Di usia muda, Clarissa harus membanting tulang untuk memenuhi kebutuhan hidup dan pengobatan ibunya. Tapi suatu hari, dia mendapat kabar jika penyakit ibunya kambuh dan harus segera dioperasi.
Dengan putus asa, gadis yang biasa dipanggil Icha itu mencoba mencari pinjaman. Tapi tidak ada satupun yang mau membantu.
Hingga akhirnya dokter Ridwan yang menangani ibunya mencoba membantunya dengan memperkenalkan Icha dengan seorang Ceo yang bernama Alex.
"Aku akan membayar biaya pengobatan ibumu dan melunasi semua hutangmu asalkan kau mau melahirkan pewaris untukku."
Akankah Icha menerima tawaran Alex? Dan bagaimana kehidupan Icha selanjutnya?
Cerita ini hanya fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama, tempat, dan alur itu hanya kebetulan semata. Terimakasih dan Selamat Membaca.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mutzaquarius, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ada Apa Denganku?
Tiga Hari Kemudian
Keadaan Icha sudah membaik. Bahkan dia sudah melakukan aktivitas seperti biasanya. Membersihkan apartemen Alex dan menyiapkan keperluan Alex. Tapi untuk pelayanan ranjang, Icha belum bisa melakukannya karena masih di bayang-bayangi ketakutan saat Alex melakukannya begitu brutal.
Lalu bagaimana Alex menyalurkan hasratnya jika pria itu sedang ingin? Icha akan membantunya dengan pijatan seperti biasanya.
Tapi hal itu membuat Alex merasa kurang puas. Untuk itu, malam ini, pria itu berencana mendapatkan hak nya kembali. Dia akan menggunakan trik licik dengan dalih anak dan surat kontrak.
Dia tidak perduli lagi dengan trauma Icha. Baginya, Icha hanya berpura-pura saja untuk mengulur waktu untuk segera hamil.
"Pakaikan dasiku!!" titah Alex
Icha berdiri di depan Alex dan mulai memakaikan dasi untuk pria itu. Tapi Alex seolah sengaja tidak membungkuk hingga membuat Icha kesusahan memakaikan dasinya.
"Bisa Anda membungkuk sedikit, Tuan?" pinta Icha
"Dasar pendek." lirih Alex yang masih terdengar oleh Icha. Tapi hal itu tidak membuat wanita itu marah. Karena memang tingginya hanya sebatas bahu Alex.
Alex membungkuk sedikit agar Icha bisa memakaikan dasi untuknya. Dia menatap Icha tak berkedip. Entah mengapa dia merasa sangat nyaman dengan wanita itu. Seperti ada sesuatu getaran aneh di hatinya. Bahkan jantungnya berdetak begitu kencang saat berada di dekat Icha.
"Ada apa denganku? Tidak mungkin aku mempunyai penyakit jantung, kan?" batin Alex
"Sudah, tuan." seru Icha yang membuyarkan lamunan Alex. Pria itu menegakkan tubuhnya dan memeluk pinggang Icha agar merapat padanya.
"Tu_tuan." pekik Icha
"Apa kau masih takut padaku, hm?" tanya Alex lembut
"Tu_tuan, A_aku...
Alex mengangkat dagu Icha dengan jari telunjuknya hingga pandangan mereka bertemu. "Kenapa? Kau takut? Aku merasa jika sebenarnya kau hanya menunda untuk hamil anak ku. Kau menggunakan alasan jika kau trauma hanya agar, aku tidak menyentuhmu. Apa itu benar?"
"Ti_tidak Tuan. Saya tidak mungkin berani melakukan hal itu. Justru saya ingin segera hamil dan mengakhiri kontrak dengan Anda, jadi....
Glek
Ucapan Icha tertahan kala melihat raut wajah Alex yang tiba-tiba berubah. Pria itu seperti menahan amarah yang entah karena apa. "Apa aku salah bicara?" batin Icha
"Jadi kau ingin cepat hamil karena kau ingin cepat-cepat pergi dari ku?" tanya Alex.
"A_apa?"
