NovelToon NovelToon
Unwritten Apologies

Unwritten Apologies

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Model / Diam-Diam Cinta / Romansa / Dijodohkan Orang Tua / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:193.5k
Nilai: 5
Nama Author: Mae_jer

Ini adalah kisah cinta pria berkebangsaan Korea dan gadis berdarah Indonesia.

Waktu SMA, Ha joon tidak setampan sekarang. Pria itu gemuk dan selalu memakai kacamata tebal kemana-mana. Ha joon sangat menyukai Rubi, gadis populer di sekolahnya.

Namun suatu hari Ha joon mendengar Rubi menghina dan mengolok-oloknya di depan teman-teman kelas mereka. Rasa suka Ha joon berubah menjadi benci. Ia pun memutuskan pindah ke kampung halamannya di Seoul.

Beberapa tahun kemudian, Rubi dan Ha joon bertemu lagi di sebuah pesta pernikahan. Ha joon sempat kaget melihat Rubi yang berada di Korea, namun rasa dendamnya sangat besar hingga ia berulang kali menyakiti perasaan Ruby.

Tapi, akankah Ha joon terus membenci Ruby? Mulutnya berkata iya, namun tiap kali gadis itu tidak ada didepan matanya, ia selalu memikirkannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mae_jer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ciuman

"Jaket milikmu, ternyata bisa membuat keributan di antara para model cantik itu."

Oh Jin young berbisik di telinga Ha Joon. Semenjak melihat Ruby bergabung duduk di tengah-tengah api unggun itu,

Jin Young langsung mengenali jaket Ha Joon yang dikenakan oleh gadis itu.

Dia dan Ha Joon adalah sahabat dekat, tentu saja dia tahu barang-barang sahabatnya. Lucu sekali, tiap kali ia tanya hubungan Ha Joon dan gadis itu, Ha Joon selalu mengatakan mereka tidak apa-apa dan dia membenci Ruby.

Benci tapi memberikan jaketnya pada gadis yang dibencinya? Hanya setan yang akan percaya.

Lihat saja sekarang, sejak tadi Ha Joon terus mencuri-curi pandang pada Ruby. Di pikir dia tidak tahu apa?

Malam ini belum ada kegiatan lain selain api unggun dan games-games kecil. Kegiatan di dalam hutan di adakan besok pagi, saat hari terang.

Camping kali ini berbeda dengan camping-camping sebelumnya. Karena Ha Joon, bos utama perusahaan akhirnya bergabung dengan mereka setelah beberapa tahun perusahaan mereka berdiri. Para karyawan wanitalag yang kesenangan. Serta model-model yang ikut hadir malam itu.

Hari makin malam dan cuaca makin dingin. Tapi tak ada satu pun yang masuk tidur. Semuanya masih asyik berkumpul di dekat api unggun. Ruby dari tadi menunggu Sena akan berdiri, tapi gadis itu belum ada tanda-tanda akan berdiri. Ia mulai bosan, lebih tepatnya mulai ngantuk. Tapi tidak enak kalau dia pergi di saat semua orang sedang berada di sini.

Ia menggaruk belakang telinganya yang tidak gatal sama sekali. Saat ia memandang ke depan lagi, tatapannya kembali bertemu dengan Ha Joon. Dengan cepat Ruby memalingkan wajahnya ke arah lain.

Ia tidak lihat di seberang sana sudut bibir Ha Joon melengkung, menertawainya. Sesaat kemudian seorang karyawan wanita berdiri.

"Gimana kalau kita main game?!" seru wanita itu, menyita perhatian semua orang.

"Game apa?" tanya salah satu model yang duduk dekat api unggun, wajahnya terlihat antusias.

"Truth or dare!" jawab wanita tadi sambil tersenyum lebar.

"Biar seru, dan nggak ngantuk!"

Sorak-sorai pun terdengar, sebagian besar setuju. Ruby menatap ke arah Sena, berharap gadis itu tidak tertarik, tapi Sena malah bertepuk tangan paling keras.

"Ya ampun, ini bakal seru banget!" ujar Sena sambil melirik ke Ruby.

Ruby mendesah pelan. Tidak ada permainan lain apa? Permainan itu terus dari jaman ke jaman. Sangat tidak kreatif. Tapi dia tetap duduk di sana, tak ingin jadi satu-satunya yang di anggap kaku.

