Lola Anggraini siswi SMA Kumbang cewek paling terkenal karena sifat bar-bar dan cuek nya. pertemuan dengan Angga cinta pertama Lola dari sejak masih kelas 6 SD membuat hati nya berbunga dan menganggap Angga masih pacar nya.
Tapi Angga yang dulu bukan lah yang sekarang, Di cuekin digalakin dijutekin ditolak oleh Angga adalah hal yang sudah biasa dengan mental pedenya seperti Om Tukul Arwana Lola mengacuhkan semua hal itu.
Sampai suatu malam Angga dengan kata-kata kasar meminta agar Lola menjauh dari hidup nya, sehingga membuat Lola berjanji pada dirinya sendiri untuk off bucin terhadap Angga.
Daren cowok badboy yang selalu mengejar Lola memberikan warna tersendiri mengisi hari-hari Lola dengan perhatian dan tulus nya cinta dan persahabatan.
Bagaimana kisah selanjutnya Apakah Lola benar-benar bisa off jadi seorang bucin baca ya guys biar gak kepo
jadiin favorit ya kalau udah baca.
Happy reading
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kasih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Off Bucin?
Lia menghubungi Saroh bercerita tentang keinginan Angga pindah sekolah yang tidak jelas alasan apa dan itu membuat Lia menjadi bingung. Lia tidak tahu bagaimana membuat Angga tetap sekolah di tempat sekarang karena tidak ingin Angga pindah sekolah, apalagi di sekolah itu ada Lola jadi dia merasa tenang dan juga senang.
"Teh caranya ngebujuk tuh si Angga, liet urang," keluh Lia dengan nada kesal di seberang telepon.
"Ya udah atuh, kalau anaknya nggak mau sekolah di situ pindahin aja, ntar malah repot dia bisa saja sekolahnya nggak benar," saran Saroh.
"Tapi coba dibujuk dulu kali aja deh masih lunak hatinya," kembali Saroh menyarankan.
"Iya lah teh tar coba Lia bujuk lagi siapa tahu dia masih mau dengerin saya, anak nya itu kan keras kepala teh,"
"Ya udah dicoba dulu aja lagi," Kata Saroh.
"Terima kasih atas sarannya. Maaf ngeganggu loh teh dengerin curhatan saya, habis cuma sama teteh sama merasa srek kalau lagi pengen curhat. Assalamualaikum,"
"Iya sama-sama Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh," Saroh menutup teleponnya
"Angga beneran mau pindah sekolah ya mah?"tanya Lola tiba-tiba sudah berdiri di pintu kamar Saroh.
"Maaf nguping pembicaraan mama. Tapi ini nyangkut Angga, jadi mau nggak mau ya Lola ikutan dengerin," dengan nada menyesal.
"Iya sayang, dia tiba-tiba ingin pindah sekolah entah alasannya apa. Makanya mamahnya bingung dan dia telepon sama mama. Apa kamu tahu kira-kira apa alasan Angga pengen pindah dari sekolah kalian?" tanya Saroh penasaran.
"iya Mah sepertinya Lola tahu alasan dia pindah, ya udah ma. Kalau gitu Lola minta izin ya Mah, Lola pengen keluar sebentar ada urusan sama teman," pamit Lola sambil mencium punggung telapak tangan Saroh.
"Hati-hati sayang, udah jam berapa nih. Jangan sampai lewat dari jam 9 malam, kalau lewat dari jam 9 pintu pagar digembok. Ngerti nggak!" pesan Sarah kepada Lola.
"Sipp Mah, rebes."saut Lola berlalu pergi menuju garasi untuk mengeluarkan motor matic warna ungu hitam kesayangannya.
jalanan di sepanjang komplek masih ramai bahkan masih ada beberapa orang yang sedang mojok.
"Tak perlu taman cok, pinggir jalan pun jadi hehehe," gumam Lola terkekeh sendiri melihat banyaknya pasangan muda-mudi yang sedang uwuan di pinggir jalan.
Tak kurang dari 10 menit Lola sudah sampai di depan rumah Angga, Dia lalu menelepon Angga. sekali panggilan tak diangkat bahkan ditolak dua kali panggilan tetap ditolak akhirnya Lola memutuskan untuk mengirim pesan lewat WA.
"Anjit, Ucup nantangin gue nih," gumam Lola sambil mengangkat salah satu bibirnya keatas.
📤 Gue ada di depan rumah lu, keluar sekarang atau gue yang masuk ke dalam dan akan bikin kerusuhan di rumah lo. Lu tahu kan siapa gue.
5 menit berlalu Angga belum terlihat batang hidungnya.
"Gue tunggu 5 menit kalau si Ucup gak keluar, gue yang bakal masuk," dengus Lola sambil menatap tajam ke arah salah satu jendela di lantai 2 yang masih menyala lampunya.
4 menit hampir berlalu Lola masih duduk diatas motornya sambil menunggu Angga keluar dari rumahnya.
