Astin. Seorang siswa academy pahlawan peringkat bawah dengan reputasi buruk.
Menyadari dirinya pernah memiliki kehidupan lain. Ia mulai mengetahui tentang kebenaran dunia ini. Dari awal sampai menuju akhir.
Ia yang mengetahui masa depan mencoba merubah garis takdir yang akan menimpa diri beserta orang di sekitar.
Mencoba menyelamatkan. Menghindari tragedi. Dan mencegah akhir dari dunia.
Semoga saja. Dia dapat memanfaatkan semua pengetahuan itu. Jika tidak? Semua hanya akan binasa.
1000 kata per bab. Update? Kalau mood saja.
Lagu : Floating Star. (Kirara).
Lirik : Nemuri no... awa yuki... owari no yume wo miyou wo...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aegis aetna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Diambil Alih.
...Cerita berlanjut....
Episode dua belas.
Alisha tiba-tiba terduduk bersimpuh. Kedua telapak tangannya menapak di lantai kamar mandi sebagai tumpuan diri. Rambut emas miliknya yang tergerai panjang, menutupi sebagian wajahnya yang tengah menunduk...
"Hihihi... Hahaha... Akhirnya... Akhirnya..."
Suara cekikikan yang tidak sesuai dengan penampilannya, menggema di seluruh ruang.
Sesaat pupil emas Alisha diwarnai merah. Dan sebuah seringai lebar, melengkung dari bibir merah muda cerah mungilnya yang kembali bersuara...
"Akhirnya setelah sekian lama... Aku berhasil mengambil alih tubuh gadis bodoh ini... Gadis bodoh yang telah menyia-nyiakan perasaan pangeranku yang begitu tulus... Tetapi...!"
Ekspresi Alisha tiba-tiba berubah menjadi marah...
"Kenapa? Kenapa kenapa kenapa?! Kenapa pangeranku malah mencium gadis cengeng itu?! Bukankah dia tidak menyukainya?!"
"Sudah beruntung aku berpindah pada tubuh gadis yang sangat disukainya. Tetapi kenapa?!"
Jemari Alisha mencengkram erat lantai di bawahnya, sehingga kuku-kukunya yang terlihat indah hampir saja mengelupas...
"Apa semua ini akibat penalti yang diberikan oleh Dewi sialan itu...?!"
Ekspresi marah pada wajah Alisha tiba-tiba berubah, ketika ia menyadari kemungkinan tersebut... Ia lantas berdiri, untuk melihat cerminan diri...
"Yaah... Setidaknya aku bisa memasuki dunia ini. Aku tidak menyangka, Dewi menyebalkan itu akan mengabulkan permintaan konyol ku, seperti memasuki dunia fantasi semacam ini."
Alisha menangkupkan kedua tangan, sehingga paras indahnya kini ternodai oleh darah yang merembes dari kuku-kukunya...
"Hihihi... Wajah gadis bodoh ini benar-benar sangat cantik sekali. Pantas saja pangeranku sangat tergila-gila padanya."
Beberapa saat berikutnya, ekspresi Alisha tiba-tiba berubah jadi mengeras...
"Tetapi sepertinya Dewi sialan itu tidak akan membiarkan aku mencapai tujuan dengan begitu mudah. Bahkan sampai merubah sikap pangeranku, dan juga membuatnya menyukai gadis cengeng itu..."
"Aku tidak akan membiarkannya. Mana mungkin aku membiarkan hal itu. Setelah lima tahun aku berupaya keras mengambil alih keberadaan gadis bodoh ini... Akhirnya aku..."
Alisha menggigit ujung kuku jari telunjuknya, darah segar kini merembes keluar dari sudut mulutnya...
"Aku pasti akan menyingkirkan gadis cengeng yang selalu menempeli pangeranku. Dan juga menyingkirkan semua wanita pengganggu yang mengelilinginya..."
"Dengan begitu, aku bisa memiliki pangeranku tersayang hanya untuk diriku sendiri. Dan menyelamatkan dia dari nasib tragis yang akan menewaskan dirinya... Tunggu..."
Alisha tiba-tiba menyeringai lebar, ketika memikirkan sesuatu...
"Bukankah gadis cengeng itu akan mengalami nasib yang sangat mengenaskan, saat krisis awal skenario nanti...?!"
Alisha terkikik bahagia, ketika membayangkan adegan yang sangat mengerikan tersebut. Sembari menangkup wajahnya yang dilumuri darah...
"Hihihi... Kalau begitu... Bukankah aku hanya perlu menggiring dia menuju takdir yang seharusnya? Sembari aku mencegah kematian pangeranku...?"
"Fu fu fu... Dengan begitu... Akan jauh lebih mudah untuk menyingkirkan dia, tanpa harus membuat namaku menjadi buruk. Tetapi..."
Alisha membuka matanya lebar. Sehingga paras indahnya terlihat agak menyeramkan.
"Mana mungkin aku membiarkan dia terus bermesraan dengan pangeranku, sedangkan aku hanya melihat mereka dari jauh..."
Dan ia kembali menyeringai...
"Haah... Bukankah dia hanya gadis cengeng yang sangat terobsesi dengan pangeranku saja? Sampai-sampai dia tidak memiliki teman sama sekali. Bukankah akan sangat mudah untuk menjatuhkan reputasinya...?"
Alisha kembali terkikik, saat ia mendapatkan sebuah ide...
"Hihihi... Kalau begitu... Sebab sekarang aku adalah heroine utama dari cerita ini..."