Lingkaran dibentuk lebih rapi. Botol kosong bekas air mineral diletakkan di tengah sebagai penentu giliran. Jin Young langsung duduk di sebelah Ha Joon, menyikutnya pelan.

"Jangan sampai kamu yang ditanya ya," bisiknya sambil tertawa pelan.

"Aku bakal buka semua rahasia kalau kamu bohong."

Ha Joon hanya tersenyum tipis, tatapannya sekilas melintasi wajah Ruby yang kini duduk di seberang. Ia terlihat kikuk, sesekali memeluk jaketnya sendiri, yang sebenarnya adalah milik pria itu.

Putaran pertama pun dimulai. Beberapa pertanyaan mulai muncul, mulai dari yang receh seperti,

"Pernah suka sama rekan kerja?" hingga "Berani cium pipi orang di sebelah kanan?"

Tawa pun membahana, semua orang tampak terhibur. Saat botol berhenti dan menunjuk Ruby, semua mata langsung tertuju padanya.

"Truth or dare, Ruby?" tanya Sena dengan senyum penuh makna.

Ruby menelan ludah. Rasanya ia ingin berkata ‘truth’, tapi nalurinya justru mengatakan ‘dare’. Mungkin karena semua orang menatapnya seolah menantang.

"Dare," jawab Ruby, berusaha terdengar tenang.

Sena mengangkat alis, jelas sudah menyiapkan sesuatu.

"Cium orang yang duduknya berhadapan sama kamu!" kata Sena mantap, suaranya menggema di antara suara unggun yang berderak.

Semua langsung ribut. Karena yang duduk di depan Ruby adalah Ha Joon, si bos besar. Tentulah mereka tidak menyangka Sena akan seberani itu menyuruh Ruby.

"Sena! Itu pak Ha Joon, kau gila menyuruhnya mencium pak Ha Joon?"

Salah satu karyawan berseru kuat.

"Tidak apa-apa, ini hanya permainan. Benarkan Joon-ah?" Jin young menimpali sambil menatap Ha Joon dengan senyum penuh arti.

Semua orang terdiam menatap Ha Joon. Pria itu juga diam, sebelum akhirnya menganggukkan kepala. Ruby memaki Sena dalam hati. Bisa-bisanya gadis itu. Mau taruh di mana mukanya nanti, astaga.

"Tuh, pak Ha Joon gak keberatan. Ayo Ruby. Ini cuma permainan." seru Sena. Yang lain ikut mengangguk membenarkan."

Ruby masih diam. Ha Joon tidak bereaksi banyak, hanya menatap Ruby dengan pandangan datar, meskipun bola matanya menyimpan gelombang yang sulit dijelaskan.

Ruby merasa wajahnya panas, bukan karena api unggun.

"Ayo, Ruby," desak Sena.

Ruby menarik napas panjang. Ia berdiri perlahan, kakinya terasa berat, tapi langkahnya pasti. Ia berjalan mendekati Ha Joon, dan berhenti di hadapannya. Semua terdiam, menanti. Tetapi para wanita yang mengagumi Ha Joon tampak tidak suka, termasuk Minji.

Ruby berusaha terlihat biasa di depan Ha Joon.

"Maaf," bisiknya, lalu dengan cepat, ia membungkuk dan mengecup pipi kanan Ha Joon. Singkat. Ringan. Tapi cukup membuat keributan besar meledak di sekitar mereka. Rata-rata perempuan iri berat.

Sena tertawa paling keras, puas dengan dengan apa yang sudah dia lakukan.

Ha Joon tidak mengatakan apapun, hanya menatap Ruby yang segera kembali ke tempat duduknya dengan pipi semerah bara api. Jin Young yang melihat itu hanya geleng-geleng kepala, lalu mencolek sahabatnya.

"Benci, ya?" katanya menyindir.

Ha Joon masih diam. Tapi bibirnya menyunggingkan senyum kecil, hampir tak terlihat.

Permainan terus berlanjut, tapi suasana sudah berubah. Ada ketegangan samar yang mengambang di udara, terutama antara Ruby dan Ha Joon.

Dan di tengah tawa-tawa itu, hati Ruby berdetak tidak karuan. Dia baru sadar, betapa tubuhnya masih mengingat hangat pipi pria yang selama ini ia pikir hanya menyimpan dendam dan kebencian untuknya.

