NovelToon NovelToon
Antara Ada Dan Tiada

Antara Ada Dan Tiada

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Seiring Waktu / Enemy to Lovers
Popularitas:331
Nilai: 5
Nama Author: Sazzzy

"Apa yang kamu bicarakan Lin Yi? A-aku sudah kotor sejak kecil haha, dan kamu, dan kalian kenapa masih tertarik pada perempuan sepertiku? Sepertinya kalian kurang berbaur ya, diluar sana masih banyak loh gadis yang lebih dariku dari segi fisik dan mental, so, kerjasama kita bertiga harus profesional ya!" Sebenarnya Safma hanya mengatakan apa yang ada dalam pikirannya, walaupun Safma sendiri tidak terlalu paham dengan maksud dari kalimatnya secara mendalam. Tidak ada airmata dari wajah Safma, wajahnya benar-benar pintar menyembunyikan emosinya.

"Safma!" Sudah habis kesabaran Lin Yi, kemudian menarik tangan Safma pelan juga tiba-tiba namun dapat membuat gadis itu terhuyung karena tidak seimbang. "Jangan bicarakan hal itu lagi, hatiku sangat sakit mendengarnya. Kamu terlalu berharga untukku, Please biarkan aku terus mencintaimu!" Lirih Lin Yi dibarengi air mata yang mulai berjatuhan tanpa seijinnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sazzzy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Safma blak-blakan

Malam harinya, Safma duduk dengan tangan kiri menopang dagunya. Menatap River yang sedang sibuk dengan urusan dapurnya, ingin membantu tapi orangnya sendiri menolaknya, toh dia bisa apa jika begitu?

Dari pandangan Safma sendiri, River terlihat begitu ahli memainkan pisau dapur, teflon dan alat masak lainnya. Benar-benar seperti chef yang Safma liat di televisi dulu juga di sosial media.

Rasa penasaran Safma mencuat dengan harum masakan pemuda itu yang merasuki indera penciumannya, "Kau ingin membuat apa?"

"Yang jelas ini masakan spesial, oh ya, kamu tidak ada alergi pada makanan apapun kan?" Walaupun bertanya begitu, dalam hati River mencibir dirinya sendiri karena baru bertanya hal sepenting itu pada gadis yang telah menolongnya.

Bukan apa, jika River salah masak karena masak-masakan yang membuat alergi Safma kambuh, bisa saja River mencelakai gadis itukan. Bukan takut masuk kantor polisi, tidak, karena jika itu terjadi River akan sangat merasa bersalah sepanjang hidupnya.

Kemudian dilihatnya kepala Safma menggeleng santai, walaupun hanya dilihat lewat lirikan saja, River dibuat berdegup kencang karena Safma itu type gadis yang diam saja cantik dan manis, beruntung sekali pasangan Safma kelak, pikir River.

Eh, sadar akan pikirannya, River segera menggelengkan kepalanya lalu fokus lanjut masak spesial untuk dinner pertama mereka di Indonesia.

Disisi lain, Safma memperhatikan gerak-gerik River hanya menghela nafasnya acuh, entah apa yang pemuda itu pikirkan. Yang pasti Safma melihat raut wajah segan disana.

Dentingan alat masak memenuhi keheningan malam, berkali-kali Safma menghela nafas panjang. "Hey, apa kamu benar-benar tidak butuh bantuan ku untuk malam ini?" Maksud Safma membantu memasak, namun lagi-lagi Safma ditolak dengan tegas.

"Tidak, ah kurasa begini saja, setiap makan pagi, siang, dan malam biar aku saja yang memasaknya untukmu. Dan jika kamu mau masak, kamu bisa memasak makanan diluar jam itu. Bagaimana?" River memberi usul seraya menata masakannya di meja makan. Melihat keterdiaman Safma, River segera meralat perkataannya, "Bukan maksudku untuk mengaturmu dikediaman kamu, bukan, aku hanya merasa yang aku usulkan tadi setidaknya dapat membantu mengurangi rasa tidak enakku karena numpang gratis disini ditambah dapat pekerjaan darimu."

