NovelToon NovelToon
Jenius Tampan Incaran Badgirl Bar-Bar

Jenius Tampan Incaran Badgirl Bar-Bar

Status: sedang berlangsung
Genre:Anak Genius / Diam-Diam Cinta / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Romansa / Bad Boy / Enemy to Lovers
Popularitas:1.2k
Nilai: 5
Nama Author: alfphyrizhmi

"Rey... Reyesh?!"

Kembali, Mutiara beberapa kali memanggil nama jenius itu. Tapi tidak direspon. Kondisi Reyesh masih setengah membungkuk layaknya orang sedang rukuk dalam sholat. Jenius itu masih dalam kondisi permintaan maaf versinya.

"Rey... udah ya! Kamu udah kumaafkan, kok. Jangan begini dong. Nanti aku nya yang nggak enak kalo kamu terus-terusan dalam kondisi seperti ini. Bangun, Rey!" pinta Mutiara dengan nada memelas, penuh kekhawatiran.

Mutiara kini berada dalam dilema hebat. Bingung mau berbuat apa.

Ditengah kondisi dilemanya itu, ia lihat sebutir air jatuh dari wajah Reyesh. Diiringi butir lain perlahan berjatuhan.

"Rey... ka-kamu nangis, ya?"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon alfphyrizhmi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 12 - Resepsi Pernikahan

Melihat respon barusan, Zeeva dan Allyna lumayan paham. Perasaan Mutiara kali ini, bertepuk sebelah tangan. Sangat langka sekali. Biasanya, puluhan mahasiswa rela ngantri demi nge-date dengannya. Apalagi dijadikan seorang pacar oleh Mutiara!

Tetapi, karakter Reyesh sangat berbeda di mata Zeeva dan Allyna.

"Lo ditolak?" Zeeva angkat bicara duluan.

"Nggak juga kok, Va. Lebih tepatnya, baik gue maupun dia nggak membuka obrolan ke arah sana."

"Ah, gue sih nggak percaya, Mut! Lelaki mana yang tahan kalo ketemu dan ngeliat wajah lo, dan nggak langsung ngajak jalan atau jadian?" sentak Allyna.

"Apa Reyesh penyuka sesama batang, Mut?" tanya Zeeva dengan wajah polos dan mata membelalak.

Sontak saja, Mutiara dan Allyna hampir muntah, karena jijik mendengar ucapan barusan.

"Idih... amit-amit jabang bayi. Kalo bener, jangan sampe deh lo deket-deket sama dia, Mut!" perintah Allyna, wajahnya masih pucat dan mual setelah mendengar ucapan konyol Zeeva.

"Nggak mungkin! Gue yang jadi jaminannya. Seratus persen. Dia nggak akan belok jalur seperti pikiran aneh lo, Va!" Mutiara coba membela Reyesh.

"Terus, kalo emang dia normal, berarti bisa dua hal Mut. Pertama, dia suka ama lo dan memendam perasaan itu supaya nggak mengganggu fokus lo yang lagi ngejar IP sempurna. Kedua..." Zeeva menyerahkan pada Allyna untuk meneruskan.

"...kedua, jangan sampai sih, ya. Dia bener-bener nggak suka sama lo dan nggak mau ada obrolan menyoal cinta dan perasaan." sambung Allyna dengan wajah tidak enak menghadap Mutiara.

"Hap! Udah, Na! Kita selesaikan obrolan nggak enak ini. Kan dari awal, lo senyum terus nih, masa sih gara-gara kami berdua, bikin muka lo jutek lagi. Jangan ya, syantik!" Zeeva menc-ubit pipi Mutiara dengan gemas.

Mereka bertiga berpelukan. Mutiara kembali tersenyum dan sekelumit pikiran yang tidak perlu, ia singkirkan.

Saat itu juga, setelah selesai makan malam, Zeeva dan dan Allyna rela nyetir dari Bogor, untuk mengantar Mutiara sampai ke Jakarta.

 

Pagi hari yang cerah, pada salah satu lokasi di Ibukota, dalam sebuah rumah megah tempat diselenggarakannya resepsi nikah salah satu saudara Mutiara.

Mutiara sedang duduk santai di kursi rias, memandangi pantulan dirinya dengan ekspresi dan raut wajah malas. Gaun pagar ayu berwarna abu-abu terang yang membalut tubuhnya, terasa seperti belenggu yang sedang mengekang Mutiara dari dunia luar.

Jika boleh memilih, ia sebenarnya ingin lebih memilih menghabiskan waktunya dengan Reyesh, mentor sekaligus teman seangkatannya di kampus. Tak lain dan tak bukan untuk membahas soal-soal sulit, ketimbang berdiri berjam-jam di pelaminan.

Namun, permintaan keluarganya tak bisa ia tolak, dan Mutiara harus menjalankan tugasnya sebagai pagar ayu di pernikahan sepupunya.

Tangannya diam-diam merogoh ponsel di pangkuan, berharap bisa menyelinap atau mengin-tip ke dunia medsos, untuk sejenak saja. Jarinya memberanikan diri mengetik pesan untuk Reyesh, menanyakan kabar si jenius super dingin itu.

Tetapi, meskipun sudah terkirim, Reyesh hanya membacanya saja. Tidak merespon maupun membalas. Masih sepagi ini, Mutiara sudah dibuat badmood.

