NovelToon NovelToon
Milikku Selamanya

Milikku Selamanya

Status: sedang berlangsung
Genre:Cerai / Percintaan Konglomerat / Diam-Diam Cinta / Crazy Rich/Konglomerat / Aliansi Pernikahan / CEO Amnesia
Popularitas:3.6k
Nilai: 5
Nama Author: erma _roviko

Bukan pernikahan kontrak! Satu atap selama 3 tahun hidup bagai orang asing.

Ya, Aluna sepi dan hampa, mencoba melepaskan pernikahan itu. Tapi, ketika sidang cerai, tiba-tiba Erick kecelakaan dan mengalami amnesia.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon erma _roviko, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Aku pinjam Erick yang ini

Setelah obrolan yang dingin dan menentukan dengan Dokter Bayu, kebenaran adalah racun bagi pemulihan Erick, Aluna kembali ke ruang observasi khusus pasca-operasi.

Ruangan itu terasa seperti kapsul beku di tengah hiruk pikuk rumah sakit. Udara, dingin dan kering, terinfeksi oleh bau alkohol dan antiseptik, aroma yang paling dibenci Aluna, karena selalu mengingatkannya pada kerapuhan hidup.

Tetapi, di ranjang tinggi dengan selimut putih tebal itu, ada satu titik kehangatan yang kontradiktif, sebuah perasaan emosional yang mengacaukan semua rencana logis Aluna, wajah Erick.

Erick Wijaya, sang CEO yang dingin dan kaku, kini hanyalah Erick muda, pria yang dicintai Aluna sepuluh tahun lalu, yang beristirahat dalam kedamaian total.

Monitor detak jantung di sisi ranjang berbunyi dengan ritme stabil, memproyeksikan kehidupan secara mekanis.

Di tengah semua teknologi penyelamat jiwa yang impersonal itu, Erick tidur nyenyak.

Itu adalah kedamaian yang Aluna yakini tidak pernah ia lihat sejak mereka meninggalkan bangku kuliah.

Erick Wijaya selalu tidur dengan kening berkerut, tegang bahkan dalam mimpi, seolah-olah dia sedang bernegosiasi dengan alam bawah sadarnya tentang jadwal harian, proyeksi saham, atau setoran kas triwulanan.

Pria ini, Erick muda yang tertidur memiliki ekspresi lembut. Bibirnya sedikit melengkung ke atas, sudutnya sedikit terangkat, seolah dia sedang bermimpi tentang wisuda, tentang janji temu pertama mereka di kafe yang berdebu namun hangat, atau mungkin tentang anjing golden retriever yang selalu mereka impikan.

Kontras itu menusuk hati Aluna. Tiga tahun terakhir, Aluna telah menjalani pernikahan yang dingin, di mana tujuan utamanya adalah melarikan diri dari pria yang kini tidur dengan damai di depannya. Tujuan hidupnya baru-baru ini adalah kebebasan yang diwakili oleh berkas perceraian di kantor pengacaranya.

Kini, dia diberi kesempatan untuk meminjam versi pria itu yang paling ia cintai, versi yang hilang termakan ambisi dan kekejaman. Namun, syaratnya brutal, dia harus melepaskan semua kemerdekaan yang telah ia perjuangkan dengan air mata dan pengorbanan.

‘Aku mendapat Erick muda kembali, tapi dia terikat pada mesin, dan aku terikat pada kebohongan,’ pikir Aluna, merasakan getir yang brutal, mencicipi ironi yang jauh lebih pahit daripada kopi tanpa gula.

Aluna menarik kursi plastik keras ke samping ranjang dan duduk, merasakan dinginnya ubin lantai merayap hingga ke tulangnya. Ia mengangkat tangan Erick dengan hati-hati, takut sentuhannya akan mengusir kedamaian palsu itu dan menelusuri garis-garis di telapak tangannya.

Aluna menelan ludah, air mata yang sudah kering sejak perceraiannya kini kembali menggenang. Ia mulai membandingkan dua pria yang kini berbagi jiwa yang sama, sebuah perbandingan yang terasa seperti ritual pemakaman yang kejam.

Pria yang menyebut perasaannya sebagai drama, dan pria yang mencintai Aluna tanpa syarat.

Pria yang menolak sentuhannya di malam hari, dan pria yang matanya dipenuhi kehangatan dan janji masa depan.

Aluna menyadari bahwa amnesia ini bukanlah kecelakaan belaka, ini adalah amputasi emosional yang dilakukan oleh pikiran Erick sendiri.

Pikirannya memilih untuk menghapus trauma, stres, dan kebekuan yang merusak dirinya selama bertahun-tahun pernikahan mereka.

“Kepalaku sakit memikirkan ini,” bisik Aluna, suaranya parau. Ia menyentuh dahi Erick yang bersih dari kerutan, yang kini terasa begitu asing.

“Bagaimana aku bisa memberitahumu, Erick muda, bahwa Erick tua telah menghancurkan kita?” bisik Aluna pada dirinya sendiri, rasa sakit yang sudah ia pikir telah ia atasi kini menyeruak lagi, lebih tajam dari sebelumnya.