Tersenyum tipis, "Aku paham maksud dari perkataan kamu barusan, kamu juga tidak perlu segan padaku, dan yah, aku rasa idemu tidak buruk. Aku setuju." Safma membantu menggeser masakan yang terlihat masih mengepulkan asap di meja makan.

"Terimakasih." Lega rasanya.

"Sebaiknya kita makan sekarang, aku tak sabar untuk merasakan masakan yang kata kamu spesial ini." Senyum Safma terlihat manis.

"Nanti kalau sudah habis tolong beri aku rating ya, satu sampai sepuluh."

Mengangkat tangan kanan lalu membentuk jari telunjuk dan ibu jarinya seperti huruf o, "Baik."

Safma terlihat benar-benar memfokuskan diri untuk menikmati makanan yang sudah dibuat oleh River dengan sepenuh hati.

Walaupun River diam dan terlihat sangat anteng saat ini, sebenarnya disisi lain dia ingin sekali berteriak dan melompat kegirangan. Yah, memang Safma belum memberikan rating masakannya, tapi River merasa Safma begitu menyukai masakannya, lihat saja gadis itu makan dengan enjoy dan beberapa kali kedapatan menganggukkan kepalanya.

Sebentar, River baru menyadari satu hal. Dirinya dan Safma mungkin saat ini terlihat seperti sedang kencan, mereka berdua terlihat seperti sepasang kekasih yang serasi... Aah bukan, River berubah pikiran. Menggelengkan kepalanya perlahan.

Kemudian lanjut menghayal lagi, tentang kecocokan seperti apa dirinya dan gadis muda itu. Oh. Lebih terlihat seperti sepasang pengantin baru ya gak sih? Seorang suami tercinta yang selalu memasak makanan untuk istri tercinta, dan istri tercinta memakan masakan sang suami tercinta dengan lahap dan khidmat.

Ah, memikirkan hal itu saat makan membuat River tersenyum seperti orang gila, menghayal sendiri, salting sendiri.

Namun tiba-tiba ...

"Dari satu sampai sepuluh aku beri nilai sembilan puluh sembilan." Tahu Safma memberikan rating pada River disusul tepukan tangan juga. "Aku sangat suka masakan yang kamu buat, sepertinya kamu memasak dengan sepenuh hati ya."

Dan blushhh

River benar-benar blushing, tidak hanya di pipinya, bahkan di telinganya juga terlihat memerah.

Ah, gemasnya, pikir Safma melihat reaksi lucu pemuda didekatnya.

"Ah, em terimakasih atas rating itu, kalau begitu aku yang akan mencuci piring karena kamu sudah mau menerimaku." Ambigu River diakhir ucapannya.

"Tidak, kamu sudah repot masak malam ini, biarkan aku yang mencuci piringnya!" Tolak Safma, wajar saja, Safma itu type orang dengan rasa gak enakan yang dominan. Jadi walaupun River sudah ia bantu sejauh ini, tetap saja Safma tidak mungkin seenaknya pada pemuda itu. Ya, Safma rasa begitu.

Memasang mimik wajah menyedihkan, River menatap Safma penuh harap, "Please, biarkan aku saja ya yang mencuci piring dan alat lainnya, dan untuk kedepannya juga begitu Safma. Izinkan aku ikut mengurus rumah ini dengan memasak buat kita juga mencuci piring setelahnya. Kamu lakukan saja hal lain selain yang ingin aku lakukan, ya? Please! Lagian, lagian cuci piring dan yang lain sudah lebih mudah dengan robot yang kamu punya, jadi kamu mau begitu ya?"

Merasa tak enak dan tak tega, akhirnya Safma menganggukkan kepalanya, "Yasudah terserah kamu."

"Aku senang sekali mendengarnya," jujur River menampilkan raut wajah beriak berseri senang.

