Arya kakomole, pemuda berusia 17 tahun yang selalu mendapatkan kekerasan
dan siksaan dari teman-teman sekolahnya. Suatu hari dia hampir saja
mati dihajar oleh teman-temannya yang berasal dari kalangan elit. Saat
Arya kehilangan kesadaran, muncul sebuah sistem dalam dirinya. Seketika
tubuh Arya bangkit dan membunuh semua orang di sekolah tanpa
menyisakan 1 orang pun. Peristiwa berdarah ini pun membuat gempar
seluruh negeri dimana Arya diduga sebagai pembunuh dan dicari oleh
semua orang. Sementara itu Arya memutuskan untuk pergi ke kota lain
untuk melanjutkan hidup dengan identitas barunya. Bagaimanakah hidup
Arya setelah mendapatkan sistem yang ternyata adalah sistem yang
mengharuskannya melakukan kejahatan?
Novel ini memiliki tokoh utama dark hero. Jika kalian suka tokoh utama yang
baik hati, naif dan polos tidak disarankan untuk membaca.
Selamat membaca...!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon vedom, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 12 MEMBUAT SEMUA ORANG KAGUM
Setelah menyelesaikan misi Arjuna kembali ke
kontrakannya.
Arjuna yang kini mempunyai skill berbisnis berniat untuk
membeli sebuah perusahaan. Namun dengan uangnya kini ia
mungkin hanya bisa membeli perusahaan kecil atau
perusahaan yang akan bangkrut.
Selain kekuatan, ia butuh uang dan kekuasaan untuk
mencapai tujuannya, dan ia harus memulainya dari nol.
la mencari-cari informasi mengenai perusahaan yang
kira-kira bisa ia beli.
******** ****
Keesokan harinya Arjuna berangkat sekolah dengan
motor barunya.
Bukan niatnya untuk pamer, namun ia hanya ingin
menegaskan bahwa ia bukan sosok yang bisa diremehkan
seperti saat ia menjadi Brian dulu.
Arjuna akhirnya sampai di parkiran sekolah.
Semua orang begitu kagum dengan motor yang
dikendarai oleh Arjuna.
"Wih, siapa itu? Keren banget sumpah," kagum salah satu
siswa.
"Gila, Kawasaki Ninja H2R coy. Harganya puluhan ribu
dollar!!" ucap salah satu siswa.
Bisik-bisik kagum pun terdengar, mereka penasaran siapa
pemilik motor itu karena Arjuna mengenakan helm full face.
Saat Arjuna membuka helm nya, semua orang yang
melihat pun bersorak.
"Wow bukankah itu Arjuna si murid pindahan kemarin?"
"Gila keren banget,"
"Arjuna, bonceng aku dongg!!" ucap salah satu cewek.
Arjuna hanya diam lalu berjalan meninggalkan parkiran
tanpa menanggapi keributan itu.
"Pagi Arjuna!" salam Kelvin ramah.
"Ya," jawab Arjuna.
Kelvin, Joana dan Liam memang tidak 1 kelas. Joana dan
Liam berada di kelas sebelah, hanya Kelvin yang terpisah.
Kelvin beruntung ia sekelas dengan Arjuna, karena ia tak
akrab dengan teman 1 kelas lain.
Pelajaran berlangsung seperti biasa, hingga saat jam
istirahat, Kelvin mengajaknya ke kantin seperti biasa.
"Arjuna, ngantin yuk," ajak Kelvin.
Arjuna hanya mengangguk lalu mengikuti Kelvin.
Namun di tengah perjalanan, ia dicegat oleh Erik.
"Tunggu, Arjuna," cegah Erik.
Semua mata memandang mereka terkejut. Mereka syok
dan khawatir bahwa Erik membalas dendam atas
kekalahannya kemarin.
"Ada apa? Bukannya urusan kita sudah selesai?" tanya
Arjuna.
"Urusan kita belum selesai!" tegas Erik.
Erik terlihat mengepalkan tangan. Semua orang yang
melihatnya menduga Erik akan menantang Arjuna kembali,
namun ternyata dugaan mereka salah.
Bruggh...
Erik berlutut di depan Arjuna.
"Arjuna, ijinkan aku jadi bawahanmu!" pinta Erik.
"Apa?" Arjuna terkejut.
Semua orang membolakkan matanya. Mereka terkejut
orang dengan harga diri tinggi seperti Erik berlutut pada orang
lain, bahkan meminta dijadikan bawahan.