Mengingat peringatan Dokter Bayu menjadi jangkar yang menahan Aluna dari pengakuan jujur yang menghancurkan.

Aluna mencondongkan tubuh lebih dekat, mengamati lekuk lembut di rahang Erick. Dia menyadari, jika dia memilih untuk mengungkapkan kebenaran tentang perceraian, kegagalan, dan tahun-tahun tanpa cinta, dia tidak hanya akan mengancam pemulihan neurologis Erick. Lebih dari itu, dia akan merenggut kedamaian, kebahagiaan semu yang akhirnya ditemukan oleh pria di depannya.

Erick telah membayar harga yang sangat mahal untuk kedamaian ini, ingatannya.

“Aku tidak tega,” gumam Aluna.

Ia memutuskan, ia akan berbohong. Ia akan memainkan peran Aluna versi 2015, Aluna yang penuh harapan, Aluna yang tidak pernah lelah mencoba, Aluna yang matanya belum pernah melihat pengkhianatan di mata Erick. Ia akan menunda kebebasannya sendiri, ia akan menunda kesembuhan rasa sakitnya sendiri, demi pemulihan pria yang baru saja ia ceraikan.

Dia harus menghidupkan kembali cinta yang sudah ia ratapi, dan pada saat yang sama, ia harus mengubur semua rasa sakit yang dideritanya.

Aluna menarik nafas dalam-dalam, mengumpulkan semua keberanian yang ia gunakan saat menandatangani surat cerai. Ia memegang tangan Erick dengan kedua tangannya, mencari kekuatan dari kehangatan telapak tangan suaminya yang kembali.

“Baiklah, Erick,” bisik Aluna, suaranya bergetar tetapi penuh tekad. “Aku mengerti. Aku akan melakukannya.”

Ia menundukkan kepalanya, memejamkan mata. Pikirannya beralih ke masa depan yang absurd, ia harus pindah kembali ke mansion yang terasa seperti penjara emosional, membatalkan semua rencana independennya, membatalkan kontrak sewa apartemen barunya.

Bahkan harus tersenyum dan berbicara tentang mimpi masa depan yang Erick, bukan tentang perpisahan yang ia rencanakan. Ia harus menghidupkan kembali Aluna yang tidak pernah tersakiti.

Aluna mendekatkan wajahnya ke telinga Erick. Ia tahu pria di depannya tidak bisa mendengar, tetapi ia harus mengucapkannya untuk dirinya sendiri, untuk mematri komitmennya.

“Aku tahu kau buru-buru pulang untuk bicara denganku hari itu,” bisik Aluna, memaksakan dirinya untuk percaya bahwa Erick yang asli, yang masih punya sisi baik, masih ada di suatu tempat. “Aku tahu kau takut aku marah karena aku terus meminta berpisah. Tapi aku tidak marah lagi. Aku hanya akan memainkan peran yang kau butuhkan.”

Aluna menguatkan cengkeramannya pada tangan suaminya, menahan isak tangis yang ingin meledak keluar.

“Aku pinjam kau sebentar, hanya sampai kau sembuh,” bisik Aluna, janji itu terucap di antara isak tangis yang tertahan, hampir seperti sumpah.

Dia menarik nafas terakhir dari udara dingin rumah sakit, menghisapnya dalam-dalam.

Aluna mengangkat kepalanya. Matanya merah, tetapi resolusinya kini sekeras baja. Ia telah membuat komitmen. Ia akan menjadi kekasih yang hilang. Ia akan menciptakan realitas palsu yang sempurna bagi Erick.

‘Satu minggu. Satu bulan. Berapapun waktu yang dibutuhkan,’ pikir Aluna. ‘Aku akan berada di sini. Aku adalah istrimu. Aku mencintaimu.’

Ia telah menukar kebebasan dengan kebohongan. Dan untuk saat ini, kebohongan itu adalah satu-satunya jalan untuk bertahan hidup bagi mereka berdua.

Bagi Erick, itu adalah jalan menuju pemulihan. Bagi Aluna, itu adalah jalan menuju penguburan rasa sakitnya sendiri untuk sementara waktu, demi Erick muda yang baru saja ia temukan kembali.

Aluna menyeka air matanya, menarik nafas. Dia mengambil ponselnya dan dengan jari-jari gemetar, dia mengetik pesan untuk pengacaranya.

‘[Tahan berkas perceraiannya. Jangan lakukan apa-apa sampai saya memberi instruksi.]’

Tidak ada kata-kata penjelasan, karena tidak ada penjelasan yang masuk akal di dunia ini. Aluna menyimpan ponselnya. Ia menegakkan punggungnya, menarik sudut bibirnya hingga membentuk senyum yang terasa seperti topeng logam.

1
kalea rizuky
lanjut donk
erma _roviko: Siap👍
total 1 replies
kalea rizuky
Aluna pura2 bahagia g enak mending jujur trs cerai biar aja erik gila sebel q liat laki. gt
Soraya
hadiah pertama dari q lanjut thor
erma _roviko: siap😍😍
total 1 replies
Soraya
mampir thor
erma _roviko: Makasih kak😍
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!