NovelToon NovelToon
Time Travel Dokter Modern Ke Zaman Kuno

Time Travel Dokter Modern Ke Zaman Kuno

Status: sedang berlangsung
Genre:TimeTravel / Reinkarnasi / Zombie / Time Travel / Transmigrasi ke Dalam Novel / Fantasi Wanita
Popularitas:251.6k
Nilai: 4.9
Nama Author: Lily Dekranasda

Di tengah dunia yang hancur akibat wabah zombie, Dokter Linlin, seorang ahli bedah dan ilmuwan medis, berjuang mati-matian untuk bertahan hidup. Laboratorium tempatnya bekerja berubah menjadi neraka, dikepung oleh gerombolan mayat hidup haus darah.

Saat ia melawan Raja Zombie, ia tak sengaja tergigit oleh nya, hingga tubuhnya diliputi oleh cahaya dan seketika silau membuat matanya terpejam.

Saat kesadarannya pulih, Linlin terkejut mendapati dirinya berada di pegunungan yang asing, masih mengenakan pakaian tempurnya yang ternoda darah.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lily Dekranasda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Suara Perut Linlin (Revisi)

Yi Hang menatap Linlin yang masih duduk di kursinya, tampak tenang, tetapi tatapannya mulai kosong. Ia memperhatikan setiap gerak-gerik wanita itu—wajahnya yang sedikit pucat, caranya menyesap air dengan pelan, dan bagaimana kedua matanya terlihat lebih lelah dari sebelumnya.

Lalu...

"Krucukkkk—"

Suara perut yang berbunyi tiba-tiba memecah keheningan.

Yi Hang terdiam. Matanya langsung tertuju pada Linlin, yang juga tampak membeku di tempatnya.

Linlin berkedip. Sekali. Dua kali. Seakan tidak percaya suara itu berasal dari perutnya sendiri.

Yi Hang menahan tawa. Tapi sudut bibirnya sudah sedikit tertarik ke atas, berusaha keras untuk tidak tertawa langsung di depan wanita itu.

Linlin langsung menegakkan punggungnya, berpura-pura tidak terjadi apa-apa.

"Suaramu indah juga," ujar Yi Hang dengan nada menggoda, matanya berbinar penuh godaan.

Linlin meliriknya tajam. "Berisik."

Yi Hang akhirnya tak bisa menahan diri. Ia terkekeh pelan. "Sepertinya seseorang sedang lapar."

Linlin hanya mendengus kecil, lalu memalingkan wajahnya, pura-pura tidak mendengar.

Namun, suara perutnya yang kembali berbunyi membuat wajahnya sedikit menghangat.

Yi Hang menghela napas panjang, lalu berdiri. "Apakah kamu lapar?" tanyanya dengan suara lembut.

Linlin mengangkat bahu. "Mungkin sedikit."

Yi Hang menatapnya tak percaya. "Perutmu berkata sebaliknya."

Linlin melipat tangan di dadanya. "Kalau begitu, salahkan perutku, bukan aku."

Yi Hang menggeleng-gelengkan kepala sambil tersenyum. "Aku akan memasak dulu. Kamu istirahatlah dulu. Nanti setelah selesai, aku akan memanggilmu untuk makan."

Linlin melirik ke arahnya. "Apa yang akan kamu masak?"

Yi Hang melirik ke sudut ruangan, tempat beberapa bahan makanan sederhana tersimpan dalam kantong kain. "Tidak banyak yang aku punya. Hanya ubi dan beberapa sayuran liar. Tapi setidaknya lebih baik daripada kelaparan."

Linlin mengangguk pelan. "Tidak masalah. Selama bisa dimakan, aku tidak akan mengeluh."

Yi Hang sedikit terkejut mendengar jawabannya.

Ia mengira Linlin akan meminta makanan yang lebih mewah atau menolak makanan sederhana seperti itu. Tapi tidak ada jejak keluhan di wajah wanita itu.

"Wanita ini benar-benar aneh."

