahat di kalangannya, berbeda dengan kakaknya yang sangat lembut dan pandai menjaga sikap.

Marvin Wiratmadja, adalah putra dari Morgan Wiratmadja. Terlahir dengan kehidupan super mewah membuatnya tumbuh menjadi orang yang sedikit arogan dan tak mudah di dekati meski oleh lawan jenisnya.

Namun siapa sangka, ketertarikannya justru tertuju pada seorang gadis yang dikenal berhati busuk dan semena-mena bernama Elisa Hanggara.

Bagaimana takdir akan mempertemukan mereka?

Baca episodenya hanya disini.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sujie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Nomor Tak Dikenal

Tapi rupanya mereka telah lupa, bahwa selain Stevi masih ada putri mereka yang lain, yang juga butuh kasih sayang yang sama.

"Lisa, tentu saja kau adalah putri kandung Mama juga. Tapi sayang, Mama mohon padamu, hormati dan sayangi kak Stevi. Jangan terus membuatnya menangis, Nak." Sebagai seorang ibu Maria pun tak sampai hati harus mengeraskan hatinya terus menerus. Bagaimanapun keduanya juga sama-sama adalah putri kandungnya.

Ia juga ingin sekali membina hubungan baik dengan Lisa, sama seperti kedekatannya dengan Stevi.

Tapi entahlah, rasanya setiap kali ia ingin memeluk Lisa, setiap kali itu juga seperti ada tembok pembatas yang begitu tinggi lantaran Lisa yang selalu nampak arogan di hadapan mereka.

"Lisa lelah, Ma. Harus berapa kali Lisa bilang, Lisa sekalipun tidak pernah walau hanya mencubitnya. Kenapa kalian selalu menganggapku menjahatinya?"

"Sayang, ayolah ... sampai kapan kau terus menolak dan tidak mau mengakui kenyataan? Kak Stevi bahkan sudah berulang kali memaafkan mu meski kau tidak pernah memintanya. Tidak bisakah kalian akur satu sama lain? Putri Mama hanya ada dua, tidak bisakah kau berbaik hati dan berhubungan baik dengan kakakmu?" Maria mengusap punggung Lisa yang sedang duduk di atas ranjangnya. Ia berharap Lisa akan luluh dengan ucapannya.

Sebagai orang tua ia juga sangat sedih melihat hubungan keluarga di dalam rumahnya tidak pernah bisa harmonis. Selalu ada saja yang membuat mereka berdebat.

"Jika saja kak Stevi tidak seperti itu padaku, tentu aku akan masih menyayanginya. Perlu Mama tahu, sekalipun kalian membedakan ku sejak kecil, aku tidak pernah sakit hati. Meski kak Stevi yang selalu menjadi nomor satu bagi kalian, aku juga tidak masalah karena memang kak Stevi dari dulu juga berprestasi. Tapi jika dia sudah kelewat batas menghancurkan kehidupanku, jelas aku tidak akan membuka lagi pintu persudaraan sedikitpun untuknya." Lisa berkata dengan nada dingin.

"Apa maksudmu? Menghancurkan yang seperti apa?" tanya Hanggara dengan serius.

"Memangnya Papa pikir semua masalah yang datang padaku itu sumbernya dari siapa? Tidak lain dan tidak bukan adalah kak Stevi, Pa!" ujar Lisa dengan penuh penekanan di akhir kalimatnya.

"Jangan suka menuduh sembarangan, Lisa! Semua bukti sudah didepan mata, kenapa kau justru melimpahkan semua kesalahan pada kakakmu?" Hanggara menampakkan raut wajah kecewanya.

Sementara Lisa tersenyum sumbang. Sudah berulang kali ia mendengar jawaban itu dari ayahnya.

"Jika memang begitu, untuk apa lagi kalian masih berusaha mencari tahu dariku? Jika semua yang ku katakan tidak bisa membuat kalian percaya." Lisa menatap mata ayah dan ibunya dengan penuh arti.

