zayn malik seorang mahasiswa di salah satu universitas ternama di kota bandung . lelaki yg kerap di panggil malik itu harus menikahi seorang gadis SMA yg masih suka main-main dan sulit di atur.
kalau bukan karena permintaan terakhir Sang ayah , gadis yg bernama zahartunnissa tidak akan menerima perjodohan dengan seorang lelaki yg tidak ia sukai.
akan kah keduanya sama-sama bertahan atas pernikahan ini?
gimana cerita selanjutnya? yuk baca kisah nya di novel ku ini ya, selamat membaca 🤗🤗
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti Masrifah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 12
Malik mengendarai motornya malam hari menuju salah satu supermarket hanya untuk membeli beberapa minuman dan vitamin untuk bekalnya besok menuju gunung gede.
Sebenarnya ia bisa membeli besok bersama teman-teman nya, tapi malik hanya ingin keluar malam saja mengingat hubungannya dengan zahra belum terlalu baik juga.
Ketika sampai di supermarket ia mengambil keranjang dan Membeli beberapa minuman, madu dan vitamin. Malik membeli banyak sekalian untuk teman-temannya.
Ketika tangan terulur hendak mengambil sebungkus permen, Tiba-tiba tangan seorang perempuan mendahului nya. Keduanya pun menoleh.
"Malik.. " Seru si perempuan itu.
"Ambil aja" Ucap malik tak jadi membeli sebungkus permen kesukaannya yang sisa satu. Dia malah bertemu maya, mantanya.
"Malik" Panggil maya membuat langkah malik terhenti ketika hendak Membawa barang belanjaannya ke kasir.
" Bisa kita bicara sebentar? " Pinta maya.
Malik tidak menjawab, ia kembali berjalan untuk membayar semua barang-barang nya.
Awalnya malik memang menolak komunikasi dengan maya lagi, tapi maya terus merengek dan akhirnya keduanya duduk di depan supermarket tersebut dengan malik yang membuka minuman kaleng dan maya yang hanya diam menatap lelaki itu.
"Kalau engga ada yang mau Di obrolan, gue balik! "
"B-bentar lik! " Sergah maya.
Malik enggan menatap maya hingga pandangannya ia alihkan ke arah lain, jalanan misalnya.
"Lo... Mau sampai kapan sih ngehindarin gue? "
" Gue engga ngehindar, kita emang udah selesai dari dulu, jadi engga ada yang ngehindar "
"Lik, gue engga tau harus bagaimana lagi buat minta maaf sama lo, tapi gue engga akan menyerah sampai __"
"Engga semua hal bisa balik Lagi kaya dulu, may! " Akhirnya malik menatap iris mata perempuan itu.
Maya sontak bergeming, menatapnya dengan tatapan penuh harap agar malik mau memaafkan kesalahannya di masa lalu.
"Lik, gue tau gue sama zaidan salah besar sama lo, tapi gue berharap besar banget lo bisa maafin gue! "
"Kalau gue maafin lo, lo engga bakalan ganggu gue lagi? "Tanya malik serius, ucapannya seakan mematahkan harapan maya yang ingin bersama kembali dengan lelaki itu.
"Gue kecewa, may. Kenapa harus zaidan dari banyaknya temen cowok gue! Zaidan temen gue dari kecil! "
Maya menunduk, merasa bersalah karena dirinya menyebabkan dua lelaki itu sekarang bermusuhan. Maya yang selingkuh dengan zaidan membuat malik sangat membenci zaidan, selepas lulus SMA, tidak ada lagi kontrak antara malik dan zaidan walaupun zaidan juga melakukan hal yang sama seperti maya.
Merengek meminta maaf kepada malik, tapi rasa kecewa malik tak mampu membuat semuanya kembali.Seperti dulu.
Cinta dan pertemanan hancur di waktu bersamaan.
Malik menghela nafas panjang.
" Gue cuman mau lo dan zaidan berhenti ganggu gue! Kalian mau balikan sekalipun gue udah engga peduli".
Maya menggeleng.
" Engga, lik. Gue khilaf dan gue engga akan mau mengulang lagi kejadian yang sama. Gue juga udah lost contact sama zaidan".
" Gue balik dulu! " Malik beranjak dari duduknya tapi langkahnya segera di halau maya.
"Lik, gue mohon... " Lirihnya dengan mata berkaca-kaca.
