Armell, mahasiswi semester 6 yang mempunyai kehidupan pas-pasan dan tinggal di sebuah kamar kost yang sempit. Berbekal otak yang cerdas, dia berhasil mendapatkan beasiswa di sebuah universitas ternama di ibukota. Di suatu pagi, ia menemukan seorang bayi lucu di depan kostnya.
Bayi itu membuatnya bertemu dan berkenalan bahkan menikah dengan seorang polisi tampan meski dia masih berstatus mahasiswi.
Bagaimana jadinya jika ternyata sang polisi tampan telah memiliki kekasih? Akankah sang polisi meninggalkan kekasihnya dan bertahan untuk tetap menjadi suami Armell? Akankah ada cinta di antara mereka? Atau justru perpisahan yang akan mereka hadapi?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alarice, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Jangan tertarik sama dia
Sudah dua minggu Armell menjalani masa magangnya di sebuah perusahaan multinasional Adiguna grup. Armell merasa bahagia dan senang. Dia menjalani hari-hari magangnya dengan penuh semangat. Meskipun ada beberapa pegawai di perusahaan itu sering memojokkannya dengan memberikan banyak sekali pekerjaan, tapi Armell tetap menjalaninya dengan semangat tanpa mengeluh ataupun protes. Semua pekerjaan dia selesaikan dengan baik. Hal itu membuat kepala bagian keuangan di perusahaan itu senang mendapatkan pegawai magang seperti dia.
Bahkan sang pemilik perusahaan yang tidak mudah tertarik dengan pegawai biasa bahkan pegawai magang seperti Armell, ikut bangga dan senang dengan hasil pekerjaan Armell yang selalu nyaris sempurna dan tepat waktu. Pernah beberapa kali sang CEO memanggilnya dan meminta bantuannya untuk menyelesaikan pekerjaan sang asisten sekaligus sekretaris yang sangat menumpuk.
Beberapa kali Armell mendapatkan bonus langsung dari sang CEO.
" Terimakasih banyak, tuan Adiguna. Tuan sudah sangat baik sama saya. Anda selalu memberi saya bonus dengan jumlah yang banyak. Saya....saya merasa tidak pantas menerima ini. " ucap Armell saat ia mendapatkan bonus dari sang CEO. Saat ini, Armell sedang menghadap sang CEO dengan di temani oleh asisten CEO. Armell merasa tidak enak karena terlalu sering mendapatkan bonus dari atasannya itu. Dia memegang amplop berwarna coklat yang tadi di berikan oleh asisten CEO Adiguna group.
" Itu hak kamu. Kamu sudah bekerja dengan baik. Kamu sudah banyak membantu pekerjaan saya sama pak Dion. " jawab tuan Adi.
" Kalau masalah pekerjaan, itu sudah menjadi tanggung jawab saya saat saya di terima magang di perusahaan tuan. Seharusnya saya yang harus berterima kasih karena tuan sudah memberikan orang seperti saya ini kesempatan untuk magang di perusahaan tuan yang besar ini. " ucap Armell dengan ujung jari saling melekat dan di taruh di depan dan kepala yang sedikit menunduk.
" Saya senang kamu bekerja di sini. Dan saya juga tidak kecewa telah memilih kamu untuk magang di sini. Baru dua minggu kamu bekerja, tapi kamu sudah menunjukkan kinerja yang sangat bagus. " puji tuan Adi sambil mengacungkan jempolnya.
" Saya jadi tidak enak sama rekan-rekan pegawai yang lain karena mereka merasa saya di istimewa kan sama tuan. Apalagi tuan selalu memberikan saya bonus. " ucap Armell.
" Lusi, saya dengar kamu mempunyai seorang anak. Apa kamu sudah menikah? Bukankah kamu seorang mahasiswa? " tanya tuan Adi dengan hati-hati.
Armell mengangkat wajahnya menatap sebentar mata tuan Adi. Kemudian ia kembali menunduk. Dia sedikit terkejut kalau atasannya tahu tentang baby Arvin.
Dengan memberanikan diri, Armell menjawab, " Iya, tuan. Saya merawat seorang bayi. Tapi saya belum menikah. "
" Apa? Kamu belum menikah tapi sudah mempunyai anak? " sergah tuan Adi saat Armell belum selesai menjawab. Tuan Adi tampak kecewa terhadap Armell.
" Maaf, tuan. Saya memang belum pernah menikah. Dan bayi itu, memang benar saya yang menjaga dan merawatnya. Tapi bayi itu bukan anak saya tuan. " jelas Armell.
Ada kelegaan dari wajah CEO Adiguna group saat mendengar Armell belum menikah.
" Lalu, siapa bayi itu? Apa keponakanmu? Tapi saya dengar , kamu membawanya tinggal di rumah kostmu. " tanya tuan Adi lebih dalam mengorek informasi. Sepertinya tuan Adi ada maksud terselubung terhadap Armell.