"Wow, kau hebat sekali kawan, bisa menundukkan
seorang Erik," puji Kelvin terkekeh.
Namun Arjuna tak menghiraukannya dan pergi dari sana.
"Hei, tu-tunggu Arjuna," Erik berlari mengejar Arjuna.
"Menyingkirlah, aku tak berminat menjadikanmu
bawahanku. Dan juga bukankah kau punya guru? Tak mungkin
gurumu membiarkanmu menjadi bawahan orang lain" tebak
Arjuna.
la yakin semua ahli beladiri mempunyai guru. Mungkin
hanya dia satu-satunya di dunia ini yang bisa jadi kuat tanpa
guru.
"Ya, tapi tak ada salahnya jika aku jadi bawahanmu. Kau
begitu kuat, dan siapa tahu aku bisa mencuri ilmu darimu,
syukur-syukur jika kau mau membantuku menjadi kuat" jawab
Erik jujur.
Erik sungguh mengagumi Arjuna. la yakin dirinya adalah
seorangjenius, karena sudah mencapai level raga tingkat 2 di
usianya, bahkan sedikit lagi ke tingkat 3.
Namun ia merasa irinya tak ada-apanya di hadapan
Arjuna yang menurutnya adalah monster. la yakin level
kekuatan Arjuna saat ini setid aknya sudah masuk ke level
Bumi bahkan diatasnya, padahal Arjuna itu lebih muda darinya.
"Terima saja bocah. Aku yakin dia akan berguna untukmu,
meski tidak saat ini," kata Erebos.
"Kau membutuhkan orang-orang yang setia jika kau ingin
berada di puncak suatu hari nanti," saran Erebos.
Arjuna membenarkan ucapan Erebos. Ila takkan bisa
sendirian, ia butuh orang-orang yang bisa ia percaya, dan ia
yakin Erik punya potensi untuk itu.
"Baiklah, terserah padamu," ucap Arjuna malas sambil
pergi.
Mata Erik begitu berbinar mendengarnya.
Terima kasih, Arjuna," ucap Erik sungguh-sungguh.
"Kalau begitu, maukah kau bertemu dengan guruku?"
tanya Erik.
"Guru?" tanya Arjuna.
"Ya, guruku adalah ahli beladiri yang sangat kuat. la
begitu tertarik saat aku menceritakan tentangmu," ucap Erik.
"Baiklah, kapan-kapan aku akan bertemu dengan gurumu
,"jawab Arjuna.
*****
Arjuna dan Kelvin tiba di kantin dimana Joana dan Liam
sudah menunggu.
Disana Kelvin menceritakan mengenai Erik tadi.
"Apaa?? Serius?" Joana dan Liam terkejut.
"Tentu saja," ucap Kelvin bangga.
"Wow, tak kusangka Erik yang sombong itu takhluk pada
Arjuna," Liam terbahak.
Joana hanya diam sambil menatap Arjuna kagum. Entah
kenapa ia merasa begitu tertarik pada Arjuna sejak pertama
kali melihatnya, apalagi saat melihat kehebatan Arjuna.
"Udah ganteng, kuat lagi," puji Joana tanpa sadar.
Brusshh. . .!!
Kelvin dan Liam menyemburkan minuman yang mereka
teguk.
"Uhuk.. uhuk...!!"
Keduanya membolakkan matanya. Mereka syok karena
ini pertama kalinya Joana memuji seorang cowok.
"Vin, kamu dengar barusan?" tanya Liam.
"Ya, kupingku masih sehat, bego!" jawab Kelvin.
Serentak keduanya melihat ke arah Joana, hingga Joana
heran dengan tingkah keduanya.
"Ada apa?" tanya Joana polos.
"Ciyeee... Joana akhirnya jatuh cinta!" Liam terbahak.
"Gawat nih, bentar lagi matahari bakalan terbit dari barat
" tawa Kelvin.
Joana awalnya bingung, tapi ia menyadari bahwa ia
keceplosan ngomong.
"It-itu tak seperti yang kalian pikirkan! Aku cuma salah
ngomong tadi!" bantah Joana. la merutuki dirinya sendiri yang
keceplosan, padahal niatnya hanya bicara dalam hati.
Namun Kelvin dan Liam tak percaya dan terus meledek
Joana.
Joana tak terima diledek kedua sahabatnya dan
menggeplak mereka 1 per satu.
