NovelToon NovelToon
Bidadari Penghapus Luka

Bidadari Penghapus Luka

Status: tamat
Genre:Tamat / cintapertama / nikahmuda
Popularitas:6.9M
Nilai: 4.6
Nama Author: ujungpena90

Hasna berusaha menerima pernikahan dengan seorang laki-laki yang tidak pernah ia kenal. Bahkan pertemuan pertama, saat keduanya melangsungkan akad nikah. Tak ada perlakuan manis dan kata romantis.

"Ingat, kita menikah hanyalah karena permintaan konyol demi membalas budi. jadi jangan pernah campuri urusan saya."
_Rama Suryanata_


"Terlepas bagaimanapun perlakuanmu kepadaku. Pernikahan ini bukanlah pernikahan untuk dipermainkan. Kamu telah mengambil tanggung jawab atas hidupku dihadapan Allah."
_Hasna Ayudia_

Mampukah Hasna mempertahankan keutuhan rumah tangganya? Atau justru menyerah dengan keadaan?.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ujungpena90, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 17

Hasna duduk terdiam di meja ruang makan di rumah almarhum kakek. Di sini biasanya dia makan bersama kakek. Namun, kini semua tinggal kenangan manis yang memenuhi memorinya.

Bahkan makanan yang sempat ia masak tadi belum sempat ia makan. Ikhlas, hanya itu yang ia tanamkan kuat dihati dan pikirannya atas kepergian sang kakek.

Segera ia tuntaskan makan malamnya, agar ia bisa segera beristirahat. Masih terlalu sore jika ia bergegas untuk tidur saat ini. Jam di dinding masih menunjukkan angka tujuh lewat sepuluh menit.

Semenjak ia menikah, tak pernah ia berada di luar rumah lebih dari jam empat sore. Ia berusaha menjalankan peranan sebagai seorang istri bagi Rama.

Di jam seperti ini lelaki itu baru menginjakkan kaki di rumah, dan Hasna selalu menyambutnya dengan senyuman manis diwajahnya. Walau sebenarnya tak pernah ada balasan senyuman yang ia dapatkan.

Teringat akan Rama, sudut hatinya kembali berdenyut. Apakah ia begitu tidak diinginkan lelaki itu untuk menjadi istrinya?

Masih terngiang ucapan Rama sebelum berangkat ke Jepang.

"Saya harap, selama saya pergi kamu tidak berulah. Selama saya pergi, jangan pernah kamu menampakkan diri dihadapan keluarga saya."

Sungguh, ucapan yang berhasil meremas jantung dan hatinya secara bersamaan.

Hasna sadar bahwa pernikahan ini bermula dari perjodohan. Tapi perempuan itu berusaha menerima pernikahan itu. Bahkan ia selalu menunjukkan sikap sebagaimana seorang istri. Yang pada akhirnya tak pernah sekalipun ia diperlakukan layaknya seorang istri.

Setelah ia mengetahui kisah masa lalu sang suami, Hasna berusaha mendekatkan diri pada lelaki itu. Tidak mudah memang, tapi setidaknya ia tidak berdosa mendekati laki-laki yang telah berstatus menjadi suaminya.

"Astaghfirullahal'adzim..." berkali-kali bibir mungil itu mengucap istighfar.

Ia tak mau membuat dosa dihatinya karena membenci sang suami. Tidak, bukan membenci hanya kecewa dengan perlakuan Rama.

***

Tiga hari sudah Rama berada di Jepang. Tapi tak satupun kabar yang diterima orang tuanya, terlebih sang mama.

Beliau terlihat gusar saat putra dan menantunya tak kunjung memberikan kabar padanya. Padahal sebelum mereka berangkat, wanita paruh baya itu sudah mewanti-wanti agar jangan sampai lupa memberikan kabar.

Bahkan pagi ini, Bu Diana terlihat mondar mandir di depan suami dan putrinya yang tengah bersantai di ruang keluarga.

"Udah dong ma, jangan mondar mandir terus. Nay ikutan pusing jadinya." Protes sang putri.