"Sudahlah!!" Alex melepas pelukannya. Dia segera mengambil tasnya dan keluar dari kamar. Hal itu membuat Icha bingung. Sebenarnya ada apa dengan pria itu? Kenapa tiba-tiba berubah kesal?
Tidak mau berspekulasi, Icha mengikuti Alex karena dia masih harus melayaninya di meja makan. Tapi sesampainya di ruang makan, Icha tidak mendapati Alex di sana.
"Tuan Alex kemana? Apa dia sudah berangkat?" gumam Icha
Ya, Alex memilih untuk berangkat ke kantor. Moodnya tiba-tiba hancur karena ucapan Icha yang ingin segera mengakhiri kontrak dengannya.
Dia memang ingin segera memiliki anak dari Icha, tapi dia sama sekali tidak mengatakan ingin mengakhiri kontrak dengan wanita itu secepatnya.
Walaupun di surat kontrak tertulis, mereka tidak akan lagi mempunyai hubungan setelah Icha melahirkan anaknya, tapi entah mengapa dia marah saat Icha mengatakan hal itu.
"Ada apa denganku? Bukankah itu yang aku inginkan? Mempunyai anak dan mengakhiri kontrak dengan Icha. Tapi kenapa hati ku seolah tidak rela?" Alex menepikan mobilnya. Dia menyandarkan punggungnya dan memejamkan mata sejenak.
Rencana yang telah dia susun dengan rapi agar malam ini bisa bercinta dengan Icha, pupus sudah. Dia ingin menggunakan kontrak dan anak untuk bisa mendapatkan haknya kembali. Tapi wanita itu membalasnya begitu kejam dengan mengatakan jika dia ingin cepat-cepat mengakhiri kontrak dengannya.
Alex menghela nafas panjang. Dia kembali menjalankan mobilnya karena dia sudah hampir terlambat ke kantor. Tadinya dia ingin berlama-lama di apartemen dan mungkin akan membolos jika dia berhasil mendapatkan haknya. Tapi.....
Hah... Sepertinya dia membutuhkan teman. Dia akan berkonsultasi pada Ridwan nanti mengenai apa yang dia rasakan. Terutama jantungnya yang berdetak tidak stabil. Dan itu terjadi hanya saat dia berada di dekat Icha.
"Semoga aku tidak mempunyai penyakit jantung akut." batin Alex
Tak berapa lama, mobil Alex terparkir sempurna di depan perusahaan AL'X Company. Dia turun dari mobil dan bergegas masuk ke perusahaan.
"Selamat pagi Tuan." sapa para karyawan.
Alex hanya melirik sekilas tanpa mau membalas sapaan mereka. Dia terlalu malas berbasa-basi. Rasanya mereka melakukan hal itu hanya agar terlihat baik di matanya.
"Selamat pagi, Tuan. Akhirnya anda datang juga." kali ini Leo menyapa Alex yang berdiri di depan lift. Pria itu menekan tombol buka dan masuk kedalam lift bersama dengan Alex.
"Ada apa?" tanya Alex
"Nyonya besar menunggu anda di ruangan Anda, Tuan."
"Mommy?" Alex mengernyit menatap Leo. Untuk apa ibunya datang ke kantor sepagi ini?
"Iya Tuan." seru Leo
"Ck.. Ada apa lagi dia datang? Apa dia ingin membahas pernikahan lagi?" Alex memijat pangkal hidungnya. Belum selesai masalah nya dengan Icha, sekarang Ibunya datang dan dia yakin jika kedatangan ibunya hanya untuk membicarakan masalah pernikahan.
"Anda baik-baik saja, Tuan?" tanya Leo.
Alex menghela nafas panjang dan berkata, "Tolong kosongkan jadwalku hari ini. Setelah bertemu dengan Mommy, aku akan pergi menemui Ridwan." Alex melangkah keluar setelah pintu lift terbuka. Sepertinya dia harus menyelesaikan masalahnya dengan sang ibu terlebih dahulu baru setelah itu, dia akan mengambil tindakan untuk wanitanya.
moga c Alex bucin 🤔 biar ngk semena mena 🤦😠
kasian Icha ,🤦😒
nyimak...