NovelToon NovelToon
Pengantin Bayangan Jadi Tawanan

Pengantin Bayangan Jadi Tawanan

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Balas Dendam / Konflik etika / Pengantin Pengganti / Angst / Roman-Angst Mafia
Popularitas:980
Nilai: 5
Nama Author: Kinamira

Ellena dijual ibu tirinya kepada seseorang sebagai pengantin yang diperkenalkan di muka umum, agar istri sah tetap aman.
Namun, di hari pengantin ia diculik sesuai dugaan pria itu, dan disanalah awal penderitaannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kinamira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 16

Bulan madu seharusnya hanya dilakukan oleh dua orang. Namun, untuk seorang Felix yang memiliki banyak musuh harus membawa banyak anggotanya untuk menemani.

Memberi jarak agar tidak menganggu pasangan itu juga tidak bisa. Karena Ellena seorang bayangan harus berada di belakang Lovie.

Pasangan yang memamerkan kemesraan dengan senyuman bahagia, membuat dada Ellena terasa sesak.

Bukan karena cemburu, tapi karena posisinya.

"Sunsetnya indah sekali," ucap Lovie sembari menunjuk ke arah matahari tenggelam.

Felix tersenyum memperhatikan Lovie. "Kamu lebih indah sayang," ucapnya dengan tulus.

Ellena diam memperhatikan. Ia bisa melihat jelas, bagaimana Felix yang tampak begitu berbeda saat melihat Lovie. Cinta Felix sangatlah nyata untuk Lovie.

Ia jadi penasaran. Seperti apa awal pertemuan hingga terjadi sebuah cinta itu.

"Apapun itu, Lovie sangat hebat, menaklukkan pria menyeramkan seperti Felix," batin Ellena.

Ellena menatap ke arah sunset yang berwarna jingga kemerahan, yang tampak indah mengisi waktu senja itu.

Ellena memejamkan mata, menenangkan hati dan pikirannya untuk sesaat, membiarkan hembusan angin pantai menerpa wajahnya.

"Ibu." Tak ada kata lain yang terucap dalam benaknya.

Hanya kata ibu, namun membuat air matanya jatuh.

Ellena menghela nafas panjang, ia menatap ke arah Felix dan Lovie yang sangat menikmati waktu itu. Lalu menoleh ke samping di mana beberapa pria tengah menjaganya.

"Aku butuh toilet," ucap Ellena.

Salah satu pria langsung membalasnya. "Tunggu sebentar." Ia kemudian mendekat ke arah Felix untuk meminta izin.

Ellena diam memperhatikan. Melihat Felix dan Lovie menoleh padanya, sebelum akhirnya mengangguk tanda setuju. Barulah pria itu kembali padanya.

"Mari kami antar," ucapnya.

Ellena tidak membantah, mengikuti langkah pria itu, diikuti beberapa orang lainnya.

"Ya setidaknya di sini aku tidak dipukul," batinnya merasa sedikit lebih nyaman berada di sana dibanding ditempat Maxim.

"Masuklah. Jangan lama, Tuan Felix hanya memberikan waktu lima menit," ucapnya dengan tegas memperingati Ellena.

Ellena tidak mengatakan apapun. Ia berjalan memasuki toilet umum yang tanpa ada orang lain. Wanita itu menatap dirinya melalui pantulan cermin. Melihat luka di wajahnya yang masih terlihat jelas.

Melihat itu, membuatnya teringat bagaimana Maxim menyiksanya.

"Maxim Harington, dia menculikku, menyiksaku demi balas dendam istrinya. Felix Willson menjadikanku pengantin bayangan demi melindungi istrinya. Apa pria seperti mereka, bisa sangat mencintai wanita, hingga mampu melukai wanita lain, demi wanitanya?" batin Ellena disertai air mata yang berlomba-lomba melewati pipinya.

"Dan ayah ...." Ellena menghembuskan nafas kasar. "Dia rela membiarkan ibu kesakitan demi membiayai selingkuhannya, rela menjualku, demi kepuasan wanita itu."

"Kenapa? Kenapa harus aku yang Merakan kejahatan tiga laki-laki itu sekaligus?" ucap Ellena menunduk terisak menangisi nasibnya yang terlalu sial terhadap laki-laki.

Ketukan di pintu membuat Ellena menahan Isak tangisnya, dan terdengar orang mulai memanggil.

"Hey cepatlah. Kita harus kembali ke hotel!"

Ellena menghela nafas kasar. Ia menunduk di wastafel, membasuh wajahnya yang sudah basah, berharap jejak air matanya sedikit tersamarkan.

***

Felix tengah menikmati hidupnya. Sementara Maxim tengah menunggu informasi tentang dirinya, dengan emosi yang masih membara.

Pria itu meneguk kopi hitam pekat yang disuguhkan, namun dengan cepat pula disemburkan. "Apa ini? Kenapa rasanya begini?" sentaknya kemudian membanting gelas tersebut. Entah sudah berapa gelas dan piring yang dihancurkan.

