Psikopat Gila Jatuh Cinta

\=\=\=\=\=\=\=\= • Next story • \=\=\=\=\=\=\=\=

Rosa berjalan menuju kelasnya saat masuk kelas ia melihat perdebatan Arlleta dan Sandra ia ingin melihat sejauh mana kedua sahabatnya bertindak.

"Keterlaluan Sandra" gumamnya mendekati Arlleta.

"Let lo nggak apa-apa kan" ucap Rosa

"Gue nggak apa-apa kok Ros, Sandra masih marah dengan gue" sahut ya sedih

"Udahlah nggak perlu lo pikirin dia mending masuk bentar lagi bel"

Keduanya masuk kedalam kelasa untuk mengikuti pembelajaran yang akan berlangsung. Sementara di belakang sekolah Sandra tampak kesal karena Arlleta selamat dan sudah bisa sekolah kembali.

"Sial kenapa nggak mati aja sih" ucap Sandra

"Prok...prok...kenapa kesal karena Arlleta udah kembali ke sekolah dan rencana lo gagal" ucap Barra sambil bertepuk tangan lalu memasukkan tangannya di saku celananya.

"Elo..." Sandra terkejut dengan kedatangan Barra.

"Maksud lo apa Barr gue nggak ngerti" lanjut Sandra.

"Nggak usah sok nggak ngerti deh lo, Lo kenal kan dengan pria ini" Barra menunjukkan foto pria yang tempo hari ia bunuh.

"Hah... maksud Lo apa gue nggak kenal sama itu orang" balas Sandra

"Lo masih ingatkan peringatan gue, kali ini Lo bisa lepas dari gue karena Arlleta nggak tahu kalau lo dalang dari pemukulan dia di perpustakaan tempo hari dan lo nyuruh orang buat bunuh dia tapi sekali lagi lo nyentuh dia lo habis di tangan gue" Ucap Barra berlalu pergi.

Tanpa mereka sadari ada sepasang mata dan telinga yang mendengar percakapan mereka serta merekam percakapan itu. Ya orang itu adalah Rania, Rania sangat terkejut tidak menyangka jika Sandra sudah bertindak sejauh itu hingga membayar orang untuk membunuh sahabatnya sendiri.

Rania pergi juga meninggalkan Sandra seorang diri. Dengan perasaan yang tidak nyaman Rania menuju kelas dia harus memberitahukan Arlleta dan Rosa mengenai hal ini karena menyangkut nyawa seseorang.

Rania sampai di kelas dan langsung menemui kedua sahabatnya ia langsung membuka suara dan ponselnya.

"Guys kalian harus dengar ini" ucap Rania sambil mereplay rekaman percakapan Barra dan Sandra.

Braaakkkkk....

Rosa mengebrak meja, emosinya meledak-ledak ketika rekaman itu selesai dia dengarkan.

"Jadi itu semua ulah Sandra tapi kenapa" ucap Arlleta.

"Apalagi kalau bukan karena lo dekat sama Barra, dan Barra nggak pernah menggubris dia makanya dia kayak gitu" ucap Rania.

"Tapi ini udah keterlaluan Ran, Bagaimana pun Arlleta itu sahabatnya juga dia nggak semestinya bertindak kriminal gitu dan untung ada Barra kalau nggak kita nggak tahu apa yang terjadi pada lo Let" ucap Rosa

"Rosa benar dan gue setuju dengan pendapat Rosa kali ini Sandra sudah kelewat batas Let" sahut Rania.

"Ya gue nggak nyangka aja Sandra senekat itu" ucap Arlleta

"Ya udah kita udah tahu sekarang siapa dalangnya yang penting lo harus hati-hati, Sandra itu orangnya memang nekat apapun keinginannya harus terpenuhi itu karena ia terbiasa di manja oleh orang tuanya" Ucap Rania.

"Tapi gue juga harus bilang makasih sama Barra, dia udah bantuin gue sampai bayarin rumah sakit segala" ucap Arlleta.

"Kalau masalah itu gue sih terserah lo aja Let" ucap Rosa.

Mereka bertiga kembali ke bangku masing-masing karena guru yang mengajar sudah datang dan mereka kembali fokus memperhatikan guru yang tengah menjelaskan materi di depan kelas.

