Menceritakan beberapa kisah pendek romansa kehidupan, juga perjalanan dalam mencari kebahagian yang sejati.
Hal-hal yang umum terjadi di sekitar kita maupun yang tidak bisa kau pikir sebelum nya. Semua tertuang dalam kisah-kisah mengharukan dan mendebarkan.
Semoga kalian dapat terhibur dengan kisah pendek ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lan05, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Nadien & Varo 2
Kali ini Nadien mulai memberanikan diri untuk kembali mendekati Varo yang saat ini terlihat serius mengerjakan tugas nya di taman belakang kampus sembari sesekali memakan bekal nya.
"Varo." Panggil Nadien yang saat ini sudah sampai di hadapan Varo.
Varo yang mendengar nama nya di panggil langsung mendongakan kepala nya melihat siapa gerangan yang memanggil nya, karena selama dirinya berkuliah Varo sama sekali tidak mempunyai teman dekat. Yang dekat dengan dirinya hanya karena ada butuh nya saja atau saat ada tugas bersama. Selebih nya dirinya tidak mempunyai teman sama sekali.
"Ooohh.." Terlihat Varo yang berusaha mengingat nama gadis di depan nya ini.
"Nadien." Jawab Nadien saat melihat kebingungan di wajah Varo. Seperti nya Varo tidak terlalu menganggap penting perkenalan mereka kemarin. Tapi tidak apa-apa Nadien saat ini hanya bertekad untuk lebih dekat dengan Varo itu saja.
"Aahh.. iya, kau gadis yang menolongku." Ucap Varo saat telah mengingat gadis di depan nya.
"Ada apa.?" Tanya Varo penasaran mengapa gadis populer di kampus nya ini menghampiri nya.
"Bukan apa-apa.. aku hanya ingin menyapa saja saat melihat mu disini." Jawab Nadien yang berusaha tenang.
Varo hanya mengangguk saja lalu kembali fokus dengan tugas nya.
Nadien yang melihat Varo sedang serius seperti itu semakin membuat nya terlihat tampan, tenangkan dirimu Nadien kau harus tampil cantik dan elegan di depan Varo.
"Bolehkah aku duduk disini.?" Tanya Nadien.
"Silahkan." Jawab Varo yang masih fokus dengan tugas nya.
Setelah mendapat izin Nadien pun segera duduk di samping Varo memperhatikan lelaki itu yang sangat serius jika dihadapkan oleh tugas.
"Bukan kah lebih baik seperti ini." Celetuk Nadien menunjukan cara yang lebih efisien menurut nya saat melihat tugas yang sedang dikerjakan Varo.
Varo yang mendengar saran Nadien langsung menoleh, dirinya juga sebenar nya sudah memikirkan cara itu tadi namun saat mendengar Nadien mengatakan hal yang sama dengan pemikiran nya entah mengapa terasa menyenangkan, tidak buruk juga ternyata memiliki teman yang sepemikiran.
"Ya aku juga memikirkan hal yang sama." Jawab Varo yang tidak sadar sedikit menunjukan senyum lebar nya.
"Benarkah.?" Tanya Nadien antusias, padahal dirinya tidak ada maksud apa-apa Nadien hanya murni memberi saran saat melihat tugas yang sedang dikerjakan oleh Varo.
Varo pun hanya mengangguk sebagai balasan nya dan kembali melanjutkan tugas nya, dengan berani Nadien kembali memberikan saran karena melihat penerimaan Varo kepada nya dan mereka akhir nya saling berdiskusi bersama hingga tugas Varo selesai.
Nadien rasa nya sedikit lebih mengenal Varo saat ini, ingat hanya sedikit dirinya tidak mau terlalu besar kepala. Tapi pemikiran nya sedikit berubah tentang Varo, dulu dirinya tidak berani mendekati Varo seperti saat ini karena melihat sikap nya yang dingin dan seakan memberi jarak pada orang-orang sekitar nya. Itulah sedikit dari banyak nya alasan Nadien tidak mendekati Varo saat Senior High school dan lebih memilih untuk mencintai dalam diam.
Namun kali ini dirinya melihat sisi lain dari Varo yang baru ia lihat, yaitu Varo yang ternyata amat sangat menghargai lawan bicara nya jika itu menyangkut hal yang penting itu yang ia tangkap selebihnya dirinya hanya akan menjawab seperlunya.
