NovelToon NovelToon
Kembalinya Duchess Kejam

Kembalinya Duchess Kejam

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Romansa Fantasi / Mengubah Takdir / Barat / Chicklit
Popularitas:12.1k
Nilai: 5
Nama Author: Nuah

Di kehidupan sebelumnya, Duchess Evelyne von Asteria adalah wanita paling ditakuti di kerajaan. Kejam, haus kekuasaan, dan tak ragu menyingkirkan siapa pun yang menghalangi jalannya. Namun, semuanya berakhir tragis. Pengkhianatan, pedang yang menembus perutnya yang tengah mengandung besar itu mengakhiri segalanya.

Namun, takdir berkata lain. Evelyne justru terbangun kembali di usia 19 tahun, di mana ia harus menentukan jodohnya. Kali ini, tekadnya berbeda. Bukan kekuasaan atau harta yang ia incar, dan bukan pula keinginan untuk kembali menjadi sosok kejam. Dia ingin menebus segala kesalahannya di kehidupan sebelumnya dengan melakukan banyak hal baik.

Mampukah sang antagonis mengubah hidupnya dan memperbaiki kesalahannya? Ataukah bayangan masa lalunya justru membuatnya kembali menapaki jalan yang sama?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nuah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 14. Pernikahan Alena

Setelah acara pertunangan, tepatnya seminggu setelah perayaan tersebut, Evelyne akhirnya menemukan obat yang tepat untuk ibunya. Setelah dua bulan terakhir mencari tanpa hasil, kali ini ia berhasil. Namun, meskipun kebahagiaan menyelimuti hatinya, Evelyne tidak bisa membiarkan euforia itu mengalahkan kewaspadaannya.

Dengan langkah mantap, ia membawa botol kecil berisi ramuan penyembuh itu ke kamar ibunya. Duchess Astria berbaring di ranjang, wajahnya pucat seperti biasanya, tetapi matanya masih memancarkan kelembutan. Saat Evelyne masuk, wanita itu tersenyum samar.

"Ibu..." Evelyne mendekat dan menggenggam tangan ibunya dengan erat. "Aku menemukan obatnya. Ibu bisa sembuh."

Duchess Astria menatap putrinya dengan penuh kasih sayang. "Benarkah, Evelyne? Obat ini benar-benar bisa menyembuhkanku?"

Evelyne mengangguk. "Aku sudah melakukan banyak penelitian dan mengujinya. Obat ini dibuat dengan bahan terbaik, dan semua ahli yang kutemui meyakinkan bahwa ini adalah obat yang tepat."

Duchess Astria menghela napas lega, tetapi sebelum ia bisa mengatakan sesuatu, Evelyne melanjutkan, "Namun, Ibu... aku ingin meminta sesuatu dari Ibu sebelum Ibu mulai meminumnya. Aku ingin Ibu tetap berpura-pura sakit untuk sementara waktu."

Kening Duchess Astria mengerut. "Mengapa, Evelyne? Bukankah seharusnya kita segera mengumumkan kesembuhanku?"

Evelyne menggeleng. "Masih ada yang belum beres, Ibu. Aku yakin ada seseorang yang memiliki kepentingan dalam penyakit Ibu ini. Jika Ibu tiba-tiba sembuh, maka orang itu akan lebih waspada dan mungkin akan menyusun rencana lain yang lebih licik. Aku ingin menangkap dalang di balik semua ini."

Duchess Astria termenung. Ia mengerti bahwa putrinya bukan seseorang yang mengambil keputusan secara gegabah. "Evelyne, ini berbahaya. Jika orang itu mengetahui bahwa kita sudah mengetahui permainannya, dia bisa saja menyerang dengan cara yang lebih kejam."

"Aku tahu, Ibu," Evelyne berkata dengan tegas. "Tetapi jika kita membiarkan hal ini berlalu begitu saja, orang itu akan semakin percaya diri dan bisa saja menyakiti kita lebih parah di masa depan. Aku tidak bisa membiarkan itu terjadi. Aku ingin menghentikannya sebelum dia melangkah lebih jauh."

Duchess Astria menatap putrinya dengan penuh kebanggaan. "Kau benar-benar putri yang luar biasa, Evelyne. Jika ini keputusanmu, aku akan mempercayaimu. Aku akan berpura-pura tetap sakit. Tetapi bagaimana kau akan mencari tahu siapa dalangnya?"

"Aku sudah menyusun rencana," jawab Evelyne. "Aku akan mengamati siapa saja yang sering mengunjungi Ibu dan mencatat reaksi mereka. Jika ada orang yang terlihat kecewa atau gelisah karena Ibu belum juga meninggal, maka dia adalah orang yang patut dicurigai. Selain itu, aku juga akan meminta bantuan Piter dan beberapa orang kepercayaanku untuk menyelidiki lebih jauh."

