NovelToon NovelToon
From Duks Till Dawn

From Duks Till Dawn

Status: sedang berlangsung
Popularitas:158
Nilai: 5
Nama Author: Cherry_15

Seorang perempuan cantik dan manis bernama Airi Miru, memiliki ide gila demi menyelamatkan hidupnya sendiri, ditengah tajamnya pisau dunia yang terus menghunusnya. Ide gila itu, bisa membawanya pada jalur kehancuran, namun juga bisa membawakan cahaya penerang impian. Kisah hidupnya yang gelap, berubah ketika ia menemui pria bernama Kuyan Yakuma. Pria yang membawanya pada hidup yang jauh lebih diluar dugaan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cherry_15, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

12. Pasar Malam

“Aku lapar!” ucap Airi tiba-tiba saat sedang menikmati senja di pesisir pantai.

Ryuka memandang heran kearahnya. “Tadi kan, sudah makan?” tanyanya singkat.

“Tadi itu, berapa jam lalu!? Kau tak lihat!? Mentari saja mulai ingin berkelana ke belahan bumi lain!” jawab Airi memberi alasan, sebagai pembenaran akan rasa lapar yang ia rasakan.

Airi berdiri lebih dulu, membersihkan sekilas area bokongnya yang mungkin terkena pasir ketika duduk tadi. Hembusan angin yang mulai malam, menyibak sekilas rok pendek yang saat itu ia kenakan.

Ryuka yang masih terduduk, sedikit terdiam memandangi gadis itu dari bawah. Merasa senang bercampur gugup, bisa menyaksikan bagian tubuh Airi yang jarang ditunjukkan.

Jujur saja, ia terlena melihat kulit Airi yang begitu putih dan bersinar, meski hari sudah mulai gelap. Gadis itu, sepertinya benar-benar menjaga kesehatan serta kebersihan kulitnya.

Sekilas, sedikit ide nakal kembali terlintas dalam benak Ryuka. Ia menyembunyikan senyuman nakal dibalik maskernya, lalu mulai berdiri mengikuti Airi.

“Kau tak mungkin bisa membersihkan area belakang tubuhmu yang tak terlihat!” ucapnya singkat.

“Eh?” tanya Airi yang masih tak mengerti maksud dari apa yang Ryuka katakan.

“Kau tak melihat, kan? Masih ada area tubuhmu yang kotor terkena pasir!” bohongnya.

“Serius!?” Airi terkejut mendengarnya, wajahnya sedikit panik.

Ryuka mengangguk ringan sebelum menjawab. “Sini, biar ku bantu bersihkan!”

Tanpa menunggu perizinan, ia sedikit membungkuk lalu mengusap lembut area kulit belakang Airi yang tak tertutupi oleh roknya. Berpura-pura membersihkan pasir yang sebenarnya sejak awal tidak ada.

Betapa terkejutnya Ryuka, ketika berhasil menyentuh kulit gadis tersebut. Menyadari bahwa teksturnya teramat halus dan memberikan kesan licin, begitu nyaman untuk disentuh.

Ia sungguh menikmati momen ini, sebenarnya ingin menyentuhnya lebih lama lagi. Namun ia tak ingin pikiran liarnya mengendalikan diri, untuk melakukan hal yang lebih buruk.

“Polos! Mudah sekali ditipu!” pikirnya. “Jika dia bertemu pria yang lebih nakal dariku, hancurlah masa depannya!” lanjutnya, sedikit prihatin dan khawatir.

Ryuka menghentikan aksi nakalnya, tak ingin menjadi pria yang menghancurkan hidup Airi. Lalu kembali berdiri tegap di sebelahnya, sedikit menghela napas ambigu.

Entah mengapa, ia merasa bertanggungjawab harus melindungi Airi dari tangan kotor para pria nakal, bahkan dari tangannya sendiri.

Namun disisi lain, ia juga gemas ingin terus melakukan berbagai hal nakal lainnya pada gadis yang ia anggap polos. Mungkin kapan-kapan ia harus mengajari Airi agar tidak terlalu mudah percaya pada laki-laki lain.

“Mau cari makan dimana?” tanya Ryuka tiba-tiba, berusaha mengalihkan suasana juga pikirannya sendiri.

“Entah. Aku mencium aroma makanan enak dari arah sana. Mau coba?” jawab Airi sedikit memberi usul, sembari menunjuk ke arah kiri pantai.

Sontak Ryuka menoleh ke arah yang Airi tunjuk. Meski samar dan remang, tampak kerlap kerlip cahaya di sana. Mungkin memang benar, ada makanan enak di tempat yang gadis itu maksud.

Hanya mengangguk, tanpa mengatakan apapun Ryuka menyetujui penawaran Airi. Mereka pun mulai berjalan mendekati tempat yang kemungkinan terdapat makanan.

Kali ini, Ryuka lah yang berjalan di belakang Airi. Hanya memandangi punggung gadis yang tampaknya rapuh, sembari mengikuti jejak kaki kecilnya yang membekas di pasir dekat laut.

Cahaya rembulan, mulai hadir untuk menggantikan mentari. Hamparan langit bertabur bintang, menemani langkah mereka berdua.