"Ma-af Tuan," ucap pelayan yang membawakan kopi, dengan tubuh gemetar ketakutan.

Maxim mendengkus. "Jonathan!"

Kepala pengurus rumah itu segera mendekat, "Ya Tuan," ucapnya sedikit membungkuk memberikan hormat.

"Kenapa sejak tadi pelayan-pelayan itu tidak bekerja dengan benar? Kenapa kau membiarkan mereka seperti itu!" bentak Maxim.

Tidak peduli siapapun. Ia melampiaskan rasa kesalnya, termaksud Jonathan yang sakit baiknya pekerjaannya, nyaris tidak pernah ia marahi.

"Maaf Tuan, saya salah," ucap Jonathan menunduk hormat, memaklumi sikap Maxim.

Maxim mendelik, dengan amarah yang masih menggebu-gebu, ia menendang meja kaca di depannya hingga terhempas, namun tidak sampai pecah.

Pria itu berkacak pinggang, nafasnya naik turun dengan kasar yang menandakan tengah menahan emosinya.

Beberapa saat kemudian Liam dan Johny datang menghampiri. "Tuan."

Maxim menoleh. Ia menatap lekat keduanya dengan penuh harapan. "Bagaimana?"

"Felix Willson sedang di Paris bersama Ellena," ucap Johny tanpa basa-basi memberikan informasi.

Kening Maxim berkerut. " Paris? Kau yakin?" tanyanya merasa ragu.

Liam mengangguk. "Ya Tuan. Orang kita menyimpulkan mungkin sedang bulan madu."

Sorot mata Maxim menjadi dingin. Rasa amarah membuncah di dada. Seluruh tubuhnya memerah mendengarkan informasi itu.

Johny melanjutkan. "dan Felix Willson ingin melakukan peresmian perusahaan yang baru dia akusisi, dan ada kabar dia akan memperkenalkan istrinya sebagai pemilik utama perusahaan itu."

Informasi selanjutnya itu, membuat Maxim mengerutkan keningnya merasa heran. "Memperkenalkan istrinya? Ellena ...?"

"Itu yang kami dengar Tuan," jawab Johny mengangguk menyakinkan.

Maxim mendesis. "Lucu sekali ...." gumamnya sembari tersenyum sinis. "Istrinya selemah itu, malah mau diperkenalkan di depan umum," lanjutnya.

Maxim terdiam beberapa saat dengan wajah tenang namun benaknya tengah berpikir keras. Ia lalu mengulum senyum. "Siapkan pesawat, kita berangkat ke sana sekarang!" perintahnya.

"Baik Tuan!" sahut Johny dan Liam serentak.

Maxim tersenyum membayangkan rencananya akan berjalan. "Aku akan membuatmu malu Felix dan aku pasti akan merebut kembali wanitamu. Menyiksanya hingga dia memohon kematiannya sendiri," batin Maxim.

***

Mendengar orang bercinta tidak pernah ada dalam bayangan hitup Ellena. Namun, terus saja mendengar bagaimana hebatnya Felix dan Lovie menyalurkan cinta mereka.

Wanita itu meringkuk di sudut ruangan, sembari memandang kosong ke sembarang arah. Sementara di sebelah kamar Felix dan Lovie tengah bercinta hebat, seolah tidak peduli bagaimana orang luar mendengarnya.

Meski berada di kamar yang berbeda, Ellena masih mendengarnya dengan jelas.

"Terdengar begitu hebat, tapi kenapa aku membayangkannya saja sudah ketakutan?" batinnya dengan tubuh yang sedikit gemetar setiap kali mengingat Maxim memaksanya melayani.

Beberapa kali ditiduri Maxim, nyaris selalu membuatnya pingsan, yang membuatnya merinding mengingatnya.

"Kata orang itu sangat menyenangkan. Apa akan menyenangkan jika bersama orang yang dicintai?" gumamnya.

Ellena menyandarkan tubuhnya, memejamkan mata berusaha menenangkan hatinya yang terus ketakutan.

Saat ia larut dalam ketenangan, sebuah ketukan di pintu membuat perhatiannya teralihkan. Ellena diam memandang pintu itu dengan ragu.

Ia yang penakut, saat ini baginya semua orang adalah penjahat.

"Buka pintunya, kami juga mau istirahat!" seru seseorang mengedor pintu kamarnya.

Ellena diam, tangannya meremas gaun yang dikenakan dengan gemetar. Ia kembali teringat bagaimana Maxim langsung menerkamnya saat ia mengunci dirinya di kamar mandi, dan ia takut itu akan terulang kembali.

"Buka pintunya hey!" seru orang di luar.

Ellena diam, tangannya masuk di celah rambutnya, tanpa mampu dikendalikan, ia meremas dan menarik rambutnya sendiri.

"Jangan-jangan, aku tidak mau. Itu sangat menyakitkan," ucapnya merasakan panik.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!