Jenius Tampan Incaran Badgirl Bar-Bar

Jenius Tampan Incaran Badgirl Bar-Bar

BAB 01 - Buaya Buaya Kampus

"Ish, malesin banget sih!" protes Mutiara, ketika berjalan bersama kedua sahabatnya. Mereka memasuki area kantin kampus.

"Kenapa, Mut? Jutek begitu muka lo!" tanya Zeeva.

Langit siang hari itu sebenarnya nampak cerah, tapi hati Mutiara Aliana justru terasa mendung. Langkahnya tegap memasuki kantin kampus bersama kedua sahabat. Begitu mereka duduk di salah satu meja kosong, berbagai pasang mata langsung tertuju pada ketiga bidadari kampus itu.

Suara bisik-bisik sangat terdengar di sudut-sudut ruangan menyeru namanya, beberapa mahasiswa laki-laki bahkan tak segan menunjuk ke arah mereka bertiga.

Mutiara merasa muak dengan perhatian berlebihan itu. Sejak hari pertama masuk kuliah, dirinya pun sudah menjadi buah bibir seantero kampus hanya karena wajahnya yang terlalu cantik.

Namun, satu anugerah yang diimpikan dan diidam-idamkan banyak kaum hawa lainnya, justru bagi Mutiara bukanlah sebuah kebanggaan, melainkan gangguan dan petaka.

"Biasa, Zee... lihat tuh, tatapan buas buaya-buaya kampus. Bikin ancur mood gue aja siang-siang begini!" ungkap Mutiara.

"Naluri dasar buaya emang gitu, Mut! Langsung kelihatan to-lol dan nep-song kalau dah ngeliat betina. Liatin aja tuh, seolah-olah kita ini barang pajangan, nggak sih?" desis Allyna, sambil meletakkan nampan makanannya dengan kasar.

Sepasang mata Zeeva melirik sekitar. Ia mengamati sekumpulan cowok di pojokan yang tertawa kecil sambil melirik ke arah mereka.

"Gue rasa mereka bertaruh siapa yang bisa mendekati lo lebih dulu, Mut." Zeeva mendengus sinis, mengaduk minumannya dengan wajah penuh kekesalan.

"Dasar buaya kampus, pikirannya nggak jauh-jauh dari menggoda perempuan!" Lanjut Zeeva dengan geram.

"Gue nggak habis pikir sih, kenapa mereka bisa sekasar dan sebrutal itu ya menatap ke arah sini?" Allyna mengangkat bahunya, menatap Mutiara yang hanya duduk diam sambil menopang dagu.

"Mut, emangnya lo sama sekali nggak terganggu?" tanyanya.

"Hah? Terganggu? Lebih dari itu, gue malahan ngerasa muak!" jawab Mutiara dengan nada tajam, membuat kedua sahabatnya sedikit tersentak.

"Kenapa sih, laki-laki itu selalu merasa berhak menggoda perempuan? Apa mereka pikir gue senang diperhatikan seperti ini?" sepasang mata Mutiara berkilat marah, bibir manisnya mengerucut, tanda kesal.

"Mereka tuh nggak akan pernah sadar, kalau perbuatan mereka sangat menjijikkan." Zeeva mengangguk setuju, memainkan sendok di tangannya.

"Kalau menurut gue, cowok tipikal mereka inilah, yang didapat dengan gampangnya oleh banyak perempuan. Mereka itu lelaki murahan!" lanjut Mutiara, semakin naik pitam.

"Dan kalau mereka pikir gue bakal jatuh ke pelukan mereka, hanya karena rayuan, tatapan, atau gombalan... sorry to say, mereka salah besar!"

Obrolan mereka bertiga sengaja diperkeras, agar didengar banyak mahasiswa maupun mahasiswi lain yang sedang asyik makan siang di kantin.

Mendengar ucapan keras itu, Zeeva terkekeh sinis, menyesap minumannya sebelum berbicara, Gue setuju banget... Mut! Kadang gue pun heran, kenapa banyak perempuan di luar sana, malah bangga kalau bisa menarik perhatian cowok-cowok brengsek seperti itu?"