Lalu hal lain nya adalah Varo jika sedang mendengarkan lawan bicara nya mata nya tetap tertuju kepada mata lawan bicara nya. Sementara Nadien tidak bisa diperlakukan seperti itu terlebih oleh Varo kalau orang lain sih Nadien berani-berani saja. Masalah nya ini adalah Varo yang melakukan yang notabene nya adalah Crush nya sedari dulu. Rasa nya kalau dirinya tidak pandai menyembunyikan sudah pasti perasaan nya akan ketahuan saat itu juga.
"Kau ada kelas lagi.?" Tanya Nadien yang melihat Varo mulai membereskan semua peralatan nya kedalam tas.
"Tidak ada." Jawab Varo singkat sambil menatap kearah nya.
"Oohh.. begitu, kalau begitu sampai jumpa." Sembari tersenyum Nadien berpamitan.
"Ya." Angguk Varo.
Mereka pun berpisah dengan tujuan masing-masing dan perasaan yang berbeda juga. Yang satu dengan perasaan bahagia yang membuncah sementara yang satu nya dengan perasaan asing yang baru ia alami.
Namun yang jelas benang takdir mulai terjalin diantara mereka dengan cara yang tidak terduga juga dengan segala kerumitan nya.
***
Entah sejak kapan Nadien dan Varo mulai semakin dekat, yang jelas saat ini hubungan keduanya terlihat lebih akrab bahkan kedekatan mereka telah menjadi obrolan publik dan topik terhangat di kampus mereka. Bagaimana tidak yang saat ini dekat dengan Varo adalah wanita dengan title 'Queen' di kampus mereka, disamping kecantikan dan kekayaan nya Nadien terkenal dengan segudang prestasi nya. Semantara Varo walaupun ia salah satu mahasiswa berprestasi tetapi dirinya terlalu dingin dan tertutup sehingga orang-orang jarang mengenali nya.
Maka dari itu berita kali ini benar-benar membuat seisi kampus penasaran bagaimana bisa seorang Varo lelaki yang tidak terlalu terkenal dapat bersanding dengan 'Ratu' kampus mereka.
Namun sayang Varo sama sekali tidak terlalu peduli dengan sekitar nya, bahkan dirinya tidak menyadari bahwa kini ia telah menjadi topik terpanas di kampus nya.
Entah Varo menyadari nya atau tidak tetapi semenjak kedekatan nya dengan Nadien orang-orang yang membully nya sudah tidak terlihat lagi batang hidung nya. Jangan tanyakan karena ini adalah ulah Nadien, dirinya akan melakukan apapun untuk Varo
Ya Nadien sudah sebucin itu kepada Varo, apalagi semenjak kedekatan nya yang semakin intens dengan Varo. Entah Varo mulai menyadari nya atau tidak.
"Hai.." Sapa Nadien yang melihat Varo yang lagi-lagi pasti kalau tidak membaca ya mengerjakan tugas, hidup nya monoton sekali.
"Hai.." Dan seperti biasa juga sapaan nya pun selalu dibalas dengan singkat, tapi percayalah mereka sudah sedekat itu jika dibandingkan orang lain yang sama sekali tidak digubris oleh Varo.
"Apa kau tidak bosan hanya melakukan rutinitas itu saja saat di kampus.?"
"Tidak... tolong jangan menggangguku saat ini, aku sedang sibuk." Ketus Varo yang sedang sangat serius melihat layar laptop nya tak lupa jari jemari nya yang lincah mengetikkan sesuatu.
"oke.. oke tuan perfeksionis, aku akan membelikan minuman kalau begitu, tunggu disini." Varo hanya menyatukan kedua jari nya membentuk tanda oke.
Nadien pun beranjak pergi membeli minuman untuk mereka berdua.
"Sudah selesai.?" Tanya Nadien yang sudah kembali sembari menyerahkan minuman pada Varo yang langsung diterima oleh Varo.
"Sudah tapi masih ada beberapa yang kurang menurut ku, mau menilai nya?" Tanya Varo santai. Ya dirinya sudah se santai itu dengan Nadien bahkan tak segan-segan meminta penilaian dari gadis itu.
"Kau percaya dengan penilaian ku.?" Tanya Nadien memastikan.
"Kenapa tidak, kita lihat saja penilaianmu akan seperti apa.?" Enteng Varo tak mempermasalahkan apapun, dirinya tidak merasa bahwa dirinya paling pintar dan benar Varo tetap menghargai segala pendapat jika itu menyangkut hal penting garis bawahi, hal penting. Kalau tidak dirinya tidak mau repot-repot mendengar apa kata orang.
