NovelToon NovelToon
Waiting For You

Waiting For You

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO / Cinta setelah menikah / Pernikahan Kilat / Identitas Tersembunyi / Romansa / Penyelamat
Popularitas:77k
Nilai: 4.9
Nama Author: Andreane

Bagaimana rasanya menikah dengan orang yang tidak kita kenal?
Baik Arsya maupun Afifah terpaksa harus menerima takdir yang telah di tetapkan.

Pada suatu hari, ayah Afifah di tabrak oleh seorang kakek bernama Atmajaya hingga meninggal.
Kakek tua itupun berjanji akan menjaga putri dari pria yang sudah di tabraknya dengan cara menikahkannya dengan sang cucu.

Hingga pada moment di mana Afi merasa nyawanya terancam, ia pun melakukan penyamaran dengan tujuan untuk berlindung di bawah kekuasaan Arsya (Sang suami) dari kejaran ibu mertua.

Dengan menjadi ART di rumah suaminya sendirilah dia akan aman.

Akankah Arsya mengetahui bahwa yang menjadi asisten rumah tangga serta mengurus semua kebutuhannya adalah Afi, istrinya sendiri yang mengaku bernama Rere?

"Aku berteriak memanggil nama istriku tapi kenapa kamu yang menyahut, Rere?" Salah satu alis Arsya terangkat.

"Karena aku_" Wanita itu hanya mampu berucap dalam hati. "Karena aku memang istri sahmu, pak Arsya"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Andreane, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

part 11

"Suara apa tadi?" Tanya Prilly, spontan Afi berbalik ketika tiba-tiba mendengar ucapan dari arah belakang.

"I-itu, bu! Pisau tadi jatuh" Mendengar jawaban Afi, mata Prilly langsung tertuju pada beberapa pisau yang masih rapi di tempat penyimpanan.

"Pisau yang mana? Semua pisau ada di sana" Wanita setengah baya itu menunjuk ke arah pisau menggunakan dagunya.

"Baru beberapa hari bekerja di sini sudah berani bohong?" Ucapnya lagi sembari melangkah mendekat, membuat Afi kian ketakutan.

"Sudah saya taruh kembali, bu"

Prilly tersenyum miring, sekaligus menatapnya dengan sorot membunuh.

"Kamu fikir saya percaya? Lihat wajahmu, kamu seperti maling yang tertangkap basah"

"Katakan padaku hal apa yang sudah kamu dengar?" Lanjutnya dengan sinis.

"Tidak ada bu" Jawab Afi seraya menggelengkan kepala.

"Ckk, baiklah kalau tidak mau ngaku. Lupakan, dan anggap saja kamu tidak mendengar apa yang kami bicarakan. Kalau tidak" Ancam Prilly terdengar menakutkan. "Kamu yang akan aku singkirkan"

Untuk kesekian kali Afi menelan ludahnya sendiri dengan amat susah. Sungguh ini menguji adrenalinnya.

"Hanya menjentikkan jari saja, kamu bisa secepat kilat aku singkirkan, mengerti?"

"Iya bu" Sahut Afi setenang mungkin.

"Ingat, anggap saja kamu tidak mendengar apapun, dan jangan beritahu siapapun mengenai ini, apalagi Arsya"

"B-baik, bu"

Prilly mencermati wajah Afi dalam-dalam, semenit kemudian dia pergi meninggalkan Afi yang masih merasakan ketakutan.

Syukurlah bu Prilly tidak curiga dengan ponselku.

Afi membatin sambil melirik ke arah ponsel yang ia sembunyikan di bawah serbet.

Ia lantas mengelap keringatnya di sekitar dahi, hingga leher.

Benar-benar uji nyali, ini pertama kalinya Afi meraskan hal yang se heroik ini, sampai nyawa pun seakan ia pertaruhkan.

Karena masih di liputi rasa takut, ia tak dapat berkonsentrasi saat memasak, gula pasir saja di anggap garam, dan ikan Nila yang ia goreng sedikit gosong.

Bahkan ia amat sangat tersentak ketika Arsya tiba-tiba memasuki area dapur.

"Kenapa sampai kaget gitu, Re?" Tangan Arsya terulur membuka pintu kulkas.

"Maaf, pak. Saya kira siapa"

Pria itu tersenyum meresponnya. "Kamu kira mamah? Jangan takut sama mamah, beliau orang baik, kok"

See... Pak Arsya begitu percaya pada mamahnya karena yang dia lihat hanya baiknya. Sisi gelapnya pria itu tidak tahu.

Batin Afi.

