Warning 21+ Cerita Dewasa!!!!!!
Bijaklah dalam memilih bacaan, karena novel ini bisa membuat ada jungkir balik, panas dingin, ngakak berkepanjangan dan juga mengandung kebucinan yang hakiki.
Wanita malam julukan segelintir orang disekitar pemukiman tempat tinggal Berlian Ayunda yang memandang rendah pekerjaannya, tapi Berlian tidak pernah menghiraukan perkataan mereka yang terpenting dirinya bisa menjaga diri dan juga kehormatannya.
Hingga suatu hari Berlian harus menikah dengan seseorang karena desakan dan aturan dari lingkungan tempat tinggalnya.
Alvaro Waradhana seorang cassanova suami Berlian yang menganggap Berlian sama seperti wanita malam yang selalu menemani tidurnya.
Akankah Berlian bisa bertahan dengan Alvaro Waradhana?
Dan apakah Alvaro Waradhana bisa merubah statmen terhadap Berlian setelah dirinya mengenal lebih jauh siapa Berlian?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon HaruMini, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 12 Visual
Berlian Ayunda
Alvaro Waradhana
Malik Adi Barata
Sabila Rahman
Berlian yang berada di apartemen Varo sendirian setelah beberapa waktu lalu Varo pergi meninggalkan apartemennya dengan leluasa Berlian menelusuri setiap sudut apartemen yang begitu luas dan berakhir di meja makan karena dirinya merasa lapar, untung saja tadi Varo membelikan makanan untuk dirinya akhirnya dirinya menyantap makan tersebut yang sebelumnya sudah dihangatkan di microwave.
Jam menunjukan pukul sebelas malam ketika Berlian membuka matanya setelah ketiduran setelah selesai menyantap makanannya.
"Rasanya haus sekali" ucap Berlian ketika membuka matanya kemudian dirinya keluar dari kamar untuk mengambil air minum bertepatan dengan pintu passcode apartemen yang ditekan kemudian masuk Varo bersama seorang wanita dengan pakaian minim sambil berjalan memeluk dirinya.
Berlian menatap Varo yang juga sedang menatapnya ketika Berlian ingin menuju ke dapur, Berlian segera melangkahkan kakinya menghindar dari Varo.
"Hei tunggu ambilkan aku minum lalu antarkan ke dalam kamarku" perintah Varo ketika melihat Berlian melangkahkan kakinya ke arah dapur, tapi Berlian tidak memperdulikan perintah Varo dirinya tetap melangkah tanpa mempedulikan Varo.
"Siapa kamu menyuruh diriku" ujar Berlian ketika sudah berada di depan lemari pendingin sambil meminum air yang sudah berada ditangannya.
"Aku suamimu apa kamu lupa" ujar Varo yang sudah berada di belakang Berlian yang membuat Berlian terkejut dan langsung tersedak.
"Suami macam apa membawa wanita lain kedalam rumah" ujar Berlian sambil berlalu meninggalkan Varo.
"Apa kamu cemburu? terserah kepadaku ini apartemenku, ini hidupku, aku juga tidak akan melarangmu untuk kamu tidur dengan orang lain" ujar Varo yang langsung berjalan mendahului Berlian yang hanya diam terpaku ditempat saat mendengar perkataan Varo.
"Cemburu? najis, astagfirullah hal azim, salah apa aku mendapatkan suami seperti dia kalau bukan karena bibi Ami aku sudah pergi dari kemarin sebelum menikah, ujar Berlian menghembuskan nafasnya kasar sambil menggeleng gelengkan kepalanya dan mengelus dadanya.
Sudah menjadi rutinitas pagi Berlian sebelum melakukan aktivitasnya paginya dirinya akan menjalankan kewajibannya sebagai umat muslim untuk menjalankan sholat subuh.
"Percuma kamu sholat tidak akan masuk surga" ujar Varo yang sudah berdiri didepan pintu kamar Berlian dengan menggunakan setelan kerja lengkap sambil melipat kedua tangannya didepan dada.
"Bagaimana dengan dirimu?" tanya Berlian cuek sambil merapikan alat sholatnya dan berlalu meninggalkan kamarnya menuju ke arah dapur.
"Tenang nanti aku tobat kalau sudah tua sekarang nikmati aja dulu apa yang aku inginkan selagi bisa" ujar Varo sambil mengikuti Berlian menuju ke dapur.
Mendengar perkataan Varo Berlian hanya menggelengkan kepalanya sambil tersenyum sinis. "dasar setan" guman Berlian dalam hati.
"Buatkan aku kopi sekalian" ujar Varo ketika melihat Berlian sedang membuat kopi.
"Silahkan aku akan melayanimu siapa tahu nanti siang kamu mati dan aku sudah mendapat pahala melayani suamiku yang edan ini" ujar Berlian sambil menaruh kopi dan juga roti panggang didepan Varo lalu beranjak pergi dari meja makan dimana Varo sedang berada.
Varo hanya menggelengkan kepalanya dan tersenyum simpul sambil menyesap kopi buatan Berlian.
"Ini, pakai lah untuk belanja keperluan sehari hari, kalau nanti siang aku mati Setidaknya aku akan mendapat pahala siapa tahu langsung masuk syurga dan tuhan akan mengampuni semua dosaku karena sudah memberi nafkah kepada istriku yang tidak tahu diri ini" ujar Varo sambil memberikan Black card ditangan Berlian lalu pergi meninggal kan Berlian diapartemanya.
"Black card" ujar berlian sambil melihat Black card yang berada di tangannya sambil mengerutkan kedua alisnya.
"Bukannya ini kartu yang dimiliki oleh para milyader, siapa Varo sebenarnya?, ah bodo amat mau siapa juga dia aku tidak peduli" Berlian berbicara sendiri ketika Varo sudah pergi meninggalkan apartemen.
Bersambung...........