NovelToon NovelToon
Same But Different

Same But Different

Status: sedang berlangsung
Genre:Anak Kembar / Teen School/College / Mengubah Takdir / Teman lama bertemu kembali / Trauma masa lalu / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:3.1k
Nilai: 5
Nama Author: Kanza Hann

Isya sadarkan diri dalam kondisi amnesia setelah mengalami kecelakaan ketika studi wisata. Amnesia itu membuat Isya lupa akan segala hal yang berkaitan dengan dirinya, bahkan banyak yang menilai jika kepribadiannya pun berubah. Hari demi hari ia jalani tanpa ingatan yang tersisa. Hingga pada suatu ketika Isya bertemu dengan beberapa orang yang merasa mengenalinya namun dengan identitas yang berbeda. Dan pada suatu hari ingatannya telah pulih.

Apa yang terjadi setelah Isya mendapatkan ingatannya kembali?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kanza Hann, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

012 : Kebenaran yang Sulit Disampaikan

Pagi hari, Pak Toni Nelsano dan Bu Yelsi mendatangi Valda House. Mereka berdua dari pihak Orlando High School dengan Pak Toni sebagai kepala sekolah dan Bu Yelsi adalah wali kelas almarhum Ella. Kebetulan saat itu Bu Wina sang pemilik panti asuhan Valda House sedang menyapu halaman depan. Bu Wina menyadari ada tamu yang datang, lalu beliau menghentikan aktivitasnya sejenak guna menyambut kedatangan mereka.

"Selamat pagi Bu!" sapa Bu Yelsi kepada pengurus panti asuhan. "Iya, selamat pagi!" mereka saling menyapa sembari berjabat tangan. "Ada perlu apa Pak Toni beserta Bu Yelsi datang kemari?" Bu Wina menanyakan hal tersebut karena tidak biasa ada orang dari pihak sekolah datang langsung ke panti asuhan yang beliau kelola.

Pak Toni menyarankan agar perbincangan mereka dilakukan di ruangan tertutup karena ada hal penting yang hendak beliau sampaikan, "Bagaimana kalau kita membicarakan hal ini di dalam saja?"

Dengan senang hati Bu Wina mengizinkan mereka masuk, "Baiklah, silahkan masuk!"

Setelah mereka sampai di ruang tamu, Wina mempersilakan Pak Toni dan Bu Yelsi untuk duduk sembari beliau merapikan beberapa benda di meja serta membersihkan debu di atasnya. Kemudian, beliau pergi sejenak ke dapur untuk membuatkan teh, "Silahkan duduk! Tunggu sebentar saya buatkan teh dulu!"

"Iya," jawab Bu Yelsi dengan ramah. Sementara Pak Toni mengamati kondisi di sekitar ruang tamu yang terlihat cukup berantakan dan banyak mainan anak-anak yang bergeletakan di mana-mana.

Lima menit kemudian, Bu Wina datang dengan membawa nampan berisikan tiga cangkir teh hangat untuk menemani perbincangan mereka di pagi ini. "Maaf menunggu lama, silahkan dinikmati tehnya!"

"Terima kasih," Bu Yelsi tersenyum senang saat menerima teh tersebut.

Berhubung Bu Wina sudah ada serta situasi yang memungkinkan untuk Pak Toni langsung mengutarakan apa yang hendak beliau sampaikan.

"Begini bu, maksud kedatangan kami kemari adalah untuk menyampaikan rasa turut berduka cita atas kepergian salah satu siswa didik kami dulu yaitu almarhum Ella. Kami juga mohon maaf karena tidak dapat hadir langsung di hari pemakaman Ella waktu itu, sehingga pada kesempatan ini saya beserta Bu Yelsi datang untuk mewakili rasa berduka dari pihak sekolah." Pak Toni dan Bu Yelsi menunduk sebagai pemberian rasa hormat bagi keluarga almarhum Ella.

"Tidak apa-apa, lagipula pasti Ella sudah tenang di alam sana," Bu Wina sudah tidak mempermasalahkan kedatangan rasa berduka yang terlambat dari pihak sekolah. Hanya saja masih ada satu hal yang mengganggu pikiran beliau. "Kalau boleh tahu... apakah benar sebelum Ella meninggal dia mendapatkan perlakuan bullying dari temannya?"

Bu Yelsi terkejut mendengar pertanyaan itu. Sepertinya ia mengetahui sesuatu, namun ketika hendak membuka mulut sudah lebih dahulu ditanggapi oleh Pak Toni. "Apakah anda bertanya seperti itu karena takut akan rumor yang beredar belakangan ini mengenai kasus bullying di sekolah kami dan menghubungkannya dengan kematian Ella?"

Dengan sedikit ragu Bu Wina menjawab, "Iya... apakah itu benar terjadi? Saya ingin memastikan apakah rumor yang beredar belakangan ini benar adanya!"