Bagaimana aku memberitahu dia kalau mamahnya juga memiliki sisi negatif? sudah jelas dia tidak akan percaya kalau aku tak memiliki bukti.

"Masak apa, Re?" Tanyanya setelah pria itu meneguk air yang baru saja ia ambil dari dalam kulkas. Suaranya kembali mengagetkan Afi yang sedikit tak fokus.

"Sop iga, oseng pare, sama ikan nila, pak"

"Sudah tahu kan, mamah sama temannya mau makan malam di sini?"

"Teman?" Cicit Afi, tak paham.

"Silvia, wanita itu namanya Silvia"

"Bukannya dia calon istri pak Arsya"

Pria itu, bukannya menjawab malah menerbitkan senyum penuh arti. "Ngaco, kamu! Saya kan sudah menikah"

"Tapi bu Prilly bilang begitu"

"Tapi yang mamah katakan itu nggak benar"

"Oh" Sahut wanita yang masih memegang sutil di tangannya.

"Besok saya nggak ke kantor, kamu bantu saya beres-beres kamar iya, soalnya malamnya kemungkinan istri saya sudah di sini"

"Baik, pak, tapi_" Afi memenggal kalimatnya sendiri.

"Tapi apa?" Arsya mengernyitkan dahinya penuh tanya.

"Apa bu Prilly nggak tahu kalau pak Arsya sudah menikah?"

"Enggak, tapi nanti juga tahu kok, nggak mungkin saya menyembunyikan hal sebesar ini dari mamah saya sendiri"

Afi manggut saja merespon Arsya. Tak berapa lama, Arsya pun beranjak dari dapur menuju ke ruang santai yang ada di lantai dua. Dimana dua wanita bernama Prilly dan Silvia sedang berkutat sembari menonton televisi.

Malamnya, tepat pukul tujuh, beberapa menu makanan sudah siap tersaji di meja makan.

Arsya, Prilly, serta Silvia juga sudah duduk di kursinya masing-masing.

Tidak dengan Afi yang langsung menolak ajakan Arsya untuk makan satu meja dengannya. Selain dia tak nyaman makan bersama orang-orang elit, ia juga di interupsi oleh lirikan Prilly yang menyiratkan untuk tidak menerima perintah majikannya.

Afi pun menikmati makan malam sendirian di meja dapur. Karena nafsu makannya belum kembali, dia hanya mengacak-acak makanannya, dia justru fokus dengan obrolan Prilly dan sang putra.

"Kamu benar nggak menikahi gadis itu, kan?" Tanya Prilly.

Afi menajamkan pendengaran agar bisa mengupingnya.

"Memangnya kenapa, mah?" Tanya Arsya cuek, ia sibuk memasukkan sendok berisi lauk ke mulutnya.

"Pakai nanya, lagi. Ya mamah nggak setuju, lah. Mamah nggak rela jodoh kamu itu wanita rendahan, mamah ngelahirin kamu tuh penuh pengorbanan. Kalau tante Dinda nggak nolong mamah, entah kita bisa selamat atau tidak" Ketusnya. "Jodoh kamu harus sepadan dengan keluarga kita. Lihat Silvia, dia menunggumu"

"Ya udah, mulai sekarang nggak usah nunggu" Balas Arsya dengan entengnya, padahal jelas-jelas wanita yang ia maksud mendengarnya. Arsya lantas memindai wajah Silvia. "Kamu cari yang lain saja Sil, nggak usah nunggu aku yang nggak jelas gini"

"Arsya, jaga mulut kamu" Potong Prilly cepat.

"Aku hanya nggak mau PHP in orang, mah"

"Maksud kamu apa si? Apa jangan-jangan kamu sudah menikahi gadis pilihan kakek?" Selidik Prilly, lengkap dengan picingan mata khasnya.

"Pokoknya mama nggak sudi loh ya punya menantu penyakitan"

"Apa maksud mama?" Arsya membalas tatapan mamahnya. "Penyakitan gimana, mah?"

"Loh, kamu nggak tahu, ibunya kan mati karena AIDS?"

"Mamah tahu dari mana, jangan fitnah deh, mah"

Disini Silvia hanya diam menjadi pendengar. Sementara Afi sedikit tercengang dengan ucapan ibu mertuanya.

"Dia bilang ibu meninggal karena AIDS? Ini pasti bu Dian yang bilang gitu, hanya dia yang nggak suka sama ibu" Lirih Afi, kembali menajamkan pendengaran karena Prilly kembali bersuara.

"Mamah itu nggak fitnah, Arsya. Mamah dengar sendiri dari tetangga dekatnya kalau ibunya meninggal karena penyakit aib itu"

"Hati-hati kalau ngomong mah" Arsya masih sesantai itu, sebab memang sifatnya setenang itu.

