Idola! kebanyakan orang pada umumnya, memiliki seseorang yang menjadi idolanya. Tidak soal kamu tua mau pun muda.
Seperti Freya Collie Lambert, gadis berusia dua puluh tiga tahun, diam-diam mengagumi seorang pria dewasa, yang semua orang kenal pria itu sangat kejam dan dingin.
Tidak tahu kapan persisnya, Freya sangat mengagumi sosok pria kejam itu, yang ia ingat, ia tanpa sengaja melihat pria itu membantai sekumpulan pria pembunuh bayaran dengan begitu kerennya.
Austin Chloe, tidak menyangka di usianya yang memasuki hampir empat puluh, yang tepatnya tiga puluh sembilan tahun, di kagumi oleh seorang gadis muda yang sangat jauh di bawah usianya.
Bagaimana sikap Austin Chloe, si pria yang dulunya di anggap semua orang pria sampah, menghadapi gadis muda dan polos yang jatuh cinta padanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KGDan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 12.
Freya melihat Bos nya tampak ketakutan, melihat anak buah yang di bawa Austin ke dalam kantornya terluka dan berdarah.
"Tuan, tidak apa-apa! sa.. saya tidak akan menuntut atau pun marah, karena dessert yang jatuh ke lantai!" lutut Bos Freya gemetar, membungkukkan tubuhnya sedikit.
Bos Freya menunjukkan rasa sopannya kepada Austin, karena perasaan takut akan sosok Austin, yang ia kenal seorang Mafia kejam dan dingin.
"Saya hanya ingin meluruskan saja, apa yang terjadi di lantai dua, anak buah saya tidak hati-hati berjalan, sehingga menabrak Nona ini!" Austin menoleh ke arah Freya.
"Baik, Tuan!" Bos Freya menganggukkan kepalanya dengan cepat, "Saya mengerti!"
Freya diam-diam menghela nafas melihat gelagat ketakutan Bos nya, yang sepertinya tidak menangkap maksud dari perkataan Austin.
Austin sengaja membawa anak buahnya menghadap Bos nya, agar ia tidak di marahi Bos nya, dan ia tidak di tuntut membayar dessert yang jatuh.
Freya mendekati Bosnya, dan membisikkan apa maksud dari perkataan Austin. Mata Bos Freya tampak menunjukkan perubahan, setelah Freya mengatakan maksud Austin membawa anak buahnya, yang terluka menemuinya ke kantor.
"I.. iya, Tuan! saya tidak akan memarahi Freya, saya tahu Freya tidak akan lalai dalam melakukan pekerjaannya, tenang saja! saya tidak akan meminta Freya mengganti kerugian dessert yang telah jatuh ke lantai!" akhirnya Bos Freya pun, mengatakan apa yang ingin di dengar Austin.
Brak!
Austin meletakkan sebuah kartu ke atas meja kerja Bos Freya, membuat Bos Freya tersentak di tempatnya. Ia merasa Austin marah padanya, karena begitu lamban memahami setiap perkataan Austin padanya.
"Ini untuk membayar kerusakan, yang telah di lakukan anak buah saya, sisanya tolong berikan kepada Nona ini, password nya tertera di belakang kartu!"
Bos Freya kembali tersentak, ternyata ia salah sangka saat Austin memukul meja kerjanya. Bukan memukul meja, tapi meletakkan sebuah kartu ke atas mejanya.
Austin kemudian menoleh ke arah Freya. Memandang Freya, seperti ingin mengatakan sesuatu kepada gadis itu.
Dan, Freya yang juga memandangnya, dengan tatapan mengagumi seperti biasanya, yang tidak Austin sadari. Freya merasa heran melihat Austin begitu lekat memandangnya.
Deg!
Jantung Freya tiba-tiba berdegup kencang. Ia tersadar, kalau ia dan Austin saling menatap secara langsung. Dan, baru kali ini Freya dapat melihat, dan menatap wajah Austin dari dekat.
Freya sangat menyukai mata tajam Austin, yang tampak terlihat dingin, tetapi.. ada kehangatan dalam tatapan mata itu.
"Ayo kita pergi!"
Austin tiba-tiba berbalik menuju pintu, setelah menatap Freya beberapa detik, tanpa mengatakan apa pun.
Anak buah Austin, yang tadi mengajak Freya untuk ikut turun menemui Bos Freya, menarik rekannya yang babak belur akibat kena hajar Austin, dengan langkah cepat menyusul Austin.
Para pria kekar itu pun meninggalkan toko dessert, mengikuti langkah Austin dari belakang dengan patuh.
Para pelanggan toko bernafas dengan lega, setelah Austin meninggalkan toko. Mereka sedari tadi menjaga sikap, agar tidak membuat ke tua Mafia, yang mereka kenal kejam itu mengamuk juga pada mereka.
Sementara di ruang kantor Bos Freya. Freya meraih kartu yang di berikan Austin dari atas meja, dan memberikannya kepada Bos nya, yang terlihat masih diam berdiri di tempatnya.
"Nyonya, ini!" Freya menyentuh tangan Bos nya.
"Apa kira-kira Tuan itu tidak ingin menjadi pelanggan toko kita lagi, ya?" Bos Freya bergumam sendiri, bertanya pada dirinya sendiri.
Ia masih memikirkan kelambanannya, mendengar apa yang di sampaikan Austin tadi. Dan dia merasa kalau Austin tidak senang, karena ia sebagai Bos tidak cepat tanggap, dengan apa yang di sampaikan Austin.
"Bos!" Freya mengguncang tangan Bos nya.
Wanita berusia lima puluhan itu, baru tersadar dengan guncangan Freya pada lengannya.
Ia pun sontak mendengarkan Celine memanggilnya, dan mengedipkan matanya memandang Celine.
"Iya, ada apa?" tanyanya.
"Ini kartu untuk membayar dessert dan teko yang pecah, yang di berikan Tuan tadi!"
Mata Bos Freya memandang kartu yang di pegang Freya, tangannya dengan cepat mendorong kartu itu ke arah Freya.
"Tidak usah di bayar, tadi Tuan itu mengatakan sisanya di berikan padamu, kamu ambil saja untuk kamu semuanya!"
"Tidak mau, Bos! saya tidak mau mengambilnya!" Freya meletakkan kartu itu ke dalam telapak tangan Bos nya.
Ia pun kemudian keluar dari dalam ruang kantor Pemilik toko dessert tersebut. Freya kembali melanjutkan pekerjaannya, mengganti dessert yang belum ia antar ke ruang VIP
Bersambung......
Akhirnya Austin ketemu Erick🤗
lanjut