Yuka Pratiwi,seorang staf hotel yang cantik sengaja mendekati Artha, sang menejer hotel agar bisa masuk ke dalam keluarga Regatama dan melakukan balas dendam melalui Artha yang polos. Yuka dapat menjalankan target utama nya yaitu Broto, sang ayah mertua. Tujuan hidup Yuka adalah untuk menghancurkan Broto yang sudah menghilangkan nyawa sang Ayah menyengsarakan Ibu dan merebut perusahaan keluarga nya. Keserakahan Broto menghancurkan kehidupan Yuka kala masih kecil.
Apakah Artha turut menjadi target dalam balas dendam Yuka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Thuy Mhuy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 12
Yuka memandang Broto dengan tangisan menjadi jadi. "Apa yang papa lakukan terhadap Yuka ,Pa ? " Yuka menampilkan wajah frustasi seolah olah semua kejadian semalam adalah salah Broto.
Broto berusaha beringsut duduk meski kepala nya masih pusing. Dia terdiam cukup lama untuk mengingat ingat apa yang sebenar nya terjadi semalam. Setelah bayang bayang ingatan itu muncul , Broto mendesah pelan. "Maafkan saya, pengaruh alkohol membuat saya melampaui batas".
" Yuka merasa bersalah sudah mengkhianati Mas Artha dan Mama" . Ujar Yuka di sela sela tangis nya.
Broto pun merasa bersalah. Dia mengakui tidak bisa mengendalikan diri nya saat mabuk. Broto menyentuh tangan Yuka lembut, "Mereka berdua tidak akan pernah tahu apa yang telah kita lakukan".
Yuka bungkam.
" Apa kamu marah sama saya Yuka?"
Yuka menatap mata Broto yang menyorotkan penyesalan. "Papa gak akan melampaui batas kalau Yuka menolak."
Pria dengan dada polos itu menyipitkan mata nya. "Maksud kamu?"
Dengan ragu Yuka memberanikan diri untuk memegang sisi wajah Broto. "Andai Mas Arta memperlakukan Yuka seperti papa".
Darah Broto kembali memanas. Dia mempersempit jarak di antara mereka dan menggenggam kedua tangan Yuka lalu menatap nya dengan serius. " Apa kita perlu melakukan nya lagi?Sebagai ayah saya akan menebus kekurangan putra saya terhadap mu".
"Yuka menginginkan papa tanpa tenggat waktu".
" Apa itu arti nya kita akan diam diam berhubungan selama nya?"
"Yuka memang cinta mati dengan Mas Artha, tapi Yuka juga butuh kepuasan dari papa".
" Baik lah Yuka. Hubungi saya jika kamu menginginkan saya".
"Bukan kah selama ini papa bosan dengan mama?kalau begitu papa juga boleh menghubungi Yuka kapan pun papa mau". Ujar Yuka membuat Broto terpana.
Sejurus kemudian Broto menarik tengkuk Yuka, menempelkan bibir mereka hingga peristiwa semalam kembali terulang. Bukan karena efek mabuk, kedua nya melakukan aktivitas itu dengan penuh kesadaran.
" Papa, Yuka lapar" . Kata Yuka begitu kegiatan nya selesai dan jam dindin telah menunjukan wakru menjelang sore.
Broto mengusap pelipis nya yang masih penuh dengan keringat. Setelah melihat jam dinding. "Saya bahkan belum pernah menghabiskan kehangatan dengan Neni sampai seharian seperti ini".
Yuka tersenyum.
" Saya akan memesan makanan" . Broto mengambil ponsel di atas nakas.
Yuka mengangguk.
Tak perlu menghabiskan waktu lama, makanan yang di pesan Broto sudah datang. Broto meraih kimono tidur nya. "Pakai gaun tidur mu, lalu turun lah ke dapur. Saya akan menyiapkan makanan nya".
Suatu keajaiban dunia saat Broto dengan senang hati memanjakan seseorang. Padahal selama ini Broto adalah tipe orang yang selalu ingin di perlakukan seperti raja yang semua nya harus di layani. Broto rela menyiapkan semua nya demi sang menantu yang selama ini telah menawan hati nya. Darah panas yang setiap waktu terus bergejolak saat melihat pesona Yuka kini telah di tuntaskan dengan baik. Namum, bukan merasa puas, Broto justru menginginkan Yuka lagi dan lagi. Bagi Broto Yuka adalah candu nya sekarang.
"Duduk lah". Broto menarik kursi mempersilakan Yuka duduk.
" Bagaimana papa bisa tahu kalau Yuka suka makanan Jepang?" . Mata Yuka bersinar saat melihat beragam jenis makanan Jepang yang memenuhi meja makan.
Broto hanya tersenyum.
"Makan lah Yuka".