Mustahil bagi malik untuk kembali pada maya. Malik sadar, ia sudah menikah. Malik mendorong tubuh maya ke samping dan segera naik ke motornya, memakai helm fullface nya lalu melaju pergi dari supermarket itu, meninggalkan maya yang menatap kepergian lelaki itu dengan wajah sendu.
Entah sudah berapa puluh kali maya meminta maaf pada malik.
Lelaki itu tetap seperti itu, tidak memaafkannya sama sekali.
Sesampainya di rumah, malik segera memasukan barang belanjaannya ke dalam tas carriernya dan di waktu bersama pula zahra turun dari kamarnya.
" Kak, lo beneran pergi besok? " Tanya zahra yang berdiri di anak tangga terakhir, melihat malik sibuk mengemasi barang-barang nya.
"Hmmm" Malik menjawab dengan deheman.
" Berapa hari? "Tanya zahra.
Malik mendongak menatap zahra dengan wajah datarnya.
"Gue engga tau, besok gue anterin lo ke Rumah ibu dulu"
Zahra menggeleng.
" Enggak kak, gue di sini aja".
"Lo mau sendirian di sini? "
Zahra mengangguk.
Jangan sampai bawa pacar lo ke rumah ini, gue engga mau ada tetangga liat! "
Zahra berdecak.
"Ya engga bakalan lah, kak! " Zahra pun tahu akibatnya jika membawa rival ke rumah ini, apalagi ini rumah malik, Zahra tidak boleh seenaknya .
**
Keesokan harinya, malik tengah memakai sepatu selepas sarapan, Zahra hanya duduk di anak tangga melihat malik. Zahra terlihat tidak semangat pagi ini, wajahnya terlihat lesu sebab ia sebenarnya tidak mau sendirian di rumah, tapi juga tidak mau pulang ke rumah ibunya.
Zahra tahu, kepergian malik karena lelaki itu marah padanya sebab sebelumnya malik mengatakan tidak akan pergi jika zahra tidak mengizinkan.
"Kalau malam jangan lupa semua pintu di kunci, jendela juga. Pastiin semuanya terkunci, "ujar malik tanpa sedikit pun melirik ke zahra.
Zahra hanya menjawab dengan deheman, ketika malik beranjak dari duduknya, gadis itu pun ikut berdiri, kini keduanya saling manatap, tatapan zahra seakan bertanya apakah malik benar-benar akan pergi atau tidak.
" Gue pergi dulu assalamu'alaikum "
Zahra pikir malik akan berubah pikiran, ternyata tidak.
"Waalaikumsalam" Sahut zahra
Gadis itu hanya mengantar sampai depan lalu melihat motor malik yang melaju pergi dari Rumahnya. Zahra menghela nafas kasar, sendirian di rumah tidak tahu apa yang harus ia lakukan.
Alhasil gadis itu duduk seraya mengeluarkan ponselnya. Ia mencoba mengirim pesan pada rival.
"Val, kamu lagi apa? "
Malik sampai di warung bi ijah, sudah banyak motor yang parkir di sana. Ketika malik masuk ke warung, sorak ramai teman-temannya menyambut kedatangan malik.
Ada teman SMA nya rangga , ali, syahrul, andi, azmi, reno, rizki, dan mahendra, dan teman kampusnya zaky,dion reno dan Tobi.
Sebelum berangkat mereka yang belum sarapan di wajibkan sarapan terlebih dahulu sambil berbincang-bincang. Bi ijah tampak sibuk mengurusi mereka semua. Teman SMA dan teman kampus malik berteman dengan sangat baik, dan mereka sudah akrab satu sama lain, tidak ada kecanggungan di antara mereka.
"Tadinya gue mau bawa cewe gue lik. Tapi takutnya lo engga nyaman. "Ucap andi
" Seharusnya pacar lo yang nyaman karena kebanyakan laki-laki kaya gini yang berangkat.
"Ah, pacar s andi mudah akrab sih, lik. Mudah berbaur" Sambung rizki.
" Udah lah.. " Seru azmi
"Pacaran nanti dulu, ini acara Kita-kita aja dulu" Lanjutnya yang di jawab anggukan setuju dari yang lain.
"Rokok, lik. . " Rizki menawarkan sebungkus rokok kepada malik.
" Gue engga ngerokok"sahut malik.
" Gue kira udah kuliah mau Coba-coba, ternyata lo konsisten engga mau ngerokok ya, "jawab syahrul.
Di tengah-tengah obrolan mereka yang penuh tawa, Tiba-tiba seorang lelaki datang ke warung bi ijah, membuat mereka menoleh termasuk malik.
" Gue boleh ikut? " Tanya zaidan.