NovelToon NovelToon
Hasrat Terlarang Istri Yang Diceraikan

Hasrat Terlarang Istri Yang Diceraikan

Status: sedang berlangsung
Genre:Berondong / One Night Stand / Selingkuh / Cerai / Romansa / Penyesalan Suami
Popularitas:3.4k
Nilai: 5
Nama Author: Dark Vanilla

"perceraian ini hanya sementara Eve?" itulah yang Mason Zanella katakan padanya untuk menjaga nama baiknya demi mencalonkan diri sebagai gubernur untuk negara bagian Penssylvania.

Everly yang memiliki ayah seorang pembunuh dan Ibu seorang pecandu obat terlarang tidak punya pilihan lain selain menyetujui ide itu.

Untuk kedua kalinya ia kembali berkorban dalam pernikahannya. Namun ditengah perpisahan sementara itu, hadir seorang pemuda yang lebih muda 7 tahun darinya bernama Christopher J.V yang mengejar dan terang-terangan menyukainya sejak cinta satu malam terjadi di antara mereka. Bahkan meski pemuda itu mengetahui Everly adalah istri orang dia tetap mengejarnya, menggodanya hingga keduanya jatuh di dalam hubungan yang lebih intim, saling mengobati kesakitannya tanpa tahu bahwa rahasia masing-masing dari mereka semakin terkuak ke permukaan. Everly mencintai Chris namun Mason adalah rumah pertama baginya. Apakah Everly akan kembali pada Mason? atau lebih memilih Christopher

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dark Vanilla, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Dia berhak tau

Everly menutup pintu apartemen dengan jantung berdentam-dentam tak karuan. Pantas saja wajahnya terlalu familiar, lebih dari itu, bisa-bisanya teman tidur satu malamnya adalah tetangganya sendiri. Everly menjambak rambutnya. 

Dia tidak ingat bagaimana malam itu berlalu. Semuanya masih samar. Tidak mungkinkan, dirinya musti bertanya pada lelaki itu tentang bagaimana mereka melewatkan malam? toh mereka sama-sama dewasa, hubungan seperti ini bisa saja terjadi kan? Dan yang harus dia lakukan saat ini cukup pura-pura tidak tahu saja. Kalau bisa sih menghindar, karena dirinya sangat malu dan tidak nyaman.

“Sudahlah, lupakan,” batin Everly. Dari pada mengkhawatirkan hal itu. Ia harus mencari informasi tentang universitas di kota ini, sebagai langkah awal untuk meneruskan pendidikannya,  Toh tidak ada kata terlambat untuk kuliah, kan? Selain itu, dirinya juga harus mencari pekerjaan di kota ini untuk membiayai hidupnya sendiri, hingga tidak terus-terusan membebani sang mantan suami. 

Jadi Everly mengambil laptopnya yang sempat ia bawa dari rumah Mason, dan mulai mencari informasi lewat internet.

Sementara di apartemen sebelah, Christopher tersenyum kecil wanita itu terlalu manis untuk di goda. Pipinya yang pucat memerah dengan cantik, dan muka gugupnya menghibur mata pria itu.

Sedang senyam-senyum begitu, mata Christopher malah tertumbuk pada seonggok manusia yang menatapnya aneh. 

“Apa?” Muka Christopher jadi muram lagi, menghadapi Travis yang kini sudah terbangun. Saudaranya itu masih juga belum pergi dari apartemennya.

“Siapa itu, sampai membuatmu tersenyum bodoh begitu?” 

“Ck… lain kali, please, berhentilah menjadi manusia aneh dan menjijikan, Travis. Tidak cukup have s*x dengan perempuan-perempuan yang sedari kemarin kau bawa kesini, sekarang kau masih nonton porno sampai ketiduran?! What’s wrong with your brain, dude!”

Travis menguap, “yah itu sebagai bentuk latihan, agar aku semakin lihai.” katanya santai menambah kekesalan Christopher. 

“Kau benar-benar tidak tertolong.” Umpat Christopher menyerah terhadap sikap Travis. Memilih masuk ke kamar mandi, membersihkan diri, dan pergi ke kampus karena hari itu ia  harus menghadiri kelas pagi. 

...***...

Malam harinya di kediaman Zanella.

Mason melonggarkan dasi di lehernya. Memasuki kamarnya yang sunyi. Tertata rapi tanpa penghuni. Biasanya ia akan menemukan Everly ada di sana atau di dapur. Tetapi kini ia tidak menemukan jejak wanita itu di manapun. Semuanya terasa kosong tanpanya.

Menghela napas, Mason mendudukan dirinya di pinggir ranjang. Menatap langit-langit kamar, pikirannya menerawang. Ia akui dirinya merindukan Everly. Seandainya bukan karena ambisi mungkin Mason tidak akan senekat ini. Keberadaan Everly sudah membuatnya nyaman. Seperti sudah seharusnya ada Everly di sisinya, hingga ketika wanita itu pergi dia akui semuanya terasa kosong. 

Dirinya sendiri pun cukup terkejut menemukan arti Everly ternyata sudah sedalam itu untuk hidupnya. Meski awalnya hubungan mereka terjadi sebagai pelarian.

Lamunan Mason buyar ketika terdengar bell pintu rumahnya berbunyi. Dengan malas, pria itu berdiri untuk membukakan pintu bagi tamunya yang datang di jam yang tidak wajar untuk bertamu.

“Kau!” Mata pria itu membelalak lebar, Mason membeku di tempat. Di hadapannya, seorang wanita berambut hitam panjang menatapnya dengan ekspresi tak terartikan. Mungkin setengahnya rasa bersalah bercampur rindu dan pengharapan. Berdiri di sana meremas jemarinya yang berhias kutek coklat nude.