"Sudahlah, Papa lelah harus selalu berdebat denganmu. Jika kau ingin berubah, semuanya masih belum terlambat. Ayo, Ma! Biarkan saja dia dengan pendiriannya itu. Semoga saja suatu saat dia bisa lebih dewasa dan dengan lapang dada mengakui segala kesalahannya."

Hanggara langsung keluar dari kamar Lisa begitu saja setelah mengatakan hal itu. Begitu pun Maria, meskipun ia masih ingin berbicara banyak dengan putrinya, namun dia juga tidak bisa membantah suaminya.

Ia keluar dan menutup pintunya dengan pelan, ia masih sempat melihat wajah putrinya yang tertunduk ditempatnya.

Lisa menoleh ke samping saat ponselnya tiba-tiba berdering ketika dia sedang menatap kosong lantai kamarnya.

Nomor siapa ini? gumam Lisa heran.

Ia lalu menggeser layar ponselnya dan menempelkan ponsel itu di telinganya.

"Halo!" sapanya dengan suara serak.

"Lisa, ini aku, Marvin." Orang diujung telepon memperkenalkan diri dengan antusias.

"Marvin? Ada apa?" Lisa berusaha menetralkan suaranya agar tak se-serak tadi.

"Lisa, kau sakit?" tanya Marvin saat mendengar Lisa berdehem .

"Tidak Marvin, aku hanya sedikit tidak merasa nyaman di tenggorokan," jawab Lisa asal.

"Ku kira kau sakit. Oh ... ya, apa besok aku boleh menjemputmu?" tanya Marvin. Sungguh dia saat ini sedang salah tingkah di kamarnya. Kakinya bersandar di kepala ranjang sementara tubuhnya berguling ke kanan dan ke kiri saking senangnya bisa mendengar suara Lisa di telinganya.

"Tidak usah Marvin, nanti aku merepotkan mu," tolak Lisa halus. Bukannya apa-apa, jika Marvin menjemputnya ia justru khawatir kalau kakaknya akan memanfaatkan hal ini untuk membuat reputasinya semakin buruk.

Atau yang lebih buruk, Stevi akan membuat Marvin menjauhinya seperti yang dulu-dulu.

Banyak lelaki yang menyukai Lisa sejak gadis itu masih berumur belasan tahun. Hal itu karena paras Elisa yang cantik, juga karena kemolekan tubuhnya.

Namun pada akhirnya, mereka menjauhi Lisa perlahan-lahan. Bahkan tak sedikit juga yang memandang jijik padanya setelah mendengar rumor tentangnya.

"Tapi Lisa, aku tidak keberatan sama sekali meski jaraknya sejauh bumi dengan bulan." Marvin masih bersikukuh. Tapi perkataannya justru membuat Lisa terkekeh.

"Lisa kau tertawa? Kau meragukan ku?" tanyanya tak terima, tapi senang juga mendengar gadis itu terkekeh seperti itu.

"Tidak Marvin, tapi aku ingin berangkat sendiri saja."

"Baiklah, kita lihat saja besok. Apakah kau bisa menolak ku," ujar Marvin lalu menutup teleponnya begitu saja agar Lisa nya tidak bisa membantah ataupun menolak lagi.

