Buku itu, buku yang tidak sengaja ku temukan di sebuah rumah kosong peninggalan nenek ku berhasil membawaku ke dunia asing yang tidak pernah masuk kedalam wish list hidup ku selama ini. Entah apa yang sebelumnya terjadi padaku sehingga aku bisa berada di tempat yang ku sebut gila ini. dunia yang penuh dengan makhluk-makhluk aneh yang belum pernah ku temui, juga hewan-hewan serupa seperti didunia asliku berasal namun mereka bisa bicara.
siapa dia sebenarnya? kucing putih yang ku beri nama Noir itu? dia sedikit misterius. Namun meski begitu berkatnya aku bisa memahami sedikit demi sedikit mengenai dunia ini.
next story? ikuti cerita ini selanjutnya.
see you next story
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gytftrr, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAGIN 11 : KUTUKAN NOIR
"kau tidak mau, Noir?" tanya Fiona, namun belum sempat Noir menjawab Fiona Sudan kembali menambahkan, "ah benar juga, kucing tidak makan buah".
Noir menoleh kearah Fiona yang nyeletuk sesukanya, "kau akan terkejut melihat wujud asliku, Queen". ucap Noir dengan sedikit menekankan kalimat 'Wujud Asli'
Fiona menoleh kearah Noir yang juga sedang menatapnya, "Aku punya banyak pertanyaan, Noir"
"sebutkan". Sahut Noir.
Sebelum memulai melafalkan pertanyaan-pertanyaan di kepalanya, mereka mulai kembali berjalan menuju telaga Suci.
"yang pertama," jeda Fiona terlihat sedang berpikir, "mengapa kau bisa menjadi seekor kucing? Apa Glean yang mengutuk mu?" tanya nya.
"masih ingat saat ku katakan bahwa Glean ingin membunuh Lord Kendrick?" ucap Noir kembali bertanya.
Fiona mengangguk-anggukkan kepalanya, "Ya, aku ingat".
"Glean berhasil membunuh Lord Kendrick melalui ratunya yaitu Queen Aliya," jeda sebentar, "aku yang tidak terima, berusaha membunuh Glean hingga aku dikuasai dengan kekuatan hitam ku sehingga tidak sengaja hampir membunuh ibuku, Queen Aliya". Lanjutnya.
Fiona terlihat terkejut mendengar Noir, "jadi, Queen Aliya dan Lord Kendrick adalah orang tua mu?" tanya Fiona memastikan.
Noir mengangguk setuju, "benar".
"jadi, kau adalah putra mahkota? Lalu apa yang terjadi selanjutnya?" tanya Fiona bersemangat.
"Glean menyebarkan berita palsu, karena kematian ayahnya ku membuat aku diangkat menjadi Lord pengganti ayah ku. Jadi saat ilmu hitam ku tidak sengaja mengenai Queen Aliya sehingga membuat Queen Aliya tidak sadarkan diri hingga saat ini, membuat ku merasa bersalah saat itu. Glean mulai berkuasa, hingga ada suatu ketika ia ingin membunuh ku namun salah memberikan ku racun yang sangat mematikan." ucapan Noir terhenti.
"lalu, racun itu mengubahmu menjadi seekor kucing?" tebak Fiona.
Noir melanjutkan, "karena ditubuhku mengalir hampir seluruh darah kaum immortal, membuat ku kebal dengan racun itu, aku tidak mati tapi malah berubah jadi seekor kucing karena kutukan dari kaum Anggel yang tidak pernah bisa ku tepis".
"mengapa kaum Anggel mengutuk mu?" tanya Fiona masih penasaran.
"karena Glean menyebarkan berita palsu bahwa aku membunuh Queen Aliya dan Lord Kendrick, Sehingga kaum Anggel mengutukku menjadi seekor kucing dan tidak akan bisa kembali sebelum 2.000 tahun". ucap Noir menjelaskan.
"jadi, semua itu sudah di rencanakan? Ke datangan ku mencari buku itu dan kehadiranku disini sudah di rencanakan?" tanya Fiona tampak terkejut.
Noir menggeleng, "bukan direncanakan, tapi ramalan yang di lihat kaum peri seperti itu". Jelas Noir akhirnya.
"jadi, tujuan kita ke telaga suci adalah memecahkan kutukan itu?" tanya Fiona lagi.
"ya, aku akan menemui Jean dari kaum Anggel dan menghancurkan kan kutukan ini". Jelas Noir.
"tidak sabar melihat wujud asli mu, Noir". ucap Fiona yang dibalas dehaman dari Noir.
"aku sangat tampan". ucapnya membuatku Fiona refleks mengimbangi langkah Noir.
"bukankah katamu kau sudah hidup lebih dari 2.000 tahun? Berarti kau akan menjadi seperti kakek-kakek tua berjanggut putih". ucap Fiona sembari tertawa keras.
Noir tidak setuju dengan itu, "tentu saja tidak, aku tetap akan terlihat muda karena aku abadi". ucap Noir berbangga diri.
"baiklah, kek. Apakah masih jauh?" tanya Fiona sedikit bergurau.
"kita akan sampai besok pagi jika terus berjalan, dan ingat aku bukan kakek-kakek". Ucap Noir menekankan kalimat terakhirnya.
mereka terus berjalan melewati hutan-hutan lebat yang tidak ada pemukiman dari para kaum sama sekali, hingga tiba-tiba saja dari arah berlawanan muncul sesuatu yang berterbangan dilangit.
"Noir, Lihat itu!"
kayak Mak lampir sih Elena. giliran ditinggal malah sad
bener gak nih Thor?
untung gak di kuliti hidup-hidup