NovelToon NovelToon
Pemberontak Para Dewa

Pemberontak Para Dewa

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Balas Dendam / Romansa Fantasi / Mengubah Takdir / Kelahiran kembali menjadi kuat / Epik Petualangan
Popularitas:16.4k
Nilai: 5
Nama Author: Sang_Imajinasi

Shi Hao, seorang pemuda biasa di dunia modern yang mati tanpa meninggalkan jejak, terlahir kembali sebagai bayi dari keluarga bangsawan kelas satu di dunia kultivasi. Kelahirannya mengguncang langit naga dan phoenix muncul, menandai takdir besar yang bahkan para dewa tak inginkan.

Dari seorang anak licik, lucu, dan cerdas, Shi Hao tumbuh dalam dunia penuh sekte, klan kuno, monster, dan pengkhianatan. Setiap langkahnya membawa kekacauan: ia mencuri pil, menghancurkan jenius lain, menertawakan musuh, dan mengalahkan ancaman yang jauh lebih kuat dari dirinya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sang_Imajinasi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

CHAPTER 16

Tiga hari perjalanan terasa singkat bagi seorang kultivator.

Saat matahari pagi menyinari ufuk timur, Shi Hao membuka matanya. Di kejauhan, pemandangan yang menakjubkan mulai terlihat di balik lautan awan.

Tujuh puncak gunung raksasa melayang di udara, menentang hukum gravitasi. Air terjun mengalir dari pulau-pulau terbang itu, jatuh ribuan meter ke hutan di bawahnya, menciptakan pelangi abadi. Bangunan-bangunan megah bergaya kuno berjejer di lereng gunung, dikelilingi oleh kabut Qi yang sangat padat.

Sekte Langit Abadi.

 Salah satu penguasa Benua Timur.

"Kita sampai," suara Tetua Yun terdengar bangga. "Lihatlah, Shi Hao. Inilah tempat di mana legenda dilahirkan. Puncak Utama di tengah adalah tempat Master Sekte. Enam puncak lainnya adalah milik enam Divisi Pedang, Tombak, Alkemis, Formasi, Binatang Buas, dan Hukuman."

Shi Hao mengangguk pelan, wajahnya tampak kagum (akting), namun dalam hatinya ia menilai dengan kritis.

'Hmm, Formasi Pengumpul Qi Tingkat 4. Lumayan untuk sekte tingkat benua.

Pedang terbang raksasa itu mulai menukik turun menuju gerbang batu raksasa di kaki gunung.

Di sana, ratusan murid berseragam putih sedang berlatih pedang. Teriakan semangat mereka menggema, menciptakan atmosfer yang membara.

Begitu mendarat, mereka langsung disambut oleh sekelompok murid senior wanita yang cantik.

"Salam, Tetua Yun!"

Tetua Yun mengangguk. Ia menunjuk Ling Yao. "Bawa Ling Yao ke Puncak Teratai Es. Dia adalah calon Murid Inti yang dipilih langsung olehku. Jangan biarkan siapa pun mengganggunya."

"Baik!" Para murid senior itu menatap Ling Yao dengan hormat dan iri.

Tetua Yun kemudian menoleh ke Shi Hao.

"Shi Hao, karena kau memegang Token Emas, kau bisa langsung mendaftar sebagai Murid Dalam tanpa tes. Pergilah ke Balai Pendaftaran di sebelah timur. Aku harus segera melapor ke Master Sekte tentang insiden reruntuhan."

Tetua Yun melesat pergi, meninggalkan Shi Hao sendirian di gerbang.

Ling Yao berhenti sejenak sebelum mengikuti para seniornya. Dia menatap Shi Hao dengan tatapan rumit.

"Hati-hati," bisik Ling Yao tanpa menoleh. "Zhou Feng ada di Divisi Pedang. Wilayah itu dekat dengan asrama Murid Dalam."

Setelah itu, sosok cantiknya menghilang di kerumunan, dikawal bak putri raja.

Shi Hao berdiri sendirian, memegang buntelan kainnya. Beberapa murid yang lewat menatapnya dengan pandangan meremehkan karena pakaiannya yang sederhana.

"Baiklah. Mari kita mulai kehidupan baru ini," gumam Shi Hao santai.

Balai Pendaftaran Murid.

