NovelToon NovelToon
Kosmos: Odise Dimensi

Kosmos: Odise Dimensi

Status: sedang berlangsung
Genre:TimeTravel / Sci-Fi / Penyeberangan Dunia Lain / Hari Kiamat / Peradaban Antar Bintang
Popularitas:1.4k
Nilai: 5
Nama Author: D. Septian D

Memasuki pertengahan era millenium, dunia berada didalam huru-hara kontradiksi kepentingan para ilmuwan antara memilih demi planet bumi atau antariksa?

Alexey, seorang ilmuwan muda, mendalami sebuah penelitian setelah kasus ayahnya yang hilang secara misterius yang mengarahkan dirinya menuju dimensi kosmos dan akibatnya pada fisika modern.

Bersama dalam satu tekad demi jawaban ilmu pengetahuan astrofisika, namun segelintir ilmuwan mengakhiri ambisinya. Hingga mereka berada dalam puncak konflik, yang mengakhiri segala-galanya.

Apa jawaban untuk mereka?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon D. Septian D, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 12: Pesan Tersirat

Alexey duduk sendirian di laboratorium, menatap papan tulis yang penuh dengan catatan dan kode. Suara langkah kaki terdengar samar-samar di latar belakang, namun pikirannya terlalu sibuk untuk memperhatikan. Mengingat kembali percakapan dengan pamannya.

"Memangnya dulu ayah bekerja sebagai apa?"

"Teknisi penerbangan."

"....beliau tidak pernah bersentuhan dengan besi terbang itu."

Kata-kata itu terus terngiang-ngiang di kepalanya. Bagaimana mungkin? Bagaimana seorang teknisi penerbangan tidak pernah bersentuhan dengan pesawat? Dan bagaimana temuan Mira bahwa ayahnya adalah seorang kosmonot pada tahun 1978 bisa cocok dengan cerita pamannya?

Alexey mengambil selembar kertas dan mulai mencoret-coret. Ia mencoba menghubungkan semua informasi yang ada. Nama-nama, tanggal-tanggal, dan fakta-fakta tersebar di seluruh papan tulis. Ia mencoba menemukan pola atau hubungan yang mungkin terlewatkan.

Pikiran Alexey melayang ke masa kecilnya, saat dia sering mendengar cerita tentang ayahnya yang bekerja keras untuk pemerintah. Tetapi cerita itu selalu samar-samar, selalu ada sesuatu yang tidak diceritakan sepenuhnya. Apakah mungkin ayahnya adalah bagian dari misi rahasia? Atau mungkin ada sesuatu yang lebih besar yang disembunyikan dari keluarganya?

Jam menunjukkan tengah hari, dan Alexey masih tenggelam dalam pikirannya. Dia telah menggambar dan mencoret begitu banyak hingga papan tulis hampir penuh. Namun, perlahan-lahan, suatu arah mulai muncul. Ia menyadari bahwa ada dua cerita yang berjalan paralel tetapi tidak pernah bertemu.

"Seorang teknisi penerbangan," gumam Alexey, mengulang kata-kata pamannya. "Tapi dia tidak pernah bersentuhan dengan pesawat. Mungkinkah dia bekerja pada sesuatu yang lain? Seperti sesuatu yang lebih besar?"

Alexey merasa hatinya berdebar-debar. Dia menyadari bahwa ada sesuatu yang lebih besar di balik semua ini, sesuatu yang lebih dalam dari sekadar pekerjaan teknisi penerbangan. Namun, Ia juga merasa bingung karena jawaban dari pamannya tidak sepenuhnya sesuai dengan temuan Mira.

Hingga hari menjelang sore, Alexey bertemu dengan Mira di laboratorium. Ia kemudian menghampirinya di meja kerja, saling berhadap-hadapan. Terlihat mata Mira terlihat lelah sambil duduk terdiam.

"Mira, saya sudah memikirkan semua ini," kata Alexey, membuka percakapan. "Temuanmu tentang tahun 1978, dari mana kamu mendapatkannya?"

"Dari data historis RSA," jawab Mira.

"Berarti kamu termasuk-..." kata Alexey, terpotong.

"Ah tidak, semua kulakukan untukmu saja," tukas Mira dengan tatapan sayu.

Mira menghela nafas panjang, dan menolehkan wajahnya pada Alexey. "Sebenarnya apa yang kamu akan lakukan?"

Alexey tersenyum tipis. "Hanya mengikuti arah waktu. Tapi, terkadang.... Mengikutinya adalah bagian dari takdir kita."

"Yaa... Kamu orang yang semangat pantang menyerah," kata Mira sambil tersenyum hangat menatap Alexey.

"Emm... tapi saya tidak bisa berhenti berpikir tentang bagaimana Dr. Maximov tahu tentang kabar duka saya," kata Alexey tiba-tiba.

Mira menggelengkan kepalanya. "Entahlah, saya pun tidak tahu. Mungkin dia tahu lebih banyak dari yang kita duga."

"Hmm... Dia ya... Dr. Maximov," kata Alexey.

Mira kemudian mengajaknya Alexey. "Bagaimana kalau kita ke kafe bersama. Ya... Melegakan pikiranmu."

Mereka berdua berjalan keluar dari laboratorium, meninggalkan kekusutan pikiran mereka sejenak. Kafe yang mereka tuju terletak di sudut kota yang tenang, dengan suasana yang nyaman dan pemandangan matahari terbenam yang indah. Lampu-lampu kecil yang berkelip menambah kesan menawan di tempat itu.