Yi Hang memutuskan untuk tidak terlalu banyak berpikir. Ia berjalan ke sudut ruangan, mengambil beberapa ubi, dan mulai mengupasnya dengan cekatan.

Sementara itu, Linlin tetap duduk di tempatnya, memperhatikan pria itu bekerja dengan gerakan yang begitu terlatih.

"Dia cekatan," pikirnya.

Namun, setelah beberapa saat, Linlin mulai bosan hanya duduk diam.

Ia bangkit dari kursinya dan melangkah mendekati Yi Hang. "Aku akan membantumu," katanya santai.

Yi Hang menoleh dengan alis terangkat. "Kau bisa memasak?"

Linlin menyeringai. "Tentu saja… tidak."

Yi Hang terdiam sejenak, lalu menatapnya dengan tatapan tidak percaya.

Linlin tertawa kecil. "Tapi aku bisa belajar! Itu tidak sulit, kan?"

Yi Hang menghela napas panjang, lalu mengangkat bahu. "Baiklah, kalau kau memang ingin membantu."

Dengan sigap, Yi Hang mengambil beberapa sayuran liar dari keranjang kecil di sudut ruangan, lalu menyerahkannya kepada Linlin. "Cucilah ini. Jangan sampai ada kotoran yang tersisa."

Linlin menerima sayuran itu dengan percaya diri. "Ah, gampang mah ini."

Ia membawa sayuran ke wadah air di dekat pintu dan mulai mencucinya.

Sementara itu, Yi Hang sibuk dengan tugasnya sendiri. Ia menyalakan api kecil di tungku, lalu mengambil beras dari kantong lain di pojok ruangan. Dengan hati-hati, ia menuangkan beras ke dalam mangkuk kayu, lalu membawanya ke tempat Linlin mencuci sayuran.

"Geser sedikit. Aku juga butuh airnya."

Linlin memiringkan kepalanya. "Mau buat apa?"

"Mencuci beras, tentu saja."

Linlin menatap mangkuk kayu di tangan Yi Hang, lalu melihat butiran beras yang tampak kasar.

"Berasmu kasar sekali."

Yi Hang mendelik. "Ini satu-satunya yang kupunya. Mau makan atau tidak?"

Linlin terkekeh. "Oke, oke. Jangan sensitif begitu."

Ia kembali fokus mencuci sayuran, sementara Yi Hang mencuci beras di sebelahnya.

Setelah beberapa saat, Linlin mengangkat sayuran yang sudah bersih. "Sudah selesai. Lalu, ini harus aku apakan?"

Yi Hang mengintip hasil cucian Linlin, memastikan benar-benar bersih, lalu mengangguk. "Potong kecil-kecil. Gunakan pisau di sana."

Linlin melirik ke arah pisau yang ditunjuk Yi Hang, lalu mengambilnya.

Namun, begitu ia hendak mulai memotong, Yi Hang buru-buru menghentikannya. "Tunggu!"

Linlin menatapnya bingung. "Kenapa?"

Yi Hang mengambil sepotong kayu dari samping meja dan menyerahkannya kepada Linlin. "Gunakan ini sebagai alas. Kau hampir saja memotong sayuran langsung di atas meja. Nanti mejaku rusak."

Linlin mendengus. "Baiklah, Tuan Yi."

Yi Hang hanya menggeleng pelan dan kembali ke pekerjaannya.

Setelah beras selesai dicuci, ia menuangkannya ke dalam panci tanah liat dan menambahkan air secukupnya.

Linlin mulai memotong sayuran dengan penuh semangat. Namun, setelah beberapa kali mencoba, Yi Hang yang sedang sibuk dengan tungku api mulai menyadari sesuatu.

"Tunggu… cara memotongmu itu…"

Ia menoleh dan hampir saja menjatuhkan kayu bakar yang sedang ia pegang.

Linlin memegang pisau dengan cara yang salah, dan hasil potongannya berantakan—ada yang besar, ada yang kecil, ada yang nyaris hancur.

Yi Hang menepuk dahinya. "Kau tidak pernah memotong sayuran sebelumnya, ya?"

