Silent Love

    ( Flashback ...... Before sriya get in work )

Saat sriya berumur 17 tahun dimana sriya masih menjalani pendidikan dan sambil bekerja sampingan,

Tahun itu saat sriya akan merantau jauh, di tempat pendidikan sriya bertemu dengan seseorang yang ingin mendekatinya.

Awalnya sriya tak memperdulikannya namun makin lama pria tersebut makin sering memantau pergerakannya.

Ditempat pendidikan itu sriya seperti merasa sedang di pantau terus oleh seseorang.

Namun hal mengejutkan terjadi, di bangku pendidikan sekolah tinggi.

Sriya yang baru berapa hari melewati masa - masa pengenalan lingkungan baru,

Seorang senior yang bertugas sebagai asisten guru pun dudul di samping sriya.

Sriya sedikit bingung karena tangan senior tersebut di letakkan pada sandaran kursi sriya,

Seolah merangkul pundak sriya dan karena hal itu banyak beberapa teman pria sriya tak berani mendekati sriya,

Karena merasa sriya menjalin hubungan dengan senior tersebut.

   Meski faktanya bukan demikian, namun senior tersebut enggan jauh dari sisi sriya.

Bahkan ketika sriya akan melakukan makan siang di kantin sekolah, senior itu akan selalu menemani sriya.

    Beberapa hari berlalu sriya masih aktif - aktifnya dengan materi padat di sekolah barunya. Dan saat menjalani masa sebagai siswa,

Sriya merasa seperti di awasi di luar kelas, dan benar saja.

Saat sriya akan beristirahat di jam istirahat, sriya sudah di datangi oleh 4 senior pria yang menantinya di depan kelas..

Melihat itu banyak siswi yang ingin berkenalan dengan senior - senior tersebut.

Namun salah satu dari keempat senior itu menyodorkan tangan pada sriya,

Serasa ingin meraih tangan sriya, tapi sriya tampak enggan untuk di genggam oleh senior itu.

      " Sriya,,, ayo ke kantin, ucap vian salah satu dari keempatnya. Sembari mencoba meraih tangan sriya.

Melihat hal itu sriya langsung melangkah mundur, dan membalas.

    " Tidak kak.. Saya bisa sendiri ke kantin, ucapnya dengan wajah tak nyaman dengan situasi itu.

Salah satu teman pria sriya yang satu ruangan dengan sriya, tampak cemburu akan hal itu.

Karena rekannya itu ternyata ingin mengajak sriya istirahat bersama di kantin.

     " Sriya,,, ayo kita ke kantin bersama. Ucap salah seorang geng dari kelas sebelah.

Sriya yang tampak semakin aneh pun memilih pergi sendiri ke kantin dan tak bersama siapapun.

      ( " Astaga... Apa - apaan semua orang ini.. ) gumam sriya dalam hati mencoba menjauh dari keramaian.

Sriya menghabiskan waktu sebentar di kantin lalu lebih memilih untuk bergabung dengan para guru yang menikmati waktu istirahat, sembari sriya duduk membaca buku pelajarannya.

Pukul 10 pagi sekolah mengadakan berbagai kegiatan ekstrakurikuler dan banyak yang bergabung,

Mulai dari bola kaki, tenis meja, dan lainnya. Namun sriya dan beberapa orang lainnya mengambil kegiatan art class.

Dimana kegiatan itu berisikan orang - orang yang suka melukis,

Saat semua sedang menggambar dan melukis santai, guru yang ada mendatangi kursi sriya.

Sriya yang tampak serius pun mencoba mengeksplor imajinasinya,

     " Sriya,,,, apa yang kau lukis ini, apa kau tahu artinya,? Tanya sang guru.

Dimana lukisan sriya berbeda dari anak umur belasan pada umumnya.

Lukisannya mencerminkan lukisan para mahir art tang biasa di pajang di museum.

Karena hal itu sriya di juluki sebagai

" Princess Ice " bukan hanya karena lukisannya yang tampak hidup, namun sikap dingin sriya pada siapapun,

Yang membuat sriya mendapat julukan itu.

Meski sriya memiliki wajah baby face, namun karakter dan sikap sriya tak mencerminkan wajah baby facenya.

Sriya yang baru bersekolah di sekolah dengan tingkat akreditas sekolah A dan sekolah yang terkenal di kalangan pemerintah,

Sekolah itu juga di gandrungi banyak siswa dan siswi dari berbagai kalangan.

