NovelToon NovelToon
Bahu Bakoh

Bahu Bakoh

Status: tamat
Genre:Tamat / Romansa
Popularitas:3M
Nilai: 5
Nama Author: Dfe

Sebuah cerita perjuangan hidup seorang ayah yang tinggal berdua dengan putrinya. Meski datang berbagai cobaan, selalu kekurangan, dan keadaan ekonomi yang jauh dari kata cukup, tapi keduanya saling menguatkan.

Mereka berusaha bangkit dari keadaan yang tidak baik-baik saja. Ejekan dan gunjingan kerap kali mereka dapatkan.

Apakah mereka bisa bertahan dengan semua ujian? Atau menyerah adalah kata terakhir yang akan diucapkan?
Temukan jawabannya di sini.

❤️ POKOKNYA JANGAN PLAGIAT GAESS, DOSA! MEMBAJAK KARYA ORANG LAIN ITU KRIMINAL LHO! SESUATU YANG DICIPTAKAN SENDIRI DAN DISUKAI ORANG MESKI BEBERAPA BIJI KEDELAI YANG MEMFAVORITKAN, ITU JAUH LEBIH BAIK DARI PADA KARYA JUTAAN FOLLOWER TAPI HASIL JIPLAKAN!❤️

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dfe, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 11. Ingin Membantu Bapak

Bel tanda berakhirnya pelajaran berbunyi, inilah waktu yang paling ditunggu anak-anak saat di sekolah. Jam istirahat. Seperti biasa anak-anak akan berlarian keluar kelas dengan antusias. Dari siswa kelas satu sampai kelas enam, nampak jelas keceriaan di wajah mereka. Ada yang menuju kantin, ada yang sibuk antri beli jajanan di depan gerbang sekolah, ada juga yang malah asik bermain dengan teman yang lain.

Ayu bukan salah satu diantara mereka. Dia duduk di samping rimbunnya tanaman hias bougenville, menikmati bekal yang dia bawa dari rumah. Sesekali matanya melihat ke arah tawa riang teman-temannya yang asik bermain kejar-kejaran.

Setelah puas menikmati bekal nasi putih dengan lauk telor dadar yang hampir tiap hari Ayu bawa, dia beranjak ke luar area sekolah. Penjual es lilin yang dia tuju. Tapi, dia bukan ingin membeli es lilin itu.

"Bulek.." Sapa Ayu tersenyum ramah kepada pedagang itu. Sambutan yang sama penjual itu berikan pada Ayu. Sebaris senyum tercipta di wajahnya yang sudah nampak kerutan karena faktor usia.

"Ayu, sudah makan? Ini mau es?" Tanya bulek Juwari atau akrab dipanggil bu Juju kepada Ayu. Penjual es ini bahkan sampai hafal jika tiap hari Ayu pasti membawa bekal dari rumah.

"Ayu udah maem bulek. Dan Ayu lagi enggak mau beli es lilin. Bulek.. Ayu mau tanya, dan minta ijin sekalian sama bulek." Kata bocah itu memulai percakapan.

"Kalau tanya soal pelajaran jangan sama bulek ya, bulek ini di sekolah dulu enggak pinter-pinter amat Yu." Sambil tersenyum bu Juju menanggapi perkataan Ayu.

"Ah bulek Ju lucu deh, Ayu bukan mau tanya pelajaran ini. Tapi.." Sengaja memberi jeda pada kalimatnya agar menggantung.

"Tapi apa? Malah bikin penasaran aja kamu ini."

"Ayu boleh enggak bantuin bulek jualan es lilin." Ucapnya langsung ke arah yang ingin dia maksudkan.

Bu Juju menautkan alisnya. Memandang bingung ke arah Ayu. Wanita paruh baya ini bahkan sampai berpikir jika dia sedang diprank sama Ayu.

"Kenapa Ayu mau jualan es? Nanti bapakmu marah lho. Kamu udah minta ijin bapakmu atau bapakmu udah tahu kamu mau jualan es?" Tanya Bu Juju selanjutnya.