"Setelah kami selidiki tidak ada laporan ataupun saksi mata mengenai tindakan bullying di sekolah kami. Jadi menurut kami rumor itu tidak benar! Lagipula Ella mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri di sungai. Mungkin dia merasa stress belajar atau terlalu banyak pikiran. Apakah anda tidak mengetahui hal itu?" jelas Pak Toni sembari memastikan suatu hal dari sepengetahuan Bu Wina.

"Tidak, saya tidak merasakan ada yang aneh ataupun berbeda dalam diri Ella. Selama ini dia terlihat baik-baik saja dan selalu tersenyum senang saat bersama dengan anak panti lainnya," jawab Bu Wina sesuai apa yang beliau tahu selama ini.

Mendengar penjelasan tersebut, Bu Yelsi semakin erat meremas kain rok di ujung lututnya. Bibir Bu Yelsi nampak tergigit dari dalam seperti ada hal yang hendak diutarakan namun situasi tidak memungkinkan. Sehingga Bu Yelsi memilih tetap duduk diam di samping Pak Toni.

"Meskipun tidak terlihat dalam pengamatan mata, namun terkadang anak-anak merasa ada suatu hal yang berat untuk mereka rasakan dan tidak berani memberitahukan masalah yang mereka hadapi kepada orang lain. Jika masalah itu semakin besar dan merasa tidak sanggup lagi menghadapinya maka mungkin saja akan berujung pada pilihan buruk. Seperti halnya yang terjadi pada Ella. Itu hanya sekedar pendapat saya. Kita doakan saja semoga Ella sudah tenang di alam sana dan melupakan semua kenangan buruk yang dia alami selama hidup di dunia," Pak Toni terdengar seolah sedang menjelaskan pendapatnya secara bijak, namun di balik semua itu ada hal yang berusaha tidak beliau sampaikan.

"Sepertinya apa yang anda sampaikan itu benar. Saya jadi merasa bersalah selama ini tidak tahu apapun yang terjadi pada Ella, huhu..." Bu Wina kembali merasa sedih hingga meneteskan air mata. Sebagai pengasuh di Valda House beliau merasa bahwa anak-anak yang berada di sana adalah tanggung jawabnya. Lalu, jika sampai terjadi suatu hal yang tidak diinginkan dan beliau tidak mengetahui apa-apa, maka terasa seperti gagal dalam menjaga anak asuhnya.

"Jangan bersedih bu! Ella pasti tidak senang jika melihat anda sedih seperti ini. Jadi anda harus tetap tegar dan semangat untuk merawat anak-anak panti yang ada di sini! Pasti Ella juga menginginkan hal itu," Bu Yelsi berusaha menenangkan Bu Wina yang kembali bersedih setelah teringat dengan sosok almarhum Ella.

Pak Toni melirik jam tangan beliau. Apa yang hendak beliau sampaikan sudah cukup, jadi tidak perlu berlama-lama lagi karena masih ada kegiatan sekolah yang harus ditangani. Beliau pun memberi isyarat kepada Bu Yelsi untuk segera pamit pergi.

Bu Yelsi menangkap isyarat tersebut, lalu berniat untuk pamit. "Begini bu, seperti itu tadi apa yang ingin kami sampaikan dan kami rasa sudah cukup jadi kami harus segera ke sekolah untuk kembali mengajar karena jam pelajaran belum berakhir. Kami pamit undur diri ya bu! Maaf jika sudah mengganggu waktu ibu!"

"Oh, sama sekali tidak menggangu! Saya merasa senang jika kalian datang untuk berkunjung ke Valda House," ucap Bu Wina.

Selesai Bu Yelsi izin pamit, Pak Toni mengambil sebuah amplop dari tas untuk diberikan kepada Bu Wina. "Ini bu dana duka dari pihak sekolah kami, mohon diterima untuk keperluan di panti asuhan ini!"

"Hah... terima kasih! Saya akan menggunakannya sebaik mungkin!" Bu Wina tidak menduga akan mendapatkan bantuan dana duka dari pihak sekolah almarhum Ella.

"Iya, semoga bermanfaat! Kami pergi dulu!" Pak Toni dan Bu Yelsi bergegas meninggalkan Valda House untuk kembali ke Orlando High School. Bu Wina menuntun kepergian mereka sampai ke pintu gerbang Valda House.

Meninggalkan tempat itu rasanya dalam benak Bu Yelsi masih ada hal yang tertinggal untuk disampaikan. Namun untuk sekarang ia tidak ada kuasa untuk memberitahu pihak wali almarhum Ella karena sedang bersama kepala sekolah. Sebagai seorang guru kelas ia merasa tertekan hendak mengatakan sesuatu kepada wali mengenai anak didik, namun terhalang oleh keberadaan sang kepala sekolah yang tidak mengizinkannya buka mulut tentang fakta yang hanya pihak sekolah boleh tahu.

1
Anonymous
keren
Wy Ky
.
Protocetus
izin promote ya thor bola kok dalam saku
F.T Zira
like sub dan 🌹 untukmu kak Thor🫰🫰
F.T Zira
aku ninggalin jejak di chapter 1 dulu ya kak.. nanti baca secara berkala...

-One Step Closer-
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!