"Pokoknya mamah nggak mau tahu, kamu nggak boleh menikahinya, toh kakekmu sudah meninggal, dan gadis itu pergi entah kemana?"

Mendengar apa yang mamahnya katakan, pria itu menjeda suapannya. "Pergi, maksud mama?" Ada sorot bingung terpancar dari kedua bola mata Arsya.

Prilly tersenyum sinis. "Hhh.. Kamu benar-benar nggak tahu dia kabur kemana, kan?"

Persekian detik, Arsya merasa di rundung kecemasan. "Dari mana mamah tahu kalau dia pergi?"

"Seharian ini mama mencari tahu soal gadis itu, dan nggak ada satu orang pun yang tahu jejaknya. Mungkin dia kabur karena nggak mau menikah denganmu. Tapi itu bagus, mamah senang dia pergi, bila perlu, hanyut sekalian"

"Mah_" Seru Arsya lembut. "Jangan kayak gitu, lah, biar bagaimanapun dia kehilangan ayahnya karena kita"

"Kita?? Hhh sori deh Arsya, jangan bawa-bawa mamah untuk urusan itu, kakek kamu tuh yang harus di salahkan. Kakek yang menabraknya, bukan mamah"

Kepala Arsya tergeleng, namun dalam hati ia berfikir keras apakah yang mamahnya katakan itu benar?

Hingga selesai makan malam, Prilly serta Silvia pun sudah pamit pulang, pria itu langsung bergegas menghubungi asistennya.

Bersambung

1
Euis Resmawati
Luar biasa
tiara officiall
ini sekuelnya novel apa sih.kok nama2nya aku merasa asing.
tiara officiall
klu ngobrol diluar kamar donk,kan taunya Rere itu hanya art,bukan istri
tiara officiall
Arsya menurutku tll baik jadi majikan.untumg aj art nya istrinya sendiri,klu enggak,gak baik itu akibatnya.masak beli baju art nya disuruh cobain,kan itu utk baju istrinya
tiara officiall
mampir kak anne
Ari Prastiwi
kebangetan sih Bu Prilly kalau masih menolak kehadiran menantu satu-satunya.
N I A 🌺🌻🌹
oke mbak anne sukses terus karya2 nya
Sugiharti Rusli
baik lha nanti ditengok kalo uda tamat yang ini,,,
Salim S
di tunggu bonchap nya thor...kirain up sore2 eeeh ternyata promo novel baru...ok semangat thor....
💜🌷halunya jimin n suga🌷💜
sikap aneh istriku ngak lanjut tor
💜🌷halunya jimin n suga🌷💜: Oalah padahal ceritaya bagus loh ...emak dah fans di sana saking senengnya otor bikin kisah ini....tapi semua kembali lagi pada otor emak mah cuma terimakasih dikasih lahan buat cuap cuap ...grtisss lagi ...sehat n sukses selalu ka anne
Anne: banyak reader yg ta blokir di sana karena komentar julid banget. jd ta stop mohon maaf.
total 2 replies
Asri
lompatannya mantap kak. hihihihi
semoga end nya nanti sudah baikan semua 😊
Dia Amalia
hahhh akhirnya terlewati penasarannya update ☺️☺️
Ainisha_Shanti
semoga mertua seperti bu Prilly hanya ada dalam novel. kalau ada dalam dunia nyata, kasihan yang jadi menantu nya
Sugiharti Rusli
sangat egois sih si bu Prilly itu,,,
N I A 🌺🌻🌹
tapi si prily kasi karma dulu lah thor sblm end🤭🤭😂😂😂😂
tiara
ngga kerasa ya udah mau end aja, lanjuut thor semangat upnya
Salim S
udah 3 tahun aja...and bentar lagi end...udah lamaaaaa kali up nya eeeeeh malah bilang bentar lagi end ya....hadeeeeh othor nungguin tiap hari bolak balik ga ada notif tp its ok yg penting afi sama arsya happy ending ga sabar nunggu reaksi s prilly kalau ternyata selama ini arsya hidup bahagia sama istri dan anaknya....lanjuuuut,apakah akan ada bonchap nya.....sekali2 double or triple up dong sebagai hadiah buat readers mu thor....
Lukman Hakim
thorrr....kemana...ditungguin ini lanjuttt
Lyzara
ish ish segituya bu prilly.. kira2 gimana nanti cara tobatnya ya? di apain sama othornya ini nanti /Frown/
Anne: thankyou
total 1 replies
Puspita
trimakasih sudah up lagi 🙏🙏
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!