Malam itu langit dihiasi bintang-bintang yang gemerlap, seolah ikut merayakan pertemuan kami. Aku, yang biasanya memilih tenggelam dalam kesendirian, tak menyangka akan bertemu seseorang yang mampu membuat waktu seolah berhenti.
Di sudut sebuah kafe kecil di pinggir kota, tatapanku bertemu dengan matanya. Ia duduk di meja dekat jendela, menatap keluar seakan sedang menunggu sesuatu—atau mungkin seseorang. Rambutnya terurai, angin malam sesekali mengacaknya lembut. Ada sesuatu dalam dirinya yang memancarkan kehangatan, seperti nyala lilin dalam kegelapan.
"Apakah kursi ini kosong?" tanyanya tiba-tiba, suaranya selembut bayu malam. Aku hanya mengangguk, terlalu terpaku pada kehadirannya. Kami mulai berbicara, pertama-tama tentang hal-hal sederhana—cuaca, kopi, dan lagu yang sedang dimainkan di kafe itu. Namun, percakapan kami segera merambat ke hal-hal yang lebih dalam, seolah kami sudah saling mengenal sejak lama.
Waktu berjalan begitu cepat. Tawa, cerita, dan keheningan yang nyaman
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Achaa19, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hari hari yang dipenuhi harapan
Setelah segala yang mereka lalui, Reina dan Arya semakin mantap melangkah menuju hari-hari yang baru. Perjalanan mereka telah menjadi lebih dari sekadar cinta dan impian—sebuah komitmen yang tumbuh semakin kuat dari hari ke hari. Kini, mereka memiliki visi yang jelas dan rencana yang matang: membangun rumah impian mereka, membangun kehidupan yang harmonis, dan mengejar kebahagiaan yang mereka dambakan bersama.
Reina semakin serius dengan dunia menulisnya. Setiap hari, ia menulis dengan semangat dan fokus yang sama, berkarya dengan penuh inspirasi dan impian. Dengan bantuan penerbit dan dukungan Arya, ia berhasil menyusun lebih banyak proyek yang akan datang. Naskahnya semakin banyak diminati, dan itu membuka banyak peluang baru untuknya.
Arya, di sisi lain, tetap mengembangkan berbagai usaha sambil memberikan dukungan penuh untuk Reina. Bersama-sama, mereka membangun fondasi yang semakin kokoh untuk masa depan mereka. Setiap usaha yang mereka jalani adalah upaya mereka membuktikan bahwa cinta bukan hanya tentang perasaan, tetapi tentang bagaimana mereka bisa bersama-sama membangun kehidupan yang stabil dan bahagia.
Suatu malam, ketika mereka duduk bersama sambil membahas rencana mereka, Arya memandang Reina dengan senyum optimis.
“Kita akan segera memulai babak baru dalam hidup kita, Reina,” ujarnya sambil menyeruput kopi.
Reina tersenyum dan memeluk Arya. “Dengan kita berdua, aku yakin kita bisa melewati segalanya.”
Arya menatap matanya dan mengangguk. “Kita punya kekuatan kita sendiri—keberanian kita, impian kita, dan satu sama lain.”
Kata-kata itu kembali membakar semangat mereka untuk terus berjalan.
Kehidupan mereka tidak hanya tentang membangun rumah atau mengejar impian semata. Reina dan Arya juga mulai memahami bahwa hubungan mereka adalah tentang merawat cinta itu sendiri—tentang komunikasi, pengertian, dan momen kebahagiaan sederhana yang mereka ciptakan bersama.
Mereka sering menghabiskan waktu bersama dengan aktivitas kecil seperti memasak, berjalan-jalan di taman, atau hanya sekadar berbincang santai di malam hari. Aktivitas sederhana ini membantu mereka mengingatkan diri bahwa kebahagiaan itu sering kali datang dari hal-hal kecil yang mereka lakukan bersama.
Suatu sore, ketika mereka sedang berjalan-jalan di taman, Reina memandang langit yang berwarna jingga akibat cahaya matahari yang mulai tenggelam.
Hari-hari mereka semakin sibuk namun penuh warna. Setiap langkah yang mereka ambil adalah langkah kecil menuju impian yang semakin dekat menjadi kenyataan. Mereka kini tidak hanya berpikir tentang membangun rumah impian, tetapi juga tentang membangun kehidupan yang lebih bahagia dan penuh arti untuk mereka berdua.
