Pelabuhan Hati Sang Idol

Chelsea melangkahkan kakinya keluar untuk menghirup udara segar. Memang sudah kebiasaan gadis itu, setiap pagi saat bangun tidur langsung keluar rumah untuk melakukan olahraga ringan.

Namun, pagi ini dia mendapatkan pemandangan pagi yang begitu mengejutkan. Dia melihat sebuah mobil Alphard berwarna hitam memasuki rumah mereka. Dia mencoba mengucek matanya yang masih terasa berat, dan juga rambut yang masih acak-acakan.

"Siapa yang bertamu sepagi ini?" Batin Chelsea melirik jam tangannya.

"Astaghfirullah! Sudah jam sembilan. Ini sih bukan pagi lagi," Ocehnya lagi sambil terkekeh kecil.

"Selamat pagi!" Sapa seorang pria yang begitu familiar berjalan mendekatinya.

Melihat pria itu, Chelsea terdiam mematung. Dia menatap pria itu dengan tatapan bingung dan tidak percaya, dia merasa jika dia masih berada di alam mimpi. Alam mimpi yang begitu indah, walaupun sedikit memalukan.

"Apa aku masih berada dalam alam mimpi?" Tanya Chelsea dengan raut wajah polos sambil terus memandang wajah tampan pria itu.

Mendengar pertanyaan Chelsea, Yoon-gi hanya terkekeh kecil. Dia melangkahkan kakinya mendekatinya gadis itu lalu mencoba menarik pelan hidung pesek Chelsea.

"Terasa begitu nyata. Jadi ini tidak mimpi?" Tanya Chelsea langsung sadar lalu menatap penampilannya yang acak-acakan.

"Tidak! Ini tidak mimpi." Yoon-gi tersenyum kecil melihat kelakuan Chelsea yang begitu mengemaskan.

Walaupun penampilannya acak-acakan, akan tetapi aura mahal hadis itu tetap terpancar. Dia terlihat cantik dengan penampilan yang sederhana. Penampilan yang asal-asalan tetap tidak bisa menyembunyikan kecantikannya.

Walaupun merasa sangat malu dengan penampilannya, Chelsea berusaha tetap tenang. Dia menarik napasnya dalam-dalam sambil terus menatap sang idola yang kini berada tepat di hadapannya. Mata elang terus terpancar ke pria itu, tatapan mata yang penuh dengan tanda tanya. Kenapa pria itu tiba-tiba ada di hadapannya?

"Chelsea! Kamu sedang bicara dengan siapa?" Tanya Rania berjalan menghampiri putrinya itu.

"Ma! Ini." Chelsea hanya bisa terdiam terpaku sambil menunjuk ke arah pria yang kini berada di hadapannya itu.

"Yoon-gi! Ada apa?" Tanya Rania berjalan mendekati Yoon-gi.

"Mama kenal dia?" Tanya Chelsea tidak percaya.

"Kenapa tidak kenal? Semalam 'kan dia datang ke pesta Aulya. Jadi tentu saja mama kenal," ucap Rania santai.

"Dokter Cheesy ada, Tante?" Tanya Yoon-gi to the point.

"Apa! Dia datang ke sini untuk menemui kakak." Mata Chelsea langsung membulat mendengar pertanyaan pria itu.

Dia menatap Yoon-gi dengan wajah bingung. Hingga akhirnya ingatannya kembali ke perkataan sang kakak beberapa hari "Aku selalu bertemu dengannya. Setiap hari." Kata-kata itu kembali meledak di ingatan bagaikan ledakan bom nuklir.

"Sayang! Bangunkan kakakmu. Pasti dia belum bagun," ucap Rania tersenyum.

"Ok, Ma!" Chelsea hanya mengangguk setuju sambil berjalan memasuki rumah sambil terus menoleh ke belakang.

Setelah tidak bisa melihat pria itu lagi, dia berhenti sejenak sambil berusaha menenangkan diri. Dia kembali menatap penampilannya yang hanya mengunakan piyama dan juga sandal hello kitty yang mengemaskan.

"Kakak! Awas kau." Chelsea dengan wajah penuh amarah berlari menaiki anak tangga.

Dia terus mengomel sepanjang jalan, jujur dia masih tidak percaya jika idola yang selama ini dia puja-puja malah mendekati kakaknya sendiri. Walaupun dia bukan peramal yang memiliki ilmu yang dapat membaca pikiran orang lain, akan tetapi saat di acara kemarin dia dapat melihat jika Yoon-gi terus memperhatikan kakaknya itu.

Bagaikan matahari yang mencintai bulan, akan tetapi bulan hanya bisa bersanding dengan bintang. Begitulah nasip Chelsea saat ini.

Saat membuka pintu kamar sang kakak, Chelsea melihat wanita itu masih terlelap dalam tidurnya. Ada badai apa hari ini? Biasanya dia yang menjadi alarm di pagi hari. Namun, lihatlah! Saat acara genting seperti ini dia masih berada di alam mimpi.

"Kakak! Cepat bangun, atau aku siram." Teriak Chelsea sambil memegang gayung yang berisi air.

Mendengar teriak sang adik, Cheesy hanya membuka matanya sedikit sambil mengeliat kecil. Dia masih menikmati tidur indahnya, akan tetapi tupai kecil itu tiba-tiba muncul dan menghancurkan semuanya.

"Ada apa, Sih? Kenapa kamu teriak-teriak seperti itu? Kakak masih ngantuk," Oceh Cheesy sambil kembali menarik selimut.

Melihat itu, Chelsea hanya bisa menahan amarah, dia meletakkan gayung yang ada di tangannya lalu menarik selimut sang kakak.

"Kakak serigala berbulu domba. Kakak bilang kakak tidak menyukainya, tapi apa itu?" Tanya Chelsea dengan nada kesal.

"Itu apa? Kakak di ngerti apa yang kamu maksud." Cheesy bangkit dari tidurnya sambil berusaha mengembalikan separuh jiwanya yang menghilang.

Namun, ingatannya langsung pulih seketika ketika mengingat kembali pesan yang di kirim Yoon-gi. Apa mungkin pria itu serius? Dia benar-benar datang untuk mengunjunginya. Habislah nasib Cheesy yang bakal di jadikan kambing guling oleh ketiga adiknya itu.

"Kakak tidak usah pura-pura bodoh. Itu suamiku pagi-pagi buta seperti ini datang mencari kakak. Dasar kakak PELAKOR!"

Mendengar kata pelakor dari sang adik, Cheesy langsung bangkit dari tidurnya. Dia menatap Chelsea dengan tatapan penuh arti. "Jika kamu menganggap kakak pelakor, maka kakak akan mewujudkannya untukmu."

"Apa! Kakak gila."

"Terserah! Kamu yang memintanya. Jadi jangan salahkan kakak."

Bersambung.....