"Mut, kamu belum siap? Kok bengong sendirian di situ?" tanya Nadya, tantenya yang mengurus acara resepsi pernikahan ini.

"Ayo segera ke depan, acara akan segera di mulai." suruh Nadya kepada Mutiara.

"Baik, Tante." perintah tantenya lumayan membubarkan badmood Mutiara pagi itu.

Mutiara berjalan sambil mulutnya komat-kamit. Bukan merapal mantra atau jurus apapun, melainkan sedang mengulang atau review materi sesuai arahan Reyesh.

Meskipun keadaan ramai, pikirannya punya tempat sendiri untuk fokus dan tenang.

Mutiara pun membawa sebuah buku khusus, berisi catatan penting selama bimbel dengan Reyesh. Ia coba rangkum dalam beberapa kertas coretan kecil saat pagi buta, sebelum make up. Mutiara juga menulis beberapa soal Kalkulus (dari mata kuliah matematika), agar saat waktu luang, bisa ia kerjakan dalam pikiran dan imajinasinya. Tanpa perlu coretan apapun. Begitulah perintah Reyesh.

Mutiara mulai tersandung pada satu soal yang menurutnya sulit. Ia coba mengambil kembali ponsel, mengetik pesan dan menanyakannya pada Reyesh. Tak lama, ponselnya bergetar, dan balasan dari Reyesh muncul di layar.

 

Resepsi berlangsung dengan sangat meriah. Dentuman musik dan gelak tawa dari para tamu undangan yang memenuhi ruangan, membuat suasana semakin riuh.

Mutiara berdiri di sisi pelaminan bersama pagar ayu lain, memberikan senyum manisnya untuk setiap kali tamu yang datang memberi selamat. Namun, pikiran dan fokus Mutiara tak sepenuhnya ada di sana. Ia masih memikirkan petunjuk yang diberikan Reyesh atas soal sulit sebelumnya.

Di sela-sela kesibukan, Mutiara terus mengintip ponsel, membaca pesan dan mencoba memahami konsep yang dijelaskan oleh mentornya. Sayangnya, pembahasan itu masih terasa rumit untuknya.

Sebenarnya, Mutiara ingin menanyakannya lebih lanjut. Baru saja gadis itu berniat mengetik ulang pertanyaan, seorang wanita paruh baya, teman bisnis papanya, datang menghampirinya.

“Yaampun, bidadari kecilnya pak Harris cantik sekali. Mutiara, ini kuperkenalkan anak tante, namanya Aldo. Kalian seangkatan, lho,” kata wanita itu sambil tersenyum.

Mutiara menoleh, mendapati seorang pemuda dengan stelan jas rapi dan senyum percaya diri, sedang berdiri tegap di sampingnya. Aldo menjulurkan tangan dengan ramah, memperkenalkan dirinya sebagai mahasiswa semester dua, sama seperti Mutiara.

“Halo, aku Aldo. Salam kenal. Senang akhirnya bisa ketemu kamu. Papa dan Mama ku sering banget cerita tentang kamu. Dan ternyata, cerita mereka banyak yang salah." ujarnya dengan nada santai.

"Salam kenal. Mutiara. Maaf, maksudnya?" balas Mutiara sambil menyalami tangan Aldo.

"Jangan terlalu dengarkan dia, dek Mutiara. Kadang, perkataannya suka ngelantur." ucap Mama Aldo, sambil men-epuk pundak anaknya.

"Aku nggak ngelantur kok, Ma. Mama dan Papa selalu bilang kalau Mutiara orangnya cantik. Itu salah. Padahal, aslinya cantik banget." layaknya mahasiswa lain di kampus Mutiara, Aldo pun langsung melakukan serangan pertama dengan gombalan mautnya. Membuat Mutiara tambah malas dan ogah melihat pria ini.

Mutiara cuma membalas dengan anggukan kecil, meskipun dalam hatinya, ia tak terlalu tertarik untuk berbasa-basi. Apalagi dengan tipikal buaya kampus.

Saat itu juga, ponselnya kembali bergetar. Sebuah pertanda bahwa Reyesh mengirimkan pesan lanjutan. Dengan alasan ingin mengambil minum, ia permisi dan berpamitan sejenak, mencari tempat sepi untuk membaca pesan tersebut.

Sayangnya, Aldo justru mengikutinya dengan wajah penasaran. Tingkah pria itu membuat Mutiara gusar dan risih.

"Lagi sibuk chatting sama siapa, nih? Kayaknya serius dan privasi banget." tanya Aldo, mencoba mengintip layar ponsel Mutiara.

Gadis itu cepat-cepat menutup ponselnya dan menatap Aldo dengan datar dan wajah kesal.

"Bukan urusan lo." jawabnya singkat dan judes, lalu Mutiara berbalik dan hendak pergi menjauhi Aldo.

Namun, tampaknya Aldo tipikal buaya kampus sejati, tak mudah menyerah dan justru semakin penasaran. Tidak ingin melepas mangsa cantiknya begitu saja.

Bersambung.......

1
Musri
awal yg bagus...
alfphyrizhmi: thanks kaaakk... ditunggu terus ya. nanti sore akan update lagi.
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!