Pertemuan antara lelaki bernama Saddam dengan perempuan bernama Ifah yang ternyata ibu kosnya Ifah adalah gurunya Saddam disaat SMA.
Ingin tau cerita lengkapnya, yuk simak novelnya Hani_Hany, menarik loh... jangan lupa like, komen, dan ajak para readers yang lain untuk membaca. yuks
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hani_Hany, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 12
Baru sempat update nih, banyak kesibukan di dunia Nyata. Hehehe
......................
"Hana, datang ki besok ke sekolah. Ketemu ki langsung dengan kepala sekolah nah." chat Jihan kepada Ifah, tidak lupa menggunakan salam sebelum memulai percakapan.
"Ok Jihan. Thanks nah!" balas Ifah.
"Sama sama Ifah. Aku tutup ya." pamit Jihan lalu menutup telfonnya.
"Apa yang harus ku persiapkan ya? Berkas kali ya!" lalu Ifah bangkit dari duduknya menuju tempat penyimpanan berkas seperti fotocopy KTP, fotocopy ijazah, dan kelengkapan lainnya.
***
Keesokan harinya Ifah bersiap untuk berangkat ke MTs Opu Daeng Risaku untuk mendaftar mengajar.
"Naik angkutan umum deh!" gumamnya lalu menuju pinggiran jalan raya untuk menunggu angkutan umum.
"Hay Ifah." sapa juniornya namanya Novi. Ketika diperjalanan Novi melihat Ifah berjalan seorang diri.
"Hay Novi. Kamu mau kemana?" tanya Ifah.
"Aku mau ke kota, ayo sini aku antar. Kamu mau kemana kah?" tanya Novi. Memang mereka junior senior di kampus tapi untuk usia justru Ifah lebih muda.
"Aku mau ke MTs, kamu mau ke daerah mana Nov?" tanya Ifah seraya naik diboncengan Novi.
"Aku mau ke Jalan Merdeka. Oh kamu ke MTs Opu itu ya? Aku lewati itu!" ucap Novi tampak berpikir.
"Betul Nov." lalu mereka melanjutkan cerita sambil Novi fokus pada kendaraannya.
"Kamu sudah selesai S2 Fah?"
"Belum, tunggu jadwal Seminar sambil kerja² gitu!" jawab Ifah agak keras karena suara angin.
"Bagus itu Fah, aku mah masih stay at home. Menemani mama di rumah Fah." ucapnya menjelaskan. Ifah mengangguk paham karena Novi anak yatim, ayahnya meninggal sudah lama, ibunya sakit²an dan untung ada tante dan omnya yang baik hati mau bantu biaya kuliah Novi serta kuliahnya.
"Kamu mau ngapain ke kota Nov?" tanya Ifah kepo.
"Mau ke rumah tante bersih², tante dan om sedang ke Makassar dan rencana mereka akan datang bersama keluarganya makanya rumahnya harus dibersihkan." jelas Novi.
"Oh begitu!" ucap Ifah lalu turun dari motor. "Alhamdulillah sudah sampai." gumamnya lalu mengambil uang untuk membayar Novi.
"Gak, aku bukan ojek ya! Aku pamit bay!" ucap Novi lalu pergi melajukan motornya dengan kecepatan sedang.
"Bener² si Novi." gumamnya sambil menggelengkan kepala melihat tingkah Novi yang pergi begitu saja dikasih uang. "Alhamdulillah dapat tebengan gratis." batin Ifah memasukkan kembali uangnya ke dalam dompet.
Ifah berjalan memasuki pintu pagar sekolah mencari keberadaan ruang kepala sekolah.
"Permisi bu. Mau tanya, ruang kepala sekolah mana ya bu?" tanya Ifah ramah pada guru tersebut yang tidak diketahui namanya.
"Oh. Kesana terus de, ada nanti tulisan ruang KeMad sebelah kiri ujung." jawabnya ramah.
"Terima kasih banyak bu." ucap Ifah lalu pamit mencari ruang yang disebutkan tadi.
"Ini kayaknya deh." gumamnya dalam hati.
Tok tok tok
"Masuk." suara dari dalam ruangan lalu Ifah membuka pintu dan benar saja didalam sudah ada Kepala Madrasah yang menunggu.
"Permisi pak. Saya atas nama Nurul Ifah." ucapnya ramah memperkenalkan diri.
"Ayo silahkan duduk." tunjuknya pada kursi didepannya diseberang meja. "Oh teman bu Jihan ya?" tanyanya. Ifah hanya mengangguk saja membenarkan.
"Ok. Bu Nurul nanti anda bisa mengajar disini tapi mata pelajaran Qur'an Hadis. Bisa?" tanyanya memastikan.
"Insya Allah bisa pak." jawab Nurul menyanggupi.
"Tapi begini bu, maaf disini sekolah swasta kecil jadi mohon maaf jika biayanya tidak sesuai dengan kerja ibu mengajar." jelasnya.
"Baik pak saya paham, kemungkinan saya juga hanya beberapa bulan saja sampai Tesis saya selesai." ucap Ifah jujur dan hanya diangguki oleh kepala Madrasahnya. "Terima kasih kalau begitu saya permisi pak." ucap Ifah pamit.
"Baik bu, ke Ruang guru saja cari jadwal Qur'an Hadis kelas VII hari apa dan berapa kelas." ucapnya lagi lalu Ifah keluar ruangannya menuju ruang guru.
"Hay Ifah. Gimana?" sapa Jihan memeluk Ifah.
"Peluk saya saja bu." ledek guru laki².
"Gak pak, gak boleh karena belum muhrim." ucap Jihan ketus.
"Ok akan saya halalkan bu!" jawab pak Guru serius.
"Ha? Jihan mau sama laki² begitu! Kayak cerewet, kalau sama aku hanya lawan debat tuh." batin Ifah ketawa.
"Ayo Ifah." Jihan menarik tangan Ifah menuju mejanya. "Apa kata Pak KeMad?" tanya Jihan antusias.
"Disuruh temui staf untuk menanyakan jadwal." jawab Ifah lalu Jihan menggandeng tangan Ifah menuju staf.
"Bu. Ini teman saya mau cek jadwal pelajaran!" ucapannya terjeda. "Apa Ifah?" tanyanya ke Ifah.
"Qur'an Hadis kelas VII." jawabnya singkat.
"Tunggu bu." jawab staf sambil cek jadwal. "Hari Senin dan Kamis bu. Karena dua kelas jadi ibu langsung ke ruangannya saja. Senin kelas VII A dan Kamis VII B." jelasnya.
"Terima kasih bu." ucapnya lalu mengajak Jihan menuju mejanya.