Apa reaksimu ketika tiba-tiba saja seorang gadis cantik dari planet lain masuk ke kamarmu?
Terkejut? Kaget? Ya, begitu juga dengan Nero. Hanya beberapa jam setelah ia ditolak dengan kejam oleh siswi sekelas yang disukainya, ia bertemu dengan seorang gadis mempesona yang masuk melalui lorong spasial di kamarnya.
Dari saat itulah Nero yang selama ini polos dan lemah perlahan berubah menjadi pribadi yang kuat dan menarik. Lalu membalikkan anggapan orang-orang yang selama ini telah menghina dan menyepelekannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon J.Kyora, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22
Bulan separo hanya mampu menerangi remang perkemahan itu, cahayanya muram menimpa atap-atap tenda yang tersebar di segala arah.
Keributan terjadi di tenda SMK Armada, seseorang dengan berani telah merampas bendera mereka!
Sangat aneh, ketika seharusnya mereka yang merampas, tapi cerita tentang seseorang merampas milik mereka menjadi tidak mainstream.
Alis seorang remaja laki-laki berambut cepak terangkat naik ketika mendengar kabar itu, badannya tegap dengan sikap yang mendominasi. Namanya Jendral, ia adalah pemimpin dari keseluruhan anak anak Armada.
Di sebuah tenda yang cukup besar, Jendral mendengarkan penjelasan yang seksama dari rekan-rekannya yang kehilangan bendera karena dirampas orang lain, banyak anak lainnya berkumpul mengelilingi.
"Jadi kalian menyelidiki siapa orang itu?" ia bertanya kepada semua orang.
Salah satunya menjawab, "Dia anak SMA Bipan ( Bina Harapan), bernama Nero, tapi sepertinya aksi tunggal, ia tidak dibantu oleh orang lain," terangnya.
"Larinya sangat cepat, bahkan kami tidak bisa mengejarnya," salah satu anak yang bertemu Nero tadi siang menambahkan.
"Kalau dia bertindak sendiri, akan lebih mudah, tentunya ia tidak akan mendapat dukungan dari teman temannya," ujar anak laki-laki yang kepalanya benar-benar botak, wajahnya persegi empat dengan tulang rahang menonjol.
"Ini benar benar tidak bisa ditoleransi, tidak ada seorangpun yang boleh menginjak injak harga diri sekolah kita," sahut yang lainnya.
Berbagai pendapat dan kalimat-kalimat senada diungkapkan oleh banyak yang hadir.
Jendral mendengarkan setiap pendapat mereka lalu sejenak berpikir.
"Kita cari dia malam ini, kita hajar buat jadi pelajaran siswa siswa lainnya!" sebuah suara menyela dengan lantang.
"Setuju!" kata setuju bergema didalam tenda.
"Tapi bagaimana jika menjadi bermasalah dengan guru-guru pemandu?" seseorang mengingatkan.
"Ini bukan kesalahan kita, dia yang menantang sekolah kita untuk bertindak," kata siswa botak.
Ruangan di dalam tenda menjadi riuh sesaat, mereka berargumen satu sama lainnya, namun kesimpulan mereka hanya untuk memberi pelajaran kepada anak itu.
Setelah beberapa perundingan, akhirnya diputuskan dua puluh orang pergi ke tenda SMK Bipan untuk menjemput anak itu, lalu membawanya ke tenda SMK Armada, jika ia menolak, hajar di tempat.
Tiga puluh orang lagi disiagakan jika siswa-siswa SMK Bipan melawan, namun kecil kemungkinan, karena siswa Bipan kebanyakan anak anak manja dan takut berkelahi.
Kedua puluh orang yang dipilih untuk menyerbu tenda Bipan berdiri, kilat mata ganas tampak dalam pandangan masing-masingnya.
Namun ketika mereka hendak keluar dari tenda, terdengar suara keributan yang sangat ramai di sekitar perkemahan. Semakin lama suara itu semakin riuh.
Semua anak anak berambut cepak di dalam tenda itu keluar, para guru pemandu yang baru selesai makan malam juga ikut keluar. Semua orang ingin tahu apa yang telah terjadi.
Ketika suara keributan itu semakin keras, mereka melihat ratusan orang membawa obor dan senter mendekati tenda mereka, mereka semua saling bertanya-tanya ada masalah apa?
Kumpulan massa itu semakin mendekat, mereka semua masuk dan memenuhi area perkemahan SMK Armada.
"Diskualifikasi SMK Armada!"
"Perampok Bendera!"
Akhirnya teriakan terdengar jelas, wajah para siswa Armada menjadi pucat, agaknya mereka mengerti apa yang sedang terjadi. Tindakan mereka yang merampas bendera-bendera sekolah lainnya pastilah memicu kejadian ini.
Titik-titik nyala api terus berdatangan, itu mengelilingi tenda mereka sekarang. Tampak wajah-wajah marah dari ratusan orang mulai bermunculan satu per satu, wajah mereka terlihat penuh ancaman dan beberapa orang bahkan membawa senjata berbagai jenis.
Dikepung ratusan siswa dari beberapa sekolah mau tidak mau membuat Anak-anak SMK Armada menjadi gentar, sikap arogan dan mendominasi mereka kini menjadi kecemasan. Jika terjadi tawuran, mereka akan luluh lantak.
