NovelToon NovelToon
Re:Mecha/Fate When Girls Drive Machine In Another World

Re:Mecha/Fate When Girls Drive Machine In Another World

Status: sedang berlangsung
Genre:Sci-Fi / Tamat / Reinkarnasi / Anime / Kehidupan alternatif / Penyeberangan Dunia Lain / Fantasi Isekai
Popularitas:3.7k
Nilai: 5
Nama Author: Setsuna Ernesta Kagami

Rika adalah seorang gadis yang mempunyai masalah kesehatan dalam hidupnya, tidak semua orang tau apa yang dialami oleh sosok Rika sampai akhirnya Rika meninggal dunia dan bereinkarnasi ke dunia yang penuh dengan Katafrakt.

Dengan menggunakan Gear-Driver Watch mereka yang ada disana bisa memanggil sebuah Katafrakt Raksasa.

Kembalinya hidup dari kematian seolah membuat Rika untuk mencari jati dirinya yang hilang dan mencari tahu kebenaran tentang dirinya.

Bertemunya dengan teman baru seperti Fukari Gehenna, Asuka Kagami dan sosok senior yang selalu mendukungnya, Membuat Rika menjadi terasa lebih hidup di dunia yang baru, namun takdir selalu memberikan mereka masalah seperti peperangan dan konflik yang tersembunyi. Lalu bagaimana kah cara Rika dan teman-temannya mengatasi konflik yang berkelanjutan?

[TERIMA KASIH SUDAH SUPPORT NOVEL INI]

[CERITA ORISINIL KARYA SETSUNA ERNESTA KAGAMI]

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Setsuna Ernesta Kagami, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 12: Keresahan Fukari Terhadap Rika

Saat itu koridor terasa tak berujung, sebuah jalur yang memandu langkahnya menuju sesuatu yang belum terlihat.

Suara langkahnya, meski pelan, menggema kembali, mengisi ruangan dengan nada-nada yang menenangkan sekaligus membangkitkan perasaan misterius.

Ia terus melangkah, setiap langkah yang diambil terasa seperti sebuah perjalanan kecil, penuh dengan ketenangan dan kedalaman.

Setiap pijakan kaki membawa dirinya lebih dekat pada tujuan yang tak terlihat, namun tak terburu-buru. Hanya ada dirinya, langkah-langkahnya yang lambat, dan koridor yang seolah menunggunya dengan sabar.

Miwel Van Endemik berjalan perlahan menyusuri koridor Akademi Gargantia, pikirannya melayang jauh mengingat sejarah panjang dan penuh perjuangan dari masanya ketika menjadi jenderal kerajaan.

Setiap langkahnya membawa kilasan memori yang menghidupkan kembali masa-masa penuh tantangan dan pengorbanan. Dia mengenang bagaimana Dia, Setsuna dan Rin berjuang bersama di garis depan, melindungi Gargantia dari berbagai invasi.

"Dulu, kalian berdua adalah komandan terbaik kerajaan. Menjaga Gargantia dari berbagai invasi," gumamnya pelan. "Namun, setelah Setsuna kehilangan Rin, Setsuna lebih memilih untuk membangun Departemen. Meskipun dia bukan komandan Kerajaan lagi, bagi semua pasukan Gargantia... dia adalah komandan yang tak tergantikan. Dan di masa sekarang..."

Miwel berhenti di depan sebuah ruangan dan menatap keluar jendela. Dari sana, ia bisa melihat kebersamaan Asuka, Rika, dan Fukari di gedung sebelah. Senyum tipis muncul di bibirnya saat melihat ketiganya bersama, saling bercanda tanpa ada keributan lagi.

Di bawah, ia melihat Ursula berjalan bersama Roseta, keduanya tampak berbincang dengan akrab. Pandangannya kemudian beralih ke ruangan lain di gedung sebelah, di mana Sanade terlihat sibuk dengan tugasnya.

Miwel melanjutkan langkahnya, tenggelam dalam pikirannya yang melayang. Dia berpapasan dengan seorang murid perempuan yang memiliki rambut hitam panjang. Wajah gadis itu menunjukkan determinasi yang kuat dan aura otoritas yang tinggi meskipun statusnya sebagai murid. Namun seketika dia berubah menjadi luluh dan hormat saat melewati Miwel. Miwel mengangguk kecil, memberikan senyum lembut, menatap punggung gadis itu yang perlahan menjauh.

"...Aku melihat potensi mereka untuk meneruskan sejarah Rin dan Setsuna," pikirnya dalam hati. "Karena itu, Gargantia akan berharap kepada mereka, tentunya dimasa yang akan datang."

Dengan langkah mantap kedepan, Miwel melanjutkan perjalanannya. Setiap sudut akademi mengingatkannya pada masa lalu dan tanggung jawab besar yang kini ada di pundak generasi muda. "...karena aku yakin, mereka adalah tembok perdamaian."