"Iya nih, mama kenapa sih, dari kemarin gak bisa tenang gitu." Ucap Pak Andi.

"Gimana bisa tenang Pa, Rama dan Hasna sudah tiga hari pergi ke Jepang. Tapi tak sekalipun memberi kabar." Jawab beliau gusar.

"Udah biarin aja lah ma, mereka kan lagi pendekatan. Pendekatan yang spesial. Maklum pengantin baru. Mama nih kayak nggak pernah muda saja." Ucap pak Andi.

"Tau nih Mama, bilangnya pengen cepet-cepet punya cucu. Giliran mereka bulan madu, Mama jadi uring-uringan sendiri." Sahut Nayla.

Mereka tidak tahu saja kalau sebenarnya hanya Rama yang pergi ke sana. Sedangkan Hasna, perempuan itu tengah bersembunyi untuk menutupi kelakuan suaminya.

***

Saat jam makan siang, Kevin sengaja pergi ke restoran milik Hasna. Rupa-rupanya lelaki tampan satu ini benar-benar ingin mendekati Hasna diluar kerjasama mereka.

Sesampainya di parkiran, Kevin berusaha mengontrol emosinya. Jangan sampai ia terlihat terang-terangan kemari hanya untuk mendekati Hasna.

Ia harus terlihat senatural mungkin, bahwa tujuannya kemari hanyalah untuk makan siang.

Berkali-kali ia berusaha menetralkan degup jantungnya. Rasanya sungguh meledak-ladak saat akan bertemu orang yang spesial di hati.

"Oke Kevin, rileks. Jangan sampai lo terlihat terang-terangan mencari Hasna di sini. Stay cool. Lo pasti bisa. Huffft..." Ucapnya menyemangati diri sendiri.

Berkali-kali menghirup nafas penuh dan membuangnya cepat. Dan akhirnya Kevin pun turun dari mobilnya.

Dengan langkah tegap, ia pun berjalan memasuki restoran. Netranya memindai setiap sudut restoran, berharap mendapati Hasna disalah satu sudut di dalam sana. Namun hasilnya nihil.

Lelaki itu memutuskan untuk duduk di salah satu meja yang tak ditempati oleh pengunjung. Di jam makan siang seperti ini restoran pastinya sangat ramai.

Seorang pelayan menghampiri meja Kevin, sesaat setelah pemuda itu duduk.

"Selamat siang. Ada yang bisa kami bantu?" Tanya perempuan berseragam itu dengan ramah.

"Ah iya, saya mau pesan ini dan minuman ini." Jawabnya setelah membaca buku menu.

"Baik, ada lagi?" Tanya pelayan itu tadi.

"Ah tidak, cukup. Terima kasih."

Pelayan itu pun segera pergi. Tak lama kemudian pesanan terhidang dimeja.

"Silahkan, selamat menikmati."

Kevin segera mengambil sendok dan garpu. Namun gerakannya terhenti saat akan menyuapkan makanan. Tiba-tiba ia teringat Hasna yang selalu membaca doa sebelum gadis itu makan.

Senyuman lelaki itu terbit, hanya karena mengingat hal kecil tentang Hasna.

Sepertinya memang Hasna tak berada di restoran. Bahkan hingga makanannya tandas, tak ada tanda-tanda keberadaan gadis itu.

Sedikit kecewa, itu yang dirasakan Kevin saat ini. Tapi bukan salah Hasna juga, karena memang mereka tidak membuat janji.

Ya mungkin ia belum beruntung kali ini. Masih ada banyak kesempatan lagi untuk bertemu gadis yang diam-diam membawa sebagian hatinya.

***

Di kantor Rama, Marissa tengah menyelesaikan pekerjaan yang beberapa saat lalu dikirimkan oleh Ivan lewat email. Laporan itu harus selesai sebelum Rama tiba di tanah air. Masih ada empat hari lagi.

