Ayyana seorang gadis yg berjuang namun di khianati adik tirinya, ia di bunuh dan menyaksikan pembunuhan ayah dan ibunya oleh tunangan dan saudara tirinya.
ia kembali hidup di dunia yang berbeda dengan dunia nya, dan menjadi orang yg seperti dirinya dan juga memiliki dendam.
untuk bisa kembali ke dunianya ia harus membalas kan dendam pemilik tubuh asli sebagai harga.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aludra geza alliif, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
perburuan 5
sir Devon berjalan karna khawatir, biasanya pelayanan di sini tak begitu menghormati ayya seperti di rumah, mereka di sini kini tidak takut dengan ayyana, karna Duke dan nyonya Baldwin tak ada.
memikirkan hal itu sir Devon terus merasa khawatir, dan saat memasuki lorong ia bisa mendengar suara teriakan dan terdengar sangat ramai.
saat ia sampai daisy berdiri di samping ayyana yg tampak memar
" ada apa?? " tanya sir Devon
" kejadiannya begitu cepat mereka memukuli ku " kesal ayya dengan wajah memerah dan mengeluarkan suara agak tertekan
" tidak sir nona memukuli ku aku sama sekali tidak memukul nona "
pelayanan berambut pirang itu memang terlihat memar dan rambut acak acakan, ia memasang muka sedih
" sir Devon aku sangat takut ..... kau harus mengganti semua pelaYan di sini aku tidak mau tahu "
melihat si pelayanan memasang muka tersakiti kini aya mendapat ide
" daisy panggilkan tabib aku sangat terkejut dan aku hampir tak yakin bisa berdiri " ujar anna tanpa melihat sir Devon
" aku bisa melihat mu memukuli nona " sir Devon merasa kesal karna ia tau pasti pelayanan ini yg mencari masalah
ayyana berjalan di depannya dengan terhuyung hitung dan hanya memakai handuk mandi dengan cekatan ia menggendong ayyana ke kamar dan meletakkannya
" sial aku tak bisa mandi " keluhnya sedih dalam hati
" apa kau baik baik saja apa yg sebenarnya terjadi?? "
tanya sir Devon
" entahlah kejadiannya begitu cepat" seorang tabib datang dan mengobati memar ayyana yg kemerahan, ia memukulnya terlalu keras tadi,
" lain kali berhati hatilah aku akan mengganti semua pelayan di villa ini " ujar sir Devon, setelah tabib pergi sir Devon menyiapkan makanan membantu daisy mengerlingkan matanya kekiri dan kekanan lalu pergi begitu saja,
" sir Devon pergilah ku juga ingin istirahat "
sir Devon hanya melirik sebentar d@n menyuapi ayyana lagi
" aku tak akan meninggalkan seorang wanita yg gampang terluka " sir Devon tak memedulikan ucapan ayya,
ayya sendiri menyesal telah berakting seperti ini ia merasa sangat lengket karna belum mandi. tak lama daisy datang kembali
" sir Devon Duke datang!!! "
" ayya tetaplah disini " sir Devon berdiri dan berjalan menuruni anak tangga dan memelototi si kepala pelayan
" jika dia terluka sedikit lagi aku akn mengulitimu dan ku jadikan makanan ikan biasku.. lalu aku berbisik pada ikan ikan itu. ini adalah kulit kepala pelayan dan mereka bisa mencium bau busuk kulit mu dan membenci mu " kepala pelayan mendengarkan omong kosong itu dengan merinding dan takut. ia sendiri tau jika sir Devon adalah iblis ber wajah malaikat.
terkadang ucapannya tak terjadi namun terkadang ia juga melakukannya, jadi hal itu tak bisa di prediksi. dan sir Devon juga orang yg sangat aneh.
sir Devon turun dengan kemeja putih dengan bunga emas dikerahnya.
" selamat datang Duke Baldwin " Duke Baldwin memandang sir Devon bingung
" ah aku sekarang kau ingin kembali ke Duke stranger aku sudah menandatangani suratnya " sir Devon tersenyum lalu menatap surat yg telah di tanda tangani, nyonya Baldwin dan anna sudah masuk duluan, namun saat Duke masuk air Devon juga masuk
" hey Duke stranger kenapa tak pulang ke villa mu sendiri "
" ayah mertua kekasih ku sudah di pukuli pelayan!! "
Duke terlihat kaget dan menatap air Devon serius
" apa yg baru saja kau katakan?? "
mereka menuju kamar ayya dan mendapati ayya sedang berbaring dengan obat memar di wajahnya
" aku sudah lama mengetahui ini tapi aku memang harus mengganti pelayan, tapi sepertinya ini tidak mungkin "
Duke segera turun bersama nyonya Baldwin, Anna melihat mereka dari bawah dengan perasaan kesal
" kau harus menyingkirkan mereka "
suara itu terngiang-ngiang di telinganya membuatnya frustasi. payang yg ia utus sudah terluka.
ia duduk di Shofa kamarnya dan seekor burung merpati datang dengan surat di kakinya
* aku sudah mengatur pembunuhan untuk sir Luke dan juga nona ayyana *
dalam surat itu juga tertulis petunjuk untuk menggiring mereka . namun Anna yakin pembunuhan akan terjadi malam ini
ia berjalan di kamar di lorong dan melewati kamar ayya
" dia sudah tertidur "
ia segera turun dan duduk di balkon, "kini Duke Baldwin hanya akan memiliki ku sebagai pewaris" bisiknya dengan hati sedikit senang namun masih menyisakan kecemasan.
ayyana membuka matanya, mempelajari kungfu tentu saja membuatnya bisa mendeteksi kehadiran seseorang, daisy sudah tertidur dan tak ada dikamar, dengan cepat ia mengambil mantel hitam dan memakainya. ia berjalan menuju kamari dan masuk.
suara derap kaki melangkah di malam hari terdengar begitu jelas untuk ke dua kalinya, derap kaki itu berat dan terlatih hingga hampir saja tak terdengar.
darinya menguar bau tajam, bau amis dan bau pinus, pinus tumbuh di dataran tinggi dan menengah, bahkan ada bau basah ia berasal dari tempat yg lembab.
orang itu berjalan dengan gesit sudah sampai di ranjang ayyana, ayya ada di lemari dengan menggantungkan dirinya di gantungan kain, mantel itu menutupi kakinya tangannya hampir saja melepas pegangannya, orang itu menyalakan lilin ayyana bisa melihat wajah tampan itu jantungnya berdegup kencang saat lelaki itu mengeluarkan pedangnya dan menusuk ranjang
" kenapa dia tampan, harusnya pembunuh tak usah memiliki wajah tampan "
ia tersenyum dan pembunuh itu mengarahkan lilin ke arahnya, ia dengan cepat menjulurkan lidahnya dan membuat pose orang terbunuh.
" han??? hantu?? " pria itu mendekat dan menyentuh ayya
" masih hidup?? " dengan cepat ayya menendang perut pria itu lalu mengambil tatakan lilin yg terbuat dari besi dan memukul kepala pembunuh itu dengan keras
ia dengan cepat menggantung pembunuh itu di lemari raksasa dengan seprai dan juga ikat pinggang menyesal mulutnya dengan kasus kaki perjalanan yadi siang, dan dengan percaya diri mengeluarkan semua alat perlindungan pria itu, dari pisau kecil, cambuk, bubuk merica, racun dan juga pedang
" wah kau sangat waspada " senyum ayya lalu memasukkan barang barang itu di kotak emas dan menyimpannya
mari terus saling mendukung untuk seterusnya 😚🤭🙏