“Apa kabarmu, Mason?”

Mason yang sempat tertegun, mengernyit pada wanita itu. Wajahnya jelas menunjukan ketidak sukaan. Dia bahkan tidak pernah bermimpi melihat wanita itu lagi di depan pintunya. Anika Monroe, mantan pacar yang mematahkan hatinya di masa mudanya.

“Mau apa kesini?” tanya Mason sengit.

“Aku–

“Dari mana kau tahu rumah ini?” cecarnya lagi.

“Mason, kita sudah lama tidak bertemu, apa begini caramu memperlakukan tamu?” 

“Tamu? Aku tidak mengharapkanmu sebagai tamu.”

“Mason, aku tahu kau masih kesal padaku?”

Kesal, katanya? Mudah sekali wanita itu mendefinisikan semua rasa muaknya dengan kata 'Kesal'?

“Tapi aku tidak datang untukmu.”

Mendengar itu, Mason menyipitkan matanya lalu berkata, “Apa maksudmu sebenarnya, Anika.” 

“Aku datang untuk anakku, Lilly Anne.” Anika berujar penuh percaya diri. 

Serta Merta Mason mengeraskan rahangnya murka. “Anak kau bilang?! Siapa yang kau maksud? Apa aku tidak salah dengar? Siapa yang bilang Lilly Anne adalah anakmu?”

“Aku!” Mason terdiam sedikit terkejut menemukan sang ibu, Rosaline, berdiri di belakangnya dengan wajah dingin.

“Ibu? Apa maksud semua ini bu?”

“Aku hanya melakukan hal yang sudah semestinya aku lakukan sejak lama. Bagaimanapun kau tidak bisa memutuskan ikatan antara ibu dan anak, Mason. Jelas-jelas Anika adalah ibu kandung Lilly Anne.”

“Ibu! Lilly Anne, akan mendengarmu!”

“Dia sudah mengetahuinya.”

“Apa?!” Mason terbelalak tak percaya. “Bu, kau yang memberitahu Lilly Anne?”Desis Mason tajam.

“Ibu katakan padaku, apa kau yang memberitahu Lilly Anne?” tanya Mason lagi penuh penekanan.

“Ya, aku menceritakan itu untuk kebaikannya.” Mason mengernyit tak habis pikir.

“For God's sake, what the hell is wrong with you?! Why did you do that?” Mason memekik dengan suara tertahan dengan wajah merah padam.

Suasana di ruang tamu itu berubah mencekam. Mason melangkah mundur, menatap ibunya dengan tatapan penuh kemarahan bercampur kekecewaan. Sementara itu, Anika hanya berdiri di sana, tersenyum getir.

“Dia pantas tahu kebenarannya!” Rosaline membalas, tetap dengan nada dingin. “Kau pikir kau bisa menyembunyikan ini selamanya? Lilly Anne berhak tahu siapa ibu kandungnya.”

“Lilly Anne tidak butuh tahu apa-apa soal Dia!” Mason menunjuk Anika tanpa menoleh pada wanita itu. Sedangkan si tua Rosaline menegang.

“Dan kau memutuskan ini tanpa bicara padaku?” tambah Mason, menggeleng, penuh dengan kemarahan dan kekecewaan terpendam. “Dia anakku, Bu! Aku yang memutuskan apa yang terbaik untuknya, bukan kau, dan bukan... dia!” Mason melirik tajam ke arah Anika.

Anika melangkah maju, wajahnya melunak. “Mason, aku tidak bermaksud merusak apa yang kau miliki. Tapi aku ibunya. Aku hanya ingin... menebus kesalahanku di masa lalu.”

“Kau ingin menebus kesalahanmu?” Mason tertawa sinis. “Setelah kau meninggalkanku tanpa sepatah kata, setelah kau menyerahkan anak itu dan memilih hidupmu sendiri? Jangan bercanda, Anika. Kau tidak punya hak lagi.”

“Mason...” suara Anika melemah, tapi Mason tak memberinya kesempatan.

“Lilly Anne adalah dunia bagiku. Aku membesarkannya, merawatnya, mencintainya... Dan dia hanya punya satu ibu, yaitu Everly. Tidak ada yang akan berubah!”

“Mason, aku tahu itu, aku tidak meminta banyak. Aku hanya ingin bertemu dengannya. Bicara dengannya. Itu saja.” Anika memohon, matanya mulai basah.

Sebelum Mason bisa menjawab, suara langkah kaki kecil terdengar dari arah tangga. Semua kepala menoleh serempak. Lilly Anne berdiri di sana, mengenakan piyama biru dengan gambar awan. Matanya yang besar menatap bingung pada mereka semua.

“Ayah?” suara lembutnya memecah keheningan. “Kenapa kalian bertengkar?”

Mason terdiam, terpaku menatap putrinya.

1
Elvico Kitchen
ceritanya bagus,, suka sama alurnya
Vanilabutter
iya. makasih ya dukungannya. 🥰
Agus Tina
Thor sering2 up ya. Kutunggu .... vote untukmu. Ceritanya bagus ....
Agus Tina
Visualnya pas thor ...
Agus Tina
Awal yang bagus ... suka ...
Vanilabutter: terima kasih kak. terus baca ya /Smile/
total 1 replies
Dewi Rahmawati
ini menarik aku suka🥰
Vanilabutter: terima kasih kak, terus baca ya /Grin/
total 1 replies
Kovács Natália
Wow, luar biasa!
Nụ cười nhạt nhòa
Bagus banget alur ceritanya, tidak monoton dan bikin penasaran.
Mokey D.Luffy
Seru banget! 😍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!