--
Dengan segala rencana dan usaha yang mereka jalani, mereka mulai menyiapkan proyek pembangunan rumah impian mereka. Bersama arsitek dan kontraktor yang mereka percayai, mereka mendiskusikan setiap detail rumah yang akan menjadi saksi bisu perjalanan cinta dan impian mereka. Setiap garis sketsa yang dibuat adalah simbol harapan, kerja keras, dan kerjasama yang mereka jalani selama ini.
Reina dan Arya sering mendatangi lokasi pembangunan untuk memastikan semuanya berjalan lancar. Setiap kali mereka melihat rumah impian mereka perlahan mulai terbentuk, mereka merasakan kebanggaan yang tak bisa dijelaskan dengan kata-kata. Ini adalah simbol perjuangan mereka—simbol cinta dan impian yang menjadi nyata.
“Lihat, sayang,” ujar Arya sambil menunjuk bagian dasar bangunan yang mulai terlihat membentuk struktur rumah mereka. “Ini akan menjadi tempat kita memulai hidup baru bersama.”
Reina tersenyum sambil memegang tangan Arya. “Kita sudah berada di jalur yang tepat. Aku percaya ini akan menjadi tempat yang penuh kebahagiaan untuk kita.”
Keduanya saling memandang, dan hati mereka dipenuhi rasa syukur dan optimisme.
Proses membangun rumah bukan hanya tentang fisik bangunan, tetapi juga tentang membangun perubahan dalam diri mereka berdua. Reina semakin percaya dengan kemampuannya untuk mengejar impian, sementara Arya semakin memahami bahwa kerja keras dan semangat memiliki makna yang lebih dalam jika dijalani bersama orang yang dicintai.
Kehidupan mereka yang semula sederhana mulai berubah. Banyak orang mulai memberikan dukungan dan semangat atas apa yang mereka kerjakan, baik dari sisi pekerjaan Reina yang sukses dengan naskahnya maupun proyek rumah yang mereka bangun bersama. Dukungan dari teman, keluarga, dan kerabat semakin menguatkan mereka untuk terus maju.
“Terima kasih sudah selalu mendampingiku,” ujar Reina suatu malam sambil memeluk Arya di ruang tamu mereka yang masih sederhana.
Arya tersenyum sambil mengusap rambut Reina dengan lembut. “Kau tidak perlu berterima kasih, sayang. Ini adalah perjalanan kita bersama, dan aku akan selalu ada untukmu.”
Mereka tahu bahwa perubahan ini adalah bagian dari perjalanan mereka yang panjang, tetapi mereka siap menghadapinya dengan keyakinan dan kebahagiaan.
Suatu malam, mereka memutuskan untuk mengadakan perayaan kecil atas kemajuan pembangunan rumah mereka. Mereka merasakan bahwa pencapaian ini adalah langkah penting yang patut mereka rayakan, meskipun hanya dengan lilin sederhana dan makan malam di bawah bintang-bintang.
Mereka menyiapkan meja kecil di taman belakang rumah sementara mereka yang masih sederhana. Lilin beraroma vanilla menyala, dan cahaya kecilnya menerangi wajah mereka berdua yang duduk berdampingan.
“Arya, aku selalu merasa beruntung bisa berjalan bersamamu,” ujar Reina sambil menyeruput minumannya.
Arya menatapnya dengan tatapan penuh cinta. “Kau adalah separuh jiwaku, Reina. Ini adalah awal dari segalanya—perayaan impian, kebahagiaan, dan cinta kita.”
Reina tersenyum, matanya berkilauan oleh cahaya lilin dan bintang yang berkelip. “Terima kasih sudah memberiku semua ini, Arya.”
Mereka menghabiskan malam itu dengan tawa, keheningan, dan harapan yang sama. Suara angin berhembus lembut di sekitar mereka, seakan membawa doa dan harapan akan masa depan yang cerah.
--
Reina dan Arya semakin yakin bahwa setiap langkah mereka adalah pijakan menuju kebahagiaan yang hakiki. Dengan membangun rumah mereka, mereka juga membangun ruang yang akan menjadi tempat di mana mereka bisa berbagi mimpi, belajar dari kegagalan, dan merayakan setiap keberhasilan yang mereka capai bersama.
Mereka menyadari bahwa cinta bukan hanya tentang berbagi kebahagiaan, tetapi juga tentang membangun kekuatan bersama. Dengan tangan yang saling menggenggam dan hati yang saling percaya, mereka tahu bahwa apapun yang terjadi di masa depan, mereka akan selalu memiliki satu sama lain.
Pembangunan rumah impian mereka bukan hanya tentang bangunan semata, tetapi simbol dari perjalanan hidup mereka yang telah mereka lalui bersama—dari awal hingga sekarang, hingga selamanya.