Walaupun Danver menjadi pengganti kembarannya menjadi suami Faye, tapi dia sangat menikmati pernikahannya dengan Faye.
Lalu bagaimana dengan Faye kalau dia tau laki-laki yang menjadi suaminya saat ini adalah kembaran dari laki-laki yang dia inginkan menjadi suaminya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miss Nath, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 17 : Si Kembar Yang Menggemaskan
"Ada apa ini? Apa yang ingin kau adukan padaku Sayang?" tanya Danzel yang tiba-tiba muncul dari belakang Shenina.
Sontak Shenina dan Danver menoleh kearah Danzel.
"Sayang, pria genit ini daritadi menggoda ku." adu Shenina dengan suara manja sambil merangkul lengan Danzel.
"Berani kau yah menggoda kakak ipar mu!" omel Danzel dengan raut wajah yang dia buat pura-pura menyeramkan.
Danzel tahu kalau Danver tidak benar-benar menggoda kekasihnya dan hanya sekedar bercanda.
"Cih kakak ipar! Memangnya kalian sudah menikah!" balas Danver.
"Aku hanya kasihan padanya karena kau menyuruhnya menunggu. Jadi daripada dia menunggu mu yang tak jelas, lebih baik dengan ku yang sudah pasti jelas!" lanjut Danver sekaligus menyindir Danzel.
"Lebih tidak jelas kau daripadaku!" balas Danver.
Shenina tersenyum tipis sambil menggeleng-gelengkan kepala melihat saudara kembar itu beradu argumen.
"Sudah lah kalian lanjutkan saja perdebatan kalian, aku mau melayani pelanggan dulu." ucap Shenina sambil menepuk pelan lengan Danzel.
"Sayang, aku pinjam ruang kerja mu yah." ucap Danzel dan di jawab dengan anggukkan oleh Shenina.
"Oh iya satu lagi, tolong buatkan minuman dan beberapa cemilan untuk ku." kata Danzel lagi dan kembali di jawab dengan anggukkan kepala oleh Shenina.
"Ayo, kita bicara diruang kerja Shen." ajak Danzel.
Danver pun berdiri dari duduknya lalu mengikuti Danzel dari belakang, tak lupa cemilan yang tadi Shenina berikan padanya dia bawa keruang kerja Shenina.
Kini Danzel dan Danver berada di ruang kerja Shenina.
"Seandainya kau bukan kembaran ku, tidak mau aku menunggu mu selama itu! Buang-buang waktu ku saja!" Danver mengomel sambil mendaratkan bokongnya di sofa panjang.
"Kau tidak lihat jam, ini jam orang pulang kantor, jadi jalanan macet." balas Danzel tak mau kalah sambil mendaratkan bokongnya di sebelah Danver.
"Alasan saja!" balas Danver sambil memutar bola matanya malas.
"Cepat katakan apa yang sebenarnya ingin kau bicarakan dengan ku!" kata Danver lagi.
"Aku butuh bantuan mu." ucap Danzel.
"Bantuan apa? Uang? Atau kau ingin aku membantu mu membuat surprise lamaran untuk Shen?" tanya Danver.
"Ini bukan soal uang ataupun lamaran. Tapi ini soal masa depan ku." jawab Danzel.
Otak Danver salah mengartikan kata-kata Danzel dan membuat kedua mata Danver melihat kebagian in.tim Danzel.
Plaaak. Danzel langsung memukul lengan Danver saat melihat arah penglihatan Danver kebagian in.tim-nya.
"Lihat apa kau, hah!" ucap Danzel.
"Kau bilang masa depan mu! Apa masa depan mu yang itu yang bermasalah?" tanya Danver.
"Ayolah Danver serius sedikit! Bukan masa depan yang ini, tapi masa depan kehidupan ku!" jawab Danzel.
"Oh... makanya kalau bicara yang jelas jangan setengah-setengah!" balas Danver.
"Otak mu saja yang kotor!" balas Danzel.
"Jadi apa sebenarnya masalah mu?" tanya Danver.
"Daddy ingin aku menikah dengan putri Tuan Cyrus." jawab Danzel.
"Putri Tuan Cyrus?" gumam Danver pelan tapi masih bisa didengar oleh Danzel dan Danzel merespon dengan anggukkan kepala.
"Apa sekarang circle Daddy dari kalangan pebisnis? Kenapa tiba-tiba Daddy ingin kamu menikah dengan putri Tuan Cyrus?" tanya Danver.
"Daddy bilang putri Tuan Cyrus lah yang menginginkan aku untuk menikah dengannya. Bahkan Tuan Cyrus sudah memberikan uang sebesar lima ratus ribu dollar pada Daddy dalam bentuk cek untuk pembangunan pusat trauma." jawab Danzel.
"Jangan sok keren kau! Mana mungkin sekelas putri Tuan Cyrus menyukai mu! Jelas-jelas dari segi fisik, aku lebih tampan dari mu dan dari segi kepribadian, aku lebih humble tidak seperti mu yang kaku." balas Danver bercanda.
"Apa jangan-jangan sebenarnya putri Tuan Cyrus menyukai ku tapi karena kita kembar dia jadi salah mengenali mu, dia pikir kau itu aku." lanjut Danver masih dalam mode bercanda.
"Kalau begitu bagaimana kalau kau saja yang menikahi putri Tuan Cyrus?" tawar Danzel sambil tersenyum tipis karena memang itu tujuan Danzel mengajak Danver bertemu. Meminta Danver menggantikan dirinya.
"Tidak! Aku tidak mau! Karena putri Tuan Cyrus sudah menunjuk mu jadi yah kau saja sana yang menikah. Aku ikhlas." tolak Danver.
"Aku serius Danver. Aku memang ingin meminta bantuan mu untuk menggantikan ku menikah dengan putri Tuan Cyrus." balas Danzel dengan wajah serius dan memelas.
"Aku sangat mencintai Shen, aku tidak ingin meninggalkan Shen tapi kalau aku menolak menikahi putri Tuan Cyrus, aku takut keluarga Cyrus akan mengusik Shen dan keluarganya. Maka dari itu aku meminta bantuan mu untuk menjadi pengganti ku." lanjut Danzel.
"Tidak, tidak, tidak! Aku tidak mau! Aku belum kepikiran menikah! Aku masih belum puas menikmati kebebasan ku!" tolak Danver.
"Lagi pula Daddy pasti akan tahu kalau kita bertukar." lanjut Danver.
"Tidak masalah kalau Daddy tahu. Yang penting keluarga Tuan Cyrus tidak tahu." balas Danzel.
"Tidak mungkin kan Daddy akan memberitahu Tuan Cyrus kalau kita bertukar? Sudah pasti Daddy akan menutupinya karena tidak ingin malu." kata Danzel lagi.
Tok... Tok... Tok...
Tiba-tiba saja pintu ruang kerja Shenina terketuk.
°°°
Bersambung...