NovelToon NovelToon
Tangis Dan Doa Dalam Kegelapan

Tangis Dan Doa Dalam Kegelapan

Status: sedang berlangsung
Genre:Pihak Ketiga / Ibu Tiri / Selingkuh / Janda / Cinta Terlarang / Romansa
Popularitas:822
Nilai: 5
Nama Author: Queen_Fisya08

Setelah bertahun-tahun hidup sendiri membesarkan putrinya, Raisa Andriana seorang janda beranak satu, akhirnya menemukan kembali arti cinta pada Kevin Wibisono duda beranak dua yang terlihat bijaksana dan penuh kasih. Pernikahan mereka seharusnya menjadi awal kebahagiaan baru tapi ternyata justru membuka pintu menuju badai yang tak pernah Raisa sangka

Kedua anak sambung Raisa, menolak kehadirannya mentah-mentah, mereka melihatnya sebagai perebut kasih sayang ayah nya dan ancaman bagi ibu kandung mereka, di sisi lain, Amanda Putri kandung Raisa, juga tidak setuju ibunya menikah lagi, karena Amanda yakin bahwa Kevin hanya akan melukai hati ibunya saja

Ketegangan rumah tangga makin memuncak ketika desi mantan istri Kevin yang manipulatif, selalu muncul, menciptakan intrik, fitnah, dan permainan halus yang perlahan menghancurkan kepercayaan.

Di tengah konflik batin, kebencian anak-anak, dan godaan masa lalu, Raisa harus memilih: bertahan demi cinta yang diyakininya, atau melepas

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Queen_Fisya08, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 12 Permainan Licik Desi

Desi duduk di kursi ruang tamu rumah nya, menggertakan gigi sambil menatap kosong ke arah dinding, kepalanya dipenuhi kebencian kepada Raisa, mendengar nama Raisa disebut saja membuat dada Desi terasa panas...

Raisa, janda miskin, hanya penjual roti, menurut Desi, Raisa tidak pantas mendapat apa yang dulu menjadi miliknya, perhatian Kevin, kasih sayang Kevin, dan fasilitas Kevin...

“Kevin itu untukku, bukan untuk perempuan kampungan itu.” gumamnya pahit

Kemarahan itu berputar-putar di kepalanya, sampai akhirnya ia teringat pada seseorang...

Amanda, gadis cantik yang ia temui di pernikahan Kevin dan Raisa enam bulan lalu, gadis yang sikapnya berbeda dari tamu lain....

Gadis yang wajahnya tampak menyimpan kebencian terhadap Kevin, Desi tersenyum miring...

“Kenapa gadis itu tidak menghubungi aku? Dia tampak mudah dipengaruhi, aku harus cari tahu tentang gadis itu, Amanda ya, Amanda, anak dari perempuan kampung itu, aku masih ingat namanya.” gumam nya

Ingatan tentang wajah muram Amanda muncul kembali, ada suatu kebencian dalam sorot mata anak itu yang membuat Desi yakin, anak itu bisa menjadi senjata, senjata yang tajam dan tidak terduga...

Laras, Dewi, dan Amanda…

“Ah, mereka bertiga bisa ku bentuk, bisa ku arahkan.” Desi menepuk meja pelan

ia memelintir bibirnya ke samping, senyumnya melebar, senyum licik yang hanya muncul ketika pikirannya menemukan ide jahat...

"Aku harus balas dendam, harus membuat Kevin menyesal meninggalkan aku, seharusnya aku yang bersama Kevin, bukan, Raisa si janda miskin penjual roti itu*,” katanya ketus..

Tak lama kemudian, suara langkah kaki terdengar dari arah tangga...

Laras dan Dewi berlari menghampirinya, wajah keduanya penuh semangat dan amarah yang sama seperti ibunya..

"Kami sudah telepon Nyai, Mah! Suaranya nyai tadi marah dan membela kami.” ujar Laras cepat hampir tanpa nafas..

Dewi mengangguk membenarkan, Desi menepuk kepala kedua anaknya dengan bangga....

