Alaska Krisan dan Dionna Patrania terlibat dalam sebuah konspirasi bernama perjodohan.
Demi bisa hidup tenang tanpa campur tangan Mamanya, Alaska akhirnya menuruti keinginan mamanya untuk menikahi Dionna . Spesis wanita yang berbanding terbalik dengan kriteria wanita idaman Alaska.
Bagi Dionna, Alaska itu tidak bisa ditebak, sekarang dia malaikat sedetik kemudian berubah lagi jadi iblis.
Kalau kesetanan dia bisa mengeluarkan seribu ekspresi, kecepatan omelannyapun melebihi tiga ratus lima puluh kata permenit dengan muka datar sedatar tembok semen tiga roda.
Ini bukan cerita tentang orang ketiga.
Ini tentang kisah cinta Alaska dan Dionna yang
"manis, asem , asin = Alaska orangnya."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon PenaBucin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Insiden Di Hari Pernikahan
Dionna melangkahkan kakinya menuju altar berbentuk bunga raksasa yang dipenuhi mawar putih menjadi pintu penghubung antara bumi dan langit . Tamu undangan yang dihadiri mayoritas keluarga besar juga orang-orang penting bertepuk tangan saat melihat mempelai wanita yang berdiri di ujung altar dan disamping kanannya ada Harrie yang tak bisa menyembunyikan senyumannya. Ia sangat bahagia.
Dionnapun berjalan dengan anggun untuk menghampiri pria bertuxedo putih . Alaska begitu tinggi, terlihat kuat dan tak terkalahkan dalam balutan setelan yang dirancang khusus oleh desainer ternama.
Pria itu menanti Dionna diujung sana tanpa ada ekspresi tapi matanya lekat memandangi Dionna dari kejauhan. Lama kelamaan menatap Dionna rasanya leher pria itu seperti tercekik, pasalnya yang mencekik lehernya bukan wajah cantik Dionna melainkan harga gaun yang dikenakan wanita itu. Wanita itu pintar sekali menguras uangnya, ia memilih gaun yang hanya akan dikenakan sekali seumur hidup dengan nominal harga yang hampir setara dengan satu unit mobil .
Sedangkan disisi Dionna rasanya ingin menangis sambil kayang. Bukankah tadi malam Dionna sudah mengirim pesan sebanyak-banyaknya pada pria itu untuk melakukan senam wajah agar wajahnya sedikit berekspresi ? Mungkin Alaska harus dilempar dari tebing dulu baru wajah kaku itu bisa menghasilkan berbagai macam ekspresi.
Menyingkirkan permasalah wajah Alaska, Dionna sendiri juga merasa aneh, tidak ada perasaan bahagia atau haru saat menjalani pernikahan ini. Bahkan lagu romantis yang mengiringi pernikahannya tidak menghentarkan emosi apapun. Dia seperti benda mati yang dipilih , dimiliki tanpa punya pilihan.
Alaskapun mengulurkan tangannya pada Dionna, gadis itu tersenyum kecut lalu meraih tangan Alaska yang hangat dan melepaskan tangan Ayahnya.
Alaska menghembuskan nafasnya ragu
"Apa ini pilihan yang tepat ?" batinnya
Ada banyak kalimat yang terusun dalam benak Alaska sekarang, hingga akhirnya Alaksa memutuskan untuk mengucapkan kalimat yang tertahan diujung lidahnya.
"Saya Alaska Krisan menerima Dionna Patrania sebagai satu-satunya istri dari pernikahan yang sah, untuk dimiliki dan dipertahankan, sejak hari ini dan seterusnya , dalam suka dan duka, semasa kelimpahan maupun kekurangan, sewaktu sakit dan sewaktu sehat, untuk dikasihi , diperhatikan serta dihargai seperti Tuhan mengasihi umatnya sampai maut memisahkan kita."
Dionna menghela napas , dan mulai menyebut satu persatu kalimat yang ia hafal mati sejak semalam, kalimat yang membuatnya tidak bisa tidur nyenyak.
"Saya Dionna Patrania menerima Alaska Krisan sebagai satu-satunya suami dari pernikahan yang sah , untuk dimiliki dan dipertahankan, sejak hari ini dan seterusnya , dalam suka dan duka, semasa kelimpahan maupun kekurangan, sewaktu sakit dan sewaktu sehat, untuk dikasihi , diperhatikan serta dihargai seperti Tuhan mengasihi umatnya sampai maut memisahkan kita."
Baru setelah itu Dionna menghembuskan napas lega yang tertahan, rasanya seperti menahan kentut didepan umum.