Beberapa jam kemudian, di ruang kesehatan, Asuka menatap skeptis ke arah Rika. "Rika, kenapa kau terasa begitu berbeda? Apa yang terjadi padamu selama koma?"

Rika duduk di samping tempat tidur dengan ekspresi serius, menatap Asuka dengan tatapan dalam. Suaranya tenang namun penuh makna ketika ia menjawab, "Sepertinya aku mengalami banyak hal selama koma. Seperti melintasi mimpi-mimpi gelap yang tak berujung. Aku merasakan kehilangan yang mendalam dan seolah-olah ada kekuatan baru yang muncul di dalam diriku."

Meskipun Rika masih menyimpan rahasia tentang identitasnya sebagai manusia reinkarnasi, ia merasa lega mengingat kehadiran Setsuna yang langsung memahami kondisinya. Suatu saat nanti, ia berencana untuk mengungkapkan semuanya kepada Fukari dan Asuka, tetapi sekarang ia lebih fokus untuk mencari petunjuk tentang dirinya yang sebelumnya tersembunyi dalam koma.

Asuka mengangguk perlahan, mencoba memahami apa yang diungkapkan oleh Rika. "Apa yang kau maksud dengan kekuatan baru itu?"

Rika tersenyum tipis, mencoba menjelaskan dengan cara yang mudah dimengerti oleh Asuka. "Seperti memiliki pemahaman yang lebih dalam tentang persahabatan, dan... ada sesuatu yang mengalir di dalamku, seperti arus yang tak terputus."

Namun, Asuka tetap merasa skeptis. "Tapi, Rika, setelah bangun dari koma, rasanya kau sama tetapi juga berbeda. Aku merasa ada perubahan padamu."

Rika mengangguk, memahami kebingungan Asuka. Dia tersenyum lembut. Asuka tampak lega, merasa bahwa awalnya ia salah menilai Rika.

"Rika, tahukah kau siapa orang yang selama ini ingin kukejar?"

Rika menatap Asuka dengan penuh perhatian. Namun, sebelum Rika bisa menjawab, Asuka melanjutkan sendiri.

"Itu adalah kakakku, Rin Kagami. Sosok yang sangat aku sayangi. Setiap kali aku mengingatnya, aku selalu teringat akanmu, Rika. Kau begitu mirip dengannya. Namun, bodohnya aku tidak mau menerimamu. Aku menyesal. Dan aku merasa terjebak dalam kebencian terhadap diriku sendiri. Rika, tahukah kau? Aku kesulitan menemukan seseorang yang bisa memahami perasaanku."

"Aku mengerti perasaanmu, Asuka."

"Ne, Rika... apakah kau bisa memaafkanku?" tanya Asuka menatap serius, hatinya rapuh penuh kekosongan. Hanya harapan Rika yang dapat membantunya.

Tiba-tiba, Rika berdiri dan menjentikkan jemarinya ke dahi Asuka dengan lembut. "Tentu saja, Asuka."

Jentikan itu meninggalkan bekas kemerahan di dahi Asuka, tetapi Asuka merasa lega dan bangga. Untuk pertama kalinya dalam waktu yang lama, Rika melihat senyuman manis di wajah Asuka.

"Rika.." ucap pelan dari mulut Asuka, hampir tak terdengar.

Saat mereka berdua dalam momen keheningan yang singkat, terdengar langkah kaki mendekat. Fukari masuk ke dalam ruangan dengan ekspresi serius, menatap tajam ke arah Rika dan Asuka. "Rika, aku ada berita penting dari perbatasan. Sepertinya pasukan Arnoida kembali melakukan serangan besar-besaran."

Asuka dan Rika saling pandang. Meskipun Rika masih belum familiar dengan dunia ini, ia memahami situasi ini karena peperangan selalu terjadi tanpa peringatan. Dimanapun berada, peperangan selalu ada.

Kemudian, Fukari menampilkan wajah ceria, "Tapi tenang saja, senior Setsuna sudah menuju ke sana, semuanya akan baik-baik saja."

"Ne, Rika, mau berkeliling di sekitar Akademi bersamaku?"

Sesaat, Rika terdiam. Pikirannya sedikit risau dengan kondisi Setsuna. Namun, Rika berusaha menunjukkan wajah cerianya. Dia mengangguk. "Baiklah, Fuka."

Mereka berdua keluar dari ruang kesehatan, berjalan menyusuri koridor yang dipenuhi sinar matahari yang masuk melalui jendela-jendela besar. Suasana Akademi Gargantia terasa tenang, meskipun di luar sana, pertempuran tengah berkecamuk.

"Rika," kata Fukari sambil melangkah di sampingnya, "kau tahu, sejak kau bangun dari koma, ada sesuatu yang berbeda darimu. Kau terlihat lebih tenang."

Rika tersenyum kecil. "Mungkin itu karena aku telah melalui banyak hal. Aku belajar banyak tentang diriku sendiri dan tentang dunia ini."

Fukari tertawa kecil. "Kau terdengar seperti seorang filosof sekarang."