"Jawabannya gampang aja, Zee: Karena mereka semua nggak pake otak! Cuma takut dan khawatir kalo dikira jomblo seumur hidup. Gilak sih! Gue nggak abis pikir sama perempuan to-lol diluar sana, yang dengan gampangnya ngasih tubuh mereka sendiri, dengan alesan takut nggak dapet pasangan. Halah... kentut!" ungkap Allyna kesal.

Allyna juga menyikut bahu Mutiara dengan pelan, "Itulah bedanya kita dengan mereka, Mut. Kita bukan perempuan yang gampang jatuh hanya karena ucapan manis." mendengar itu, Mutiara mengangguk setuju, membetulkan letak rambutnya yang tergerai.

"Gue justru jijik, kalau ada cowok yang gampang mendekati banyak perempuan, dalam waktu bersamaan! Entah cowoknya sok kegantengan, atau para perempuannya yang kelewat tuol-lol." Mutiara mulai ngegas.

Para mahasiswi yang duduk disekitarnya, yang merasa tidak memiliki wajah secantik Mutiara, mulai tersindir dan merasa kesal. Namun, mereka diam dan tidak protes. Buat apa juga? Apa untungnya?

Alasannya simpel, karena Mutiara dan kedua sahabatnya, geng mereka sangat cantik. Ketiganya merupakan primadona dan bahkan dicap bidadari kampus. Kalau diganggu, pasti cowok-cowok mata keranjang atau buaya kampus akan segera bertindak sok cari perhatian dengan menolongnya.

Hal ini yang membuat para mahasiswi kesal. Karena akan semakin membuat Mutiara tambah berharga dan semakin mahal dimata para lelaki. Dunia memang tidak adil, bahkan dari tempat kecil yaitu kantin kampus.

"Laki-laki dan perempuan seperti itu, nggak punya nilai sama sekali di mata gue. Sampah!" kata Mutiara, tegas.

 

Tiba-tiba, suara siulan menggema dari meja sebelah, membuat mereka bertiga menoleh dengan ekspresi jengah. Sekelompok mahasiswa di sana terlihat tertawa sambil melirik ke arah mereka.

"Mutiara cantik, senyumnya dong! Biar kantin ini makin bercahaya!" ujar salah satu dari mereka, diikuti tawa kencang lainnya.

"Iya dong, sayang! Kasih senyum yang membuat hati kita meleleh...!" sambung mahasiswa lainnya.

Wajah Mutiara langsung merah padam karena tersulut emosi. Namun,

"Lo semua diem, ya! Sampah seperti kalian nggak pantes ngomong begitu! Dari tampang lo semua yang gob-lok itu, gue bisa tebak kalian mahasiswa semester tua, ya?"

Sekelompok mahasiswa yang merayu itu, nampak kesal oleh ucapan Mutiara barusan. Ketiganya ingin membalas, namun lagi-lagi, banyak tangan yang akan menolong ketiga primadona ini. Tanpa diminta pun, Mutiara dan kedua sahabatnya serasa memiliki banyak bodyguard di setiap sudut kampus.

"Kenapa diem, hah? Lo semua takut ama ucapan gue atau lagi mikirin surat DO? Skripsi kapan kelar? Kapan terakhir kali lo semua bimbingan?"

Ultimatum Mutiara, membuat suasana kantin yang awalnya santai dan tenang, kini menjadi tegang dan mulai mencekam.

Salah satu dari sekelompok mahasiswa yang dicemooh Mutiara, mulai bangkit dan berdiri karena tidak senang. Ia mendobrak meja makan dengan kedua tangannya. Memberikan tatapan amarah.

Namun, sayang sekali, mentalnya begitu ciut dan langsung duduk.

Saat ia mendobrak meja, sontak puluhan mahasiswa pun berdiri dengan sigap. Mereka memandang mahasiswa tengil ini dengan tatapan sinis. Semuanya siap menolong dan membantu jika terjadi sesuatu pada Mutiara.