"Bagaimana kalau aku menjadikan gadis cengeng itu sebagai villainess-nya? Kemudian aku bekerja sama dengan vilainess asli yang menyukai Edwin. Setelahnya...?"
"Hahaha... Pasti pangeranku akan sangat membenci gadis cengeng itu... Bukankah itu akan sangat sempurna?!"
"Dan setelah tidak ada lagi gadis dan wanita yang menempeli nya. Aku akan membantu menaikan reputasi pangeranku, agar kelak ia menjadi pahlawan yang sangat dihormati."
"Itu sangat memungkinkan. Bila dia mendapat dukungan dari gadis suci yang akan menjadi seorang saintes seperti gadis bodoh ini..."
"Apalagi setelah melihat perubahan sikapnya yang lebih lembut dari sebelumnya. Akan lebih mudah untuk menyingkirkan rumor buruk yang mengotori reputasinya..."
Tetapi entah mengapa sekarang ekspresi Alisha menjadi sangat kesal...
"Aku penasaran... Sebenarnya bedebah mana yang telah menyebarkan rumor buruk, yang mengatakan kalau pangeranku suka bermain wanita?"
"Tidak mungkin pangeranku yang sangat baik dan begitu murni melakukan perbuatan yang sangat tercela semacam itu... Akan tetapi..."
Alisha tiba-tiba memeluk dirinya sendiri. Sebelum kemudian ia menggerayangi sudut sensitif miliknya...
"Ahh... Membayangkan kalau aku disentuh oleh pangeranku yang sangat tampan itu... Hngh... Membuatku ingin segera memiliki dirinya... Ahn..."
Alisha mengerang, saat sensasi kenikmatan mulai menjalari seluruh tubuhnya... Namun beberapa waktu berikutnya...
"Uhh... Kenapa tubuh gadis bodoh ini sangat sensitif sekali? Apa sebelumnya dia tidak pernah melakukan hal semacam ini?"
Ekspresi kecewa bercampur kesal tergambar pada paras Alisha...
"Dasar gadis naif, aku bahkan belum puas berkhayal sedang melakukannya dengan pangeranku tersayang..."
Alisha menggapai sisi wastafel, saat kakinya terasa begitu lemas. Kemudian ia terduduk di bawah lantai kamar mandi, sehingga cairan yang keluar sebelumnya sedikit menodai rok putih yang ia kenakan...
"Ahh... Pangeranku sayang... Hngh... Tidak, Astin suamiku... Kamu sangat hebat sekali melakukannya... Uhh..."
Alisha melenguh kenikmatan, sembari terus menyentuh dirinya sendiri. Tidak peduli, walau sekarang ia berada di fasilitas umum academy.
*
"Tidak mungkin. Apa yang anda katakan?"
Putri Ellicia yang masih berada di ruang tunggu bersama siswi lainnya, melebarkan mata serta mulutnya. Ketika seorang instruktur yang juga bertugas sebagai staff, kembali mengatakan...
"Sudah kubilang, ada kendala yang terjadi. Jadi turnamen akan ditunda untuk sementara waktu. Dan para murid yang ikut serta, harap untuk menuju kelas masing-masing terlebih dulu, sampai situasi mereda."
Putri Ellicia benar-benar tidak mengerti situasi apa yang tengah terjadi. Walau demikian, staff yang sedang disibukkan dengan tugas mereka tidak memberi penjelasan secara rinci...
"Tunggu. Terus apa yang terjadi dengan Edwin dan juga..."
"Kami harus segera menginstruksi murid yang lainnya. Jika ada pertanyaan lain, kalian dapat menanyakan pada Instruktur yang menjadi pembimbing di kelas kalian, ataupun murid yang menonton pertandingan sebelumnya."
"Jadi untuk sekarang, kalian harap mengikuti instruksi dengan tenang..."
Putri Ellicia lantas merasa sangat kesal, saat instruktur tersebut pergi begitu saja. Walau ia hanya bisa mematuhi, sebab peraturan dari academy adalah mutlak.
*
"Instruktur Eris, apa adikku benar-benar tidak terluka?!"
Rinea merasa sangat syok! Saat mendengar informasi bahwa, artefak yang ia pasangkan pada Astin mengandung energi negatif.
[Ya, kamu tidak perlu khawatir, aku sudah memastikan keamanannya. Untuk sekarang, kamu datanglah menuju ruang interogasi.]
[Pihak departemen keamanan sepertinya memerlukan informasi, dari beberapa orang yang mengatasi semua artefak perlindungan yang sudah disabotase tersebut.]
[...]
[Yaah, sebenarnya aku juga ingin mengetahui, mengapa kamu bisa melakukan kelengahan serius semacam itu. Namun sayangnya aku juga cukup kerepotan, menjawab pertanyaan dari orang-orang kaku ini.]
Rinea menarik napas lega, menyadari adik tercintanya tidak terluka. Walau sekarang ia hanya bisa memasang ekspresi rumit...
"Baik, aku akan segera menuju ke sana, bersama anggota lain yang juga mengurus penyediaan artefak perlindungan tersebut."
[Piip.♪.♪.♪]
Rinea segera mengantongi bola crystal ungu yang ia pegang, ketika gambaran Eris menghilang dari dalamnya. Kemudian ia beranjak, untuk menemui anggota osis lain yang juga membawa artefak perlindungan seperti dirinya...
Tetapi saat di tengah perjalanan...
...Bersambung....
...Alisha Alter (Toyosaki Kurumi). Pinterest....