Ayu melihat ke bawah. Dia tak berani menatap mata bu Juju.

"Gini aja ya, kalau kamu mau es.. enggak usah bayar. Ini bulek kasih buat kamu, tapi enggak usah mikir buat jualan es juga. Bulek ikhlas." Bu Juju menyodorkan dua buah es lilin pada Ayu. Ayu menggeleng, menolak secara halus.

"Bulek.. Ayu mau bantu bapak cari uang. Biar bapak enggak dimarahi terus sama bulek yang tadi pagi datang ke rumah Ayu. Ayu sedih lihat bapak jadi diem abis dibentak-bentak orang." Terang Ayu.

Bu Juju menunjukkan ekspresi terkejut. Dia salut dengan apa yang diucapkan Ayu. Bukan salut karena bapaknya Ayu banyak hutang sampai didatangi penagih hutangnya tapi, salut karena anak seusia Ayu bisa berpikir ingin membantu bapaknya cari uang.

"Iya iya bulek ngerti, tapi gini ya Yu.. Kamu tanya bapakmu dulu. Boleh apa enggak kamu bantu bulek jualan. Soalnya kalau kamu enggak ijin bapakmu dulu dikira orang nanti bulek mengeksploitasi kamu. Ngajak kamu kerja padahal bulek enggak pernah ngajak atau maksa kamu jualan." Bu Juju mencoba memberi pengertian kepada Ayu.

Ayu mengangguk. Kalau ijin dulu pasti bapaknya tidak mengijinkan. Lalu bagaimana caranya agar Ayu bisa membantu bapaknya? Bocah itu kembali murung, tadinya dia berpikir bisa dengan mudah meminta ijin bu Juju ikut berjualan esnya tapi ternyata semua tak semudah itu.

Dengan langkah lunglai Ayu bermaksud kembali ke ruang kelas. Tapi, dia dikagetkan oleh tepukan ringan di bahunya.

"Yu.. Gini aja, kalau memang kamu mau bantu bulek jualan biar dapet uang. Nanti sore aja kamu ke rumah bulek. Tiap sore bulek jual gorengan sama es di depan TPQ (Taman Pendidikan al Qur'an). Kamu bisa bantu-bantu bulek di sana ya, kalau pagi kan kamu harus sekolah. Jangan sampai sekolahmu terganggu, tugas utamamu itu belajar. Kamu ngerti?" Usul bu Juju yang langsung mendapat anggukan semangat oleh Ayu.

Ayu sudah membayangkan dia akan mendapatkan banyak uang serta bisa membantu bapaknya melunasi hutang kepada bu Saodah. Senyum itu begitu tulus. Bu Juju yang melihatnya merasa trenyuh, dia sampai tak tega menolak kemauan Ayu tadi.

Bu Juju sendiri merupakan tetangga Ayu, beliau juga bukan orang kaya. Hanya kehidupan ekonominya terbilang lebih baik daripada Teguh dan Ayu. Bu Juju, orang tua dari tiga orang anak yang semua sudah bekerja. Dia berjualan hanya untuk menghilangkan rasa sepinya di hari tua.

Bu Juju kasihan melihat wajah kecewa yang Ayu tunjukkan saat dia menolak keinginan bocah tadi. Masalah Teguh marah nanti biar jadi tanggung jawab bu Juju saja, nanti sepulang berjualan di sekolah dia akan menemui Teguh di tempat kerjanya.

"Terimakasih ya bulek, nanti biar Ayu yang ngomong sama bapak aja. Ayu yakin bapak enggak akan marah. Sekali lagi maturnuwun njih bulek." Hati Ayu senang sekali sekarang ini. Senyum itu menular kepada bu Juju. Dia ikut merasa senang bisa sedikit memunculkan sebaris keceriaan pada diri Ayu.