Duchess Astria menghela napas, tetapi akhirnya mengangguk. "Baiklah, Evelyne. Aku akan melakukan yang kau minta. Tetapi berjanjilah, jika kau merasa ada bahaya yang tidak bisa kau atasi, kau akan meminta bantuan. Jangan mencoba menyelesaikan semuanya sendiri."

Evelyne tersenyum dan menggenggam tangan ibunya lebih erat. "Aku berjanji, Ibu. Aku tidak akan mengambil risiko yang tidak perlu. Aku hanya ingin memastikan bahwa kita benar-benar aman."

Duchess Astria membalas senyuman itu dengan penuh kasih sayang. "Kalau begitu, lakukanlah yang menurutmu benar, Evelyne. Aku akan mendukungmu."

Setelah itu, Evelyne keluar dari kamar ibunya dengan tekad yang semakin bulat. Permainan baru saja dimulai, dan dia harus memastikan bahwa dia berada selangkah lebih maju dari musuhnya. Dengan segala kemampuannya, dia akan mengungkap siapa yang selama ini menginginkan kematian ibunya.

Tanpa membuang waktu, Evelyne segera mengirim pesan kepada Piter. Ia tahu bahwa tunangannya itu memiliki koneksi yang luas dan bisa membantunya dalam penyelidikan ini. Tak lama kemudian, Piter datang menemui Evelyne di taman belakang kediaman Astria.

"Kau ingin menemuiku, Evelyne?" Piter menatapnya dengan penuh perhatian.

Evelyne mengangguk. "Aku butuh bantuanmu, Piter. Aku ingin mencari tahu siapa yang berada di balik layar semua kejadian ini. Aku yakin ini bukan kejadian alami."

Piter menghela napas dan menatap Evelyne dengan serius. "Aku mengerti. Aku akan mengerahkan orang-orangku untuk mencari tahu siapa saja yang berkepentingan dengan kesehatan Duchess Astria dan segala hal yang kamu inginkan. Tetapi kau harus berhati-hati, Evelyne. Jika orang itu merasa terancam, dia mungkin akan bertindak lebih ekstrem."

"Aku tahu, Piter. Tapi aku tidak bisa hanya diam dan menunggu. Aku harus mengambil inisiatif."

Piter menatap Evelyne dalam-dalam, lalu tersenyum kecil. "Itulah yang kusuka darimu. Kau selalu berani dan penuh perhitungan. Baiklah, kita akan menyelidikinya bersama. Aku tidak akan membiarkanmu menghadapi ini sendirian."

Evelyne tersenyum mendengar kata-kata dari Piter, jelas saat ini dirinya tak sendirian. Hatinya menghangat mendengar ucapan Piter.

.

.

.

Beberapa hari setelah Evelyne menemukan obat untuk ibunya, suasana di kediaman Duke Astria masih terasa tegang. Ibunya tetap berpura-pura sakit sesuai permintaan Evelyne, sementara sang putri sibuk menyusun rencana untuk mengungkap dalang di balik kejadian yang hampir merenggut nyawa ibunya.

Namun, perhatian banyak orang kini tertuju pada pernikahan yang akan segera berlangsung antara Alena dan Laksa Aragont. Status Laksa sebagai penerus keluarga bangsawan berdarah Aragont menjadikan acara ini sebagai pusat perhatian para bangsawan dan rakyat.

Meski demikian, pernikahan ini tidak berjalan seperti yang diharapkan. Alena tidak diakui sebagai istri sah, melainkan hanya sebagai selir. Keputusan itu sontak menimbulkan amarah Duke Astria.

"Ini penghinaan!" bentak Duke Astria dalam ruang kerjanya, tangannya menggenggam kuat pegangan kursi. "Bagaimana bisa putri dari keluarga Astria hanya menjadi seorang selir?!"

Evelyne yang duduk di seberangnya tetap tenang. Tatapannya tajam menilai situasi. "Ayah, kita semua tahu mengapa ini terjadi. Alena sudah mengandung anaknya. Itu satu-satunya alasan pernikahan ini tetap berjalan."

"Tetapi tetap saja!" Duke Astria menghela napas berat. "Keluarga kita tidak sepatutnya menerima penghinaan semacam ini. Aku seharusnya-"

"Ayah," Evelyne memotong dengan suara lembut namun tegas, "jika kita menolak, maka skandal akan semakin membesar. Alena tidak memiliki posisi yang kuat untuk menuntut lebih dari ini. Yang terbaik yang bisa kita lakukan sekarang adalah memastikan bahwa Laksa tidak memperlakukannya dengan buruk."