"Bagus sayang, Ayah kalian itu sangat takut dan nurut dengan Nyai kalian.” ucapku bangga

“Aku benci Raisa, dia harus pergi dari kehidupan Ayah.” Laras mendengus kesal

"Aku juga!, Aku benci sekali wanita itu! Ayah jadi tidak peduli lagi dengan kami karena dia!” sambung Dewi

Desi mengerling, kebencian itu… justru sangat ia butuhkan...

Dan tiba-tiba, sebuah ide gila muncul di kepalanya..

Matanya menyipit, bibirnya kembali melengkung membentuk senyum berbahaya, ia mendekati ke dua putrinya dan membisikkan sesuatu...

Namun setelah mendengar bisikan itu, Laras dan Dewi justru menatap ibu mereka dengan tatapan ragu..

“Mama…. Aku tidak mau pulang ke rumah Nyai, apalagi nantinya tinggal bersama Raisa dalam satu rumah, aku tidak mau berpura-pura.” ucap Laras sambil mengambil nafas panjang

"Aku juga tidak mau berpura-pura baik pada wanita itu.” Dewi ikut bersuara, suara nya bergetar karena marah dan takut

Desi meraih bahu kedua putrinya

“Sayang, justru itu lebih bagus, kalau kalian tinggal bersama Ayah dan Raisa, kalian bisa membuat kekacauan dari dalam.”

Dua pasang mata itu menatap satu sama lain, bingung...

“Kalian ingin Ayah kembali? Ingin Raisa pergi? Maka kalian harus mainkan peran kalian.” Desi menatap mereka lebih tajam

Laras menunduk, Dewi menggigit bibir, mereka hanya mengangguk lemah, meski tatapan mereka saling bertukar kekhawatiran.

Rencana itu berbahaya, tapi mereka hanya seorang gadis remaja yang sangat menyayangi ibu mereka, kedua gadis yang merindukan ibunya bertahun-tahun jadi terlalu mudah dimanipulasi... Dan Desi tahu itu.

***

Sementara itu, aku sedang berada di toko roti ketika ponselku bergetar. Nama ibu mertua muncul di layar, aku buru-buru menjawab..

"Assalamualaikum, Bu…” sapa ku duluan via telepon

"Waalaikum salam, Raisa, ponsel Kevin tidak bisa dihubungi dari tadi, kamu bisa tolong sampaikan kalau dia harus segera ke rumah Ibu? Ini penting sekali, tentang Laras dan Dewi.” suara ibu mertua ku terdengar agak berbeda...

Hatiku langsung tak menentu

“Deg…” Aku memegang dada...

“Ada apa ya, Bu?” tanya ku..

"Sekarang Ibu tidak bisa jelaskan lewat telepon, tolong hubungi Kevin, suruh dia ke rumah Ibu malam ini.” ketus ibu mertua ku

“Baik Bu… saya sampaikan.” jawab ku singkat

Setelah telepon dimatikan, aku menatap layar ponsel dengan pikiran yang berputar tak tentu arah, dari pagi mas Kevin sudah mengatakan bahwa hari ini ia ada meeting penting dengan klien perusahaan terkenal Jadi wajar bila ponselnya tidak aktif...

Tapi firasat ku buruk, sangat buruk, tidak mungkin ibu mertua menelpon dengan suara seserius dan sedikit ketus nada bicaranya kepada ku yang tidak pernah ia lakukan selama ini, kalau hanya untuk hal sepele tidak mungkin ia sampai seperti itu...

Napas ku terasa berat, aku berjalan ke belakang toko dan duduk sebentar mencoba menenangkan diri...

"Ya Allah… apa lagi ini?” bisik ku.

Seolah belum cukup drama yang diberikan Desi selama enam bulan terakhir...

Aku mencoba menghubungi mas Kevin berkali-kali, tetap tidak aktif.

Aku menggigit bibir, resah. Ingin sekali aku langsung menyusul mas Kevin ke kantor, tapi aku tidak ingin membuat panik pegawai-pegawainya...

Akhirnya aku memutuskan untuk pulang lebih cepat dan meminta pegawai ku untuk menghandle semuanya..

"Jes tolong handle semuanya hari ini ya, nanti seperti biasa kirim laporan nya kepada ku" ucap ku kepada Jessica

"Baik Bu" jawab Jessica

Saat aku mengambil tas, Audi tiba-tiba masuk dengan napas memburu.