Mereka tiba di halaman utama akademi, di mana beberapa siswa lain terlihat berlatih dan berbincang-bincang. Di kejauhan, Ursula dan Roseta sedang berjalan bersama, terlihat begitu dekat dan harmonis. Sesaat Ursula melirik Rika, seolah penasaran dengan tingkah laku Rika ketika bersama Fukari. Dia sedikit melongo, namun Roseta segera menyadarkannya.

"Terkadang aku berpikir, hidup di sini cukup damai jika dibandingkan dengan apa yang terjadi di luar sana," kata Fukari sambil menghela napas. "Tapi kita semua tahu bahwa perdamaian ini rapuh."

Rika mengangguk setuju. "Kamu benar, Fuka."

Rika jongkok mendekati bunga. Sesaat Fukari semakin terkejut dengan perilaku Rika sekarang. Dulu, Rika tidak menyukai bunga, tidak banyak bicara, bahkan sering menjauhi Fukari.

"Rika, apakah kau senang bersamaku?"

Rika menatap lekat ke arah Fukari. "Tentu saja, apakah ada yang aneh?"

Fukari menatap dengan determinasi, lalu kembali ceria. "Tidak apa-apa, aku hanya sedikit terkejut."

Tiba-tiba, suara lonceng alarm terdengar dari arah pusat akademi. Semua siswa berhenti dan menoleh ke arah suara tersebut. Sebuah pengumuman darurat terdengar, "Perhatian semua siswa dan staf, ini adalah latihan darurat. Harap segera menuju ke tempat perlindungan yang telah ditentukan."

Fukari menatap Rika dengan cemas. "Ayo, kita harus segera menuju tempat perlindungan."

Rika mengangguk dan mengikuti Fukari. Mereka bergerak cepat menuju aula utama, tempat para siswa dan siswi berkumpul saat latihan darurat. Di dalam aula, suasana terasa tegang namun terkendali. Semua orang bergerak dengan cepat namun tertib.

Setelah memastikan bahwa semua murid aman, Fukari berbalik menghadap Rika. "Kau baik-baik saja, Rika?"

Rika mengangguk. "Aku baik-baik saja. Aku hanya berharap Senpai juga baik-baik saja di perbatasan."

Fukari menepuk bahu Rika dengan lembut. "Jangan khawatir, senior Setsuna adalah yang terbaik. Dia pasti bisa mengatasi situasi di perbatasan."

Dalam keheningan yang tegang itu, Rika merasa ada kekuatan baru yang mengalir dalam dirinya, sebuah keyakinan bahwa dia harus menjadi lebih kuat untuk melindungi orang-orang yang dia cintai. Meski banyak misteri yang belum terungkap tentang dirinya.

1
Gehrman
ini baru ya udah revisi? Soalnya aku cari komenku gk ada di novel ini
S. E Kagami: Iya, Full Revamp. Tapi ceritanya blm dilanjutin lgi. Kena writer block
total 1 replies
Kurokami Melisha
Fukari GG Gaming, diem2 ternyata pro bisa ngalahin Pilot sekelas jendral kerajaan.
Kurokami Melisha
Sanadeeeeeee /Sob//Sob//Sob/
Kurokami Melisha
Woilah jangan ngincer sanadeeee!/Panic/
Kia Shoji
Kagum banget sama karya ini thor
Kurokami Melisha
Fukari /Drool/
Kurokami Melisha
Fukariiiii, hampir aja Lena mati *Thanks thor!! lena dibikin plot armor gini /Whimper//Whimper//Whimper//Whimper/ kasian lena udah berjuang demi rika
S. E Kagami: Hihi.. Nanti ada kejutan lainnya.
total 1 replies
Kurokami Melisha
Asukaaa /Sob//Sob/
Kurokami Melisha
Asukaaaaa /Sob//Sob/ awal di eps Asuka emang nyebelin, tapi di arc ini asuka keliatan banget sayang sama rika /Sob//Sob/ semoga plot armornya tebel asuka /Sob/
S. E Kagami: Setipis tisyu
total 1 replies
Kurokami Melisha
lanjutkan thor
Kurokami Melisha
Lena kalau udah serius serem juga
Kia Shoji
Rikaa... ❤️❤️
Kurokami Melisha
The best ceritanya, lanjutkan thor go update!! /Drool/
Kurokami Melisha
Rika berkharisma banget, saya jadi terhura-hura dengan Rika versi ini /Drool/
Sani
wahhh aku suka yang kaya gini
Kurokami Melisha
Apakah Rika bakalan jadi OP thor? setelah ikuti ceritanya diawal itu Rika versi yang lain OP kayak setsuna ya??
S. E Kagami: Rahasia
total 1 replies
Kia Shoji
Salut thor sm idenyaa
S. E Kagami: Terima kasih banyak
total 1 replies
Sary Utami
lanjut thor
Mirza Pradana
Mantep
S. E Kagami: Makasih /Smile/
total 1 replies
kuze masachika
seru banget ka
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!