Duke Astria mengusap wajahnya. Matanya masih menyiratkan ketidakpuasan, tetapi dia tahu Evelyne benar. "Apa rencanamu, Evelyne? Aku tahu kau tidak akan tinggal diam begitu saja."

Evelyne tersenyum tipis. "Aku akan mengawasi Laksa. Jika dia mencoba bermain-main di belakang Alena, aku akan memastikan dia menyesalinya. Lagipula, ada hal yang lebih besar yang harus kita khawatirkan daripada status pernikahan ini."

"Maksudmu?"

Evelyne menatap jendela, memandang langit yang mulai berwarna jingga. "Dalang di balik racun ibu masih belum terungkap. Aku yakin orang itu masih mengawasi kita, menunggu langkah selanjutnya. Dan sekarang, dengan pernikahan Alena, ada kemungkinan musuh kita juga terlibat dalam masalah ini."

Duke Astria terdiam. Dia tahu putrinya tidak akan berbicara tanpa dasar yang kuat.

"Baiklah," akhirnya sang Duke berkata. "Lakukan apa yang perlu kau lakukan. Aku akan mengawasi pernikahan ini dari dekat. Jika Laksa mencoba merendahkan keluarga kita lebih jauh, aku tidak akan tinggal diam."

Evelyne mengangguk. "Terima kasih, Ayah. Kita harus tetap waspada."

Hari pernikahan pun tiba. Aula besar yang digunakan untuk upacara dipenuhi oleh tamu-tamu penting dari berbagai keluarga bangsawan. Alena mengenakan gaun putih keperakan dengan hiasan permata, tetapi senyum di wajahnya tampak dipaksakan. Dia tahu bahwa meskipun ini hari pernikahannya, dia tidak mendapatkan status yang setara dengan wanita-wanita bangsawan lainnya.

Laksa, yang berdiri dengan angkuh di sampingnya, tampak lebih seperti seseorang yang baru saja memperoleh barang berharga daripada seorang pria yang menikahi wanita yang dicintainya. Evelyne, yang hadir bersama Piter, memperhatikan setiap ekspresi dan gerakan Laksa.

Saat pernikahan berlangsung, Evelyne merasakan sesuatu yang tidak beres. Mata beberapa tamu undangan tampak memancarkan ketertarikan aneh terhadap acara ini, seolah-olah mereka menantikan sesuatu yang lebih dari sekadar pernikahan biasa.

Dan saat jamuan makan berlangsung, Evelyne menyadari satu hal. Musuhnya ada di sini, menyaksikan segala yang terjadi.

1
Diyah Pamungkas Sari
jd inget si edward sama bella pas MP kmr nya hancur berantakan wkwkwkwkwk
◄⏤͟͞✥≛⃝⃕💞꙳❂͜͡✯Nuah-௸: eh, kok iya ya aku baru engeh sama twilight /Facepalm/
total 1 replies
Diyah Pamungkas Sari
oke perutku begah!! bacanya ini pas hbs sarapan!! mana hawa adem lg. woeylah
◄⏤͟͞✥≛⃝⃕💞꙳❂͜͡✯Nuah-௸: keek, kenapa begah kak?
total 1 replies
Rossy Annabelle
ini nih baru keren si Author..ada giveaway nya we🥳
◄⏤͟͞✥≛⃝⃕💞꙳❂͜͡✯Nuah-௸: semngat kak
total 1 replies
Diyah Pamungkas Sari
brti selanjutnya baca nya mlm ja dah 😑😑😑😑😖😖😖😖
Rossy Annabelle
q padamu Evelyn 😍tunjukkan kekejamanmu🥳
Diyah Pamungkas Sari
mantep eve, lope yu
◄⏤͟͞✥≛⃝⃕💞꙳❂͜͡✯Nuah-௸: lop yu tu lah/Facepalm/
total 1 replies
charis@ŕŕa
semoga sehat selalu n di jauhkn dr musibah...
◄⏤͟͞✥≛⃝⃕💞꙳❂͜͡✯Nuah-௸: aamiin
total 1 replies
Rossy Annabelle
turut berdukacita y thor 🥺,,cpt sembuh & semoga selalu diberi kesehatan..tetep semangat pokoknya 💪
◄⏤͟͞✥≛⃝⃕💞꙳❂͜͡✯Nuah-௸: aamin
total 1 replies
Diyah Pamungkas Sari
evelyn main sosor bae kan kaget wkwkwkwwkk
Diyah Pamungkas Sari
gemes bgt sm piter n evelyn wkwkwkwkk
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!