"Satu... dua...ti-"Lola mulai turun dari motornya kakinya hendak melangkah turun di hitungan ke-3
SREEEETTTTT.
Pintu pagar rumah Angga terbuka sedikit dan Angga tanpa berdiri sambil tangannya memegang tiang pagar. bibir Lola tampak tersenyum tipis sambil salah satu ujung bibir terangkat ke atas.
Lola berjalan menyeberang menghampiri Angga, keduanya dekat dan saling berhadapan mereka saling menatap tajam.
"Ada yang mau gue omongin sama lo," kata Lola datar.
"Gue ngantuk gue nggak ada waktu dan gak ada urusan sama lo." saut Angga dingin.
"Huh! Ternyata orang yang gue puji selama ini nggak lebih dari seorang banci, harusnya lu pakai daster bukan pakai celana." olok Lola membuat telinga Angga menjadi merah.
"Jaga mulut lu, jangan bangga dengan sikap norak lu di depan gue," geram Angga mulai kesal.
"Ya udah, kalau lu nggak mau gue katain seperti tadi. Sekarang lo ikut gue ke tempat biasa dan kita selesaikan masalah diantara kita, you know?" tantang Lola bikin telinga Angga memerah dan juga wajahnya.
Lola langsung berbalik arah menyebrang jalan dan menaiki motornya lalu melajukan motornya membelah jalan kompleks.
"Brengsek tuh cewek! Berani benar dia Nantang gue, Emang dia kira siapa dia!" dengus Angga kesal lalu pergi ke garasi dan mengambil motornya untuk menyusul.
Tempat yang mereka tuju adalah sebuah danau di dekat komplek perumahan mereka, lebih tepatnya sebuah situ karena ukurannya yang tidak terlalu luas. Lola memarkirkan motornya di sebuah tenda lesehan di pinggir danau. Kebetulan malam ini bukan malming atau malam Senin jadi suasana danau tidak terlalu ramai.
tak berapa lama kemudian Angga pun sampai di tempat yang dituju. begitu turun dari motornya Angga duduk berhadapan dengan Lola adu pandang dengan menatap tajam pada manik mata masing-masing.
"Lu enggak usah pindah sekolah, jangan bikin susah orang tua lu. Karena sejak malam ini detik ini gue nggak akan ganggu Lo lagi. Dan gue akan jadi orang asing buat lo bukan hanya di sekolah tapi di setiap kesempatan dan tempat. Kita nggak akan saling kenal karena kita orang asing." tandas Lola.
Angga menatap tajam Lola sambil menelisik apakah perkataan Lola bisa dia percaya.
"Apa gue bisa pegang omongan Lo?" tanya Angga mencari kepastian.
"Gue bukan orang yang mudah mengingkari janji, apalagi janji yang diucapkan dengan hati bukan seperti orang yang sudah menghianati janji hanya karena gengsi dan kondisi hingga dia lupa akan janjinya," cetus Lolo.
Setelah Lola menyelesaikan kata-katanya entah mengapa hatinya terasa sesak, sepertinya dia tidak mampu lagi untuk menahan air mata jatuh. Oleh karena itulah dia buru-buru naik ke motornya dan pergi meninggalkan Angga seorang diri di tenda tepi danau.
"Cendol item nyindir gue, lihat aja kalau dia ingkar janjinya. Gue akan bikin dia malu seumur hidupnya," gumam Angga.
Angin malam mulai berhembus menerpa kulit Lola yang hanya dibalut switer menusuk tulang-tulangnya sepanjang, perjalanan air mata menetes di pipinya. Ada rasa sakit kehilangan kecewa, marah dan juga benci semuanya terasa jadi satu campur aduk di sanubarinya. Sesekali Lola menatap ke atas memandang langit dengan cucuran air mata.
"Huhhh! Gue enggak boleh nangis ,nggak boleh nangis. Ucup nggak pantas untuk gue ditangisi. ia bukan manusia dia enggak punya hati, hati dia batu lebih keras dari batu. hiks hiks hiks hiks," gumam Lola disela Isak tangisnya.
"Lola jangan lemah buka mata Lo baik-baik hapus semua perasaan bucin lo ke Ucup semuanya sudah usai ingat sekali lagi lu jangan bodoh semuanya udah usai," gumam Lola.
Berkali-kali Lola menguatkan hatinya untuk bisa menerima kenyataan bahwa Angga yang sekarang bukankah pangeran tak berkuda di masa lalunya.
Angga yang dulu sudah mati, Angga yang sekarang tak lebih dari seorang monster tak berhati.
Hujan mulai turun, tetesan hujan yang menerpa wajah polos Lola tanpa sentuhan make up bagai bulir kristal yang bercampur dengan tetesan air matanya, satu keinginan kuat dalam diri Lola bahwa dia harus berhenti untuk menjadi budak cinta Angga.
...Jangan terlalu dalam mengenang mantan kenanglah dia seperlunya, karena bisa saja dia hanya sambil lalu mengenangmu atau bahkan tidak sama sekali...
...~Kasih~...