Safma berfikir dengan pikirannya didalam kamar bernuansa alam, kepalanya tergerak membenarkan posisi nyamannya.

Nyaman, Safma merasa nyaman akan kehadiran River saat ini, Safma jadi merasa memiliki keluarga baru dan kakak laki-laki. Yah, kakak laki-laki, suatu hal yang Safma inginkan sejak dulu. Jadi rasanya seperti ini ya? Tidak buruk juga.

Dering telepon seluler tiba-tiba berbunyi, akhirnya Safma memutuskan untuk melihat ada apa, tampak layar itu menunjukkan panggilan video call dari River.

Menekan tombol terima, kini layar itu menunjukkan wajah tampan River. Terlihat wajah River yang memenuhi seluruh permukaan layar, lalu ...

'Belum tidur?' River bertanya akhirnya.

Dalam hati Safma ingin sekali memukul kepala River pelan, sudah tahu kenapa bertanya hal yang sudah diketahui? Basa-basi pemuda itu sangat terlihat menyebalkan.

Lagian kenapa harus menelpon malam begini, padahal tadi mereka berpisah setelah makan malam juga sudah mengucapkan kalimat perpisahan.

Safma berdehem untuk jawaban dari pertanyaan River yang konyol menurut Safma.

"Ada apa?" To the poin Safma kemudian menunggu jawaban dari pemuda itu.

Ditanya seperti itu malah membuat pemuda itu terkekeh, aneh sekali, 'Hehe, ganggu ya?'

Berdecak kesal, walaupun ini adalah video call pertama mereka, Safma menatap tajam River lalu mulai menyipitkan matanya seolah sedang menyelidiki sesuatu. "Kamu takut? Emang disana ada hantu?"

'Apa? Ha-hantu? Ah hahah, tidak ada. Aku menelponmu karena hanya penasaran saja kamu sudah tidur atau belum.' Jelas River menyakinkan disana.

"Kalau disana ada hantu, pukul saja pakai raket nyamuk yang ada disana." Saran Safma.

Ini kenapa pembahasannya jadi soal ada hantu tidaknya sih? Padahal kan River ingin tahu gadis yang merupakan teman barunya itu sedang apa sekarang. Tapi memang River bingung sendiri dengan topik obrolan ketika berhadapan dengan gadis seperti Safma yang tidak suka basa-basi.

Pernah dengar tentang perempuan jika malam hari akan terlihat sangat cantik? Itu yang River perhatikan sekarang. Kenapa baru sekarang ya?

Jujur saja, sampai sekarang River belum pernah melihat gadis cantik dan manis yang bernama Safma itu memakai makeup sampai detik ini. Kecantikan alami benar-benar terpancar.

'Aku tidak bisa tidur,' adu River sedih.

Mengangguk paham, "Oh, lalu aku harus apa? Memberi tepukan pada bahumu agar kamu tertidur? Menyanyikan lagu penghantar tidur? Mendongengkan cerita? Atau seperti apa?" Bingung Safma pada akhirnya.

Pertanyaan seperti tawaran bagi River, jiwanya bergejolak ingin menjawab iya untuk semua itu. Tapi River kembali sadar dan menggelengkan kepalanya tidak.

"Lalu?" Datar wajah Safma begitu ketara.

'Aku gak tau, mungkin belum terbiasa kali ya?'

Sebuah ide terlintas dibenak Safma, "Bagaimana jika kamu ikuti instruksi dariku? Bagaimana?" Tawar Safma kemudian.

'Setuju, jadi?' Kepo River.

"Tarik napas lalu buang perlahan secara halus," instruksi Safma dijalankan.

'Okay, lalu?' Seraya mengikuti instruksi Safma.

"Pejamkan mata kamu perlahan seperti tertidur, tetap atur nafasmu agar nyaman, fokuskan pikiran pada satu titik lalu sugesti mandiri dengan berkata dalam hati seperti "tidurlah, kesuksesan menanti mu esok!' seperti itu berulang kali!"

