NovelToon NovelToon
Introvert Efek

Introvert Efek

Status: sedang berlangsung
Genre:Sistem / Selingkuh / Dokter Genius / Mengubah Takdir / Kebangkitan pecundang
Popularitas:3.3k
Nilai: 5
Nama Author: Deri saepul

Akmal seorang dokter gigi yang introvert seketika hidupnya berubah saat mengetahui kalau dirinya dimanfaatkan
Dia berusaha sekuat tenaga untuk mengembalikan kehormatan yang sudah diinjak-injak.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Deri saepul, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Alergi Dermatitis kontak

Setelah mendudukkan pasiennya, Akmal pun dengan segera duduk di kursi kerja untuk melanjutkan tindakan penanganan pasien yang baru saja melakukan pencabutan gigi di kliniknya.

"Apa saya sudah boleh pulang Pak dokter?" tanya Shakila dengan wajah cemas, sesekali dia memegangi pipi merasa rasa bekas gigi yang dicabut.

"Boleh Ibu Shakila, boleh sudah pulang. tapi sebelum pulang Ibu harus membeli obat terlebih dahulu supaya bekas cabutan gigi tidak akan menimbulkan sakit." jawab Akmal seperti tidak rela kalau pasiennya ingin segera berlalu dari tatapan matanya.

"Oh mana dokter resepnya?" Pinta wanita seperti tidak ingin membuang waktu.

"Sebentar saya tuliskan dulu resepnya." jawab Akmal sambil mengambil kertas dan bolpen untuk menuliskan obat apa saja yang harus minum oleh Shakila.

"Apakah Bu Sakila memiliki alergi?" tanya Akmal di sela-sela tulisan.

"Dermatitis kontak dan natrium sulfat."

"Pantas saja Ibu tidak terlalu glamor dalam memakai hiasan Ternyata Ibu memiliki alergi."

"Suami saya tidak memperbolehkan memakai perhiasan, dia merasa takut kalau saya dilirik oleh pria lain, seperti kejadian malam kemarin." jawab Shakila dengan wajah sedih di mana dia tidak bisa seperti wanita pada umumnya.

"Berarti tidak boleh terkena sabun cuci piring atau pewangi lainnya."

"Yah, kalau saya mencuci piring biasanya menggunakan sarung tangan."

Akmal pun terus menuliskan obat-obat yang harus diminum oleh Shakila dengan berbagai pertimbangan kondisi tubuh pasiennya. setelah selesai dia pun memberikan kertas resep untuk diserahkan atau dibeli di apoteker.

"Minum dua kali sehari setelah makan sampai ibu benar-benar tidak merasakan sakit lagi di bagian gigi yang sudah dicabut."

"Baik dokter, Terima kasih." jawab Shakila sambil memperhatikan tulisan Akmal Sanjaya yang berada di kertas resep kemudian memasukkannya ke dalam tas.

"Besok kembali lagi untuk pemeriksaan lanjutan, takut ada infeksi atau gejala-gejala lain setelah pencabutan gigi."

"Baik dokter kalau begitu saya pamit pulang terlebih dahulu, Sekali lagi saya ucapkan terima kasih atas bantuannya." jawab Shakila yang terlihat merapikan pakaiannya, kemudian dia pun bangkit dari tempat duduk untuk segera pulang ke rumah.

"Hati-hati, jangan terlalu cepat untuk bangun dari tempat duduk, karena pengaruh anestesi mungkin masih berada di dalam tubuh Bu Sakila." ingat Akmal Sanjaya dengan penuh perhatian.

Shakila menuruti perkataan sang dokter dengan perlahan dia pun bangkit dari tempat duduknya, setelah dirasa tubuhnya baik-baik saja Shakila pun manggut memberi hormat.

"Apakah saya perlu mengantar Ibu?" tawar Akmal Sanjaya yang dengan segera membuang wajah, karena dia merasa bahwa apa yang ditawarkan itu adalah kesalahan terbesar yang ia lakukan.

Mendapat tawaran seperti itu Shakila mengurutkan dahi seolah tidak menyangka bahwa dokter yang menangani giginya menawarkan hal yang tidak sewajarnya, karena Akmal Sanjaya sudah tahu bahwa dirinya sudah memiliki suami. alangkah akan menjadi perdebatan ketika suaminya tahu kalau dirinya pulang diantarkan oleh pria lain

"Mohon maaf maksud saya demi menjaga keselamatan pasien sampai di rumah, saya bermaksud untuk menolong ibu. takut di jalan terjadi apa-apa karena ini adalah salah satu pelayanan yang diberikan dari klinik kami yang sepenuh hati melayani sang pasien."

Wajah Shakila yang semula kaku terlihat bercahaya kembali, mungkin prasangka buruknya mulai sirna dengan perkataan yang kedua. "Mohon maaf Pak dokter, bukan saya kurang sopan menolak tawaran yang sangat baik dari bapak. namun teman saya sudah menghubungi bahwa dia sudah menunggu di depan, sekali lagi terima kasih." jawab Shakila yang tak lepas dengan senyumnya, membuat Akmal semakin merasa takut kalau kehilangan senyum itu.