Tiba tiba Yuka urung memasukan makanan ke mulut. " Besok lusa Mas Artha, Mas Seno dan Mama sudah kembali ke rumah ini".
"Apa kamu takut kita tidak bisa menghabiskan waktu bersama lagi?"
Yuka menunduk sedih.
Dengan telunjuk nya Broto mengangkat dagu Yuka, "Jangan khawatir, kita pasti bisa tetap bersama" .
"Papa yakin?"
Broto mengangguk,dan mengingatkan Yuka, "Besok Mbok Surti dan Pak Slamet akan kembali kerja. Bagaimana kalau kita menghabiskan waktu bersama di hotel?"
"Bukan nya papa harus ke kantor?"
"Saya tidak akan menyia nyiakan kesempatan, Yuka".
"Tapi Yuka harus bekerja, Pa".
" Apa kamu sudah mengambil jatah cuti?"
Yuka menggeleng.
"Ambil lah". Tutur Broto yang kemudian di angguki oleh Yuka.
Usai makan, Yuka pamit untuk mandi, Yuka mengguyur tubuh nya di bawah shower, membersihkan semua bekas bekas sentuhan dari Broto. Air mata Yuka meleleh begitu saja saat ingatan tentang mayat sang ayah yang di temukan mengambang di sungai itu kembali muncul. Yuka juga ingat betapa menderita nya sang ibu yang hidup dengan satu kaki akibat ulah keluarga Regatama.
Yuka mengeratkan gigi, berusaha menguatkan diri nya bahwa semua pengorbanan yang di tempuh nya akan berhasil. Yuka akan menghancurkan keluarga Regatama meski dengan jalan terpaksa menikahi Artha yang tidak ia cinta, dan membiarkan tubuh nya di jamah oleh sang ayah mertua nya atau bahkan Seno, mantan pacar Yuka yang sekarang menjadi kakak ipar nya.
" Aku rela tubuh ku kotor demi balas dendam ku berhasil." desis Yuka seraya menggosok kasar semua bagian tubuh nya agar bekas bekas Broto tidak lagi tersisa.
Tok tok tok.
Terdengar seseorang mengetuk pintu kamar mandi nya. Yuka mengusap air maya nya, menghentikan tangis segera agar Broto tidak curiga.
"Yuka, apa kamu masih di dalam?" Broto sedikit berteriak.
Tanpa ba bi bu, Yuka membuka pintu meski tidak ada kain yang menutupi tubuh polos nya yang masih basah. Yuka melihat Broto hanya menggunakan handuk yang menutupi tubuh bagian bawah nya.
"Apa saya boleh menumpang mandi?"
Yuka mengangguk, "Tentu. Bahkan Yuka menunggu kedatangan Papa seja tadi".
Broto bahkan menganggalkan handuk nya begitu saja, membiarkan Yuka menyaksikan otot otot sangar yang bahkan tidak sesuai dengan usia Broto. Semua yang ada di bagian tubuh Broto membuat bulu kuduk Yuka berdiri tegak.
Broto melenggang masuk, dia mengikuti langkah kaki Yuka yang seperti menuntun nya untuk masuk ke dalam bathup. Broto duduk bersandar, sementara Yuka duduk di depan nya, seolah olah Broto sedang memeluk Yuka dari belakang. Broto dan Yuka saling memainkan air menciptakan suara kecipak.
" Yuka jadi kepikiran buat tinggal di rumah sendiri".
"Maksud mu dengan Artha?"
Yuka menoleh ke belakang menatap Broto kemudian menggeleng pelan. "Dengan Papa" . Ucap nya.
Broto membisu.
Yuka kembali menatap kedepan. "Kita harus punya tempat persembunyian yang aman, Pa. Kita tidak mungkin terus mengandalkan hotel."
Broto meletakan dagu nya di pundak Yuka. "Kamu takut kalau hubungan kita akan terbongkar?"
"Yuka gak bisa bayangin kalau Mama sama Mas Artha ketika tahu semua nya".
Broto terdiam seperti tengah menimbang sesuatu sebelum memberikan keputusan yang tepat . " Baik lah saya akan membelikan rumah untuk mu." Ujar nya setelah merasa yakin.
Yuka tersenyum manis menatap Broto, kemudian mengalihkan pandangan nya ke depan. Senyum manis nya berubah menjadi seringai jahat. "Akhir nya, saya dapat menghasut Broto, dengan begitu saya akan leluasa untuk merayu Broto dan merebut nya dari Neni". Batin Yuka.
" Sebagai ganti nya biarkan saya memberimu kehangatan sampai pagi". Broto melingkarkan kedua tangan nya di pinggang ramping Yuka yang terendam air.
Yuka tersenyum lagi, lebih manis dari yang tadi. Yuka menampilkan wajah seolah olah sangat menyukai dan selalu menantikan sentuhan sentuhan dari Broto.