Apa Ha Joon akan marah dia menciumnya? Di depan umum mungkin pria itu tak menunjukkan keberatan apa pun karena itu merupakan bagian dari permainan, tetapi bagaimana kalau mereka tiba-tiba berpapasan dan hanya berdua?

Ruby memeluk lututnya, menyembunyikan wajah yang masih memerah di balik kerah jaket. Suara tawa di sekitarnya seperti gema jauh yang tak benar-benar ia dengar. Ia terlalu sibuk dengan pikirannya sendiri dengan pipi Ha Joon yang tadi disentuh bibirnya, dengan sorot mata pria itu yang terasa menusuk, dengan senyum tipisnya yang membuat tanda tanya.

"Kenapa harus dia sih," gumamnya nyaris tak terdengar.

Ha Joon di seberang menatap api unggun, tapi ekor matanya terus mencuri pandang. Senyum kecilnya masih tersisa, membuat Jin Young mencubit lengannya gemas.

"Kau terlihat seperti pria yang baru dicium pertama kali," bisik Jin Young pelan.

Ha Joon mengabaikannya. Tapi dalam hati, ia tahu tak bisa membohongi diri sendiri. Sentuhan Ruby barusan membakar lebih dalam dari bara api di tengah lingkaran itu. Dan sialnya, ia tidak membenci perasaan itu. Sama sekali tidak.

1
*Septi*
akhirnya mau mengakui..
*Septi*
ahiwww asal itu kamu 💃💃🤭
Dian Rahmawati
cie ha joon
Septi Lahat
ya ha joon nggk romantis ih lamarannya 😁😁😁
Srie Handayantie
Rubby berharap nya itu ajakan bneran hajoon, knp harus bilang bercandaa juga sih 🤭 udah nikah ajalah
Dwi Winarni Wina
Ruby sangat terkejut hajoon mengatakan ngajakin menikah, apalagi sudah dpt restu dr eomma...
Terima aja ngajakan hajoon menikah ruby selama ini diam-diam mencintai hajoon....
hajoon pria bertanggungjawab sangat tulus mencintaimu..

Cinta hajoon buat ruby sangat besar drpd kebenciannya dan dendamnya, cinta dan benci beda tipis...

lanjut thor...
semangat sll......
sehat sll....
Nengsih Irawati
Ayo gasss lah ha joon,,, semakin cepat semakin baik🥰
Sri Aminah
lanjutttt
Deasy Dahlan
dasar mama hajoon...ada ada aja pemikiran seperti itu..tp memang lumrah sih setiap orang tua sudah merasa cocok bgt sama caman... pengen nya dipercepat nikahnya...trus cpt dpt cucu...tapi itu semua menjadi buat penasaran hajoon .. sekarang hajoon berubah sudut pandang pemikiran nya terhadap ruby...benarkah ruby belum tersentuh..
Rita
😅😂😂😂😂
Rita
duhh joon ya ada warning atau sinyal dulu jgn lgsg gas
Rita
😂😂😂😂uji nyali
Anna
bercandain balik, Ruby.
bilang aja..
ayo kita nikah..

hahahhaha
🔵🎀🆃🅸🅰🆁🅰❀∂я 👥️
dich becandamu bikin jantung copot Ha joon ....tapi seneng 🤣🤣🤣
Ilfa Yarni
!knp aku penasaran banget tentang masa lalu ruby ya apa yg terjadi dgnnya dahulu sampe sikapnya jadi berubah
yuning
aku kan menganggapnya serius Joon 🥴
wiemay
ha joon bercanda aja
༄༅⃟𝐐Loeyeolly𝐙⃝🦜
Ha Joon to the point aja wkwkkwk.
kira" kapan Ha Joon akan tau kalau Ruby udah gk jadi pianis lagi ya,,,

jangan dulu bawa Ruby pulang ya
biarkan kalian berduaan dlu, 😅😅😅
༄༅⃟𝐐Loeyeolly𝐙⃝🦜: gagal romantis jadinya 😂
LANY SUSANA: Ruby merasa di php ni bgt Ha jon bang becanda wkwkw
total 2 replies
@arieyy
awww ada yg penasaran nich...
Nur Lela
cepet unboxing guys
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!