Sebenarnya Marissa adalah salah satu pegawai yang cekatan. Perempuan seksi itu cukup bisa diandalkan. Pekerjaannya tidak pernah gagal. Selalu membuat Rama puas dengan hasil kerjanya.

Mengingat Jepang, membuat emosi Marissa naik ke ubun-ubun. Betapa tidak, ia menyiapkan segala keperluan yang akan dibawanya ke Jepang.

Bahkan rela menghabiskan sebagian gajinya bulan ini untuk membeli beberapa potong baju untuk menunjang penampilannya. Karena ia begitu yakin bahwa ia akan ikut serta ke Jepang sekalian berlibur. Mengingat waktu booking hotelnya selama satu minggu.

Angan hanyalah sebatas angan, kenyataannya ia bahkan diberi tugas untuk menghandle perusahaan sampai Ivan kembali. Sungguh sial sekali.

Sebentar lagi, jam pulang kantor. Sepertinya ia akan membereskan pekerjaannya di rumah. Karena moodnya benar-benar buruk.

Segera ia rapikan meja kerjanya. Mengemasi semua barang-barangnya dan segera pergi meninggalkan kantor.

Sesampainya di parkiran, ponsel dalam tasnya berbunyi. Sepertinya ada panggilan masuk. Tertera nama Siska di sana, teman kuliahnya dulu.

"Halo, Sa. Lo sibuk nggak?" Ucap Siska saat telepon tersambung.

"Kenapa emang?" Tidak menjawab, justru Marissa memberikan pertanyaan.

"Ntar malem lo ikutan ke party nya Lola gak? Barengan yuk. Gue nggak ada pasangan nih."

Terdengar hembusan nafas kasar dari Marissa. Perempuan itu melihat jam yang melingkar di pergelangan tangannya. Masih jam empat lewat dua puluh menit.

Sepertinya meng-iya kan ajakan Siska tak ada salahnya. Apalagi ia sendiri butuh hiburan.

"Oke, gue ikut." Jawab Marissa pada akhirnya.

"Oke, gue jemput lo jam tujuh. Jangan lupa dandan yang cantik. Karena ada Tomi di sana." Goda Siska dengan sengaja mengatakan bahwa mantan pacar Marissa ikut di acara itu.

"Basi lo. Udah ah, gue mau pulang dulu."

Kemudian sambungan pun terputus.

***

1
Nuraini Nuraini
Luar biasa
Kartini Davi
akhirnya ada rasa cemburu rama
Kartini Davi
rama buat mut Hasna hilang
Wy Ky
keren
Cindy Risch
cerita nya bagus.. konfliknya jga tidak terlalu berat... semangat buat authornya
Anonymous
keren
Samsudin
Luar biasa
Melly Mariam
kynya g pas klw pake kata saya

pake aku lebih okk
Yulina Serdang
tinggalin aja tom, perempuan ngak nyadar kayak gitu.
Nurmi Nuhung
Sebelum melamar selidiki dulu orang nya apa masih gadis atau sudah punya suami karna kalau yg ingin dilamar sudah ada yg punya tentu membuat malu diri kita sendiri
Nurmi Nuhung
Mantap alur ceritanya bikin sedih dengarnya
Nurmi Nuhung
Mantap semoga Rama segera melupakan masal lalunya , sehingga dapat mencintai istrinya setulus hati
Nurmi Nuhung
Mantap alur ceritanya
Yulina Serdang
koq ngenes banget jadi hasna 😭😭😭
Efni Simamora
Luar biasa
AR
cerita ny bagus
AR
cerita ny bagus, saya baca maraton hampir satu Minggu sehat selalu Thor di tunggu karya lain ny
AR
tomo tolong yah...kamu boleh bantu markisa sampai lahiran, sehingga kamu ambil hak asuh anak ny, tapi setelah itu bikin markisa mendekam di penjara saja, orang modelan dia sangat berbahaya kalo di biarkan berkeliaran lagi
AR
Kevin....jodoh mu datang 🤭
AR
wah bisa2 lahiran di bui si markisa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!