Arjuna hanya diam sambil memainkan ponselnya, tak
menghiraukan trio berisik itu.
"Eh bentar, siapa itu Arjuna?" tanya Kelvin kepo saat
melihat wallaper ponsel Arjuna.
Arjuna terkejut dan langsung memasukkan ponselnya ke
dalam saku.
Ya. Wallpaper di ponsel Arjuna adalah foto Luna. la masih
menyimpan foto Luna dan tak ingin menghapusnya.
Baginya dengan memandang foto Luna, ia bisa
mengobati kerinduannya pada mendiang kekasihnya itu.
"Bukan siapa-siapa," jawab Arjuna enteng.
"Bohong, siapa dia Arjuna? Cewekmu? Gila cantik banget,"
Kelvin heboh yang sempat melihat dengan jelas foto itu.
"Wow, Joana patah hati nih, ternyata Arjuna udah punya
pacar," Liam terbahak.
"Ap-apa maksudmu? Siapa yang patah hati," bantah
Joana.
la mencoba terlihat kesal agar tak kelihatan cemburu.
Karena dalam hatinya ia kecewa Arjuna sudah mempunyai
gadis yang disukai.
Arjuna hanya diam tak menjawab ocehan mereka.
***k *****
Pelajaran hari ini pun berakhir.
Arjuna yang hendak pulang pun mengambil motornya.
"Wow, ini motoryang kamu beli kemarin, Arjuna?" tanya
Kelvin.
"Ya," jawab Arjuna.
"Keren bro, pasti mahal banget ini," ucap Liam.
Joana hanya diam. la membayangkan dibonceng oleh
Arjuna pakai motor itu dan memeluk Arjuna dari belakang.
la jadi senyum-senyum sendiri membayangkannya.
"Vin, pasti Joana ngayal yang nggak-nggak tuh," ucap
Liam bisik-bisik.
"Yoi, maklum gak pernah jatuh cinta. Sekali jatuh cinta
udah kayak kucing perawan yang minta dikawinin," balas
Kelvin.
Keduanya terkekeh ngomongin Joana yang keliatan
banget naksir Arjuna.
Udah bukan rahasia jika Joana itu aslinya polos, terutama
mengenai cowok, hanya saja tertutup oleh sifat tomboy dan
bar-barnya.
"Bisik-bisik kalian kurang kenceng!!" kesal Joana.
Kelvin dan Liam hanya terbahak.
"Mau aku antar?" tawar Arjuna pada Joana.
Entah kenapa saat melihat Joana, ia merasa lucu dengan
gadis itu.
"Apaa?" Kelvin dan Liam heboh.
Blushh..
Pipi Joana menjadi merah. la tak menyangka Arjuna akan
mengajaknya pulang bareng.
"Ti-tidak usah, aku pulang bawa motor sendiri," tolak
Joana gugup.
la menyesal kenapa tadi pagi ia naik motor ke sekolah.
Kedua bocah itu menertawakan Joana yang mukanya
merah kayak kepiting rebus.
"Yaahh... gakjadi meluk Arjuna dari belakang," ledek
Kelvin terbahak.
****:
k***
Di tengah perjalanan, Arjuna yang mengendarai motornya
tak sengaja melihat Bu Meyrin yang tengah membuka kap
mobilnya.
Arjuna berhenti dan bertanya pada Bu Meyrin.
"Ada apa Bu Meyrin?" tanya Arjuna.
"Da-Arjuna," Meyrin terkejut bertemu dengan Arjuna.
"Ini mobilku gak tau kenapa mogok. Padahal aku lagi
buru-buru," jawab Meyrin.
"Emang mau kemana Bu?" tanya Arjuna.
"Ke rumah sakit, barusan aku dikabari adikku kecelakaan
"lirih Meyrin.
Arjuna lalu mencari nomor Erik di ponselnya. Tadi Erik
sempat memberikan nomornya pada Arjuna.
'Ada gunanya juga punya bawahan,' batin Arjuna terkekeh.
Arjuna meminta tolong pada Erik agar mengambil mobil
Meyrin dan memperbaikinya di bengkel.
"Saya akan antar lbu ke rumah sakit, nanti akan ada yang
membawanya ke bengkel," ajak Arjuna.
"Benarkah? Kalau begitu terima kasih, Arjuna," ucap
Meyrin.
Arjuna akhirnya membonceng Meyrin dengan motornya.
Meski awalnya agak susah, pada akhirnya Meyrin bisa naik
ke motornya.