Pernikahan itu diadakan disebuah Vila milik keluarga Krisan. Vila yang hinggap dipuncak bukit dengan pemandangan laut sejauh mata memandang. Pernikahan itu sangat tertutup, tidak diperbolehkan diliput media manapun demi kenyamanan berlangsungnya proses pemberkatan yang suci.
Mulai hari ini Dionna sudah resmi jadi seorang istri !
"Cium,, cium,, cium.." Teriak para tamu undangan yang hebohnya melebihi suporter bola.
"Pelan-pelan yah, difoto dulu baru dilepas." Pintah fotografer
Gadis yang baru saja resmi menjadi seorang istri itu menahan napasnya saat Alaska hendak menciumnya.
"Kau serius ingin menciumku?" bisik Dionna, namun Alaska enggan menjawab, pria itu lebih memilih menjawabnya dengan tindakan nyata yaitu mencium Dionna sesuai permintaan para tamu undangan.
Seketika otak Dionna membeku, sesaat dia kehilangan kecerdasan intelektual dan emosionalnya. Telinga berdengung, kepala berputar-putar , gadis itu benar-benar terguncang saat Alaska tiba-tiba saja mencium bibirnya.
Lembab, padat, kenyal dan juga lembut, jantung Dionna berdebar hebat merasakan benda luar itu untuk pertama kalinya dalam sejarah hidup Dionna menempel telak dibibirnya.
Ya--- walaupun tak kurang dari tiga detik tapi sukses mengguncang jiwa raga Dionna.
"Hei---kamu kenapa ?" Alaska merasa ada yang tidak beres dengan wanita itu, wajah yang dipolesi makeup tiba-tiba pucat.
"Jantungku----"Dionna memegangi dadanya "jantungku berdetak sangat kuat--- akhh, sakit..." katanya sambil meremas setelan Alaska.
Akibat detakan yang kuat dengan tempo yang sangat cepat yang tak pernah Dionna rasakan menyebabkan nyeri tak tertahan hingga----
BRUGHH !
Dionna tiba-tiba saja pingsan dihari yang spesial itu, Alaskapun tak sempat menangkap tubuh Dionna yang tiba-tiba limbung kebelakang. Kejadian itu
membuat seluruh keluarga dan tamu undangan mendadak panik dan bertanya-tanya--- kira-kira apa yang terjadi dengan mempelai wanita.
Karena kejadian yang tak terduga itu, pesta pernikahan ditunda untuk waktu yang tidak bisa diperkirakan sebab detik itu juga Dionna segera dilarikan ke rumah sakit
Ini pertama kalinya Dionna terbaring dibrankar IGD dengan selang infus dan alat pendeteksi jantung.
"Dionna---- ya ampunn... Dokter apa yang terjadi dengan putri saya Dok ?" samar-samar Dionna bisa mendengar tangis yang memanggil namanya.
Apa dirinya sudah mati ?
"Pasien tidak apa-apa. Mungkin pasien hanya shock dicium suaminya makanya pasien tiba-tiba pingsan. Tidak ada hal serius yang terjadi." Jelas Dokter yang baru selesai memeriksa kondisi Dionna.
Sepertinya semesta ingin sekali bercanda dengan Dionna, wanita itu ternyata tidak mati dan kini sudah sadar, dia juga mendengar penjelasan dokter mengenai kondisinya dengan mata masih terpejam.
"H--hah ?" Mengandalkan pendengarannya , Dionna menangkap keterkejutan dan keheranan dari setiap bibir sambil ia merapal doa untuk dirinya, wanita itu ingin melarikan diri sekarang !
"Shock gara-gara dicium ?" Ellen sang Ibu, dibuat tak bisa berkata-kata .
"Ya ampun, melihat Dionna seperti ini, jadi teringat waktu aku pertama kali dicium Aslan." Elma menutup wajahnya terkikik malu, ada juga perasaan lega yang menjalar karena menantunya tidak apa-apa.
"Aku sampai lupa caranya bernapas" lanjut Elma menertawai kebodohannya dulu.
Ellenpun yang semula khawatir perlahan memperlihatkan senyum leganya , diapun ikut tertawa
"Ya ampun,,, Kenapa tertularnya pada putriku?"
"Kau lupa, kita ini bersahabat ?"
"Ah benar--- darah kita jadi satu dan mengalir dalam tali persahabatan." balas Adalinne.
"Kalau kepalanya dok bagaimana ? apa tidak perlu di scan ? Takutnya ada indikasi geger otak soalnya tadi menantu saya saat pingsan kepalanya lebih dulu membentur lantai." tanya Aslan khawatir