Ruangan itu ramai dan bising. Shi Hao mengantre di loket pendaftaran.

Di belakang meja loket, duduk seorang pemuda kurus dengan wajah mengantuk. Seragamnya sedikit berantakan.

"Nama? Asal?" tanya pemuda itu malas tanpa mendongak.

"Zhu Shi Hao. Kota Awan Putih," jawab Shi Hao sambil meletakkan Token Emas di meja.

Mendengar nama itu, gerakan tangan pemuda itu terhenti. Kantuk di matanya lenyap seketika. Ia mendongak, menatap Shi Hao dari ujung kaki sampai kepala dengan tatapan aneh.

"Zhu Shi Hao? Yang membuat Tuan Muda Zhou Ming kehilangan giginya?"

Suara pemuda itu cukup keras, membuat suasana di Balai Pendaftaran mendadak hening.

Puluhan pasang mata langsung tertuju pada Shi Hao.

"Itu dia?" "Dia yang menghajar adik Kakak Senior Zhou Feng?" "Cari mati. Berani datang ke sini setelah melakukan itu."

Shi Hao tetap tenang, senyum tipis terukir di wajahnya. "Benar. Itu aku. Bisakah prosesnya dipercepat? Kakiku pegal."

Pemuda penjaga loket itu menyeringai licik. "Tunggu sebentar. Ada prosedur khusus untukmu."

Pemuda itu mengambil jimat komunikasi dan membisikkan sesuatu.

Tak lama kemudian, pintu masuk balai terbanting terbuka.

BRAK!

Tiga orang berjalan masuk dengan langkah lebar. Pemimpinnya adalah seorang pemuda tinggi tegap. Wajahnya mirip dengan Zhou Ming, tapi jauh lebih dewasa dan auranya jauh lebih tajam. Di punggungnya terikat pedang besar.

Zhou Feng. Murid Elite Divisi Pedang. Qi Condensation Tahap 10.

Aura yang ia pancarkan membuat murid-murid baru di ruangan itu sesak napas dan mundur ketakutan.

Zhou Feng berjalan lurus ke arah Shi Hao, tatapannya setajam belati.

"Jadi kau... tikus kecil yang melukai adikku?" suara Zhou Feng berat dan menekan.

Shi Hao berbalik perlahan, menatap Zhou Feng tepat di mata. Tidak ada rasa takut sedikit pun.

"Adikmu tidak becus memegang pedang, jadi aku memberinya sedikit pelajaran. Harusnya kau berterima kasih padaku, Kakak Senior," jawab Shi Hao santai.

Semua orang menahan napas. Gila! Bocah baru ini gila! Dia memprovokasi Zhou Feng di hari pertama?!

Wajah Zhou Feng menggelap. Urat-urat muncul di pelipisnya.

"Lidah yang tajam. Sayang sekali, di sini lidah tidak bisa menyelamatkanmu."

BOOM!

Zhou Feng melepaskan Tekanan Spiritual penuhnya. Aura Qi Condensation Tahap 10 menimpa Shi Hao seperti batu raksasa. Lantai kayu di sekitar Shi Hao retak.

Tujuannya jelas Memaksa Shi Hao berlutut dan mempermalukannya di depan umum.

Namun...

Satu detik. Dua detik.

Shi Hao masih berdiri tegak. Ia bahkan mengangkat tangan untuk mengorek telinganya, seolah ada nyamuk yang berdengung.

"Hanya segini?" tanya Shi Hao bosan.

Zhou Feng terbelalak. "Bagaimana mungkin? Kau hanya Tahap 6!"

Shi Hao tersenyum mengejek. Tentu saja dia tidak berlutut. Tubuh fisiknya sudah ditempa dengan Darah Roh Sejati selama perjalanan tiga hari ini. Tekanan level ini baginya seperti angin sepoi-sepoi.

"Kakak Senior Zhou," kata Shi Hao lantang. "Sekte melarang perkelahian pribadi di Balai Pendaftaran. Apakah kau ingin melanggar aturan di depan banyak saksi?"

Wajah Zhou Feng memerah padam karena malu dan marah. Dia gagal menekan bocah baru, dan sekarang bocah itu menggunakan aturan sekte untuk menampar wajahnya.