Mira memilih meja di dekat jendela, memungkinkan mereka melihat matahari yang perlahan tenggelam di ufuk barat. Mereka duduk berhadap-hadapan, di tengah gemuruh obrolan lembut dari pengunjung kafe lainnya. Pelayan datang dengan senyuman ramah, mengambil pesanan mereka. Mira memesan teh hangat sementara Alexey memilih cappuccino, seperti biasa.

Setelah pelayan pergi, Mira menatap Alexey dengan senyum hangat. "Saya senang kita bisa meluangkan waktu seperti ini. Rasanya kita selalu sibuk dengan pekerjaan."

Alexey mengangguk, mencoba untuk rileks. "Iya, rasanya sulit untuk menemukan waktu untuk bersantai. Terlalu banyak yang harus dipikirkan."

Mira mengibas rambutnya dan memakai kacamata. Memamerkan wajah cantiknya pada Alexey. Sambil menikmati suasana, tangan Mira mulai perlahan sedikit mendekat ke tangan Alexey. "Saya paham. Tapi kadang kita perlu waktu untuk diri sendiri. Untuk meresapi semuanya."

Alexey memandang keluar jendela, melihat cahaya matahari yang mulai memudar. "Ya, kamu benar. Terkadang kita perlu berhenti sejenak, melihat ke belakang, dan memahami apa yang telah kita lalui."

Tangan Mira diam-diam masih berusaha meraih tangan Alexey. Tapi, tiba-tiba pelayan datang dengan pesanan mereka. Teh hangat dan cappuccino. Mereka meminum minuman mereka dalam keheningan sejenak, menikmati momen tersebut.

Setelah beberapa saat, Mira memecah keheningan. "Alexey, tadi di laboratorium, kamu mengatakan bahwa mengikutinya adalah bagian dari takdir kita. Apakah kamu benar-benar percaya pada takdir?"

Alexey tersenyum tipis, menatap ke dalam cangkir minumannya. "Takdir adalah konsep yang sulit. Entahlah itu, apakah semuanya sudah ditentukan atau kita yang membentuk jalan kita sendiri. Tapi yang kurasa adalah sesuatu yang lebih besar yang mengarahkan diri sendiri."

Mira menatap Alexey dengan mata penuh harap. "Saya suka cara kamu berpikir. Kamu selalu melihat lebih dalam, mencari makna di balik setiap kejadian."

Alexey tertawa kecil. "Mungkin itu karena pekerjaan kita. Kita selalu mencari jawaban, mencoba menghubungkan titik-titik."

Mira tersenyum lembut. "Iya, mungkin. Tapi kamu juga punya sisi yang sangat humanis, Alexey. Itu yang membuatmu berbeda."

Matahari semakin tenggelam, menciptakan warna-warni yang indah di langit. Mira merasa hatinya berdebar-debar. Ia merasakan sesuatu yang lebih dari sekadar pertemanan dengan Alexey, tetapi dia tidak tahu bagaimana mengungkapkannya.

"Alexey, ada satu hal yang ingin saya tanyakan," kata Mira pelan, hampir berbisik.

Alexey menatapnya dengan penuh perhatian. "Apa itu?"

"Apakah kamu pernah memikirkan masa depan kita? Bukan hanya tentang pekerjaan, tapi juga... tentang... kita."

Alexey terdiam sejenak, terlihat berpikir. "Emm... entahlah, belum terpikirkan sejauh itu, Mira. Tapi kurasa... kita punya hubungan yang kuat. Kita saling mendukung, dan itu sangat penting bagiku."

Mira tersenyum, meskipun hatinya sedikit teriris. "Kurasa seperti hal yang sama, Alexey. Senang bisa bekerja denganmu dan menjalani semua ini bersama-sama."

Mereka menikmati momen tersebut, meski Alexey masih belum sepenuhnya menyadari perasaan Mira yang lebih dalam. Mereka berbicara tentang hal-hal ringan, bercanda, dan tertawa. Suasana di kafe semakin hangat dengan lampu-lampu kecil yang mulai menyala.

Saat hari sudah semakin gelap, mereka memutuskan untuk kembali. Mereka berjalan beriringan, menikmati keheningan malam.

Mira merasa hatinya bertambah berat, meski dia tahu bahwa Alexey mungkin masih butuh waktu untuk menyadari perasaannya. Kala perasaannya semakin membara, matanya berkaca-kaca berharap padanya, dan hatinya pun mulai tak bersabar.

1
anggita
like👍+☝tonton iklan. semoga novelnya lancar banyak pembaca.
NautamaDaiku
mampir juga ka
Leekay_Clowpd
keren kak ^^, apa kakak ada rencana buat ikut space explorer nanti?
Leekay_Clowpd: tentu, kebetulan juga aku punya cerita space explorer, sekalian nyari inspirasi ^^
D. Septian: Kemungkinan, bantu support ya/Plusone//Good/
total 2 replies
D. Septian
terjadinya*
Scar
Mantap banget! 🙌
D. Septian: Bakal update kok😉
total 1 replies
kappa-UwU
Ga sabar jilid berikutnya
D. Septian: Sip, saran dan dukungannya ya👍
total 1 replies
Muhamad Ali
Maknyus! 🤩
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!