Karena sekolah itu termasuk sekolah paling ternama, terfavorit dan merupakan bagian dari sekolah terkenal di kalangan semua instansi.

Membuat sekolah itu menghasilkan banyak siswa prestasi. Bahkan sekolah itu juga menghasilkan banyak visual dan bakat dari ratusan siswanya.

Sejak momen kegiatan art class yang di ikuti sriya, sang guru memcoba untuk lebih dekat dan mengenal sriya secara pribadi.

Namun sriya tampak tertutup, lukisan sriya mulai banyak mendapat perhatian.

Karena lukisan sriya ternyata memiliki kemiripan dengan lukisan salah satu museum pada tahun silam.

Dimana tahun itu sriya belum lahir.

[ Lukisan sriya juga sama dengan lukisan 10 tahun kemudian oleh seseorang yang di rahasiakan identitasnya ]

Tiap jadwal art class sang guru akan memperhatikan sriya dengan detail.

    " Dari mana datangnya idenya itu.. " gumam sang guru saat melihat sriya melukis.

Sriya kembali melukis pemandangan yang tak pernah ia lihat, namun lukisan itu memiliki kemiripan dengan salah satu pelukis luar negeri.

Anehnya sriya tak pernah tahu pelukis itu, dan begitu juga sebaliknya.

Namun tiap pelukis itu dan sriya melukis, keduanya seperti memiliki kontak batin yang kuat.

Hingga tiap keduanya melukis dari jarak jauh selalu singkron,

Tiap si pelukis memajang hasil lukisannya di museum, maka lukisannya akan sama dengan milik lukisan sriya di sekolah.

     " Sriya.. Apa kau penggemar berat dari pelukis itu, tanya salah seorang guru.

Sriya yang mendengar lukisannya sering di gandrungi memiliki kemiripan dengan sang pelukis pun menjawab.

   " Maaf pak.. bu,, saya tak kenal siapa pelukis itu. Saya juga tak memiliki kemiripan apapun pada lukisan kami berdua, bantah sriya.

Namun bantahan sriya tak memungkiri bahwa lukisan keduanya memiliki tiap sudut yang sangat presisi.

Dua minggu sejak moment itu sekolah kembali mengumumkan bahwa lukisan sriya,

Kembali menjadi perbincangan di kalangan para guru, dan hal itu memancing beberapa pelukis wilayah itu mendatangi sekolah.

Dan ingin bertemu dengan sriya.

Beberapa pelukis pun mulai datang dan berbincang hangat dengan para guru. Sembari menanyakan kabar perihal sriya.

Dan salah satu guru pun berkata,

" Lihat.. Itu sriya, murid yang kami bicarakan tempo hari. Ucap salah seorang guru menunjuk ke arah sriya yang sedang membaca buku di depan kelas dengan fokus.

Melihat itu 4 pelukis menoleh dan melihat sriya yang tengah fokus membaca buku.

" Wah... dia bahkan memiliki aura princess ice, saat membaca buku. Ucap salah seorang pelukis.

guru yang mendengar itu pun tertawa. Dan berkata,

" Sriya memang di juluki sebagai princess ice, di sekolah ini. Ucap guru.

Mendengar itu semua pun tertawa pelan, melihat kelucuan sriya,

Wajah baby facenya tak mendukung dengan julukannya.

" Boleh kami mengajaknya bicara, ucap salah satu pelukis.

Salah satu guru berkata..

" Minta maaf, pak. Sriya sedikit tertutup. Mungkin anda akan kesulitan akannya. Ucap kecil guru tersebut.

Sebelum pelukis sempat bicara sriya pun tak sengaja mengangkat wajah dan menatap 4 pelukis itu.

Sriya yang melihat itu langsung menyadari bahwa ke empat orang itu adalah seorang pelukis,

Dan hal itu sangat terlihat dari outfit yang di kenakan.

Membuat sriya terpaku sejenak lalu tiba - tiba bersembunyi dari keempatnya.

Melihat hal itu keempat pelukis tertawa melihat aksi lucu sriya, yang di anggap menggemaskan karena kelucuan dan tersipu malunya.

" Bagaimana bisa julukan princess ice, begitu menggemaskan. Saat tersipu malu.

Perkataan sang pelukis membuat keempatnya tertawa, beserta guru yang ada.