Enam Guru pemandu SMK Armada maju ke depan sambil berteriak-teriak, "Ada apa ini!"
Beberapa guru pemandu dari sekolah lainnya segera keluar dari kerumunan, mereka langsung berhadapan dengan guru pembina SMK Armada.
"Kumpulkan dulu siswa kalian, biar semuanya menjadi jelas di sini!" guru pemandu SMK Pandawa berkata.
Merasa tidak dapat berbuat apa-apa, guru pemandu SMK Armada menyuruh seseorang umtuk.mengumpulkan siswa mereka. Firasat mereka tidak.baik, pasti telah terjadi masalah saat kompetisi perburuan harta dilakukan.
"Kami tidak bisa terima siswa-siswa kalian merampok harta karun yang diperoleh oleh siswa sekolah lainnya. Ini sama sekali bukan tindakan terpuji," ucap Guru Pemandu SMA lain.
"Ah, apakah itu terjadi? Bukankah kita harus klarifikasi terlebih dahulu apa yang dituduhkan oleh para Guru SMA lainnya benar-benar ada memiliki bukti?" jawab Guru Pemandu SMK Armada.
Diskusi antara guru pemandu itu berlangsung cukup sengit, sekolah lainnya akan mengancam membatalkan acara perburuan dan menarik hadiah mereka jika SMK Armada masih akan melakukan tindakan seperti itu.
Setelah diajukan banyak bukti siswa-siswa mereka yang dirampok oleh siswa SMK Armada, guru-guru SMK Armada tidak lagi dapat mengelak.
Keputusan akhirnya mereka meminta semua hasil perburuan SMK Armada hari ini hangus dan tidak dihitung.
Ini kerugian sangat besar bagi SMK Armada, namun mereka tidak berdaya.
Semua siswa SMK Armada yang mendengar hasil perundingan itu hanya terpaksa mengiyakan, dan berjanji akan mematuhi aturan.
Mereka tidak berani membantah didepan massa siswa yang terlihat marah dan siap mengobrak abrik perkemahan mereka.
Setelah mendapatkan hasil perundingan dan menanda tangani surat perjanjian, massa siswa yang mendatangi perkemahan itupun mulai bubar, jika ada anak-anak SMK Armada yang mengancam, meneror atau melakukan tindakan fisik kepada sekolah lainnya, mereka akan langsung didiskualifikasi dari perlombaan. Tindakan selanjutnya mereka akan diadukan ke dinas pendidikan.
Untuk sebuah sekolah swasta, itu adalah ancaman yang serius dan merepotkan.
...
Hampir selama dua jam guru pemandu SMK Armada menceramahi dan memarahi murid-muridnya, mereka bisa bertindak barbar di luar, tapi jika mereka melakukan di acara resmi antar sekolah, ini akan mencoreng nama sekolah, karena tindakan mereka membawa nama sekolah dan bukan tindakan secara pribadi.
Setelah menjelaskan konsekuensi dari apa yang mereka lakukan, akhirnya guru pemandu memberi ancaman jika ada yang melakukan kerusuhan dan pelanggaran, mereka akan dilaporkan ke penegak disiplin sekolah dan akan ditindak sesuai peraturan. Resiko terberatnya mereka akan dikeluarkan.
Para siswa bengal itu mengiyakan dengan patuh, mereka akhirnya bukan takut kepada peraturan sekolah, tapi mereka ngeri jika dikeroyok oleh sekolah-sekolah lainnya.
...
Nero tertawa terbahak-bahak di belakang tendanya, Nadia dan Susan duduk membalut tubuhnya masing masing dengan selimut sambil tersenyum simpul, mereka gemas dengan kelakuan Nero yang membual bahwa kejadian malam ini adalah keberuntungan yang dikirim surga untuk menyelamatkannya.
Walau mereka mengakui, namun reaksi Nero berlebihan, dan ekspresinya dibuat-buat, Nadia melemparinya dengan kerikil.
...
Nero memakaikan penutup kepala Hoodie nya, ia duduk di sebelah Nadia yang bernyanyi mengikuti yang lainnya,
acara ini membosankan buat Nero.
Semua siswa Bipan berkumpul mengitari api unggun besar dan bernyanyi bersama-sama.
Berbeda ketika semasa ia di SMP dulu, rasa kedekatan lebih akrab. Ia merasakan kurangnya kekeluargaan disini, bahkan ia tidak banyak akrab dengan rekan rekan sekelasnya, hanya Nadia, dan kini Susan tambahannya. Saat ia dekat dengan Rizka pun ternyata hanya kepalsuan.
Tanpa sengaja matanya melayang kearah Rizka di kejauhan, namun ia terkejut ketika menyadari bahwa Rizka dengan pandangan tajam melihat ke arahnya.
Dengan segera ia mengalihkan pandangannya, berusaha mencari topik obrolan dengan Nadia, namun Nadia bertanya sesuatu yang mengejutkannya.
"Rizka dari tadi memperhatikanmu," ia berkata setengah berbisik.
"Biarkan saja," balas Nero, namun jantungnya berdegup kencang, ia memakai jaket hoodie yang dipakainya malam itu saat ia menolong Rizka. Ah, betapa cerobohnya aku, bathin Nero.
...