Suasan Senja menyelinap perlahan melalui jendela klinik, memberikan nuansa hangat dan tenang di ruangan tersebut. Cahaya kuning keemasan dari matahari terbenam menyapu sepanjang lorong dan menari-nari di sepanjang ruang tunggu. Dinding klinik yang bersih terpantul lembut oleh cahaya senja, menciptakan sentuhan keindahan alam yang menenangkan. Peralatan medis yang berbaris rapi di rak-rak dan meja-meja terlihat tenang dalam cahaya redup senja. Seorang perawat terlihat Tengah disibukan menyusun dokumen pasien dengan teliti di meja resepsionis, menunjukkan kesan kalau klinik yang dimiliki oleh Akmal menjunjung tinggi tentang ketertiban dan profesionalisme.

Pasien yang menunggu duduk dengan tenang, merenung atau membaca majalah yang tersedia. Suara lembut dari musik hembusan pendingin mengisi ruangan, memberikan sentuhan harmoni dan memecah keheningan dengan lembut. Di dalam ruang pemeriksaan, sinar senja yang menyelinap melalui tirai tipis memperlihatkan suasana yang lembut dan ramah. Waktu itu masih ada Dokter dan perawat, dengan pakaian medis yang rapi, sedang menyelesaikan beberapa tugas terakhir sebelum hari berakhir.

Sementara itu, di luar jendela, langit senja memberikan pemandangan yang begitu indah dengan perpaduan warna oranye dan merah yang melibatkan langit. Pepohonan di halaman klinik mungkin menari-nari di bawah embusan angin senja yang sepoi-sepoi. Meskipun suasana senja membawa akhir hari yang tenang, tetapi di klinik milik Akmal Sanjaya pelayanan dan perawatan kesehatan tetap berlangsung dengan penuh perhatian personalisme. menciptakan kesan damai dan nyaman, memberikan rasa kehangatan di tengah rutinitas medis yang serius.

Akmal Sanjaya yang kala itu masih berada di ruang kerjanya, Dia terlihat merenung membayangkan kembali Detik demi detik waktu yang sudah berlalu ketika dia dengan leluasa memegang wajah Shakila wanita yang selalu ia dambakan hadir dalam kehidupannya, tujuan hidupnya sekarang. Akmal seperti orang gila yang melupakan bahwa Wanita itu sudah memiliki suami, seperti tidak akan ada yang menghalangi niatnya agar bisa hidup bersama.

Waktu yang sudah mulai meredup, Akmal masih termenung hingga akhirnya dia pun keluar menuju meja resepsionis untuk meminta data pasien yang bernama Shakila. setelah mendapatkan apa yang diinginkan Akmal pun kembali ke ruangan kemudian memperhatikan setiap detail formulir yang sudah terisi data diri Shakila.

"Kalau aku tidak bisa mendapatkanmu. mungkin aku tidak akan enak untuk makan, tidak akan nyenyak untuk tidur Dan mungkin juga aku tidak bisa melanjutkan kehidupan tanpa keindahan wajahmu, tanpa mencium aroma tubuhmu. Shakila, Shakila......! memang kamu adalah wanita pujaan setiap pria yang memiliki daya tarik begitu luar biasa." gumam Akmal sambil mencium formulir pendaftaran berharap masih ada wangi Shakila yang tersimpan di kertas itu.

"Bisakah aku memilikinya, Apakah aku salah mencintai orang yang sudah dimiliki oleh orang lain. tapi melihat Dari gelagatnya dia tidak terlalu bahagia menikah dengan suaminya, Apakah aku masih dikatakan pria yang merebut istri orang lain ketika istri itu diselamatkan dari kesedihan. dari raut wajahnya Sepertinya dia sangat sedih ketika membahas keluarga berbeda dengan pembahasan-pembahasan yang lainnya." lanjut Akmal yang mulai menerka-nerka kehidupan seorang wanita yang baru saja melakukan pencabutan gigi klinik miliknya.

Akmal terus terlarut dalam lamunan Lamunan keindahan bersama Shakila, membayangkan kembali mimpi-mimpi indah yang pernah ia alami. mungkin begitulah seorang introvert ketika menikmati kebahagiaan dalam kesendirian, suasana ruangan yang sangat sepi karena pasien dokter gigi sudah tidak datang lagi semenjak dari sejak tadi petang, membuat Akmal begitu leluasa menghayalkan hal-hal yang indah tanpa ada yang mengganggu.

"Shakila, Sekarang kamu sedang apa Cantik, Apa kamu sudah makan, apa gigimu masih terasa sakit? aku benar-benar takut tidak bisa melihat senyum indahmu kembali. Aku harap kamu bisa merasakan apa yang sedang aku rasakan sekarang." ujar Akmal Sanjaya yang masih memegangi kertas formulir pendaftaran milik Shakila.

Matanya terus memindai kertas itu seolah tidak bosan, Padahal dia sudah membacanya berulang kali. Lama berkutat dengan lamunan hingga satu ide pun terlintas di benaknya untuk mengobati rasa kangen terhadap gadis pujaannya, Akmal pun memutuskan untuk memantau Shakila lebih dekat supaya dia lebih menikmati khayalannya.

1
xoxo_lloovvee
mc-nya freak, kek mana ga ada yg ngedekatin

1 like for you
jangan lupa mampir ya ke novelku ya 🤗
Raksha
saya juga pernah digituin thor
Raksha
Alusss, lanjutin Ampe sratusss
Raksha
Detail banget🙏, kamu dokter gigi kah thorr?
Raksha
Anjayyyy akhirnyoo
Raksha
tapi Thor, bukannya Akmal ganteng dan gagah?
Raksha
Thorrr saling mendukung yukk
Raksha
gwe suka penggambaran suasana lu
Raksha
Author, bisa gak mcnya jangan... 'gitu' ngerti ga?
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!