Namun sedikit berbeda kepada gadis di samping nya ini, Varo tidak keberatan sekalipun terkadang Nadien mengomentari penampilan nya, kegiatan nya yang monoton atau bahkan sikap nya yang dingin seperti es katanya. Varo sama sekali tidak keberatan, bahkan dengan kehadiran Nadien dapat sedikit memberi warna dalam hidup nya.
"Kenapa aku merasa sedang dinilai, padahal ini adalah tugas mu." Gumam Nadien saat mengambil laptop Varo untuk melihat hasil tugas nya.
Varo yang mendengar gumaman Nadien hanya tersenyum tipis.
"Bagaimana.?" Tanya Varo menunggu penilaian dari Nadien.
"Ya kau benar... menurut ku masih bisa lebih baik lagi. Tapi ini juga sudah cukup bagus."
"Seperti itu, baiklah terimakasih aku akan sedikit perbaiki setidak nya pekerjaan ku sudah cukup bagus."
Nadien hanya mengangguk mengiyakan perkataan Varo.
"Mau pulang sekarang.?" Tanya Nadien.
"Ya.. tapi hari ini aku ada kerja paruh waktu jadi tidak bisa mengantarmu sampai rumah."
"Tidak apa-apa, aku ikut ke tempat kerja mu saja... bolehkan.?" Nadien sedikit berharap kali ini Varo mengijinkan nya ikut, karena setelah kedekatan mereka yang semakin intens Nadien semakin ingin mengetahui kegiatan dan keseharian Varo seperti apa.
Bahkan beberapa minggu terakhir ini mereka pulang bersama, tetapi bukan menggunakan mobil pribadi Nadien namun menggunakan bis umum yang biasa Varo naiki kemanapun ia akan pergi. Dan itu merupakan pengalaman pertama Nadien menggunakan angkutan umum dan itu sangat menyenangkan menurut nya terlebih dengan Varo.
Varo yang sedikit khawatir jika melepas Nadien sendirian menggunakan angkutan umum akhir nya mengantar nya sampai tujuan, walaupun akhir nya dirinya yang berkorban bolak balik menggunakan bis. Hingga sampai saat ini mereka terbiasa pulang bersama menggunakan bis.
Tidak hanya Nadien yang melihat sisi lain Varo, Varo pun melihat sisi lain dari 'Ratu' kampus nya ini. Varo sedikit tidak menyangka sebenar nya bahwa Nadien bisa menyesuaikan diri dengan keseharian nya yang bisa dibilang sangat jauh dari kata mudah, berbeda sekali dengan kehidupan Nadien yang serba mudah menurut perkiraan nya. Karena dapat terlihat dari perilaku dan penampilan Nadien sehari-hari yang tanpa Nadien sendiri yang harus berbicara menunjukkan status sosial nya.
"Sudah tidak usah.. aku pulang sampai larut." Sanggah Varo yang sebenarnya tidak mau sampai Nadien harus ikut ke tempat kerja nya. Karena pasti Nadien akan bosan harus menunggu nya yang sedang bekerja.
"Please.. satu kali ini saja, aku penasaran boleh yah." Bujuk Nadien menggunakan jurus andalan nya yaitu tatapan memelas nya yang ia keluarkan juga saat membujuk Daddy nya.
Varo hanya menghela napas panjang melihat kegigihan Nadien yang membujuk nya, entah kenapa dirinya akhir-akhir ini sulit menolak permintaan Nadien padanya. Dari mulai ke kantin bersama, pulang bersama sampai yang saat ini ingin mengikuti nya ke tempat kerja.
"Baiklah... tapi jangan mengeluh bosan padaku." Ucap final Varo pada Nadien.
"Deal." Senyum bahagia nya terbit kala permintaan nya dikabulkan oleh Varo.
Begitulah kedekatan mereka semakin terjalin dengan perlahan, Namun sedikit demi sedikit rasa keinginan itu berubah semakin haus dan serakah meminta nya untuk menjadi satu-satu nya, akankah dirinya bisa mengontrol perasaan yang mendominasi nya atau malah menjadi kehilangan segalanya kita tidak tahu.
Semua kembali kepada keputusan yang akan diambil oleh nya, akan berbuah manis atau tidak sama sekali.