1
Sweet Girl
Sakit jiwa nie Stevi
Sweet Girl
Ruba bener
Sweet Girl
Obat pelangsang
Sweet Girl
Yo mosok koe Ra ro akibat dr obat Pin... Khan lama Urip Nang Londoh...
Sweet Girl
Obatin wes Vin... kasihan si Elisa....
Sweet Girl
Si Ruba
Sweet Girl
Belum tau kejadian sebenarnya sudah komentar, Buk ibuk....
Zery Nurvitha
lah...loe bapak ...kasih lah anak loe mobil....bapak goblok....wwkwkwkwk....
ahyuun.e
Curiga klo stevi dan orang tuanya cuma orang asing yg ngaku" ortunya elisa krn elisa pewaris yg sesungguhnya
Wangintowe Tundugi
jgn2 bukan anak kandung ya
Tri Rahayuningsih
Stevi yg dirumah Hanggara Stevi palsu oplas mungkin
Tri Rahayuningsih
semoga marvin TDK tergoda dan tidak goyah dg tipu muslihat stevi
Memyr 67
𝖽𝖾𝗀 𝖽𝖾𝗀𝖺𝗇
Memyr 67
𝖺𝗄𝗎 𝗒𝗀 𝗋𝖾𝖺𝖽𝖾𝗋 𝗃𝗎𝗀𝖺 𝗍𝗂𝖽𝖺𝗄 𝗆𝖾𝗇𝗒𝖺𝗇𝗀𝗄𝖺. 𝗆𝖺𝗋𝗏𝗂𝗇 𝗒𝗀 𝖻𝖾𝗀𝗂𝗍𝗎 𝖽𝗂𝗄𝖺𝗀𝗎𝗆𝗂 𝖻𝖺𝗇𝗒𝖺𝗄 𝗈𝗋𝖺𝗇𝗀, 𝖻𝗂𝗌𝖺 𝗆𝖾𝗇𝗒𝗎𝗌𝖺𝗁𝗄𝖺𝗇 𝖽𝖺𝗇 𝖻𝗎𝖺𝗍 𝗉𝗎𝗌𝗂𝗇𝗀 𝗈𝗋𝖺𝗇𝗀𝗍𝗎𝖺𝗇𝗒𝖺.
Memyr 67
𝗄𝖾𝗇𝖺𝗉𝖺 𝗃𝗎𝗀𝖺, 𝗈𝗋𝖺𝗇𝗀𝗍𝗎𝖺 𝗅𝗂𝗌𝖺, 𝗍𝖺𝗎 𝗍𝖺𝗎 𝗍𝗂𝖽𝖺𝗄 𝖺𝖽𝖺 𝗒𝗀 𝗆𝖾𝗆𝖾𝗋𝗀𝗈𝗄𝗂 𝗌𝗍𝖾𝗏𝗂 𝗒𝗀 𝗆𝖾𝗇𝗀𝗂𝗇𝗍𝗂𝗉 𝗆𝖺𝗋𝗏𝗂𝗇 𝖽𝖺𝗇 𝗅𝗂𝗌𝖺 𝖽𝖾𝗇𝗀𝖺𝗇 𝖺𝗆𝖺𝗋𝖺𝗁 𝗆𝖾𝗆𝖻𝖺𝗋𝖺?
Memyr 67
itu tablet untuk depresi ya? stevi kan gila?
Memyr 67
jelas hanggara tidak mengerti jalan pikiran elisa, hanggara kan tidak sadar, kalau dia orangtua yg goblog
Memyr 67
stevi stevi, dikira lisa tidak akan mengacaukan pertemuannya dengan tuan muda wiraatmaja? lisa sudah mengacaukan dari sebelum dia bertemu tuan muda wiraatmaja.
Memyr 67
hanggara dan maria menyesal? tapi tidak menyadari, kalau mereka orangtua yg goblog?
Memyr 67
𝖺𝗉𝖺 𝗂𝗇𝗂 𝖻𝗎𝗄𝗍𝗂 𝗄𝖾𝗀𝗈𝖻𝗅𝗈𝗀𝖺𝗇 𝗁𝖺𝗇𝗀𝗀𝖺𝗋𝖺 𝖽𝖺𝗇 𝗂𝗌𝗍𝗋𝗂𝗇𝗒𝖺 𝗒𝗀 𝗅𝖺𝗂𝗇 𝗅𝖺𝗀𝗂? 𝗌𝗎𝖽𝖺𝗁 𝖻𝗂𝗌𝖺 "𝖽𝗂𝗍𝗂𝗉𝗎" 𝖺𝗇𝖺𝗄 𝗄𝖾𝖼𝗂𝗅 𝗌𝖺𝗆𝗉𝖺𝗂 𝖽𝗂𝖺 𝖽𝖾𝗐𝖺𝗌𝖺, 𝗌𝖾𝗄𝖺𝗋𝖺𝗇𝗀 𝗍𝗂𝖽𝖺𝗄 𝗍𝖺𝗎 𝗄𝖺𝗅𝖺𝗎 𝗄𝖾𝗇𝖺 𝗍𝗂𝗉𝗎 𝗅𝖺𝗀𝗂?
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!