Suasana hening kembali. Mutiara tidak memberikan respon lagi. Baginya, ultimate barusan semoga bisa menyadarkan banyak mahasiswa senior lain, yang juga tugas akhirnya masih terhambat dan terancam Drop Out.

"Gini aja abang-abang di sana. Pertama, tolong hargai diri kalian sendiri dulu ya, sebelum coba-coba mendekati Mutiara. Kalian ngaca dulu deh! Dari segi apapun, dari segala aspek, kalian beda level." ucap Zeeva dengan ketus.

"Kedua, tolong resapi dengan dalam ucapan dari Mutiara. Itu ultimatum buat kalian semua, sebelum memikirkan orang lain, pikirkan dulu tugas kalian. Ucapan Mutiara emang ketus, tapi dia lumayan baik kok." lanjut Zeeva.

Ucapan sahabat Mutiara yang satu itu, sempat membuat suasana kantin menjadi hening seketika. Seolah Zeeva sedang menghiptlnotis semuanya.

"Cuma sekali lagi, kalo lo semua mau dapetin paus langka di lautan, masa sih pancingan lo cuma bambu yang gampangan? Umpan lo cuma cacing yang bisa mungut dari tanah? Hah? Kenapa gak coba beli kapal dan alat pancing mahal? Terus lo coba buat mengarungi lautan luas?" ungkal Zeeva panjang lebar. Rasanya, ia sudah terlalu banyak omong.

Bersambung......

Terpopuler

Comments

Musri

Musri

awal yg bagus...

2025-06-03

1

lihat semua
Episodes
1 BAB 01 - Buaya Buaya Kampus
2 BAB 02 - Ultimatum dari si Cantik
3 BAB 03 - Mapres Ngeselin
4 BAB 04 - Mapres Ngeselin (bagian 02)
5 BAB 05 - Mencari Mentor Jenius
6 BAB 06 - Si Paling Misterius
7 BAB 07 - Si Paling Misterius (bagian 02)
8 BAB 08 - Jenius Berhati Dingin
9 BAB 09 - Penawaran
10 BAB 10 - Bimbel Rahasia
11 BAB 11 - Naksir
12 BAB 12 - Resepsi Pernikahan
13 BAB 13 - Resepsi Pernikahan (bagian 02)
14 BAB 14 - Resepsi Pernikahan (bagian 03)
15 BAB 15 - Melepas Rindu
16 BAB 16 - Bimbel Rahasia (bagian 02)
17 BAB 17 - Bimbel Rahasia (bagian 03)
18 BAB 18 - Latihan Semi Militer
19 BAB 19 - Utang Permintaan Maaf
20 BAB 20 - Harga Sebuah Permintaan Maaf
21 BAB 21 - Air Mata sang Jenius
22 BAB 22 - Batasan
23 BAB 23 - Ekspektasi
24 BAB 24 - Kedatangan Tiga Mahasiswa Senior
25 BAB 25 - Mahasiswa/i Sampah
26 BAB 26 - Mahasiswa/i Sampah (bagian 02)
27 BAB 27 - Debat dulu sebelum Berangkat
28 BAB 28 - Artis Versi Mutiara
29 BAB 29 - Diajak Menuju tempat Rahasia
30 BAB 30 - Secret Corner
31 BAB 31 - Tempat Ternyaman bagi Artis IPK
32 BAB 32 - Dek Iyesh dan Dek Imut (bagian 01)
33 BAB 33 - Dek Iyesh dan Dek Imut (bagian 02)
34 BAB 34 - Prosedur Khusus Pemilik Secret Corner
35 BAB 35 - Jenius yang Mengerikan
36 BAB 36 - Dua Porsi Sumber Keributan
37 BAB 37 - Karakter Spesial sang Jenius
38 BAB 38 - Pribadi si Jenius yang disukai Mutiara
39 BAB 39 - Layaknya Tom and Jerry
40 BAB 40 - Teori Jodoh Jalur Frekuensi
41 BAB 41 - Air Mata Mutiara (bagian 01)
42 BAB 42 - Air Mata Mutiara (bagian 02)
43 BAB 43 - Satu Ketenangan dari Reyesh
44 BAB 44 - Debat Aja, Debat Lagi, Debat Terus....
45 BAB 45 - Tembok Kejujuran Terakhir
46 BAB 46 - Sebuah Harapan Besar
47 BAB 47 - Wanita yang Paling Dihormati (bagian 01)
48 BAB 48 - Wanita yang Paling Dihormati (bagian 02)
49 BAB 49 - Nasehat Seorang Lulusan SMP
50 BAB 50 - Ritual Rahasia si Jenius
51 BAB 51 - Terima Kasih, Jenius!
52 BAB 52 - Murah Bangettt....!!!
Episodes