" Saya menemukan bayi itu di depan rumah kost saya, tuan. Saya tidak tahu siapa orang tuanya. Saya sudah melaporkan ke kantor polisi. Tapi pihak kepolisian meminta saya merawatnya untuk sementara sampai mereka mengetahui atau menemukan keluarga bayi itu. " cerita Armell dengan wajah tetap menunduk.
Tuan Adi manggut-manggut mendengarkan cerita Armell sambil tersenyum tipis.
" Apa kamu tidak keberatan atau kerepotan mengurus seorang bayi? Sedangkan kamu belum pernah mempunyai bayi. " tanya tuan Adi sambil menyandarkan punggungnya di sandaran kursi kerjanya.
Armell menggeleng, kemudian berkata, " Tidak tuan. Kasihan bayi itu. Dia di buang dari keluarganya. Kalau semua orang menolaknya, bagaimana nasib bayi itu. Dia masih terlalu kecil untuk menderita. "
Tuan Adiguna kembali tersenyum tipis. Dia semakin yakin dengan niatnya terhadap Armell.
" Lalu, bagaimana kamu memenuhi kebutuhan bayi itu ? Sedangkan kamu masih kuliah. Belum bekerja." tanya tuan Adiguna kembali.
" Kebetulan saat saya menemukan bayi itu, terselip sebuah amplop yang berisi uang dengan jumlah lumayan bagus dalam keranjang bayi itu. Ya, meskipun sekarang uang itu sudah menipis, tapi alhamdulilah, saya bisa magang di sini. Jadi saya bisa mencukupi kebutuhan bayi yang saya temukan itu. Apalagi tuan sering memberi saya bonus. " ucap Armell dengan senyum yang mengembang dari sudut bibir.
Sungguh besar kebaikan dan ketulusan hati gadis ini. batin tuan Adi.
" Ya sudah, kamu boleh pulang sekarang. Sudah sore. Kasihan bayi yang kamu rawat. Dia pasti sangat merindukanmu. " ucap tuan Adi.
" Iya tuan, terimakasih. Tapi ini...." Armell berjalan mendekat ke meja kerja tuan Adi sambil mengangkat amplop yang berisi uang bonus Armell.
" Saya tidak bisa menerima ini tuan. Saya sudah terlalu sering menerima bonus dari tuan. " lanjut Armell sambil menaruh amplop itu di atas meja kerja tuan Adi.
" Lusi, terima uang ini. " ucap tuan Adi penuh penekanan sambil menyodorkan kembali amplop itu ke hadapan Armell.
" Tuan....."
Belum selesai Armell berucap, tuan Adi memotong, " Jangan menolak. Anggap saja saya ikut membantu kamu merawat bayi yang kamu temukan itu. " Tuan Adiguna berdiri, kemudian menarik tangan kanan Armell, dan menaruh amplop yang tadi di kembalikan Armell di tangan itu.
" Segeralah pulang. Dia pasti merindukanmu. Seharian tidak di gendong olehmu. " lanjut tuan Adiguna.
Armell tersenyum lembut sambil menatap tuan Adiguna dan dengan mata yang berkaca-kaca. " Terimakasih banyak tuan. "
Tuan Adiguna membalas senyuman Armell sambil mengangguk.
" Kalau begitu, saya mohon pamit tuan Adi, pak Dion. " Armell berpamitan kepada tuan Adiguna, kemudian ke asisten CEO Adiguna group.
Kemudian Armell keluar dari ruangan CEO itu.
" Sepertinya aku tidak salah pilih, Yon. " ucap tuan Adiguna ke asistennya saat Armell sudah menghilang di balik pintu.
" Semoga tuan. Saya juga merasa dia gadis yang baik. " jawab Dion, asisten tuan Adiguna yang masih muda.
" Awas, kamu jangan sampai tertarik sama dia. " ancam tuan Adiguna dengan tatapan matanya yang tajam.
Dion tersenyum kemudian menjawab, " Saya mana berani tuan. Tuan sudah memilihnya. "
Tuan Adiguna menanggapi omongan asistennya dengan tawa khasnya.
" Ingat, rahasiakan hal ini dulu. Jangan sampai ada yang tahu sebelum aku bicara dengan yang bersangkutan. Kuharap, dia tidak akan menolak. " ucap tuan Adiguna dengan mata menerawang memikirkan sesuatu.
***
bersambung
Hadduhhhj....Siapa sih ini tuan Adiguna? Masak dia mau melamar Armell? Yang benar aja dong thoooorrrr.....Lha terus si babang polisi yang ganteng gimana????
Pengen tahu jawabannya guys??? Pantengin terus cerita ini ....
See you in the next episode....😘😘😘
lucu x pak supir