"Bagus. Sangat bagus," Zhou Feng menarik kembali auranya sambil menggertakkan gigi. "Zhu Shi Hao. Ingat ini. Satu bulan lagi adalah Turnamen Murid Baru. Di atas arena, aturan 'dilarang membunuh' bisa sedikit... dilupakan."

Zhou Feng mendekatkan wajahnya ke telinga Shi Hao.

"Nikmati sisa hidupmu selama satu bulan ini. Karena setelah itu, aku akan mematahkan setiap tulang di tubuhmu."

Zhou Feng berbalik dan pergi dengan amarah yang meluap, diikuti dua anak buahnya.

Shi Hao menatap punggung Zhou Feng sambil menggeleng pelan.

'Satu bulan? Terlalu lama. Kau akan beruntung jika masih bisa berdiri minggu depan,' batin Shi Hao.

Ia kembali menoleh ke penjaga loket yang kini gemetar ketakutan.

"Jadi? Mana kunci kamarku?"

Penjaga loket itu dengan tangan gemetar menyerahkan sebuah kunci berkarat dan seragam sekte.

"Ka-Kamar nomor 999. Di Puncak Terbuang. Paling ujung."

Shi Hao mengambil kunci itu. "Terima kasih."

Ia berjalan keluar balai dengan santai, mengabaikan bisik-bisik yang menyebutnya "orang mati berjalan".

Bagi Shi Hao, ini bukan ancaman. Ini hanyalah sambutan selamat datang yang menarik.

Namun, saat ia sampai di "kamar" barunya, senyum Shi Hao sedikit berkedut.

Di depannya, berdiri sebuah gubuk kayu reot yang atapnya bocor, dikelilingi rumput liar setinggi pinggang, dan terletak tepat di samping pembuangan sampah sekte. Baunya luar biasa.

"Puncak Terbuang... Mereka benar-benar serius dengan namanya," Shi Hao menghela napas.

Tapi kemudian, matanya berbinar.

"Tunggu dulu..."

Shi Hao merasakan aliran Qi yang aneh di bawah gubuk reot ini. Sangat tipis, hampir tak terdeteksi, tapi murni.

"Mata Naga!"

Mata Shi Hao bersinar emas. Ia melihat ke dalam tanah. Jauh di kedalaman 100 meter di bawah gubuk sampah ini, terdapat retakan kecil pada Vena Bumi (Earth Vein) utama sekte yang bocor.

Kamar-kamar elit di puncak gunung berebut Qi di permukaan. Tapi gubuk sampah ini... duduk tepat di atas bocoran murni dari sumbernya!

"Hahaha! Zhou Feng, terima kasih!" tawa Shi Hao meledak. "Kau berniat menyiksaku, tapi kau malah memberiku Takhta Kaisar!"

Shi Hao menendang pintu gubuk reot itu.

"Mulai hari ini, tempat sampah ini adalah istanaku. Dan dalam satu bulan... Sekte Langit Abadi akan tahu siapa tuan sebenarnya."

NEXT CHAPTER > Shi Hao mulai merenovasi gubuknya dan menyerap Qi dari Vena Bumi. Kultivasinya meroket. Dia juga mulai menjalankan misi sekte pertama untuk mendapatkan poin kontribusi (karena dia butuh teknik pedang baru yang tidak mencurigakan).

1
aleena
lanjutkan shi hao
aleena
💪💪💪
Dinata Tea
lanjutkan thorrrrr🔥🔥🔥🔥🔥
Dinata Tea
hancurkannnnn🔥🔥🔥🔥🔥
Dinata Tea
jgn menyesal kau mosa🔥🔥🔥🔥
Inara Cantik
keren
Inara Cantik
sumberdaya memanggil...
Inara Cantik
mendominasi dan sedikit arogan.. keren
Dinata Tea
gaspolllll🔥🔥🔥🔥
Dinata Tea
lanjutkan 🔥🔥🔥🔥
@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦
Ceritanya bikin penasaran
@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦
Jlebz
@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦
Makin penasaran dg ceritanya
@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦
Hentooopz
@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦
Krupuk melawan uleg²
@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦
Tooooooops
@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦
Iyeeeees
dinozzo
gila.... ini cerita balas dendam dan pembantaian
SENJA
waaah apa sejarah dan takdir bakal terulang ?
mu bai
mantap mengingatkan aku dengan tokoh perfect world, alur awalnya juga menarik, good job
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!