Updated 52 Episodes

1
BAB 01 - Buaya Buaya Kampus
2
BAB 02 - Ultimatum dari si Cantik
3
BAB 03 - Mapres Ngeselin
4
BAB 04 - Mapres Ngeselin (bagian 02)
5
BAB 05 - Mencari Mentor Jenius
6
BAB 06 - Si Paling Misterius
7
BAB 07 - Si Paling Misterius (bagian 02)
8
BAB 08 - Jenius Berhati Dingin
9
BAB 09 - Penawaran
10
BAB 10 - Bimbel Rahasia
11
BAB 11 - Naksir
12
BAB 12 - Resepsi Pernikahan
13
BAB 13 - Resepsi Pernikahan (bagian 02)
14
BAB 14 - Resepsi Pernikahan (bagian 03)
15
BAB 15 - Melepas Rindu
16
BAB 16 - Bimbel Rahasia (bagian 02)
17
BAB 17 - Bimbel Rahasia (bagian 03)
18
BAB 18 - Latihan Semi Militer
19
BAB 19 - Utang Permintaan Maaf
20
BAB 20 - Harga Sebuah Permintaan Maaf
21
BAB 21 - Air Mata sang Jenius
22
BAB 22 - Batasan
23
BAB 23 - Ekspektasi
24
BAB 24 - Kedatangan Tiga Mahasiswa Senior
25
BAB 25 - Mahasiswa/i Sampah
26
BAB 26 - Mahasiswa/i Sampah (bagian 02)
27
BAB 27 - Debat dulu sebelum Berangkat
28
BAB 28 - Artis Versi Mutiara
29
BAB 29 - Diajak Menuju tempat Rahasia
30
BAB 30 - Secret Corner
31
BAB 31 - Tempat Ternyaman bagi Artis IPK
32
BAB 32 - Dek Iyesh dan Dek Imut (bagian 01)
33
BAB 33 - Dek Iyesh dan Dek Imut (bagian 02)
34
BAB 34 - Prosedur Khusus Pemilik Secret Corner
35
BAB 35 - Jenius yang Mengerikan
36
BAB 36 - Dua Porsi Sumber Keributan
37
BAB 37 - Karakter Spesial sang Jenius
38
BAB 38 - Pribadi si Jenius yang disukai Mutiara
39
BAB 39 - Layaknya Tom and Jerry
40
BAB 40 - Teori Jodoh Jalur Frekuensi
41
BAB 41 - Air Mata Mutiara (bagian 01)
42
BAB 42 - Air Mata Mutiara (bagian 02)
43
BAB 43 - Satu Ketenangan dari Reyesh
44
BAB 44 - Debat Aja, Debat Lagi, Debat Terus....
45
BAB 45 - Tembok Kejujuran Terakhir
46
BAB 46 - Sebuah Harapan Besar
47
BAB 47 - Wanita yang Paling Dihormati (bagian 01)
48
BAB 48 - Wanita yang Paling Dihormati (bagian 02)
49
BAB 49 - Nasehat Seorang Lulusan SMP
50
BAB 50 - Ritual Rahasia si Jenius
51
BAB 51 - Terima Kasih, Jenius!
52
BAB 52 - Murah Bangettt....!!!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!