Layar tadi yang penuh wajah River kini beralih jadi tampilan plafon, mungkinkah pemuda itu tertidur? Pikir Safma menerka-nerka.

Setelah itu Safma mematikan video call mereka karena mendengar dengkuran halus dari River yang menandakan bahwa pemuda itu sudah terlelap.

Dan kini, justru Safma lah yang tidak bisa tertidur. Padahal sudah mencoba praktek langsung seperti biasanya tapi tetap saja tidak bisa terlelap.

Mendengus agak kesal, tapi agak kaget tatkala mendapatkan notifikasi pesan dari nomor tak dikenal. Didalamnya nomor itu memperkenalkan dirinya sendiri sebagai Lin Yi, tak lupa data dirinya juga foto dia sekarang.

Apa maksudnya coba?

Safma tak mengerti.

Lalu pesan lagi muncul bertuliskan 'tolong simpan nomorku ya! Tidak mungkin kan kamu begitu cepat melupakan aku? Wajahku yang memorable ini tidak mungkin mudah terlupakan bukan?'

Narsis sekali, pikir Safma.

Muncul lagi notifikasi pesan dari nomor yang mengaku bernama Lin Yi.

'Kamu sudah sampai di Indonesia?'

Safma membalas, 'Sudah.'

'Syukurlah.'

Di read Safma.

'Eh, ngomong-ngomong ini benar kamu kan Safma?' penasaran pria muda itu seakan kurang yakin.

'Ya, kenapa?' balas Safma.

Pria muda itu dapat nomorku dari mana? Pikir Safma, tebaknya mengarah pada pemuda bernama River. Agak kesal sebenarnya karena membagi nomorku tanpa seizinku, tapi yasudahlah.

Notifikasi pesan muncul lagi, 'Maaf ya aku meminta nomor kamu dari River, sebenarnya dia menolak, tapi aku sedikit memaksanya agar dia mau memberi.'

'Tidak masalah.' balas Safma kemudian.

Pesan dari Lin Yi muncul lagi, 'Oh, disana sudah malam ya? Baiklah, selamat malam, semoga mimpi diriku, karena jika itu terjadi maka sudah pasti kamu akan mimpi indah.'

Dan obrolan mereka berakhir.

Pria muda bernama Lin Yi kenapa sama narsisnya dengan River?

Tak mau berfikir banyak, Safma menyimpan ponselnya lalu memposisikan diri agar nyaman untuk menjemput mimpinya.

Keesokan paginya, lebih tepatnya jam dua pagi, dilantai dua terlihat Safma fokus membuat sabun herbal dan sehat juga lilin aromaterapi untuk stok barang yang mulai habis. Sesekali dia meminum air putih hangat untuk menghangatkan tubuh setelah habis ia meminum air zam-zam yang sudah ia sediakan.

Seperti itu kegiatan Safma selain rebahan, dia sering mengerjakan projects handicraft or handmade disetiap waktu yang tersedia. Karena Toserba miliknya memang hanya menjual barang yang dia buat, walaupun begitu sangat laris dipasaran.

Setelah selesai membuat sabun dan lilin aromaterapi, Safma bergerak ke ruangan jahit untuk membuat gaun dress bertemakan seni dan budaya karena gaun yang ia buat hasil tenun asli. Untuk menjahit akan Safma lakukan ketika ia ada pesanan, seperti sekarang, dan yang memesan pun kebanyakan dari golongan atas dan pecinta gaun atau pakaian untuk dikoleksi.

Terdengar adzan subuh berkumandang, adem rasanya. Saat diluar negeri seperti kemarin jarang ditemui, disini saling bersahutan dengan syahdu.

Oh, Safma baru ingat akan bisnis Aquaphonik yang ia miliki, langkahnya kembali ke bunker yang terdapat ruang khusus lalu dilihatnya beberapa usaha yang sudah ia dirikan dari pantauan CCTV dan berkas pemasukan juga pengeluaran yang belum ia baca. Cukup memuaskan, apalagi Aquaphonik miliknya yang juga mulai bisa ekspor keluar negeri.