Saat bel pulang sekolah berbunyi murid-murid Dirgantara High school berbondong-bondong keluar kelas untuk segera pulang tak terkecuali tiga gadis cantik itu.

Arlleta, Rosa dan Rania juga sama halnya dengan murid lainnya mereka juga sangat menyukai bel berbunyi saat pulang sekolah.

Rosa dan Rania harus berpisah dengan Arlleta yang memang tidak memiliki kendaraan pribadi seperti mereka berdua Arlleta berjalan keluar gerbang menunggu angkutan umum untuk membawanya ke kontrakan tempatnya tinggal memang tidak jauh tapi jika di tempuh dengan berjalan kaki itu akan menguras tenaganya.

Tinn...Tin...Tin...

Klakson motor sport yang sangat di kenal oleh Arlleta menyita perhatiannya, Jelas saja karena di pemilik motorlah yang menjadi pusat perhatian semua murid yang berada di area gerbang sekolah.

Siapa lagi jika bukan Barra Malik Bagaskara, Si cowok tampan most wantednya Dirgantara High school manusia tanpa hati tapi sikapnya berbeda dengan murid pindahan baru yaitu Arlleta Clarissa.

"Ayo naik baby" ucap Barra menatap Arlleta.

"Lo ngapain disini sih" ucap Arlleta menatap Barra tak percaya dengan apa yang di katakan oleh Barra.

"Lo mau naik sendiri atau gue paksa" balas Barra sambil tersenyum.

Arlleta melihat sekeliling mereka berdua sudah menjadi tontonan murid-murid yang lain dengan sangat terpaksa Arlleta mendekati motor Barra dan hal itu semakin membuat Barra merasa senang.

"Ayo buruan" ucap Arlleta

"Sabar baby, kenapa mesti buru-buru" Ucap Barra dengan ramah suara ramah yang jarang sekali terdengar dari mulut manusia tanpa hati.

"Gue nggak mau makin jadi bahan omongan, ayo cabut sekarang kalau nggak gue pergi" ucap Arlleta kembali

"Come on baby, naik" Barra merentangkan tangan kirinya agar Arlleta mudah naik ke motor sport miliknya.

Arlleta duduk dengan tenang di bonceng dengan Barra dan hal itu tidak luput dari pandangan mata setiap murid tidak terkecuali Sandra yang terobsesi terhadap Barra.

Sandra yang berada tidak jauh dari gerbang sekolah menatap marah kedua anak manusia yang sedang di atas motor itu sampai seseorang mengetuk jendela mobilnya membuat ia terkejut.

Tok...Tok...Tok...

"Jangan sampai lo melakukan hal gila lagi yang bisa membahayakan diri lo sendiri" Ucap Leonardo.

"Gue nggak terima gadis murahan itu dapatin Barra"

"Lo nggak usah terlalu tinggi untuk bermimpi San, ingat Barra bisa lakukan apapun yang bisa buat lo menderita"

"Lo harus bantu gue Leon"

"No... Gue bukan kacung lo dan hubungan gue dan lo udah lama kelar jadi jangan mimpi" Tegas Leonardo

"Kita emang udah kelar tapi lo tetap bisa miliki gue Leon asalkan lo mau bantuin gue dapatin Barra"

"Cih nggak Sudi, gue cuma kasih peringatan buat lo jangan sia-siain hidup lo yang udah hancur itu" ucap Leonardo setelahnya dia pergi dari mobil Sandra.

Leonardo dan Sandra dulunya adalah pasangan kekasih tapi Leonardo di khianati oleh Sandra karena Leonardo tidak mau memberikan kepuasan terhadap Sandra jadi Sandra memilih pria lain yang bisa memberikannya kepuasan.

Benar sekali Sandra penganut sex bebas dia sudah terbiasa berhubungan intim dengan lawan jenisnya dan ia sangat terobsesi dengan Barra saat melihat Barra pindah ke Dirgantara High school saat kelas X.

Obsesi Sandra sudah memuncak ia pernah merayu Leonardo untuk mendapatkan Barra tapi tetap sama Leonardo seakan enggak membantunya bahkan merasa jijik dengannya.

Hubungan mereka dahulu hanya Leonardo dan Sandra yang mengetahuinya selain itu tidak ada orang lain yang tahu jika mereka sempat menjadi pasangan kekasih.

...****************...

...****************...

...****************...