Waktu pulang sekolah, Ayu tidak menemukan bapaknya di rumah. Tentu saja bapaknya itu pasti masih di tempat kerjanya. Sore nanti beliau baru pulang. Dengan terburu-buru Ayu mengganti baju, menaruh sepatunya di luar rumah dan tak lupa menggantung seragam sekolahnya di jemuran. Sudah jadi kebiasaannya setelah pulang sekolah tanpa dikomando lagi oleh bapaknya semua Ayu lakukan karena terbiasa mandiri.

Langkah kaki Ayu mantap bergerak menuju rumah bu Juju. Dia sangat bersemangat. Padahal sepulang sekolah dia belum makan apapun tapi, niatnya untuk membantu bapaknya membuat rasa laparnya menguap entah kemana.

"Yu.. Mau kemana? Main sama aku yuk." Ajak Dinda yang berada di teras rumah sambil memegang boneka barbie.

Belum juga menjawab, ibu Dinda yang ada di sebelah anaknya menatap tajam ke arah Ayu. Selalu seperti itu. Entah kesalahan apa yang Ayu lakukan sampai tiap kali melihat Ayu rasa tak suka ibu Dinda itu muncul.

"Dinda, mainan ini mama beli onlen dari luar negeri! Enggak semua anak punya mainan ini, kamu tahu? Kalau rusak gimana? Udah main sendiri aja!"

Ngomongnya sama Dinda tapi matanya melihat tajam ke arah Ayu yang memandangnya dengan wajah datar. Ayu sudah biasa mendapat hardikan atau tatapan tak suka dari ibunya Dinda. Itu sebabnya Ayu hanya diam tak menjawab.

"Mama kenapa sih jahat banget sama Ayu. Ayu itu baik tahu ma.. Dia pinter di sekolah, sering bantu aku juga." Dinda berkata setelah Ayu pergi.

"Makanya kamu juga belajar yang rajin. Jangan sampai kalah pinter sama dia!" Ucap ibunya Dinda tanpa rasa bersalah sedikitpun.

1
Nik momRiz&Ga
nyebelin nyuyok,,, 😁😁😁
Nik momRiz&Ga
thor km bener2 the best,,,
Nik momRiz&Ga
thor,,, cerita apa sih ini? knp bawang nya banyak bget,,, 😭
Nik momRiz&Ga
🥺🥺
Nik momRiz&Ga
😢🥺😢🥺,, ayu,,,
Irma Minul
Luar biasa
Diana Puji Astuti
sediihhh
Diana Puji Astuti
wkwkwk... othor
Diana Puji Astuti
wkwkwk...othor
Diana Puji Astuti
ceritanya bagus banget Thor...
Diana Puji Astuti
keren
Diana Puji Astuti: bagus banget ceritanya Thor..Dr awal mewek bacanya...mesem baca Komen othor..mewek lg...
total 1 replies
Dy
Luar biasa
Arista Putri
Luar biasa
Basriaty Ny Syahril Ginting
😭😭😭😭😭
Sativa Kyu
👍👍👍
Phoenix
mau mencet 5 bintang..tapi pas jari nggak sengaja nyentuh di tengah yang kuning bs 2 atau 3 atau 4 dan tidak bisa dikoreksi lagi jd 5..
mgkn noveltoon bs memperbaiki ini..
Dfe: Sudah saya hapus. Silahkan lanjutkan membaca dan jangan lupa tinggalkan jejak di karya saya. Terimakasih 🙏
total 1 replies
Awin Sandika
Wah cukuplah 5 tahun 6 bulan tapi itu disertai sangsi sosial bukan hnya dikurung biasa
Awin Sandika
jadi teringat almarhum istriku
Zha Fian
cerita nya bagus banget... gaya penulisan nya juga rapi daan bener² enak dibaca...
Zha Fian
setuju ga sih kalo pelaku pembullyan di hukum seumur hiduo ato hukuman mati?? krna efek dari perbuatan nya itu dialami korban seumur hidup lho... bahkan ada yg sampe bunuh diri
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!