Pekerjaan ini pun sudah selesai, tak ada rasa kantuk yang berarti, karena Safma memang memiliki gangguan tidur. Kemudian langkahnya menuju ruang rahasia berisikan obat-obatan herbal yang sering kali dibuang karena dianggap rumput liar. Ya, Safma menyiapkan hal itu lalu bagian yang menurutnya perlu disimpan akan Safma keringkan dan disimpan dalam wadah yang sudah disiapkan.

Memantau untuk pertama kalinya setelah pulang dari luar negeri, walaupun berada di bunker, pertumbuhan tanaman disini bertumbuh dengan baik. Bebas hama dan penyakit, namun demikian juga Safma harus merogoh kocek dalam untuk biaya listriknya.

Tak terasa sudah hampir pagi, Safma keluar dari bunker dan berjalan membuka kunci pintu yang terhubung dengan mess River. Kemudian memberikan pesan pada River.

'Selamat pagi, kamu sudah bangun?' Safma mengetik ... 'Jika kamu sudah bangun dan membaca pesan ini, aku sedang bekerja dilantai dua, kamu bisa membuka pintu karena tidak aku kunci dan silahkan jika mau memasak makanan untuk sarapan. Maaf, aku tidak bia menemani kamu memasak.'

Tidak ada jawaban, Safma maklum, lalu kembali menaiki tangga menuju lantai dua.

Ingin melanjutkan pekerjaannya membuat dress, tangannya sangat terampil dibidang ini, sebenarnya ini bukanlah pekerjaan tetap Safma, ya, dilantai dua adalah hobi yang jadi duit oleh Safma. Hobi yang mengenyangkan isi dompet.

Bisa menjahit dan membuka orderan tentu saja dimulai dari iseng memposting design pakaian hasil karya tangan Safma yang melekat sebagai ciri khas Safma.

Lalu tahu-tahu banyak orang yang tertarik, apalagi gadis-gadis dari anak milyarder dan konglomerat, seperti ladang bisnis bagi Safma.

Setelah menghabiskan beberapa waktu, akhirnya selesai juga gaun yang Safma buat, simple nan elegan, gaun yang katanya buat acara ulang tahun itu benar-benar terlihat mewah karena dihiasi oleh hiasan yang terbuat dari mutiara dan berlian asli.

Mengangguk puas dengan hasil studio photo khusus brand-nya, sekarang tangan Safma meraih kamera dan memulai memotret gaun indah itu dari sudut yang pas dan cocok.

Cekrek

Suara tangkapan memotret terdengar beberapa kali, lalu Safma melihat hasilnya dan begitu puas dilihat dari senyumnya yang mengembang dan berseri.

Drrrt

Ponsel Safma berderit, ada notifikasi pesan dari River.

'Aku sudah selesai memasak, turunlah!' pesan dari River, tak lupa dengan Poto makanan yang sudah siap dikirim.

'Baiklah, aku turun dahulu.' balas Safma.

Setelah sampai, Safma mendudukkan dirinya di sebrang River karena terhalang meja, "Maaf menunggu lama."

"Tidak kok, aku baru selesai memasak, lihat saja asap masih mengepul panas." Hangat River.

"Tadi malam Lin Yi mengirimkan pesan online padaku, narsis sekali dia juga mengirim foto dirinya sedang berbaring di tempat tidurnya, em tidak memakai baju sepertinya. Aku jadi ingat pernah baca novel jika laki-laki tidur tidak memakai baju, benar begitu?" celetuk Safma berhasil membuat River terbatuk-batuk.

Uhuk uhuk

"Eh, are you okay?" Khawatir Safma memberikan segelas air putih.

Sedangkan River menatap wajah gadis dihadapannya itu dengan tatapan kaget.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!