Arjuna mengendarai motornya dengan kecepatan tinggi,
hingga membuat Meyrin takut dan reflek memeluk Arjuna.
Glek...
Arjuna menelan ludah dan menjadi gugup saat merasakan
dua aset Meyrin yang begitu besar menempel pada
punggungnya.
Meyrin adalah sosok wanita yang begitu cantik, dengan
wajah bulat, rambut panjang, dan body bak gitar sepanyol.
Salah satu yang membuatnya begitu menarik adalah kacamata
khasnya yang membuat Meyrin semakin imut.
Wajar jika banyak siswa-siswa cowok yang
menjadikannya bahan fantasi.
Meyrin sendiri adalah wanita berusia 23 tahun. la berasal
dari keluarga biasa saja, dimana kedua orang tuanya bekerja
sebagai pegawai negeri. Setelah lulus dari bangku kuliah ia
langsung bekerja sebagai guru.
Setelah beberapa menit tersiksa dengan gundukan besar
itu, Arjuna lega karena mereka sampai di rumah sakit.
"Terima kasih Arjuna, maaf merepotkan mu," ucap Meyrin.
Arjuna hanya mengangguk.
Setelah itu Meyrin bergegas menuju ke UGD untuk
melihat kondisi adiknya.
"Hahaha, bagaimana bocah? Sepertinya kau
menikmatinya," ejek Erebos.
'Sial,' kesal Arjuna.
la yakin Erebos akan meledeknya yang sempat tegang tadi.
"Sudah waktunya kau move on. Lebih baik kau nikmati
hidupmu, ingat banyak wanita yang tertarik padamu," Erebos
terbahak.
Arjuna terdiam dan tak menanggapi.
Lalu hingga akhirnya suara pemberitahuan sistem muncul.
Ding...
"Misi tuan rumah: Membunuh 1 orang.
"Waktu pelaksanaan misi l jam. Hukuman akan diberikan
jika gagal."
'Apa? Arjuna terkejut.
la terdiam memikirkan bagaimana ia mencari targetnya,
dan ia baru teringat kini ia berada di rumah sakit.
"Kebetulan sekali,' batin Arjuna tersenyum.
la merasa tak perlu susah payah mencari target.
la lalu memarkirkan motornya dan masuk ke dalam
rumah sakit. Kemudian ia mencari tempat yang tak terjangkau
CCTV.
'Stealth'
Arjuna menggunakan skill stealth, hingga akhirnya
tubuhnya tak terlihat dan bebas berkeliling rumah sakit.
Tujuannya adalah mencari pasien yang sudah tak punya
harapan untuk hidup.
Setelah berkeliling menyusuri rumah sakit, ia akhirnya
menemukan seorang pasien lansia di bangsal VIP yang
mengidap kanker stadium akhir.
la menampakkan dirinya di hadapan pasien itu yang
merupakan pria tua.
"Pak tua, bagaimana perasaan mu?" tanya Arjuna.
Pria tua itu terkejut melihat Arjuna yang tiba-tiba muncul.
"A-apa kau malaikat maut yang akan menjemputku?"
tanya pria itu.
'Bukan, tapi aku bisa membuatmu pergi dari dunia ini
dengan tenang, tanpa merasakan rasa sakit," ucap Arjuna.
"Be-benarkah? Ka-kalau begitu cepat ambil nyawaku,"
ucap pria itu sambil menangis.
"Aku sudah tak kuat dengan rasa sakit ini. Biarkan aku
terlepas dari penderitaan ini," lirih pria itu.
Arjuna melihat pria tua itu.
la paham bahwa penyakit pria itu tak mungkin
disembuhkan. Pengobatan hanya akan sia-sia, meninggalkan
rasa sakit yang luar biasa.
"Baiklah, aku akan mengakhiri penderitaanmu," jawab
Arjuna sambil mengeluarkan dagger putihnya.
"Apa ada kata-kata terakhir?" tanya Arjuna.
"Tolong sampaikan pada keluargaku, bahwa aku telah
pergi dengan tenang. Sampaikan pada mereka agar tak
meratapi kepergianku," lirih pria itu.
"Baiklah," ucap Arjuna.
Jleb...
"Te-terima kasih, nak," ucap pria itu sambil memejamkan
mata.
Alat pemantau detak jantung berbunyi nyaring.
Tiiiiitt...
Tanda bahwa pasien telah meninggal.
"Selamat beristirahat," ucap Arjuna.