Dante, pria kejam yang hidup di dunia kelam, tak pernah mengenal rasa iba. Namun segalanya berubah saat ia bertemu Lea, gadis lugu yang tanpa sengaja menjadi saksi pembunuhannya. Lea, seorang guru TK polos, kini menjadi obsesi terbesarnya—dan Dante bersumpah, ia tidak akan melepaskannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ayuwine, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
15
Tengah malam cuaca yang dingin sukses membuat lea mengigil,dia tidak terbiasa tidur di ruangan yang ber ac,matanya sangat sulit untuk terpejam.
"kayak nya aku haus"lirih nya pelan sambil terbangun dari tidur nya,saat merai botol minum di samping nya,ternyata botol itu kosong. Dia mendengus,lalu bangkit berniat ingin mengambil minum ke bawah.
Namun saat dia melangkah ingin turun dia mendengar suara seseorang yang asing baginya,dia menoleh ka asal suara,berjalan mencari siapa di balik suara itu,dia terus melangkah mengendap-endap.
Tidak terasa dirinya sudah sampai di gudang bagian belakang,dengan tangan gemetar lea mengintip dan membuka sedikit pintu gudang yang memang tidak tertutup rapat.
"tuan dialah seseorang yang berkhianat,dia telah menyalin data-data saham dan memberikan nya kepada seorang juragan."jelas salah seorang yang tidak lea ketahui.
"banyak sekali penghianat di sini!"jawab tegas dante dengan menatap tajam ke arah sang penghianat.
"habisi dia sekarang di hadapan ku."ucap dante kepada seseorang yang berbadan tegap dan tinggi,sementara lea dia masih setia mengintip di balik pintu,dengan tangan gemetar memegang botol minum,bahkan lutut nya terasa lemas sekarang.
BUGH
BUGH
Pria berbadan tegap dan tinggi itu meninju habis habisan orang itu,lea baru pertama kali melihat kekerasan seperti ini.
sementara dante,dia duduk santai di sebuah kursi yang nyaman,posisi mereka memang membelakangi pintu gudang sehingga tidak ada yang menyadari bahwa lea berdiri di sana dengan gemetar.
sudah puas para pria itu,kini dante mulai berdiri,dante mengeluarkan pistol kecil di dalam sakunya,lea membelalakan matanya,bahkan sekarang seluruh tubuh nya sudah berkeringat,dia seperti menonton film dengan adegan action,namun ini versi nyatanya.
DOR......
Satu tembakan menggema nyaring di dalam gudang itu,lea membelalakan matanya saat melihat pria yang di ikat di kursi itu mati di tempat dengan darah yang muncrat di area dahi.
"A—Ah!" teriaknya tertahan, tetapi suaranya tetap cukup nyaring untuk membuat semua kepala di dalam gudang menoleh ke arahnya.
Jantungnya berdegup begitu kencang hingga terasa menyakitkan. Napasnya memburu, dadanya naik turun tak terkendali. Botol minum yang sejak tadi digenggamnya terlepas dari tangan, jatuh dan berguling ke dalam gudang dengan bunyi klak, klak, klak yang memecah keheningan.
"Siapa di sana?" suara berat dan tegas itu membuatnya tersentak.
Lea panik, tubuhnya terasa lemas tetapi otaknya terus berteriak untuk segera lari. Dia mundur selangkah, tapi kakinya justru menyenggol sesuatu.
Bruk!
Sebuah tong kosong terjatuh, menciptakan suara berisik.
Lea tak bisa menahan diri lagi. Dengan suara penuh ketakutan, dia menjerit sekuat tenaga. "AAAAHHH!!"
Tanpa pikir panjang, dia berbalik dan berlari secepat mungkin, napasnya tersengal sementara suara langkah kaki mengejarnya dari belakang.
dante menatap dingin ke arah lea yang sudah berlari pergi,dante berbalik arah dan memandang semua orang yang ada di sana,"urus dia!"ujar nya dengan tegas.
Lea terduduk lemas di atas ranjang,nafas nya ter engah-engah "dia benar-benar psyco."lirih nya pelan,jantung nya masih berdetak dengan cepat.
Pintu kamar lea terbuka denan keras,
BRAK
Lea langsung meloncat ,dia sangat kaget,lea mundur perlahan berusaha menjauh.