Tenggelam dalam hening, atensi mereka teralihkan pada lamunan masing-masing. Meski tanpa disadari, hembusan angin membawakan perasaan yang sama pada hati keduanya.

Rasa saling terhubung, dan takut kehilangan satu sama lain. Mereka memikirkan hal yang sama meski tanpa bersuara, tak ingin malam indah ini berakhir.

Tanpa disadari, tempat yang sedari tadi mereka tuju kian tampak dekat. Terlihat cahaya warna warni yang melingkar pada roda raksasa, membuat mereka menyadari tempat apa sebenarnya ini.

“Pasar malam!” seru Airi dengan riang, matanya berbinar.

“Mau cari makan didalam?” Ryuka memastikan.

Tanpa menjawab, Airi berlari masuk pada pasar malam tersebut. Mengandalkan indera penciumannya untuk mencari makanan, yang sedari tadi menghipnotis langkahnya kemari.

Ryuka hanya menggelengkan kepala, lalu melangkah pelan mengikuti gadis yang baginya menggemaskan. Meski jarak mereka cukup jauh, mata elangnya tak pernah lepas dari Airi yang terus berlari.

Hingga sampailah jua mereka pada sebuah stand, yang menjual sosis bakar. Tepat disebelahnya, terdapat stand Rice Ball.

“Apa yang ingin kau makan?” tanya Ryuka dengan hangat dan penuh kelembutan.

“Dua-duanya! Aku ingin sosis bakar, dengan Rice Ball Chiken Katsu!” jawab Airi dengan riang, tanpa ragu.

Ryuka sempat terkejut mendengar jawaban itu. Baiklah, dia paham betul bahwa perempuan hobinya makan dengan porsi banyak.

Namun untuk pertama kali dalam hidupnya, ia menemukan perempuan yang bisa menentukan makanan yang diinginkan, tanpa menjawab ‘terserah’. Airi ini, memang gadis yang unik baginya.

Mereka pun akhirnya membeli kedua menu tersebut, lalu mencari tempat duduk untuk menyantapnya dengan tenang.

Namun ditengah perjalanan mencari tempat duduk, langkah Airi terhenti. Ia menoleh ke arah Ryuka di belakangnya. “Sudah pernah coba makan diatas bianglala?” tanyanya memberi usul.

“Jika kau nyaman dengan tempat makan yang bergerak. Lagipula, bukankah kau phobia pada ketinggian?” jawab Ryuka, sedikit khawatir dengan ide gila Airi.

“Justru karena itu! Aku ingin melatih diriku untuk menghilangkan phobia!” ucap Airi tanpa ragu. “Ayo!” ajaknya kemudian.

Mereka akhirnya menyantap makan malam, didalam bianglala yang terus berputar naik. Jendela bianglala itu, menyuguhkan pemandangan kota, dengan gemerlap cahaya dari gedung-gedung serta perumahan diantaranya.

Cahaya rembulan, juga berhasil menyentuh kedua insan yang sedang menikmati santapan masing-masing. Menambah nuansa ketenangan yang lembut diantara mereka.

Ketika Airi sedang menikmati indahnya pemandangan dari balik jendela, Ryuka yang berada disebelahnya justru fokus memperhatikan keindahan Airi.

Atensinya tanpa sadar teralih pada saus makanan yang melekat di area bibir gadis disebelahnya. Ia memandanginya dengan lekat, hingga wajah mereka begitu dekat.

Menyadari sedang diperhatikan, Airi pun menoleh ke arah Ryuka sembari menatap heran padanya.

“Ada apa?” tanyanya gugup.

Terlintas ide nakal, Ryuka pun menyembunyikan senyumannya. Lalu menyentuh lembut dagu Airi, mendekat padanya secara perlahan.

“Kamu..” ucapnya dengan suara lembut.

Ia kian mendekatkan wajahnya, membuat dada Airi berdebar dengan wajah yang merah. Ryuka menyentuhkan hidungnya pada pipi lembut gadis itu, lalu perlahan menjilat saus yang ada di area bibir segarnya.

“Ryu- Ryuka? A-apa yang kau..!?” panik Airi, kian gugup mendapatkan perlakuan seperti itu.

“Kamu..” ucap Ryuka singkat, sengaja menghentikan sejenak kalimatnya untuk menambah debaran di hati Airi. Dia sedikit bernapas didekat pipi gadis itu, lalu kembali bersuara.

“Kalau makan, seperti anak kecil ya?”

“Apa?” tanya Airi tak mengerti.

Ryuka kembali menjaga batas jarak aman diantara mereka, lalu tertawa kecil.

“Tadi sausnya mengenai bibirmu. Aku hanya membantu membersihkannya saja!” lanjutnya gemas.

Kini, wajah Airi terlihat seperti tomat.

“Ih, Ryuka menyebalkan!” teriaknya kesal, sembari memukul pelan lengan atas pria disebelahnya.

Ryuka hanya tertawa lepas mendengar amarah Airi yang justru akan membuatnya tampak menggemaskan. Sepertinya, pria itu candu dengan kalimat yang sering Airi gunakan saat marah.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!