“Rai! Eh, kamu mau kemana terlihat cemas sekali?" Tanya Audi

"Aku baru mau pulang nih, Ada telepon dari ibu mertua, katanya mas Kevin harus segera pulang, ada hal penting tentang Laras dan Dewi…” kata ku dengan suara gemetar

Audi langsung pucat setelah mendengar hal itu..

"Rai… kamu yakin ini bukan ulah Desi lagi?” tanya nya lagi

“Entahlah, Di, tapi firasat ku tidak enak.” jawab ku

Audi mendekat, memegang kedua bahuku...

"Hey, tarik napas dulu, jangan panik begitu dong, kita cari cara" Audi tersenyum

Belum sempat ia melanjutkan kalimatnya, ponselku bergetar lagi...

Kali ini dari nomor yang tidak dikenal, aku ragu-ragu untuk mengangkat nya....

“Halo…?” ucap ku

"Apakah benar ini ibu Raisa istri dari pak Kevin" Suara perempuan terdengar di seberang sana..

Suara yang terlalu lembut untuk memberikan kenyamanan bahkan justru membuat tubuhku merinding...

“Iya, benar.” jawab ku

"Maaf Bu Raisa, ini saya bu Ratna, guru BK di sekolah Laras dan Dewi.” jelas nya lembut

"Guru BK?" gumam ku dalam hati

"Maaf Ibu, kalau saya menghubungi ibu tiba-tiba,, tapi ada sesuatu yang harus Ibu ketahui. Ini… mengenai tingkah laku Laras dan Dewi selama satu bulan terakhir, maaf kalau saya memberitahu via telepon" lanjut nya lagi

Aku merasakan telapak tanganku dingin..!!

"Mereka sering terlihat murung, sulit diatur, dan ada beberapa kalimat yang mereka ucapkan, tentang tidak mau tinggal dengan Ibu, tentang Ibu yang merebut Ayah mereka, dan semacam ada kebencian di dalam diri mereka,, menurut wali kelas mereka masing-masing mereka juga sering bertengkar dengan teman-teman nya terutama Laras" jelas Bu Ratna

Jantungku seperti diremas dan suara ku seperti tercekat... Aku terdiam, dunia seperti berputar..

“Kami khawatir mereka sedang mengalami tekanan emosional dari salah satu orang tua nya" Bu Ratna melanjutkan

Sebelum aku sempat bertanya lebih jauh, suara perempuan itu berubah lebih serius.

"Dan satu hal lagi, Bu Raisa… saya curiga ada yang mengajarkan sesuatu kepada Laras dan Dewi, karena anak remaja seusia mereka pikirannya masih labil" ucap nya serius

Aku menutup mulutku, menahan napas yang hampir pecah menjadi tangis.

“Rai… apa katanya? Rai?” Audi memegang bahu ku kuat-kuat

Aku menggeleng pelan, air mata mulai menggenang, dan aku tahu persis dari siapa semua ini berasal.

Desi.

Desi lagi.

Desi lagi dan lagi.

Guru BK menambahkan kalimat terakhir sebelum telepon terputus:

"Hati-hati, Bu, saya rasa ibu sedang mereka jadikan target.”

Dan saat telepon tertutup…. Aku tahu satu hal pasti, Desi sedang bergerak cepat dan ia tidak sedang bermain-main lagi...

"Maaf kan aku Ra, karena aku menjodohkan mu dengan Kevin , kamu jadi sasaran Desi, aku tidak tahu kalau Desi akan berbuat sejauh ini" ucap Audi merasa bersalah

"Tidak Di... Tidak perlu di sesali, ini sudah jalan hidup ku harus berhadapan dengan masa lalu nya mas Kevin dan tipu daya dari Desi" ucap ku mencoba untuk kuat

"Kamu wanita yang hebat dan kuat Ra" lanjut Audi

Lalu Audi mengantar Raisa untuk menemui Kevin...

1
Setsuna F. Seiei
Tidak hanya cerita, tetapi juga pengalaman hidup. 🤗
•°ꫀꪜꪖ°•
Gak nyangka bakal se-menggila ini sama cerita. Top markotop penulisnya!
kappa-UwU
Seru abis 🤩
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!