"kamu mengintip?"tanya dante dengan nada dingin,dan tatapan mengintimidasi.
"bukan begitu...air ku habis tadi,aku berniat mengambil minum,namun aku mendengar sesuatu."jelas nya dengan suara yang bergetar.
Dante berjalan santai ke arah lea yang semakin ketakuan,lea benar-benar takut sekarang,"apa kau akan membunuh ku sekarang?"ucap nya memberanikan diri untuk bertanya.
Dante melangkah pelan,mendekati ranjang tempat lea duduk. Lea ingin bergerak,ingin menghindar ,tapi ranjang yang ada di belakang nya membuat nya sulit untuk bergerak.
Saat Dante semakin dekat, tubuhnya hampir menempel pada tubuh Lea. Nafasnya terasa panas di wajahnya, dan Lea bisa mencium aroma maskulin yang tajam dari tubuhnya.
Lea terdiam, matanya tak bisa lepas dari tatapan Dante yang dingin, seolah menelusuri setiap inci dirinya. Jarak di antara mereka begitu dekat, dan Lea bisa merasakan ketegangan di udara, seakan-akan sesuatu akan terjadi.
"di tengah malam ini kau berkeringat sebanyak ini?"bisik nya dengan tangan mengusap dahi lea yang berkeringat.
"menjauh dari wajahku,dan singkirkan tanganmu itu bajingan!"ucap lea mencoba memberanikan diri,walaupun suaranya begitu gemetar.
dante tersenyum tipis,posisi yang begitu dekat,membuat dante lebih jelas melihat mata,wajah dan bibir lea dengan jelas.
Dante mendorong kuat tubuh lea hingga terjatuh ke atas kasur,dengan gerakan cepat dante mengunci tangan gadis itu dengan memegangi kedua tangan lea,sehingga posisi nya lea berada di bawah dante.
"mau apa kau?jangan coba-coba menodaiku!"ucap nya sangat panik.
dante tidak memperdulikan perkataan lea,mata dante hanya terfokus kepada bibir ranum lea,dengan gerakan cepat dante melumat bibir lea dengan sedikit brutal membuat lea sedikit kesusahan bernafas.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Dion meninju stir mobil,dia marah sekarang,karena sang adik menghilang secara tiba-tiba,bahkan dion sudah bertanya kepada seluruh anak buah nya,akan tetapi tidak ada salah satu dari mereka memberi tahu kemana perginya dante.
"sialan anak itu!sekarang dia mulai berani pergi dan bertindak sendirian."gumam nya dengan tangan mengepal kuat.
dion menyetir mobil sangat kencang ,dan ugal ugalan. Bahkan dia tidak perduli akan mati ataupun membuat seseorang mati oleh nya.
Di sebuah cafe yang lumayan mewah dan elegan,lia sedang sibuk melayani para pelayan,dia bekerja di restoran milik dion. Dengan sigap dan cekatan dia melayani para tamu dengan senyum manis nya,tidak sedikit yang merasa terpesona dengan kecantikan lia,karena lia pandai memoles wajah nya menggunakan make up,tidak seperti lea yang jarang sekali memakai peralatan kecantikan,lea hanya akan memakai rangkaian skincare yang membuat nya cantik alami.
Lonceng pintu berbunyi pertanda ada seseorang masuk,namun di balik pintu itu ada seorang pria tampan memakai baju formal yang cukup membuat lia terkesima ,namu lia dengan cepat menggelengkan kepalanya,"jangan bodoh lia!tahu diri sedikit,dia telah membantu hidup mu. Bahkan dia menyukai adikmu sendiri."lirih nya berbicara kepada dirinya sendiri.
"bagaimana?kamu nyaman?"tanya dion dengan nada yang sudah semakin santai,lia tersenyum kecil lalu mengangguk,"nyaman sekali,terima kasih dion,bahkan kamu bersedia mencari adikku."ucap nya dengan sedikit canggung.
"ayok kita pergi!"ucap dion mengabaikan perkataan lia barusan.
"hah?"
"malam ini sangat indah,temani aku melihat bintang-bintang di langit. Tinggalkan pekerjaan mu ini."setelah mengatakan itu dion berbalik arah dan pergi begitu saja meninggalkan lia yang sedang bengong di sana.