Linlin tersenyum canggung. "Aku sudah bilang aku tidak bisa memasak."

Yi Hang menghela napas panjang. "Biar aku saja yang potong. Kau aduk saja nanti."

Linlin berpikir sejenak, lalu mengangguk. "Oke. Aku tukang aduk sekarang."

Yi Hang mengambil pisau dari tangan Linlin dan mulai memotong sayuran dengan rapi dan cepat. Dalam waktu singkat, semua sayuran sudah siap.

Kemudian, ia memasukkan sayuran ke dalam panci bersama air dan beberapa bumbu sederhana.

"Sekarang, aduk perlahan."

Linlin mengambil sendok kayu panjang dan mulai mengaduk.

Ia menatap api yang menyala di tungku, lalu melirik Yi Hang. "Berapa lama ini akan matang?"

Yi Hang berpikir sejenak. "Sekitar setengah jam. Kita harus menunggu."

Linlin menghela napas dan duduk kembali di kursi. "Baiklah. Aku akan duduk dan mengawasi makanan ini matang."

Yi Hang ikut duduk di dekatnya. "Kau ini benar-benar tidak sabaran, ya?"

Linlin melipat tangannya. "Aku hanya lapar."

Yi Hang tertawa kecil. "Baiklah, aku mengerti. Sabar saja sedikit lagi."

Suasana kembali tenang. Hanya ada suara api yang berderak pelan dan aroma makanan yang mulai menguar di udara.

Setelah beberapa menit, Yi Hang mengaduk panci dan mencicipi kuahnya. "Sudah matang. Mari sajikan."

Linlin langsung bersemangat. "Akhirnya!"

Yi Hang mengambil mangkuk besar dan menuangkan kuah luar yang kaya rempah ke dalamnya. Ia lalu menoleh ke Linlin. "Ambil ubi rebus dan nasi hangatnya, bawa ke meja."

Linlin mengangguk cepat dan segera mengangkat nampan berisi ubi rebus yang masih mengepul, lalu mengambil periuk nasi hangat. Sementara itu, Yi Hang membawa mangkuk besar berisi kuah.

Sesampainya di meja, Linlin meletakkan semua hidangan dengan hati-hati. Ia menatap makanan yang tersaji dengan penuh antusias.

1
@haerani-d
begitulah hidup, setiap cobaan dan tantangan adalah warnanya tergantung bagaimana kita menghadapinya, dan setiap usaha tidak akan mengkhianati hasil, jadi tetap semangat dan terus mencoba jangan lupa berdoa.../Kiss/
@haerani-d
tenang aja pangeran, sang putri luar biasa mu akan menyelesaikan semua /Determined//Casual/
Srie Ncii Herdiansyah
kenapa jarang up??sibuk kah?
Ayu Septiani
manisnya Linlin dan Yi Heng..... ayo lanjut up lagi thor.... semangat
Laya Anita
Recomended parah !!!!
EsTehPanas SENJA
wakakaa akhirnya saling inget yah 🤣
Rifal Taura
kasi banyak kak
Tri Wahyuanta
terus semangat
Maima Elfaam
Kecewa
Maima Elfaam
Buruk
Gibran Ganteng
jgn pisahkan mereka thor
Efa Arfa
Aamiin... semoga dilancarkan...
panty sari
lanjut
Osie
wuuuaaaww puaaass bacanya..keren lilin.. gak sabar akunu ggu action lilin menghempas para pengkhianat kekaisaran
Osie
preeet keluarga sampah..blm tau aja kalian siapa itu linln..sekali hempas habis dah kalian semua
Tiara Bella
wow....romantisnya
Osie
iyyaacch ini si putri menteri sok jumawa ntar nyungsep ndiri baru nyahok
Mineaa
yang ke empat...kira kira cahaya nya berbentuk apa ya.... penisirin akuh....,
MIA,ER
dalam mimpi😏
Mineaa
ha...ha..ha....., dasar si Linlin...bisa bisa nya...bikin kehebohan seantero kekaisaran....
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!